Mengingat (C1) merupakan tingkatan paling rendah, yaitu memanggil kembali pengetahuan yang relevan dengan yang ditanyakan dari ingatan masa lalu yang telah dipelajari. Proses mengingat biasanya dikaitkan dengan pengetahuan yang lebih luas, sehingga tidak berdiri sendiri dengan mengingat hal yang spesifik. Mengingat mencakup dua proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berarti memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori masa lalu, kemudian membandingkan dengan informasi yang terjadi sekarang, digunakan untuk mengidentifikasi sesuatu. Memanggil kembali berarti memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori masa lalu ketika diberikan dorongan (dapat berupa pemberian pertanyaan) untuk melakukan sesuatu. Memahami (C2) diartikan sebagai menangkap makna dari pesan atau pelajaran yang diterima baik melalui percakapan, tulisan, gambar, dan grafik ketika terjadi proses pembelajaran, membaca buku, televisi, video, dan lain sebagainya. Pertanyaan mengenai pemahaman mengindikasikan siswa telah mampu menangkap makna dan pengertian dari apa yang mereka ingat melalui penyatuan dan penyusunan ingatan-ingatan yang dimilikinya, sehingga jawaban yang diberikan lebih mendalam dan bukan sekedar mengingat pengetahuan saja. Memahami mencakup proses menginterpretasikan, mencontohkan, menjelaskan, membandingkan, mengklasifikasikan, menyimpulkan, dan menduga. Menginterpretasikan memiliki makna bahwa siswa mampu mengkonversi informasi yang dimilikinya dari satu gambaran ke gambaran lainnya, seperti mengkonversikan gambar menjadi kata-kata atau sebaliknya, kata-kata ke angka atau sebaliknya. Mencontohkan memiliki makna siswa mampu memberikan contoh yang spesifik terhadap konsep, teori/prinsip yang telah mereka pelajari. Contohnya dalam bidang fisika yaitu siswa mampu memberikan contoh penerapan hukum newton dalam kehidupan sehari, seperti pada sepatu sepak bola. Mengklasifikasikan menunjukkan siswa mampu mengelompokkan sesuatu kedalam kategori tertentu sesuai dengan konsep dan prinsip yang telah mereka pelajari. Contohnya: mengelompokkan benda- benda kedalam kategori padat, cair, dan gas. Menyimpulkan menunjukkan siswa mampu membuat sebuah argumen atau pendapat dari berbagai informasi sehingga hal tersebut mampu memberikan pemahaman yang bersifat umum dan dapat digeneralisasikan. Membandingkan menunjukkan siswa mampu mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua hal atau lebih dari benda, ide, masalah/situasi. Menjelaskan, menunjukkan siswa mampu membangun argumen melalui pertimbangan sebab akibat dari suatu hal. Mengaplikasikan (C3) menunjukkan kemampuan dalam penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal, latihan, atau dalam memecahkan masalah berkaitan dengan konsep atau hal tertentu. Mengaplikasikan berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan konseptual. Dalam fisika mengaplikasi menunjukkan siswa mampu menggunakan konsep yang telah mereka pelajari, untuk menyelesaikan masalah yang biasanya berkaitan dengan persamaan. Mengaplikasikan mencakup dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan. Mengeksekusi adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, latihan, atau permasalahan yang telah mereka kenal. Misalnya, siswa mampu menyelesaikan permasalahan menggunakan 1-2 persamaan yang telah diketahui. Mengimplementasikan menyangkut kemampuan siswa menerapkan konsep untuk menyelesaikan masalah yang baru mereka temui atau berupa masalah yang tidak familiar. Contoh pada mata pelajaran fisika hal ini dapat berupa soal hitungan yang melibatkan lebih dari dua persamaan, sehingga kemampuan siswa yang diperlihatkan lebih komplek dibandingkan mengeksekusi. Menganalisis (C4) melibatkan kemampuan yang menunjukkan proses penguraian suatu konsep, materi, atau masalah kedalam bagian-bagian kecil yang lebih spesifik, kemudian mampu menemukan keterkaitan antara bagian-bagian tersebut menjadi struktur yang lain dan pemahaman yang lain. Menganalisis mencakup tiga proses kognitif, 1) membedakan (differentiating) yaitu menentukan informasi yang relevan dan penting dari sebuah konsep dan teori; 2) mengorganisasikan (organizing) yaitu mengidentifikasi bagian-bagian kecil dari masalah/situasi dan menemukan cara untuk menyusun bagian-bagian tersebut agar membentuk suatu hubungan yang sama dan sistematis, dan memberikan makna yang lebih baik melalui keterhubungan setiap bagian; 3) Mengatribusi (attributing) yaitu ketika siswa mampu menemukan bagian inti, tujuan, dan penyimpangan dibalik sebuah informasi atau permasalahan. Contoh dalam fisika yaitu siswa mampu membaca grafik dan membuat grafik dengan menguraikan setiap bagian yang ada, sehingga menjadi satu kesatuan makna/grafik yang utuh. Mengevaluasi (C5) diartikan sebagai kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria dan standar tertentu, baik berupa kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria dapat berbentuk kualitatif maupun kuantitatif. Mengevaluasi dapat berupa membandingkan atau memberi keputusan suatu hal lebih baik, lebih efektif, dan lebih efisien dibandingkan hal lainnya, serta mampu memberikan alasan terhadap penilaian yang diberikan berdasarkan konsep yang telah mereka pahami. Mengevaluasi mencakup dua proses kognitif yaitu: 1) men-chek merupakan pemberian penilaian berdasarkan kriteria internal dan 2) mengkritik yaitu pemberian penilaian berdasarkan kriteria eksternal (berasal dari luar). Meng-create (C6) merupakan kemampuan yang menunjukkan proses penggabungan berbagai komponen dan elemen informasi secara bersama-sama kedalam satu kesatuan yang seimbang dan bermanfaat. Meng-create menunjukkan kemampuan menciptakan produk/karya melalui penggabungan dan sintesis beberapa elemen/konsep yang sebelumnya tidak terlalu diketahui. Pada level meng-create terdapat unsur keterbaruan yang dilakukan siswa, bukan unsur menjiplak atau meniru. Keterbaruan dapat dilakukan dengan menambahkan kreativitas siswa dalam membuat sebuah produk, karya, atau rancangan. Meng-create terdiri dari tiga proses kognitif yaitu: 1) menggeneralisasikan (generating) yaitu merepresentasikan sebuah masalah, menemukan sebuah alternatif dan hipotesis yang melahirkan pemahaman yang divergen dengan melibatkan berbagai kemungkinan; 2) merencanakan (planning) yang melibatkan kemampuan siswa untuk menemukan dan mengembangkan sebuah solusi dari permasalahan yang akhirnya siswa mampu memecahkan masalah tersebut; 3) membuat (producing) melibatkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan rencana penyelesaian dari masalah yang diberikan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Dimensi kognitif fisika dalam penelitian ini mengacu pada keenam level dimensi proses kognitif yang dikemukakan oleh Bloom yaitu kemampuan siswa dalam: 1) mengingat konsep fisika yang telah dipelajari; 2) memahami konsep dan teori fisika, sehingga siswa mampu mengelompokkan dan memberikan kesimpulan tentang pemasalah yang diberikan; 3) mengaplikasikan konsep dan teori fisika, melalui aplikasi persamaan dan rumus untuk menemukan solusi dari masalah yang dikemukakan; 4) menganalis permasalahan yang diberikan sehingga mampu mengorganisasikannya kedalam sebuah bentuk yang terstruktur melalui atribusi berdasarkan konsep dan teori fisika yang mereka pelajari; 5) memberikan penilaian terhadap suatu pernyataan didasarkan pada kriteria eksternal dan internal sesuai dengan konsep dan teori fisika; dan 6) menciptakan/mendesain/merancang sesuatu sampai dapat menemukan sebuah penyelesaian dari permasalah yang dikemukakan berdasarkan konsep dan teori fisika yang mereka pelajari.