Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kajian ekonomi secara mikro, pembahasan didasarkan pada
perilaku individu sebagai pelaku ekonomi yang berperan menentukan tingkat
harga dalam proses mekanisme pasar. Mekanisme pasar itu sendiri adalah
interaksi yang terjadi antara permintaan (demand) dari sisi konsumen dan
penawaran (supply) dari sisi produsen, sehingga harga yang diciptakan
merupakan perpaduan dari kekuatan masing-masing pihak tersebut.Oleh
karena itu, maka perilaku permintaan dan penawaran merupakan konsep
dasar dari kegiatan ekonomi yang lebih luas.
Pandangan ekonomi Islam terhadap permintaan, penawaran dan
mekanisme pasar ini relatif sama dengan ekonomi konvensional ,namun
terdapat batasan-batasan dari hukum Islam untuk berperilaku yang sesuai
dengan aturan syariah. Dalam ekonomi islam, norma dan moral islami yang
merupakan prinsip islam dalam ber-ekonomi, merupakan faktor yang
menentukan suatu individu maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan
ekonominya sehingga teori ekonomi yang terjadi menjadi berbeda dengan
teori pada ekonomi konvensional
Seringkali masyarakat susah untuk membedakan teori permintaan dan
penawaran dalam ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional, memang
secara umum teori dan hukum keduanya hamper sama, tetapi jika diperdalam
akan terlihat perbedaan antara ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional
dalam memaparkan teori permintaan dan penawaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengertian Teori permintaan dan penawaran dalam islam?
2. Bagaimana kurva permintaan dan penawaran dalam islam?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam
islam?
4. Bagaimana konsep permintaan dan penawaran dalam islam?
5. Bagaimana pengaruh permintaan dan penawaran dalam islam?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Permintaan Dan Penawaran
1. Pengertian Permintaan
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada
suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan
tertentu dalam periode tertentu1. Sedangkan pengertian penawaran adalah
sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu
tertentu.
Contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak
sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran.
Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan
sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari
tawar-menawar yang alot. Permintaan dapat dibagi menjadi dua macam:
a. Permintaan absolut (absolut demand). Permintaan absolut adalah
seluruh permintaan terhadap barang dan jasa baik yang bertenaga
beli/berkemampuan membeli, maupun yang tidak bertenaga beli.
b. Permintaan efektif (effective demand). Permintaan efektif adalah
permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai kemampuan
membeli. Adapun permintaan menurut ekonomi Islam, misalnya Ibnu
Taimiyah, permintaan adalah hasrat atau keinginan terhadap suatu
barang (raghbah fi al-syai)2.
2. Pengertian Penawaran
Penawaran (supply), dalam ilmu ekonomi adalah banyaknya
barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada
konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Jadi
Penawaran dapat didefinisikan yaitu banyaknya barang yang ditawarkan

1
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam (Yogyakarta: BPFE,2004),hlm.
113.
2
Adiwarman A Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,cet-3, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 364.

2
oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada
tingkat harga tertentu.
Hukum penawaran menerangkan apabila harga sesuatu barang
meningkat, kuantitas barang ditawar akan meningkat dan apabila harga
sesuatu barang menurun, kuantitas barang yang ditawar akan menurun
(Ceteris paribus yaitu berlaku dengan adanya persyaratan tertentu atau
berlaku bila keadaan lainnya tidak berubah) Hukum ini menunjukkan
wujud hubungan positif antara tingkat harga dan kuantitas barang yang
ditawar. Hal ini disebabkan karena harga yang tinggi memberi keuntungan
yang lebih kepada produsen, jadi produsen akan menawarkan lebih banyak
barang. Harga yang tinggi, menyebabkan produen berpendapat barang
tersebut sangat diminta oleh konsumen tetapi penawarannya kurang di
pasaran. Produsen akan menambahkan penawaran untuk memenuhi
permintaan.
Teori penawaran yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam
menawarkan barang yang akan dijual. Gerakan sepanjang dan pergeseran
kurva penawaran Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat berlaku
sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran

B. Kurva Permintaan Dan Penawaran Dalam Islam


Kurva permintaan diturunkan dari titik persinggungan antara kurva
indifference curve dengan garis anggaran. Katakanlah seorang konsumen
memiliki pendaptan I = 1 juta per bulan dan menghadapi pilihan untuk
mengkonsumsi barang X dan barang Y, yang keduanya adalah barang halal.
Misalnya harga barang X Px = Rp.100 ribu dan harga barang Y Py = Rp.200
ribu. Titik A, A’, A” menunjukan konsumsi seluruhnya dialokasikan pada
barang X dan titik B menunjukkan konsumsi seluruhnya dialokasikan pada
barang Y.3
Dengan data ini, dapat dibuat garis anggaran dengan menarik garis
lurus antara dua titik.

3
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, III(T Indonesia:Jakarta, 2002), hlm.105.

3
Kombin X= Y=I/P X at
Income Px Py
asi I/Px y tangency
A 1.000.000 100.000 200.000 10 0 3
B 1.000.000 100.000 200.000 0 5 3
Bila terjadi penurunan harga X sebesar Rp.50 ribu, maka kaki garis
anggaran pada sumbu X akan bertambah panjang. Titik perpotongan sumbu
Y tidak berubah, sedangkan titik perpotongan dengan sumbu X berubah.

X= X at
Kombinasi Income Px Py Y=I/Py
I/Px tangency
A’ 1.000.000 50.000 200.000 20 0 4
B 1.000.000 50.000 200.000 0 5 4
Bila harga X menjadi Px = Rp.25.000 maka kaki garis anggaran pada
sumbu X akan bertambah panjang. Titik perpotongan sumbu Y tidak berubah,
sedangkan titik perpotongan sumbu X berubah.

X= X at
Kombinasi Income Px Py Y=I/Py
I/Px tangency
A” 1.000.000 25.000 200.000 40 0 5
B 1.000.000 25.000 200.000 0 5 5
Dengan simulasi harga barang X, akan didapatkan kurva yang
menggambarkan antara harga dengan jumlah barang X yang diminta.

Harga X Jumlah X (X pada saat tangency/jumlah optimal X)


100.000 3
50.000 4
25.000 5
Semakin tinggi harga, semakin sedikit jumlah barang yang diminta.
Dengan demikian didapatkan kemiringan kurva permintaan yang negatif
untuk barang halal, sebagaimana lazimnya kurva permintaan yang dipelajari
dalam ekonomi konvensional.4

4
Ibid, hal.106

4
Hukum penawaran menunjukkan hubungan harga dengan jumlah
barang yang ditawarkan. Hukum penawaran berbunyi ”jika harga barang
turun, maka jumlah barang yang ditawarkan turun, dan sebaliknya, jika harga
barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan naik.” Sehingga hubungan
antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan adalah hubungan positif. Hal
tersebutlah menyebabkan mengapa bentuk kurva permintaan turun dari kiri
atas ke kanan bawah seperti gambar berikut ini.

Gambar 1 menjelaskan bahwa pada saat harga P1, jumlah barang yang
ditawarkan sebanyak Q1. Saat harga turun menjadi P2, maka jumlah barang
yang ditawarkan turun menjadi Q2. Gambar kurva penawaran di atas berupa
garis linear/lurus. Namun, masih terdapat beberapa bentuk kurva penawaran
yang lain seperti berikut ini.

5
Kurva penawaran non linear pada Gambar 2 di atas berupa garis
lengkung yang naik dari kiri bawah ke kanan atas. Pada saat harga P1, maka
jumlah barang yang ditawarkan Q1 dan pada saat harga turun menjadi P2,
maka jumlah yang ditawarkan menjadi Q2.
Seperti halnya dengan permintaan, penawaran dari segi subyek
dibedakan antara penawaran individual dan penawaran pasar. Penawaran
individual, Qs = - 100 + 2P dan jika terdapat 100 produsen/penjual di pasar,
maka penawaran pasarnya, Qs = -10.000 + 200P. Penawaran individu dan
pasar tersebut, dijelaskan melalui Tabel 1 dan Gambar 3 berikut ini:

Gambar 3 adalah kurva penawaran tempe di suatu pasar. Pada saat


harga 100, maka jumlah tempe yang tawarkan oleh seorang produsen sebesar

6
200 unit, sedangkan di pasar sebesar 10.000 unit yang ditawarkan oleh
seluruh produsen di suatu pasar. Selanjutnya, pasa saat harga naik menjadi
200, maka jumlah yang ditawarkan oleh seorang produsen adalah 200 unit
sedangkan di pasar menjadi 20.000 unit.
Hukum penawaran hanya berlaku pada keadaan cateris paribus.
Cateris paribus adalah keadaan di mana faktor yang mempengaruhi jumlah
penawaran hanyalah faktor harga sedangkan faktor yang mempengaruhi
jumlah permintaan yang lain dianggap given (tetap/tidak berubah). Selain
harga adalah given (tetap/tidak berubah).
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri
hubungan antara permintaan dan harga. Dari definisi ini dapat diketahui,
bahwa permintaan terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor, yaitu : (1)
harga barang yang diminta (2) tingkat pendapatan masyarakat (3) jumlah
penduduk (4) selera dan estimasi di masa yang akan datang dan (5) harga
barang lain atau subtitusi (6) intensitas kebutuhan (7) distribusi
pendapatan.
a. Harga barang yang diminta, naik atau turunnya harga barang/jasa akan
mempengaruhi banyaknya barang yang diminta
b. Tingkat pendapatan masyarakat, pendapatan masyarakat mencerminkan
daya beli masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat akan
mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.
c. Jumlah penduduk, semakin banyak penduduk, maka jumlah permintaan
akan meningkat.
d. Selera dan estimasi, perkembangan mode, pendidikan, lingkungan akan
mempengaruhi selera masyarakat, yang akan mempunyai pengaruh
terhadap jumlah permintaan.
e. Harga barang lain atau substitusi, adanya barang pengganti akan
berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Pada saat harga barang naik,

7
jika ada barang pengganti maka jumlah permintaan akan
dipengaruhinya.
f. Intensitas kebutuhan, mendesak atau tidaknya atau penting tidaknya
kebutuhan seseorang terhadap jasa, mempengaruhi jumlah permintaan.
Kebutuhan primer, lebih penting dibanding kebutuhan sekunder.
Kebutuhan sekunder lebih penting dibanding tersier, sehingga
pengaruhnya terhadap jumlah permintaan berbeda.
g. Distribusi pendapatan, makin merata pendapatan maka jumlah
permintaan semakin meningkat, sebaliknya pendapatan yang hanya
diterima/dinikmati oleh kelompok tertentu, maka secara keseluruhan
jumlah permintaan akan turun5.
Bila faktor tingkat pendapatan jumlah penduduk selera dan
estimasi barang serta harga barang subtitusi tetap . maka permintaan hanya
ditentukan oleh harga. Hal demikian, besarnya kecilnya perubahan
permintaan ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga. Jika ini
terjadi, maka berlaku perbandingan terbalik antara harga. Jika ini terjadi,
maka berlaku perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan dan
berbanding lurus dengan penawaran. Perbandingan terbalik antara harga
terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.
2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran
Faktor- faktor yang mempengaruhi penawaran adalah sebagai
berikut :
a. Harga barang, apabila harga barang yang ditawarkan mengalami
kenaikan, jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat.
Sebaliknya, jika harga barang yang ditawarkan turun, jumlah barang
yang ditawarkan penjual juga akan turun.
b. Harga barang pengganti, apabila harga barang pengganti meningkat,
penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan.

5
Sadono Sukirno. Mikroekonomi Teori Pengantar, Cet-3, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013), hal. 75.

8
c. Biaya produksi, berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses
produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, gaji pegawai,
penolong dan lain sebaginya.
d. Kemajuan teknologi, sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya
barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan
memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa.
e. Pajak, ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya harga.
f. Perkiraan harga pada masa depan, jika perusahaan memperkirakan
harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap
maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan.6
D. Konsep Permintaan Dan Penawaran Dalam Islam
1. Konsep Permintaan Dalam Islam
a. Perbedaan utama antara kedua teori tersebut tentunya adalah
mengenai sumber hukum dan adanya batasan syariah dalam
teori permintaan islami. Permintaan islam berprinsip pada
entitas utamanya yaitu islam sebagai pedoman hidup yang
langsung dibimbing oleh Allah SWT. Permintaan islam secara
jelas mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal dari
pengalaman berupa data-data yang kemudian mengkristal
menjadi teori-teori, tetapi juga berasal dari firman-firman
Tuhan (relevation), yang menggambarkan bahwa ekonomi
islam didominasi oleh variable keyakinan religi dalam
mekanisme sitemnya.
b. Konsep permintaan dalam islam menilai suatu komoditi tidak
semuanya bias untuk dikonsumsi maupun digunakan,
dibedakan anatara yang halal maupun yang haram. Allah terlah

6
Siti Nur Fatoni,Pengantar Ilmu Ekonomi, (Bandung : Pustaka Setia, 2014), hlm 46-47.

9
berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 87-88 : “Hai orang-
orang yang ebriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang
baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halala lagi baik
dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Oleh karenanya dalam teori permintaan islam membahas
permintaan barang halal, barang haram, dan hubungan antara
keduanya. Sedangkan dalam permintaan konvensional, semua
komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi atau digunakan.
c. Dalam motif permintaan islam menekankan pada tingkat
kebutuhan konsumen terhadap barang tersebut sedangkan motif
permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-niali
kepuasan (interest). Konvensional menilai bahwa egoisme
merupakan nilai yang konsisten dalam mempengaruhi seluruh
aktivitas manusia. Permintaan islam bertujuan mendapatkan
kesejahteraan atau kemenangan akhirat (falah) sebagai turunan
dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah
kematian yaitu kehidupan akhirat, sehingga anggaran yang ada
harus disisihkan sebagai bekal untuk kehidupan akhirat.
2. Konsep penawaran dalam perspektif ekonomi Islam
Membahas teori penawaran Islami, kita harus kembali kepada
sejarah penciptaan manusia.Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat
yang bersamaan.Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah
bagi keperluan manusia, larangan yang harus dipatuhi adalah “Janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi”.Larangan ini tersebar di
banyak tempat dalam Al-Qur'an dan betapa Allah sangat membenci
mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi.

10
Secara umum tidak banyak perbedaan antara teori permintaan
konvensional dengan Islami sejauh hal itu dikaitkan dengan variabel atau
faktor yang turut berpengaruh terhadap posisi penawaran. Bahkan bentuk
kurva secara umum pada hakekatnya sama. Satu aspek penting yang
memberikan suatu perbedaan dalam pespektif ini kemungkinan besar
berasal dari landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada premis
nilai-nilai Islam.
Yang pertama adalah bahwa Islam memandang manusia secara
umum, apakah sebagai konsumen atau produsen, sebagai suatu objek
yang terkait dengan nilai-nilai.Nilai-nilai yang paling pokok yang
didorong oleh Islam dalam kehidupan perekonomian adalah
kesederhanaan, tidak silau dengan gemerlapnya kenikmatan duniawi
(zuhud) dan ekonomis (iqtishad). Inilah nilai-nilai yang seharusnya
menjadi trend gaya hidup Islamic man. Yang kedua adalah norma-norma
Islam yang selalu menemani kehidupan manusia yaitu halal dan haram.
Produk-produk dan transaksi pertukaran barang dan jasa tunduk kepada
norma ini. Hal-hal yang diharamkan atas manusia itu pada hakekatnya
adalah barang-narang atau transaksi-transaksi yang berbahaya bagi diri
mereka dan kemaslahatannya.
Namun demikian, bahaya yang ditimbulkan itu tidak selalu dapat
diketahui dan dideteksi oleh kemampuan indrawi atau akal manusia
dalam jangka pendek. Sikap yang benar dalam menghadapi persoalan ini
adalah kepatuhan kepada diktum disertai pencarian hikmah di balik
itu.Dengan kedua batasan ini maka lingkup produksi dan pada gilirannya
adalah lingkup penawaran itu sendiri dalam ekonomi Islam menjadi lebih
sempit dari pada yang dimiliki oleh ekonomi konvensional. Dengan
demikian terdapat dua penyaringan(filtering) yang membuat wilayah
penawaran (domain) dalam ekonomi Islam menyempit yaitu filosofi
kehidupan Islam dan norma moral Islam.
Dalam perspektif ekonomi Islam, manusia diinjeksi dengan
norma moral Islam sehingga nafsu untuk memenuhi keinginannya tidak

11
selalu dipenuhi. Demikian juga cara untuk memenuhi keinginan tersebut
senantiasa dikaitkan dengan norma moral Islam yang sellau
menemaninya ke mana saja dan di mana saja. Karena itu, semua barang
dan jasa yang diproduksi dan ditawarkan ke pasar mencerminkan
kebutuhan riil dan sesuai dengan tujuan syariah itu sendiri (maqoshidu
syariah).Dalam perspektif ini tidak dimungkinkan produksi barang yang
tidak berguna secara syar’i.Kedua, rasionalitas.Asumsi kedua ini
merupakan turunan dari asumsi yang pertama.Jika ilmu ekonomi
konvensional melihat bahwa manusia adalah economic man yang selalu
didorong untuk melampiaskan keinginannya dengan cara apapun, maka
asumsi rasionalitas merupakan ruhnya yang mengilhami seluruh
usahanya dalam rangka memenuhi keinginannya tersebut. Selama
manusia menguras tenaga dan pikirannya untuk memenuhi keinginannya
dengan cara apapun, ia adalah makhluk rasional. Ketika produsen
berusaha memaksimalkan keuntunganan, dengan mengabaikan tanggung
jawab sosial, ia adalah makhluk rasional dan tidak perlu dikhawatirkan.
Begitu juga dengan konsumen yang ingin memaksimalkan nilai guna
(utility) ketika membeli suatu produk, maka ia berjalan pada jalur
rasionalitas dan hal itu secara ekonomi adalah baik.
E. Pengaruh Zakat Terhadap Penawaran Islam
Pengaruh zakat terhadap penawaran dapat dilihat dari dua sisi. Yang
pertama adalah melihat pengaruh kewajiban membayar zakat terhadap
perilaku penawaran. Dalam hal ini dicontohkan zakat perniagaan. Di sisi lain
adalah pengaruh zakat produktif, yakni alokasi zakat kegiatan produktif dari
mustahik terhadap kurva penawaran.
Zakat yang dikenakan pada hasil produksi adalah zakat perniagaan,
yang baru dikenakan apabila hasil produksi dijual dan hasil penjualan telah
memenuhi nisab (batas minimal harta yang menjadi objek zakat yaitu setara
96 gram emas) dan haul (batas minimal waktu harta tersebut dimiliki yaitu
satu tahun). Bila nisab dan haul telah terpenuhi, maka wajiblah dikeluarkan
zakatnya sebesar 2.5%.

12
Objek zakat perniagaan adalah barang yang diperjualbelikan. Dalam
ilmu ekonomi, ini berarti yang menjadi objek zakat perniagaan adalah
revenue minus cost. Ulama berbeda pendapat mengenai komponen biaya.
Sebagian berpendapat bahwa biaya tetap boleh diperhitungkan, sedang
sebagian lainnya berpendapat bahwa hanya biaya variabel saja yang boleh
diperhitungkan. Dalam ilmu ekonomi pendapat pertama berarti yang menjadi
objek zakat adalah economic rent, sedangkan pendapat kedua berarti yang
menjadi objek zakat adalah quasi rent atau producer surplus.
Pendapat mana pun yang digunakan atas objek zakat ini sama sekali
tidak memberikan pengaruh terhadap ATC, yang berarti pula tidak ada
pengaruh terhadap profit yang dihasilkan. Pengenaan zakat perniagaan juga
sama sekali tidak memberikan pengaruh terhadap MC, yang berarti pula tidak
memberikan pengaruh terhadap kurva penawaran. Upaya memaksimalkan
profit berarti pula memaksimalkan producer surplus, dan sekaligus berarti
memaksimalkan zakat yang harus dibayar. Jadi dengan adanya pengenaan
zakat perniagaan perilaku memaksimalkan profit berjalan sejalan dengan
perilaku memaksimalkan zakat.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu
pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu
dalam periode tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah
barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Hukum permintan :” Semakin tinggi harga, semakin sedikit jumlah
barang yang diminta”. Sedagkan hukum penawaran : ”jika harga barang
turun, maka jumlah barang yang ditawarkan turun, dan sebaliknya, jika harga
barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan naik.”

14
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,cet-3, Jakarta: PT.


RajaGrafindo Persada, 2012.

Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Indonesia:Jakarta, 2002.

Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: BPFE,2004.

Sadono Sukirno. Mikroekonomi Teori Pengantar, Cet-3, Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada, 2013.

Siti Nur Fatoni,Pengantar Ilmu Ekonomi, Bandung : Pustaka Setia, 2014.

15

Anda mungkin juga menyukai