Anda di halaman 1dari 3

dengan fungsi dari komponen lain yang

secara
terpadu
bergerak
menuju ke
arah satu

tujuan yang
telah
ditetapkan.
Masing-
masing

Oleh : Ibu Lum’atul Nadifah komponen


yang
bertugas
sesuai
dengan fungsinya, bekerja antara satu dengan
lainnya dalam rangkaian satu sistem. Sistem

P
yang mampu bergerak secara terpadu
bergerak ke arah tujuan sesuai dengan
fungsinya. Sistem pendidikan adalah satu
endidikan bagi manusia merupakan cara keseluruhan terpadu dari semua satuan dan
meningkatkan kualitas hidup dalam segala kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan
bidang yang sesuai dengan perkembangan yang lainnya untuk mengusahakan
serta kemajuan zaman, karena saat sekarang tercapainya tujuan pendidikan.1
kita berada dalam era globalisasi yang serba
canggih yang didorong dengan perkembangan Pesantren merupakan lembaga

teknologi yang begitu pesat. Sehingga untuk pendidikan Islam tertua di Indonesia. Menurut

meningkatkan kualitas hidup, utamanya di Zamakhsyary Dhofier, pesantren sebagai

pondok pesantren, santri harus selalu sistem pendidikan yang mengutamakan

berproses menuju ke arah yang lebih baik “tafaqquh fid-din”, tetapi pesantren terus

dengan meningkatkan kualitasnya. meningkatkan mutunya dengan menerapkan


sistem klasikal pada awal abad ke-20, yang
Sistem merupakan suatu keseluruhan disebut dengan madrasah.2 Tradisi pesantren
komponen yang masing-masing bekerja
sesuai dengan fungsinya yang berkaitan 1 H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 72.
mampu memadukan moralitas3 ke dalam Pesantren memiliki elemen dasar yang
sistem pendidikan dalam skala yang luar biasa merupakan ciri khas sebagai lembaga
kuatnya, dan memberikan andil besar bagi pendidikan keagamaan, antara lain: (a)
lahirnya institusi pendidikan baru di dunia pondok atau asrama, (b) tempat belajar
pendidikan Islam; dibuktikan dengan hampir mengajar yang biasanya berupa masjid atau
70% lembaga pesantren telah menyediakan dalam bentuk lain, (c) santri, (d) pengajaran
sekolah-sekolah formal (madrasah) dan kitab-kitab agama yang biasanya adalah kitab-
perguruan tinggi.4 kitab berbahasa Arab klasik atau yang lebih
dikenal dengan istilah kitab kuning, dan (e)
Selain itu pesantren dalam konteksnya
kiai dan ustadz.7
sebagai lembaga sosial-keagamaan5
mengawal konstruksi sosial di masyarakat Azyumardi Azra menyebutkan bahwa
menuju tatanan sosial yang lebih baik, mulai pesantren bukan hanya lembaga pendidikan
dari pengaruh pesantren terhadap untuk transfer ilmu, namun juga sebagai
perkembangan budaya, tradisi ekonomi, penanaman kader ulama dan pemelihara
bahkan politik seperti yang diperjuangkan budaya Islam.8 Hal ini menunjukkan bahwa
oleh KH. Hasyim Asy’ary bersama para lembaga pendidikan pesantren tidak hanya
santri-santrinya melawan penjajah kolonial sekedar untuk memperdalam agama, tapi juga
yang sekarang diperingati pada 22 Oktober sebagai kontrol sosial9 dan pengembangan
sebagai Hari Santri Nasional.6 masyarakat.10
Secara umum pendidikan di pesantren
memiliki keunggulan dalam hal pendidikan
2 Ahmad Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial,
(Yogjakarta: LkiS, 1994), hlm. 191. 7 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi
Pandangan Hidup Kiai dan Visinya Mengenai Masa
3 Moral memilik arti budi, susila disiplin dan akhlak. Depan Indonesia..., hlm. 44.
Lihat M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer,
(Surabaya: Arloka, 2001), hlm. 489. 8 Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren,
(Paramadina, 1997), hlm. 5.
4 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi
Pandangan Hidup Kiai dan Visinya Mengenai Masa 9 Kontrol Sosial adalah suatu proses pengendalian
Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, cet IX, 2011), hlm. sosial. Dalam arti sempit biasanya dipahami dengan
25. pengendalian masyarakat kepada jalannya
pemerintahan. Namun sesungguhnya kontrol sosial
5 Sahal Mahfudh, berpendapat bahwa para ulama’ dan memiliki subjek dan objek yang lebih juas. Ia bersifat
kiai selain menjadi pengasuh pondok pesantren, juga mendidik, mengajak atau bahkan memaksa masyarakat
menjadi rujukan dan “pemimpin” bagi umat dalam untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang
memberikan legitimasi terhadap tindakan umat. Lihat berlaku. Baca lebih lanjut dalam Soerjono Soekanto,
Marwan Ja’far (peny), Pesantren Mencari Makna, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
(Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999), hlm. 1. Persada, 2007), hlm. 179.

6 Lihat Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2015 10 Sahal Mahfudh juga mengatakan jika pesantren
tentang Hari Santri. Peringatan ini didasari latar sejarah ingin melakukan pengembangan masyarakat mesti
tercetusnya Resolusi Jihad NU, di mana para kiai dari sadar akan semua sumber daya yang dimiliki.
berbagai golongan berkumpul pada 22 Oktober 1945 Pesantren yang mampu mengembangkan potensi
untuk memberikan peranannya dalam mempertahankan pendidikan dan kemasyarakatannya bisa diharapkan
kemerdekaan Negara Indonesia. Baca buku melahirkan ulama yang mampu memenuhi tuntutan
Muhammad Sulton Fatoni, Buku Pintar Islam zamannya dalam rangka pemecahan persoalan
Nusantara, (Tangerang Selatan: Pustaka IIMaN, 2017), kemasyarakatan. Baca lebih lanjut dalam Sahal
hlm. 201. Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial..., hlm. 247.
karakter, karena di pesantren ditempa ilmu-
ilmu agama, akhlak dan etika. Selain itu di
Berbekal ilmu dan pengalaman yang
pondok pesantren santri juga dibekali ilmu-
didapatkan selama menjalani proses dan
ilmu kepemimpinan, kerjasama dan
tahapan-tahapan dari pesantren, kiranya
kemandirian. Setiap hari para santri hidup
cukup bagi santri untuk menjadi santri yang
bersama teman-temannya di lingkungan
profesional, di mana santri percaya diri,
pesantren, mulai dari mengaji bersama,
bertanggung jawab serta mampu berada
belajar dan menjaga lingkungan pesantren
dalam lingkungan yang beragam. Selain itu
secara bersama-sama.
santri harus siap menjadi siapapun setelah
Terlepas dari keunggulan yang telah
dari pesantren, karena kiprah para santri pasca
dipaparkan di atas, pesantren pada dasarnya
dari pesantren akan dinantikan oleh
adalah bagian dari struktur sosial11, di mana
masyarakat di berbagai lini.
interaksi sosial12 antara pesantren dengan
*Rubrik ini disampaikan oleh Ibu
lingkungan di sekitarnya saling
lum’atun Nadhifah, ustadzah di Perguruan
mempengaruhi satu sama lain. Hal ini senada
Islam Mathali’ul Falah.
dengan pendapat Soerjono mengenai
kebudayaan agama yang mempunyai
pengaruh besar di dalam membentuk
kepribadian seorang individu.13 Maka proses
dan tahapan-tahapan yang dilalui santri dapat
menjadi bekal untuk hidup di masyarakat.

11 Konsep tentang struktur sosial dipergunakan


sebagai sinonim dari organisasi sosial, dan terutama
dipergunakan dalam analisa terhadap masalah
kekerabatan, lembaga politik, dan lembaga hukum dari
masyarakat yang sederhana.

12 Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-


hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang
dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang
satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang
satu dengan kelompok, maupun antara kelompok
dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol,
di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai
atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang
menggunakannya. Lihat Soerjono Soekanto, Sosiologi:
Suatu Pengantar..., hlm. 55.

13 Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar...,


hlm. 165.

Anda mungkin juga menyukai