Anda di halaman 1dari 22

DRAFT SKRIPSI

Identitas Mahasiswa

Nama : Fajriana

NIM : 150232060

Fak/ Jur : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN


PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
SMA NEGERI 1 CAMPALAGIAN KAB. POLEWALI
MANDAR

A. Latar Belakang

Era otonomi daerah sudah lama bergulir. Secara ekonomis era baru ini

menjadikan daerah sebagai tambang emas bagi pembangunan di masa depan.

Tambang emas itu berupa ekonomi di sektor pertambangan, pertanian, perkebunan,

perikanan, perindustrian, dan pariwisata. Untaian emas tersebut bisa dinikmati, bila

sumber daya manusia (SDM) cukup mendukung ke arah itu.

Berbeda dengan sektor pendidikan. Pada sektor pengembangan SDM ini,

bukan emas yang diperoleh. Namun berupa manusia yang terdidik (educated man)

dengan berbagai variasi kualitas. Manusia yang terdidik tidak begitu mudah

dibentuk. Hal itu karena memerlukan waktu yang relatif lama, membutuhkan sarana

dan prasarana serta dukungan lain yang memadai, tidak seperti menanam kelapa

sawit yang dapat dikontrol dan dalam waktu tiga-empat tahun bisa dipetik buahnya.

1
Menurut Undang- undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 3 dikemukakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Sehubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan tersebut di atas, maka

di pundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat. Mengemban

tugas sebagai guru memang berat, tetapi lebih berat lagi mengemban tanggung

jawab, sebab tanggung jawab tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga

luar sekolah. Pembinaan yang harus guru berikan pun tidak hanya secara

kelompok (klasikal), tetapi juga secara individual. Hal ini mau tidak mau,

menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan

anak didiknya, tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga diluar sekolah.

Dengan demikian, sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu

faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap

adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber

daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada

faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam

dunia pendidikan.

1
Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 h. 7

2
Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut memiliki

multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang

efektif.

Profesi guru bukan sekedar wahana untuk menyalurakan hobi atau

sebagai pekerjaan sambilan, akan tetapi pekerjaan yang harus ditekuni untuk

mewujudkan keahlian profesional secara maksimal. Sebagai tenaga profesional,

guru memegang peranan dan tanggung jawab yang penting dalam pelaksanaan

program pengajaran di sekolah.

Dengan kondisi guru yang diposisikan sebagai sentral keterlaksanaan

proses pembelajaran di sekolah, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka,

guru akan senantiasa menjadi topik pembicaraan dan sorotan banyak pihak

berkaitan dengan kinerjanya.2

Uraian ini mencerminkan betapa pentingnya peran guru dalam

meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana yang ditekankan oleh Anderson

dalam La Ode Turin mengatakan bahwa faktor utama yang menjamin sekolah

lebih baik adalah apabila sekolah tersebut memiliki guru-guru yang baik, 3 Oleh

karena itu harapan untuk memiliki sekolah yang baik dalam arti berkualitas

tinggi maka hendaknya, mempunyai guru yang profesional dalam arti menguasai

bidang ilmu pengetahuan yang diajarkan, memiliki kemampuan menyampaikan

2
Suyanto dan Abbas. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. (cet, I; Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa, 2001 ), h. 136
3
Drs. La Ode Turin, M.Pd. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengalaman Penataran dan Motivasi
Kerja dengan Performansi Mengajar Guru-guru SMU Negeri 3 Kendari Sulawesi Tenggara. htt://202.
158.18.43/jp/12 turi. Htm, h. 1

3
atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya (transfer of knowledge ) kepada murid-

murid secara efektif dan efisien.

Selanjutnya Amijaya dalam La Ode Turin menyatakan bahwa kualitas guru

yang dibutuhkan dalam era pembangunan ialah mereka yang mampu dan siap

berperan secara profesional dalam dua lingkungan besar yaitu sekolah dan

masyarakat.4

Oleh karena tugas dan tanggung jawab guru sangat berat, maka seorang

guru harus melakukan introspeksi dalam upaya membangun dirinya sendiri,

guna meningkatkan kinerjanya sehingga andilnya pada pencerdasan generasi

masa depan akan semakin besar dan diakui demi pencapaian tujuan pendidikan.

Akan tetapi, permasalahan pada dunia pendidikan dewasa ini, khususnya

Pendidikan Agama Islam di sekolah, terletak pada kinerja guru Pendidikan

Agama Islam dalam arti kemampuan kerja dan hasil kerja yang ditampilkan

oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan pendidikan agama di

sekolahnya, dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan

Begitu juga masalah rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

di sekolah atau di madrasah, sehigga siswa yang berprestasi rendah akan

kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran di tingkat pembelajaran

selanjutnya, karena materi pelajaran di tingkat pendidikan yang lebih tinggi

merupakan kelanjutan dari meteri pelajaran di tingkat pendidikan sebelumnya.

4
Ibid, h. 1

4
Dengan demikian, seorang guru harus berusaha untuk meningkatkan

prestasi belajar anak didiknya, karena berdasarkan data nilai hasil belajar siswa,

dapat disimpulkan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Dan keberhasilan

guru dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, Dadi Permadi yang dikutip

oleh Tulus Tu’u mengatakan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh

kemampuan guru.5

Oleh karena itu, seorang guru dituntut kemampuan dan prestasi kerjanya

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.

Sebagaimana halnya para guru di SMA Negeri I Campalagian khususnya guru

Pendidikan Agama Islam yang hanya dua orang. Akan tetapi, apakah dengan

kinerja yang dimiliki guru pendidikan agama Islam di SMA Negeri I

Campalagian mempengaruhi prestasi belajar yang d capai oleh siswanya ?

Oleh karena itu, masalah tersebut di atas, penulis memandang perlu

untuk diteliti. Dalam hal ini penelitian dilakukan di SMA Negeri I

Campalagian Kabupaten Polewali Mandar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka

masalah tersebut dirinci dan dibatasi sebagai berikut:

a) Bagaimana kinerja guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri I

Campalagian Kabupaten Polewali Mandar ?

5
Tu’u Tulus. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Cet. I; Jakarta: PT. Grasindo,
2004) hal. 9 .

5
b) Bagaimana prestasi belajar siswa di SMA Negeri I Campalagian

Kabupaten Polewali Mandar ?

c) Apakah ada pengaruh kinerja guru pendidikan Agama Islam terhadap

prestasi belajar siswa di SMA Negeri I Campalagian Kabupaten Polewali

Mandar ?

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka, pada rumusan masalah no. 3 maka penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut :

“Ada pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa di SMA

Negeri I Campalagian Kab. Polewali Mandar

D. Pengertian Judul

Sebelum membahas lebih lanjut, terlebih dahulu peneliti mengemukakan

pengertian judul skripsi ini agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami

pembahasan isi skripsi :

1. Kinerja Guru

Kinerja guru yang peneliti maksud adalah prestasi yang di tampilkan

oleh seorang guru terhadap keterampilan dan nilai-nilai dasar yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang meliputi kompetensi

pengelolaan pembelajaran, kompetensi pengembangan potensi, dan kompetensi

penguasaan akademik.

6
2. Prestasi belajar

Adalah nilai komulatif dari hasil ulangan harian, tes formatif dan

sumatif, yang terdapat dalam raport setiap siswa. Data tersebut diperoleh

melalui dokumentasi.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

Dalam pembahasan skripsi ini tujuan yang ingin dicapai:

1. Untuk mengetahui kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri I

Campalagian Kab. Polewali Mandar

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa SMA Negeri I Campalagian

Kab. Polewali Mandar

3. Untuk mengetahui pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa

SMA Negeri I Campalagian Kab. Polewali Mandar.

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru Pendidikan

Agama Islamuntuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam proses belajar

mengajar bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

2. Dapat menjadi masukan bagi guru –guru khusunya guru Pedidikan

Agama Islam dan siswa di SMA Negeri I Campalagian Kab. Polewali

Mandar.

3. Hasil penelitian ini dapat menjadi komparatif atas hasil penelitian lain

yang sejenis sehingga memperoleh wawasan yang lebih luas

7
F. Garis-Garis Besar Isi Skripsi

Pada uraian ini, penulis memaparkan tentang garis-garis besar skripsi ini

walaupun hanya bersifat umum, sebagaimana layaknya dengan karya ilmiah

lainnya. Skripsi ini pun terbagi kedalam lima bab, yang masing-masing bab

menguraikan beberapa hal yang saling berkaitan dengan bab lainnya.

Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan sehingga pembahasannya lebih

menekankan pada latar belakang, lalu merumuskan beberapa masalah yang

muncul dari latar belakang permasalahan, kemudian pengertian judul dan

diikuti dengan pembahasan tujuan dan kegunaan penelitian.

Bab kedua, adalah bab yang menyajikan berbagai teori - teori yang

berkaitan dengan judul skripsi, di dalamnya dikemukakan pengertian kinerja,

kompetensi guru, peranan guru dalam pembelajaran. Pada bab ini juga di

kemukakan tentang pengertian prestasi belajar, faktor-faktor belajar siswa.

Bab Ketiga, adalah bab yang mengemukakan tentang teknik penulisan

dilakukan berdasarkan metode penelitian seperti Populasi dan Sampel. Alat

yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan peneliti

menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, angket

dan dokumentasi berdsarkan prosedur pengumpulan data. Kemudian data yang

berhasil dikumpulkan dianalisis secara statistik deskriptif

Bab keempat, merupakan pembahasan mengenai hasil-hasil penelitian di

lapangan. Secara singkat bab ini terdiri dari penjelasan mengenai keadaan

8
objektif lokasi penelitian yang penulis istilahkan gambaran umum SMA Negeri

1 Campalagian Kab. Polewali Mandar.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan

dan inplikasi penelitian.

F. Tinjauan Pustaka

1. Kinerja Guru

a) Pengertian Kinerja

Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang konsep dasar kinerja,

baik secara etimologi maupun terminologi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

kinerja diartikan : (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3)

kemampuan kerja.6

Menurut Acmad S. Ruky kinerja adalah pengalihbahasaan dari kata Inggris

“Performance” yang berarti prestasi, pertunjukan, dan pelaksanaan tugas. 7 Sejalan

dengan pengertian tersebut, Haryono dalam Alice mengemukakan kinerja adalah

prestasi kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.8

Prawinsentono menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan

6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ed. II; Jakarta:
Balai pustaka, 1995), h. 503
7
Achmad S. Ruky. Sistem Manajemen Kinerja (Cet. II; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2002), h. 14
8
Alice Tjandralila Raharja. Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan Motivasi
Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK Penabur Jakarta.
http://www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/03/001-021.pdf. Diakses dari Internet bulan April tahun 2005

9
organisasi bersangkutan sesuai dengan moral dan etika. Pencapaian tujuan organisasi

didorong oleh empat komponen pokok kinerja, yaitu : (1) adanya kemampuan, (2)

adanya penerimaan tujuan-tujuan organisasi, (3) adanya tingkatan tujuan yang akan

dicapai, dan (4) adanya interaksi antara tujuan dan kemampuan para anggota

organisasi.9

Definisi lain yang dikemukakan oleh Hicman dalam Idris yang menjelaskan

bahwa kinerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dari orang-orang

yang ada dalam organisasi tersebut.10

Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas, dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja atau performance merupakan hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan

organisasi yang bersangkutan.

b) Kompetensi Guru

1) Pengertian

Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna sebagaimana yang

dikemukakan berikut :

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan

(kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu.11

9
Sunar Aprijatno. Analisis Kinerja Pelayanan Fiscus pada Kantor Pelayanan Pajak Makassar
Selatan dan Makassar Utara (Tesis. Makassar: Program Pascasarjana UMI, 2004), h. 7
10
Muhammad Idris. Pengaruh Pengawasan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Sikap Keguruan
terhadap Kinerja Guru SLTP Negeri di Kabupaten Barru (Tesis Program Pascasarjana Universitas
Negeri Makassar, 2001), h. 39
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaa, op. cit., h. 516

10
Farida Mulud berpendapat bahwa kompetensi ialah sebagai pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan

bertindak.12

Pendapat lain mengatakan kompetensi merupakan perilaku yang rasional

untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.13

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.14

Dari beberapa pengertian tentang kompetensi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam

melaksanakan profesi keguruannya.

2) Kompetensi Guru

Di dalam melaksanakan tugas pengajaran, guru harus menguasai ilmu yang

diajarkan, menguasai berbagai metode pengajaran, dan mengenal anak didiknya baik

secara lahiriah atau batiniah (memahami setiap anak). Dalam pengenalan anak, guru

dituntut untuk mengetahui latar belakang kehidupan anak, lingkungan anak, dan

tentunya mengetahui kelemahan-kelemahan anak secara psikologis. Untuk itu, guru

harus dapat menjadi seoranag "dokter" yang dapat melakukan "diagnosa" untuk

menemukan kelemahan-kelemahan si anak sebelum mengajarkan ilmu yang telah

dikuasainya. Setelah itu, baru dia akan memilih metode atau mengulangi sesuatu

12
Farida Mulud. Standar Kompetensi Guru (LPMP; Sulawesi Selatan: Depdiknas Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2001), h. 3
13
Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional (Ed. II, Cet. XVI; Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2004), h. 14
14
Ibid., h. 14

11
topik sebagai dasar untuk memudahkan pemahaman si anak terhadap ilmu yang akan

diajarkan.

Dengan demikian, seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus mampu;

(1) berkomunikasi dengan baik terhadap siapa audiensnya, (2) melakukan kajian

sederhana khususnya dalam pengenalan anak, (3) menulis hasil kajiannya, (4)

menyiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan persiapan mengajarnya

termasuk siap tampil menarik dan bertingkah laku sebagai guru, menguasai ilmunya

dan siap menjawab setiap pertanyaan dari anak didiknya, (5) menyajikan/meramu

materi pelajaran secara konkrit (metode pengajaran), (6) menyusun dan

melaksanakan materi penilaian secara objektif dan mengoreksinya setiap harinya,

dan lain sebagainya.15 Untuk itu, dituntut kreatifitas guru, keprofesionalan guru,

memegang etika guru dan tentunya dedikasi yang tinggi untuk melaksanakan tugas

keguruannya. Jika hal ini dilakukan oleh masing-masing guru maka benarlah bahwa

pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional yang tak mungkin dapat dilakukan oleh

orang lain.

2. Prestasi Belajar Siswa

a. Pengertian Prestasi Belajar Siswa

Banyak pengertian yang telah diberikan oleh para ahli tentang istilah

prestasi dengan pandangan yang berbeda-beda, tetapi secara prinsip tampak

kesamaannya bahwa prestasi adalah merupakan hasil yang dicapai oleh

seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.


15
Tony Simbolon. Reformasi Pendidikan dalam Persfektif Sekolah.
(http://www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/Pppg_Tertulis/08_2001/Reformasi_pendidikan.htm)
diakses dari internet bulan Desember tahun 2004

12
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan :

Prestasi berarti hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya). Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru.16

Sedangkan Noehi Nasution mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

semua upaya yang diusahakan oleh guru bersama anak didik. Hasil belajar

meliputi kemampuan intelektual (kemampuan berpikir ), kemampuan dalam

keterampilan dan kualitas kepribadian yang sasaran pengukurannya adalah hati

nurani seseorang / anak didik.17

Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan

berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan

filsafatnya. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada

kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan Antara lain bahwa

“suatu proses belajar mengajar tentang bahan pengajaran dinyatakan berhasil

apabila tujuan instruksional khususnya dapat tercapai.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus, guru

perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada

siswa. Penilaian ini untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai tujuan

instruksional khusus yang ingin dicapai. Tujuan penilaian ini adalah untuk

memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses

belajar mengajar dan melaksanankan program remedial bagi siswa yang belum

16
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, op. cit., h. 787
17
Noehi Nasution. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam , (Cet. I; Jakarta:
Ditjen Binbaga Islam dan UT, 1995), h. 3

13
berhasil.18 Karena itulah suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan

pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instriuksional

dari bahan tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa prestasi belajar siswa adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah

melaksanakan proses belajar mengajar yang biasanya ditunjukkan dengan angka

nilai yang diberikan oleh guru setelah mengadakan tes sebagai alat pengukur

keberhasilan, yang meliputi aspek kognitif, aspek psikomotor dan aspek afektif.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah

sebagai berikut :

1) Faktor internal; menyangkut seluruh aspek pribadi siswa, baik yang

menyangkut fisik/jasmani maupun yang menyangkut mental psikisnya.

2) Faktor eksternal; faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yaitu

faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.19

G. Metode Penelitian

1. Populasi dan sampel

18
Syaiful Bahri Djamarah dan Asawan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. I; Jakarta : PT.
Rineke Cipta ,1996 ), h. 119
19
Muhibbin Syah, op. cit., h. 137

14
a) Populasi adalah seluruh subjek yang menjadi

perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. 20

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri I

campalagian sebanyak 440 orang yang terdiri dari kelas I,II karena kelas III

sudah ujian akhir. kemudian ditambah guru pendidikan Agama Islam

sebanyak 2 orang dan kepala sekolah 1 orang jadi populasi dalam penelitian

ini sebanyak 443 orang

b) Sampel adalah sebagian anggota populasi yang

diambil dengan menggunakan teknik tertentu21.

1) Mengingat jumlah guru pendidikan Agama Islam di SMA Negeri I

Campalagian Kab. Polewali Mandar hanya 2 orang maka digunakan

sampel jenuh, yakni semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian

ini.

2) Adapun sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified

sampling, dengan cara menarik dari jumlah populasi sebanyak 10%.

Suharsimi Arikunto mengemukakan Apabila subyek penelitian lebih dari

100 0rang maka dapat diambil sampel yakni antara 10 – 15 %, atau 20 –

25 % atau lebih, tergantung kemampuan peneliti.22

Jadi jumlah sampel siswa adalah sebagai berikut :

20
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Cet. 10, Bandung: CV. Alfabet, 2003 )
h.90
21
ibid h. 91
22
Arikunto Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek ( Cet, 11; Jakarta :
PT. Rineka Cipta , 1998.) h.120

15
Kelas I seluruhnya berjumlah 240 siswa x 10% = 24

Kelas II seluruhnya berjumlah 200 siswa x 10% = 20

Jadi jumlah sampel siswa dalam penelitian ini adalah 44

2. Instrumen penelitian

Dalam upaya mengakuratkan data, penulis menggunakan instrumen

penelitian, keberadaan instrumen dalam sebuah penelitian menjadi salah satu

unsur penting karena berfungsi sebagai alat bantu atau sarana untuk

mengumpulkan data yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Dalam hal ini, penulis menggunakan instrumen penelitian yaitu :

a) Pedoman wawancara, adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan. Pada pedoman wawancara ini data yang akan dikumpulkan ialah data

tentang kinerja guru Pendidikan Agama Islam.

b) Angket adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada

responden baik secara langsung atau tidak langsung. Melalui angket peneliti

mengumpulkan data tentang kinerja guru Pendidikan Agama Islam.

c) Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen . Yakni data prestasi belajar siswa yang diperoleh dari raport nilai

ahkir siswa SMA Negeri I Campalagian Kab. Polewali Mandar

d) Pedoman observasi, adalah alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik gejala-gejala yang

16
diselidiki indikator yang diukur adalah kompetensi pengelolaan pembelajaran,

kompetensi pengembangan potensi, kompetensi penguasaan akademik.

3. Prosedur pengumpulan data

Dalam rangka pengumpulan data ada tahap yang perlu diperhatikan yaitu

tahap persiapan dan tahap pengumpulan data. Untuk lebih jelasnya akan dibahas

dibawah ini :

a) Tahap persiapan

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan, yaitu studi pustaka yang ada

hubungannya dengan judul yang akan diteliti dan studi pendahuluan pada lokasi

SMA Negeri 1 Campalagian Kabupaten Polewali Mandar.

b) Tahap pengumpulan data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode, yang

meliputi meliputi :

1) Wawancara, yaitu jenis metode yang penulis pergunakan dalam

mengambil data atau informasi melalui wawancara.

2) Angket, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan

sejumlah pertanyaan tertulis yang dugunakan untuk memperoleh informasi

dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia

ketahui.

3) Dokumentasi, yaitu data langsung dari tempat penelitian, meliputi

buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto,

film dokumenter.

17
4) Observasi, yaitu jenis metode yang penulis pergunakan dalam

penelitian ini dengan mengamati langsung kenyataan di lapangan.

4. Teknik Analisis Data

Dalam pengelolaan data, penulis akan menggunakan beberapa teknik atau

metode, yaitu:

a) Untuk Rumusan masalah pertama dan kedua teknik analisis data

yang digunakan ialah teknik analisis data statistik deskriptif dengan menyajikan

data dalam bentuk tabel frekuensi, persentil, dan grafik.

b) Untuk rumusan masalah ketiga teknik analisis data yang digunakan

teknik analisis data statistik inferensial, yaitu analisis regresi dengan rumus :
23
:

Y’ = a + bX

23
Sugiono, Dr, op. cit. h. 169.

18
KOMPOSISI BAB

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Hipotesis

D. Pengertian Judul

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

F. Garis-garis Besar Isi Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Guru

1. Pengertian kinerja

2. Kompetensi guru

3. Peranan Guru dalam Pembelajaran

B. Prestasi belajar siswa

1. Pengertian prestasi belajar siswa

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

B. Prosedur Pengumpulan Data

C. Instrumen Penelitian

D. Teknik Analisis Data

19
BAB IV HASIL PENELITIAN

a. Gambaran umum SMA Negeri I Campalagian Kab.

Polewali Mandar

b. Kinerja guru pendidikan agama Islam SMA Negeri I

Campalagian Kab. Polewali Mandar

c. Prestasi belajar siswa SMA Negeri I Campalagian

Kab Polewali Mandar

d. Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa

SMA Negeri I Campalagian Kab. Polewali Mandar

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

20
DAFTAR PUSTAKA

Aprijatno, Sunar. Analisis Kinerja Pelayanan Fiscus pada Kantor Pelayanan Pajak
Makassar Selatan dan Makassar Utara. Tesis. Makassar: Program
Pascasarjana UMI, 2004
Aqib Zainal. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Cet. I; Surabaya: Insan
Cendekia, 2002
Suharsimi, Arikunto. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek Cet, 11;
Jakarta : PT. Rineka Cipta , 1998
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
kedua; Jakarta: Balai pustaka, 1995
Djamarah, Syaiful, Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Cet. I;
Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Dan Zain, Asawan. Strategi Belajar Mengajar. Cet. I;
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996
Hamalik Oemar. pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi. Cet. III.
Jakarta PT. Bumi Aksara 2004
Idris, Muhammad. Pengaruh Pengawasan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan
Sikap Keguruan terhadap Kinerja Guru SLTP Negeri di Kabupaten Barru.
Tesis. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar,
2001Kountur Ronny, Metode Penelitian . Cet I, Jakarta : CV. Taruna
Grafica . 2003
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Cet. I, Bandung : PT Remaja Rosda
Karya. 2001
Mulud, Farida. Standar Kompetensi Guru. LPMP; Sulawesi Selatan: Depdiknas
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, 2001
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional. Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005
Nasution, Noehi. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam. Cet. I;
Jakarta: Ditjen Bimbaga Islam dan UT, 1995
Nata Abuddin. Manajemen pendidikan . Cet, I . Bogor : Kencana, 2003
Raharjda, Tjandralila, Alice. Hubungan Antara Kumunikasi antar Pribadi Guru dan
Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK Penabur Jakarta.
http://www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/03/001-021.pdf. Diakses dari Internet
bulan April tahun 2005
Ruky, Achmad. S. Sistem Manajemen Kinerja. (Cet. II; Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2002)
Simbolon, Tony. Reformasi Pendidikan dalam Persfektif Sekolah.
http://www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/Pppg_Tertulis/08_2001/Reform
asi_pendidikan.htm. Diakses dari internet bulan Desember tahun 2004
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cet III; Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1995

21
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Ed. X; Bandung: CV. Alfabeta, 2003
Suryanto dan Abbas. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. cet, I;
Yogyakarta: 2001 adicita karya nusa
Suryosubroto. S. Proses Belajar Menagajar di Sekolah. Cet. I; Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1997
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Cet. V; Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2000
Tafsir Ahmad. ilmu pendidikan dalam perspektif Islam. Cet.IV. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya, 2001
Tulus, Tu’u. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Cet. I; Jakarta: PT.
Grasindo, 2004
Turin, Ode, La. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengalaman Penataran dan
Motivasi Kerja dengan Performansi Mengajar Guru-guru SMU Negeri 3
Kendari Sulawesi Tenggara. htt://202. 158.18.43/jp/12 turi. Htm. Diakses dari
internet bulan Desember tahun 2004
Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003
Usman Uzer. Menjadi Guru Profesional. Cet. 15 ; Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya, 2003

22

Anda mungkin juga menyukai