Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Populasi ikan disuatu perairan sangat penting untuk diketahui karena dengan

mengetahui jumlah populasi disuatu perairan maka kita akan mengetahui batas

tangkap ikan yang boleh diambil agar tidak terjadi over fishing yang lama

kelamaan akan menyebabkan kepunahan pada ikan–ikan yang ada, di perairan

seperti kita ketahui bahwa kebutuhan gizi dari ikan lama–kalamaan semakin

meningkat, dengan mengetahui pendugaan populasi suatu perairan kita juga dapat

mengetahui pada daerah mana yang terdapat banyak ikan namun kita tidak

mengambilnya melebihi batas maksimum ikan yang boleh ditangkap agar

kelestarian ikan diperairan tetap selalu terjaga.

Larva yang baru keluar dari cangkang telur digolongkan sebagai pro larva

dimana pada massa ini larva masih memiliki cadangan makanan berupa kuning

telur dan organ-organnya belum terbentuk sempurna. Sesudah habis cadangan

makanan berupa kuning telur maka larva akan memasuki periode post larva dan

pada saat ini beberapa organ tubuh sudah mulai terbentuk sempurna serta mulai

difungsikan.

Larva adalah organisme yang masih berbentuk primitif atau belum

mempunyai organ tubuh lengkap seperti induknya untuk menjadi bentuk definitif

yaitu metamorfosa. Dapat disimpulkan bahwa larva adalah anak hewan

avertebrata yang masih harus mengalami modifikasi menjadi lebih besar atau

lebih kecil untuk mencapai bentuk dewasa. Pada periode larva, ikan mengalami

dua fase perkembangan, yaitu prolarva dan pasca larva atau postlarva. Ciri-ciri
prolarva adalah masih adanya kuning telur, tubuh transparan dengan beberapa

pigmen yang belum diketahui fungsinya, serta adanya sirip dada dan sirip ekor

walaupun bentuknya belum sempurna.

Berdasarkan pertimbangan itulah praktikum dilaksanakan agar praktikan

dapat melihat seperti apa bentuk larva ikan, dan bagian bagiannya serta

bagaimana analisa saluran pencernaan pada ikan.

1.2. Tujuan dan manfaat

Adapun tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk mengetahui

bagaimana bentuk daripada larva ikan pada fase prolarva maupun postlarva dan

bagaimana urutan dalam saluran pencernaan ikan dan makanan ikan tersebut.

Manfaat dari pratikum ini adalah untuk mengenal lebih jauh lagi tentang

identifikasi fase larva ikan yang kita amati berdasaran pengamatan dan ciri cirinya

serta mengetahui apakah ikan yang di amati itu termasuk ikan yang tergolong

karnivor, herbivor maupun herbivor dengan melihat kandungan yang di makan

ikan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Larva Ikan

Larva adalah anak ikan yang baru menetas dari telur yang berukuran sangat

kecil dan membawa cadangan makanan pada tubuhnya berupa kuning telur dan

butiran minyak. Pada fase larva,organ –organ tubuhnya belum sempurna karena

masih dalam proses perkembangan. Pada fase ini jika larva tidak menemukan

makanan dari luar pada saat cadangan makanan didalam tubuhnya habis maka

larva tersebut akan mati. Oleh karena itu ,pada fase ini harus dapat diberikan

pakan yang tepat jenisnya, tepat ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva dan

mempunyai kandungan giziyang tinggi karena pada fase larva masih dalam proser

perkembangan seluruh organ-organ tubuh larva (Kusnadi, 2010).

Larva menurut Hermawan (2014), didefenisikan sebagai anak ikan yang baru

menetas. Berkaitan dengan perkembangannya, larva dibedakan menjadi dua tahap

yaitu pro (pre) larva adalah yang masih memiliki kantung kuning telur dan post

larva adalah masa ketika kantung kuning telur menghilang sampai terbentuknya

organ-organ yang baru.

Cepat lambatnya kuning telur tersebut habis berbeda satu dengan yang lainya

antara individu ikan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

jumlah kuning telur yang dibawa telur itu sendiri, factor fisologis selama periode

embriologi, kondisi lingkungan separti suhu lingkungan, dan sifat dari sepses itu

sendiri. (Dino, 2013).

Masa post larva ikan ialah masa dari hilangnya kantung kuning telur sampai

terbentuk organ-organ baru atau selesainya taraf penyempurnaan organ-organ


yang ada. Pada akhir fase tersebut,secara morfologis larva telah memiliki bentuk

tubuh hampir seperti induknya. Pada tahap pasca larva ini sirip dorsal (punggung)

sudah mulai dapat dibedakan, sudah ada garis bentuk sirip ekor dan anak ikan

sudah lebih aktif berenang. Kadang-kadang anak ini memperlihatkan sifat

bergerombol walaupun tidak selamanya.Setelah masa pascalarva ini berakhir, ikan

akan memasuki masa juvenile (Syazili, 2011).

Pada larva mengalami masa peralihan antara fase primitif dengan fase

definitive. Fase primitif artinya sebagian organ tubuhnya belum terbentuk secara

sempurna dan belum dapat difungsikan dengan baik, sedangkan fase definitive

yaitu bentuk individu baru yang sudah memiliki bentuk tubuh secara sempuran

dan semua organ tubuh telah berfungsi seperti yang terdapat pada induknya

(Atmaja, 2005)

Larva ikan yang baru ditetaskan pergerakannya hanya sewaktu-waktu saja

dengan mengerakkan bagian ekornya ke kiri dan kekanan dengan banyak diselingi

istirahat karena tidak dapat mempertahankan posisi tegak. Sehingga dengan

banyaknya bergerak mempercepat habisnya kuning telur yang dimilikinya.

(Effendie, 2008).

2.2. Analisa Saluran Pencernaan

Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, maka ikan-ikan itu dapat

digolongkan menjadi ikan yang bersifat predator, pemikat, penyumpit, penunggu

atau pemalas, penyaring makanan (filter feeder), grazer dan parasit. Sedangkan

berdasarkna jenis makanan yang dimakannya digolongkan menjadi ikan yang

karnivor (piscivor, moluksivor, insectivore, carcinophagik), herbivore dan

omnivore (Hellery, 2010).


Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari

mulut, oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi, pada jenis ikan

Channa organ saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat

pyloric caeca. Selain itu pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang berperan untuk

membantu mendapatkan makanan. (Manda, 2017).

Saluran pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran

pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria).

Saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, kerongkongan, esofagus, lambung

dan usus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan kantong empedu.

Lambung dan usus juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan (Mudjiman, 2001).

Spesies ikan yang bersifat predator akan mengupayakan makanan dengan

cara memburu/mengejar mangsanya yang tergolong hewan nekton. (Pulungan et.

al., 2005).

Saluran pencernaan ikan karnivor biasanya lebih pendek dari pada saluran

pencernaan ikan herbivor, sebab bahan makanan nabati lebih sukar dicerna.

Dengan adanya dinding selulosa yang a lot pada tumbuh-tumbuhan, maka untuk

mempermudah proses pencernaannya, ikan herbivor memerlukan usus yang lebih

panjang yang bisa mencapai 3X panjang tubuhnya (Mudjiman, 2001)


III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai “Larva Ikan dan Analisa Saluran Pencernaan”

dilaksanakan pada hari Rabu, 6 November 2019 pada pukul 13.30 – 15.30 WIB.

Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan

Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai

tempat meletakkan sampel, buku penuntun, pena, pensil, serbet, gelas ukur,

gunting bedah dan mikroskop beserta kelengkapannya untuk mengamati sampel.

Sedangkan bahan yang digunakan sebagai objek praktikum adalah jenis ikan air

tawar ikan Tambakan (Helestoma temmincki). Ikan-ikan pada objek praktikum

disediakan dari laboraturium Biologi Perairan.

3.3. Metode Praktikum

Dalam melakukan praktikum, metode yang digunakan adalah menggunakan

metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, artinya

pengamatan dilakukan terhadap ikan itu secara langsung. selain itu praktikum ini

berpedoman pada buku penuntun praktikum Biologi Perikanan.

3.4. Prosedur Praktikum

Untuk menentukan postlarva atau prelarva, letakkanlah larva ikan di atas

objek glass, lalu diamati dengan mikroskop dan dilihat ciri-ciri yang ada di

mikroskop.
Untuk saluran pencernaan ikan, keluarkanlah saluran pencernaannya dari

gelas film dan letakkanlah di nampan. Keluarkan isi saluran pencernaan di

nampan dan di encerkan dengan air. Isi saluran pencernaan dilanjutkan diletakkan

di mikroskop dan diamati bahan bahan yang dimakan oleh ikan tersebut dan

silahkan identifikasi dengan buku yang telah diberikan asisten.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang diperoleh dari pratikum Larva Ikan dan Analisa Saluran

Pencernaan adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Pro Larva

Gambar 2. Plankton pada saluran pencernaan


Isi saluran pencernaan dikeluarkan, maka dilakukan penghitungan

terhadap isi saluran pencernaan ikan yang sudah di tetes dengan air putih tetes

demi tetes dan dihitung dengan metode volumetrik dan diperoleh hasil berikut :

Vi = (n / ∑n) x Vp

Dimana :

Vi = Persentase volume satu jenis makanan.

n = Jumlah satu jenis makanan.

∑n = Jumlah semua jenis makanan.

Vp = Volume makanan ikan.

Characum Limnelicum Lemm Coelospharium kuetzingionum nag

n n
Vi = ∑n x Vp Vi = ∑n x Vp

1 1
= 3 x 12 = 12 x 12

= 4 ml = 4 ml

Tribonema Paech

n
Vi = ∑n x Vp

1
= 3 x 12

= 4 ml
4.2. Pembahasan

Jenis ikan tambakan merupakan jenis ikan yang tergolong herbivora, dimana

panjang dari lambung ikan ini melebihi 2 kali lipat bahkan lebih dari panjang

tubuhnya. Berdasarkan metode yang digunakan untuk menganalisis isi saluran

pencernaannya, maka didapatkan jenis 3 plankton yang teridentifikasi,

Charcaricium Limnelicium Lemm, Coelospharium Kuetzingionum nag,Tritonema

Paech.

Untuk pengamatan larva ikan, larva ikan yang diamati telah memasuki fase

pro larva dimana sirip belum terlihat dengan sempurna, bentuk tubuh belum

menyerupai bentuk dewasa, belum terbentuk bukaan mulut dan masih terdapat

kantung kuning telur.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pratikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam

analisa saluran pencernaan ikan dapat kita mengetahui bahwa apakah ikan

tersebut termasuk kedalam jenis ikan herbifora, karnifora, ataupun omnifora,

setelah mengamati isi daripada saluran pencernaan ikan.

Sedangkan larva ikan yang diamati, larva ikan memiliki 1 tahap fase yaitu

fase prolarva dimana prolarva belum memiliki bukaan mulut, sirip belum

terbentuk sempurna, dan masih membawa kuning telur sebagai cadangan

makanan.

5.2. Saran

Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah menguasai dan

memahami teori yang akan di praktikumkan atau tahap untuk melakukan

praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya

melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi

kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil yang sebenarnya.


LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Dino. 2013. Larva Ikan


http://dinofenderley.blogspot.co.id/2012/05/larva-ikan.html (Diakses
tanggal 14 November 2016 pukul 20.10)

Hellery. 2010. Sistem Saluran Pencernaan Ikan


http://www.slideshare.net/liaspdf/tiur (Diakses tanggal 14 November 2016
pukul 21.02)

Hermawan. 2014. Literatur Larva Ikan.


http://rengkiik08.blogspot.co.id/2011/01/literatur-ekoper-larva-ikan-
benthos.html (Diakses tanggal 14 November 2016 pukul 19.36)

Kuncoro, E. B. (2009). Ensiklopedia Populer Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Lily Publisher.

Manda P, Ridwan., et al. 2017. Buku Ajar Biologi Perikanan. Universitas Riau.
Pekanbaru

Pulungan, C. P., Putra, R. M., Windarti, Budijono, & Safrina, N. (2014). Penuntun
Praktikum Iktiologi. Pekanbaru: UNRI Press.

Riski, Anzila. 2011. Analisis Saluran Pencernaan Ikan


http://anzilarizkiwahyumuharrama.blogspot.co.id/2011/11/analisis-isi-
saluran-pencernaan-ikan.html (Diakses tanggal 14 November 2016 pukul
19.20)
Lampiran 1. Alat dan Bahan Yang Digunakan

Pipet Tetes Gelas Ukur

Buku Penuntun Mikroskop

Saluran pencernaan Larva Ikan

Anda mungkin juga menyukai