Timah
Timah
NIM : 11180960000001
KIMIA 2A
Timah (Sn)
Tidak hanya pada suhu tinggi, timah juga dapat bereaksi lambat dengan asam encer
seperti asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Selain itu, timah mudah larut
dalam asam pekat dan dalam larutan alkali panas. Timah juga bereaksi dengan unsur-
unsur halogen membentuk senyawa seperti timah klorida dan tima bromida.
Hazards Identification
EMERGENCY OVERVIEW
Appearance: silver white. Caution! May cause respiratory and digestive tract irritation.
May cause mechanical eye and skin irritation. Inhalation of fumes may cause metal-
fume fever. This is expected to be a low hazard for usual industrial handling. May cause
central nervous system effects. Target Organs: Central nervous system.
Potential Health Effects Eye: May cause eye irritation. Skin: May cause skin irritation.
Prolonged and/or repeated contact may cause irritation and/or dermatitis. Low hazard
for usual industrial handling. Ingestion: May cause gastrointestinal irritation with
nausea, vomiting and diarrhea. Low hazard for usual industrial handling. Ingested
inorganic tin exhibits only moderate toxicity
due to poor absorption and rapid tissue turnover. Ingestion of large amounts may cause
gastrointestinal irritation, nausea, cramps, vomiting and diarrhea. May interfere with
various enzyme systems. Inorganic tin salts may cause systemic effects on the central
nervous system, heart and liver. Inhalation: Dust is irritating to the respiratory tract.
Inhalation of fumes may cause metal fume fever, which is characterized by flu-like
symptoms with metallic taste, fever, chills, cough, weakness, chest pain, muscle pain
and increased white blood cell count. When inhaled as a dust or fume, may cause benign
pneumoconiosis. Chronic: Prolonged or repeated skin contact may cause dermatitis.
Chronic exposure to tin oxide dusts and fumes may result in stannosis (benign
pneumoconiosis).
First Aid Measures
Eyes: Flush eyes with plenty of water for at least 15 minutes, occasionally lifting the
upper and lower eyelids. If irritation develops, get medical aid. Skin: Get medical aid
if irritation develops or persists. Wash clothing before reuse. Flush skin with plenty of
soap and water. Ingestion: Do NOT induce vomiting. If victim is conscious and alert,
give 2-4 cupfuls of milk or water. Get medical aid if irritation or symptoms occur.
Inhalation: Remove from exposure to fresh air immediately. If not breathing, give
artificial respiration. If breathing is difficult, give oxygen. Get medical aid if cough or
other symptoms appear. Notes to Physician: Treat symptomatically and supportively.
Fire Fighting Measures
General Information: As in any fire, wear a self-contained breathing apparatus in
pressure-demand, MSHA/NIOSH (approved or equivalent), and full protective gear.
During a fire, irritating and highly toxic gases may be generated by thermal
decomposition or combustion. Use extinguishing media appropriate to the surrounding
fire. Substance is noncombustible. Extinguishing Media: Substance is noncombustible;
use agent most appropriate to extinguish surrounding fire. If water is the only media
available, use in flooding amounts.
Accidental Release Measures
General Information: Use proper personal protective equipment as indicated in Section
8. Spills/Leaks: Clean up spills immediately, observing precautions in the Protective
Equipment section. Sweep up or absorb material, then place into a suitable clean, dry,
closed container for disposal. Avoid generating dusty conditions. Provide ventilation.
Handling and Storage
Handling: Wash thoroughly after handling. Remove contaminated clothing and wash
before reuse. Use with adequate ventilation. Minimize dust generation and
accumulation. Avoid contact with eyes, skin, and clothing. Avoid ingestion and
inhalation. Storage: Keep from contact with oxidizing materials. Store in a cool, dry,
well-ventilated area away from incompatible substances. Keep containers tightly
closed.
Penggunaan Timah
Bahan Membuat Solder
Di negara-negara maju seperti Amerika serikat dan Inggris timah banyak digunakan
sebagai baham memproduksi Solder. Solder adalah paduan timah dengan timbal yang
memiliki titik didih rendah. Biasanya solder digunakan untuk menggabungkan dua
logam. Sobat pasti akrab dengan kabel loga yang melekat pada perangkat listrik yang
biasanya direkatkan dengan menggunakan solder. Solder juga digunakan oleh tukang
pipa untu menyambungkan dua buah pipa yang terbuat dari logam.
Paduan Perunggu
Timah juga digunakan dalam pembuatan paduan perunggu. Perunggu adalah paduan
yang terbuat dari timah dan tembaga (cuprum). Perunggu banyak digunakan di
kehidupan kita, selain untuk bahan medali perunggu juga banyak digunakan dalam
industri pembuatan kawat, alat-alat listrik, alat pengukur air, dan juga industri
pembuatan katub perunggu.
Reaksi Identifikasi
Prosedur Identifikasi dan Pemisahan Kation Golongan II
Perlu diketahui bahwa sampel yang digunakan untuk identifikasi golongan II berasal
dari tahapan sebelumnya yaitu golongan I.
Pertama, siapkan larutan sampel yang berasal dari hasil pemisahan kation golongan
I.
Ini merupakan syarat yang wajib dipenuhi karena kation golongan I yaitu Ag+, Hg+,
dan Pb2+ mampu bereaksi dengan H2S sehingga ikut mengendap.
Kedua, pH diatur menjadi asam dengan penambahan HCl 0,6 M. Hal ini dilakukan
untuk mengubah sub-golongan arsen yang berbentuk anionik menjadi kationik.
Catatan: sub-golongan arsen (As3+, Sb3+, dan Sn4+) dapat bersifat sebagai amfoter
sehingga dapat bertindak sebagai kationik (contohnya As3+) maupun anionik
(contohnya AsO33-).
Ketiga, larutan yang sudah diasamkan lalu dialiri gas H2S selama 3 menit. Apabila tidak
ada gas H2S, bisa diganti dengan larutan H2S jenuh berlebih.
Proses ini dilakukan untuk memisahkan kation golongan II dari kation golongan III, IV,
dan V. Kation golongan II akan mengendap sebagai sulfidanya, sedangkan golongan III
sampai V tidak mengendap.
Keempat, larutan diencerkan dengan air hingga konsentrasi HCl menjadi 0,25 M
kemudian dialiri gas H2S kembali selama 3 menit.
Setelah tahap ini dilakukan, maka kation golongan II sudah berhasil dipisahkan dari
golongan yang lainnya dan mengendap:
Hg2+ mengendap sebagai HgS hitam
Pb2+ mengendap sebagai PbS hitam
Bi3+ mengendap sebagai Bi2S3 hitam
Cu2+ mengendap sebagai CuS hitam
Cd2+ mengendap sebagai CdS kuning
As3+ mengendap sebagai As2S3 kuning
Sb3+ mengendap sebagai Sb2S3 merah jingga
Sn4+ mengendap sebagai SnS2 kuning
Kelima, ditambahkan Ammonium Polisulfida (NH4)2S2 dan dipanaskan pada suhu 50-
600C. Tahap ini dilakukan untuk memisahkan antara sub-golongan tembaga dengan
sub-golongan arsen.
untuk identifikasi Sn4+, pada sampel yang larut ditambahkan logam alumunium atau
besi kemudian diikuti dengan penambahan HgCl2.Logam alumunium atau besi akan
mereduksi Sn4+ menjadi Sn2+. Sedangkan penambahan HgCl2 berfungsi sebagai
oksidator bagi kation Sn2+ yang terbentuk. Jika HgCl2 ditambahkan berlebih, maka
akan terbentuk endapan Hg2Cl2 yang berwarna putih. Namun apabila
HgCl2 ditambahkan sedikit, maka akan terbentuk endapan logam Hg yang berwarna
hitam.
Nama/Rumus
Manfaat/Kegunaannya
Kimia Senyawa
SnO2 Tin (IV) oksida digunakan untuk mendeteksi karbon monoksida
sensor keramik dan gas. Saat gas yang mudah terbakar
mengelilinginya,timah (iv) oksida bisa mengkonduksi sedikit listrik,
sensor mengukur listrik yang terkonduksi.
SnO Penggunaan yang menonjol dari stannit oksida ialah sebagai prekursor
dalam pembuatan senyawa-senyawa timah trivalen atau garam.
Stannit oksida juga dapat digunakan sebagai zat pereduksi dan dalam
pembuatan kaca merah delima. Stannit oksida memiliki sedikit
penggunaan sebagai katalis esterifikasi.
SnCl2 Larutan timah(II) klorida yang mengandung sedikit asam klorida
digunakan untuk pelapisan baja dengan timah, untuk membuat kaleng.
Potensial listrik diterapkan, dan logam timah terbentuk pada katode via
elektrolisis.
Timah(II) klorida digunakan sebagai mordan dalam pencelupan tekstil
karena memberi warna lebih cerah dengan beberapa pewarna misalnya
Cochineal. Mordan ini juga telah digunakan sendiri untuk menambah
berat sutra.
Senyawa ini digunakan sebagai katalis dalam produksi plastik asam
poliaktat (PLA).
Senyawa ni juga menemukan penggunaan sebagai katalis antara aseton
dan hidrogen peroksida untuk membentuk aseton peroksida berbentuk
tetramerik.
Timah(II) klorida juga digunakan secara luas sebagai agen pereduksi.
Hal ini terlihat dalam penggunaannya untuk cermin perak, di mana
logam perak terendapkan di kaca:
Sn2+ (aq) + 2 Ag+ → Sn4+ (aq) + 2 Ag (s)
Zn2SnO4 adalah penghambat api yang digunakan dalam plastik.
SnCl4 Kegunaan utama SnCl4 adalah sebagai precursor untuk senyawa-
senyawa organotin,yang digunakan sebagai katalis dan polymer
stabilizers.