Botani A. nilotica
Desknpsi A. nilotica pertama sekali dilakukan oleh Linnaeus (1753) dan
diberi nama Mimosa indica. Berdasarkan sejarah taksonominya tumbuhan ini pernah
juga diberi nama ilmiah A: arabica dan A scorpiodes. A. nilotica termasuk pohon
dengan tinggi 2.5-25 meter, membentuk percabangan dekat dengan permukaan
tanzh. Kulit batang dan cabang utama betwarna kelabu hingga hitam atau kecoklatan
dengan permukaan yang kasar, oleh adanya celah-celah atau retakan-retakan
memanjang (longitudinal). Dun berpasangan dengan panjang 1-13 cm, lurus hingga
membentuk sudut 110~-120~,
ujung duri nmcing, benvama putih hingga keperakan.
Daun benvma hijau terang, pada ibu tangkai daun dijumpai kelenjar. Anak daun
berpasangan dengan jumlah 7-36 pasang, panjang anak daun 1-7 X 0.5-1.5 mm.
Bunga majemuk benvarna kuning, mempunyai rambut-rambut halus, bunga
biseksual. Buah tunggal, benvarna coklat gelap atau abu-abu, lurus hingga berlekuk-
lekuk. Kulit buah seperti beludm, panjang 5-20 cm X 1.2-2.2 cm. Jumlah polong 2-3,
setiap polong memiliki 6-12 biji, berbentuk bulat telur hingga bulat, benvarna
kecoklatan atau kehitaman, kulit biji tebal dan keras (Backer dan Bakhuizen 1965;
BTNB 1999). Gambar A. nilorica disajikan pada Gambar-I.
Alelopati
Terminologi "alelopati (alleloput&~ pertama kali diperkenalkan oleh
Molisch pada tahun 1937 untuk menerangkan suatu interaksi kimia antara organisme
(mikroorganisme dan tumbuhan tinggi) dalam suatu ekosistem. Dalam interaksi
10
kimia tercakup pengertian aktivitas menghambat (inhibitoryl dan merangsang
(stimulatory) pertumbuhan tanaman lain. Dalam perkembangan selanjutnya,
pengertian istilah alelopati ini direduksi menjadi hanya terbatas kepada m a h a
"saling merugikan" (mutual sz&eering) (Putnam dan Tang 1986).
Sebenamya banyak hail penelitian menunjukkan adanya sifat senyawa
alelopati yang merangsang pertumbuhan tanam& lain. Namun karena fenomena ini
dianggap timbul secara "kebetulad' dan "tidak disengaja", maka sifat positif dm
senyawa alelopati ini luput dalam analisis dan tidak mendapat perhatian yang
Ukuran Benih
Di dalam jaringan penyimpanan benih memiliki karbohidrat, protein, lemak
dan mineral. Bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku untuk energi bagi
embrio pada saat perkecarnbahan. Diduga bahwa benih yang berukuran besar dan
berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan benih yang
16
kecil, mungkin pada embrionya lebih besar. Ukuran benih menunjukkan korelasi
positif terhadap kandungan protein pada benih sorghum, makin besar dan berat
ukuran benih maka kandungan proteinnya makin meningkat pula. Dinyatakan pula
bahwa berat benih berpengamh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi,
karena berat benih menentukan besamya kecambah pada saat permulaan dan berat
tanaman pada saat dipanen. Benih yang lebih besar atau berat biasanya dihasilkan
kecambah tanaman yang lebih besar. Penelitian dengan menggunakan benih bunga
matahari diketahui bahwa berat benih 68 mg menghasilkan berat kecambah 101 mg;
berat benih 58 mg menghasilkan kecambah 88 mg, sedangkan berat benih 17 mg
menghasilkan kecambah 27 mg, (Sutopo 2002).
Dormansi
Benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenamya hidup (viable) tetapi
tidak dapat berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan lingkungan yang cukup
syarat bagi perkecambahannya. Periode dormansi ini dapat berlangsung musiman
atau &pat juga seiama beberapa tahun, tergantung pada jenis benih dan tipe
dormansinya.
Dormansi disebabkan berbagai faktor antara lain: impermeabilitas kulit biji
baik terhadap air atau gas ataupun karena resistensi kulit biji terhadap pengaruh
mekanis, embrio yang rudimenter, "afrer ripening", dormansi sekunder dan bahan-
b&an penghambat perkecambahan. Tetapi dengan perlakuan khusus maka benih
yang dorman dapat dirangsang untuk berkecambah. misal: perlakuan stratifikasi,
direndam dalam larutan asam sulfat dan lain-lain.
Penghambai Perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Zat
tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor dalam dan luar. Faktor dalam meliputi
: Larutan dengan tingkat osmotik tinggi, misal larutan mannitol, larutan NaCI, bahan-
bahan yang mengganggu lintasan respirasi seperti: sianida, dinitrofenol, azide,
fluorida, hydroxilamine, herbisida, caumarin, auxin, bahan-bahan yang terkandung
dalam buah, misalnya; cairan yang melapisi biji tomat dan mentimun. Faktor luar
meliputi : air, temperatur, oksigen, cahaya, dan medium.
17
Pertumbuhan
Dalam arti sempit pertumbuhan berarti pembelahan sel (pe~ngkatanjumlah)
dan pembesaran sel (peningkatan ukuran). Kedua proses ini memerlukan sintesis
protein dan mempakan proses yang tidak dapat berbalik. Proses yang disebut
belakangan meliputi hidrasi dan vakuolasi (pembentukan vakuola). Proses
d$erensiasi' (spesialisasi sel) seringkali cfianggap sebagai bagian dan pertumbuhan.
Perkembangan tanaman membutuhkan pertumbuhan dan diferensiasi (Franklin et al.
1991).