Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS REAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis real

“BARISAN DAN LIMIT BARISAN”

Dosen Pengampu :

Febriana Kristanti, M.Si

Kelompok 1 :

1. Mawah datul Atiyah (D74217055)


2. Nafiatul Zuliana (D74217058)
3. Nina Alma’idah (D74217060)
4. Prasticia Wahyu Audytia (D74217062)
5. Ricca Damayanti (D74217063)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
3.1 Barisan dan Limit Barisan
Di sini diharapkan pembaca mengingat kembali bahwa yang dimaksud dengan
suatu barisan pada suatu himpunan S adalah suatu fungsi pada himpunan N = {1, 2, 3,
...} dengan daerah hasilnya di S. Selanjutnya dalam bab ini kita hanya memperhatikan
barisan di R.

3.1.1. Definisi.
Suatu barisan bilangan real (atau suatu barisan di R) adalah suatu fungsi pada
himpunan N dengan daerah hasil yang termuat di R.
Dengan kata lain, suatu barisan di R memasangkan masing-masing bilangan
asli n = 1, 2, 3, ... secara tunggal dengan bilangan real. Bilangan real yang diperoleh
tersebut disebut elemen, atau nilai, atau suku dari barisan tersebut. Hal yang biasa
untuk menuliskan elemen dari R yang berpasangan dengan n ∈ , dengan suatu
simbol seperti (atau , atau ). Jadi bila X : N → R suatu barisan, kita akan biasa
menuliskan nilai X di n dengan , dari pada X(n), kita akan menuliskan barisan ini
dengan notasi
X, ( :n∈ )
Kita menggunakan kurung untuk menyatakan bahwa urutan yang diwarisi dari
N adalah hal yang penting. Jadi, kita membedakan penulisan X = : n ∈ N), yang
suku-sukunya mempunyai urutan dan himpunan nilai-nilai dari barisan tersebut { :
n ∈ N} yang urutannya tidak diperhatikan. Sebagai contoh, barisan X = ((-1)n : n ∈ N)
yang berganti-ganti -1 dan 1, sedangkan himpunan nilai barisan tersebut { (-1)n : n ∈
N } sama dengan {-1, 1}.
Dalam mendefinisikan barisan sering lebih mudah dengan menulis secara
berurutan suku-sukunya, dan berhenti setelah aturan formasinya kelihatan. Jadi kita
boleh menulis
X = (2, 4, 6, 8, ...)
untuk barisan bilangan genap positif, atau

Y= , , , ,…

untuk barisan kebalikan dari bilangan asli, atau

Z= , , , ,…

untuk barisan kebalikan dari kuadrat bilangan asli. Metode yang lebih memuaskan
adalah degan menuliskan formula untuk suku umum dari barisan tersebut, seperti

1 | ANALISIS REAL
X = (2n : nN), Y= ∶m∈N , Z= ∶s∈N

Dalam prakteknya, sering lebih mudah dengan menentukan nilai x1 dan suatu
formula untuk mendapatkan (n 1) bila diketahui dan formula (n 1)
dari , , ... . Metode ini kita katakan sebagai pendefinisian barisan secara induktif
atau rekursif. Dengan cara ini, barisan bilangan bulat positif X di atas dapat kita
definisikan dengan
=2 = +2 (n 1);
atau dengan definisi
=2 = + (n 1).

3.1.2. Contoh-contoh
a. Bila b R, barisan B = (b, b, b, ...), yang sukunya tetap b, disebut barisan konstan b.
Jadi barisan konstan 1 adalah (1, 1, 1, ...) semua yang sukunya 1, dan barisan konstan
0 adalah baisan (0, 0, 0, ...).
b. Barisan kuadrat bilangan asli adalah barisan S = (1 , 2 , 3 , … ) = (n : nN), yang
tentu saja sama dengan barisan (1, 4, 9, ..., n , ...).
c. Bila a R, maka barisan A = ( : nN) adalah barisan ( , , , ..., , ...).

Khususnya bila a  , maka kita peroleh barisan ∶ ∈ .

d. Barisan Fibonacci F = (fn : n N) diberikan secara induktif sebagai berikut :


= 1, = 1, = + (n 2)
Maka sepuluh suku pertama barisan Fibonacci dapat dilihat sebagai F = (1, 1, 2, 3, 5,
8, 13, 21, 34, 55, ...)
3.1.3. Definisi

Bila X = ( ) dan Y = ( ) barisan bilangan real, kita definisikan jumlah X + Y = ( + :


n ∈N), selisih X - Y = ( − : n ∈N), dan hasil kali XY = ( : n ∈N). Bila c ∈ R, kita
definisikan hasil kali X dengan c yaitu cX = ( : n ∈N). Akhirnya, bila Z = ( ) suatu

barisan dengan ≠ 0 untuk semua n ∈N, maka hasil bagi X oleh Z adalah = : ∈

. Sebagai contoh, bila X dan Y berturut-turut adalah barisan-barisan X = (2, 4, 6, ..., 2n, ...),

Y= , , ,…, ,⋯

Maka, kita mempunyai X + Y = , , ,⋯, ,⋯

2 | ANALISIS REAL
X-Y= , , ,⋯, ,⋯

XY = (2, 2, 2, ...,2, ...),

3X = (6, 12, 18, ..., 6n, ...),

= (2, 8, 18, ...,2 , ...).

Kita catat bahwa bila z menyatakan barisan Z = (0, 2, 0, ..., 1 + (−1) , ...), maka kita dapat

mendefinisikan X + Z, X-Z, dan X.Z ; tetapi tidak dengan , karena Z mempunyai suku 0.

3.1.3 Definisi Limit Barisan

Misalkan = ( ) adalah barisan bilangan real. Suatu bilangan real x dikatakan limit dari
( ), jika ∀ > 0 terdapat bilangan asli ( ) sedemikian sehingga ≥ ( ) dengan syarat
( ) memenuhi | − | <

Bila merupakan suatu limit dari barisan tersebut, maka dapat dikatakan juga bahwa =
( ) konvergen ke (atau mempunyai limit x). Jika tidak mempunyai limit maka dapat kita
katakan divergen.

Catatan : penulisan ( ) digunakan untuk menunjukkan secara eksplisit bahwa pemilihan


bergantung pada , namun demikian sering lebih mudah menuliskannya dengan dari pada
( ). Dalam banyak hal nilai yang “kecil” biasanya akan mememrlukan nilai K yang
“besar” . nilai K untuk menjamin batas | − | antara dan kurang dari ∀ ≥ =
( ).

Bila suatu barisan =( ) mempunyai limit di , kita akan menggunakan notasi :

= atau ( )=

Kita juga akan menggunakan simbol → , yang menyatakan bahwa nilai ( ) mendekati
bila menuju 0.

3.1.4 Ketunggalan limit suatu barisan bilangan real hanya mempunyai satu limit

Bukti.

 Diketahui :

Misal =( ), ∈

= ,

 Akan dibuktikan = tunggal

3 | ANALISIS REAL
Bukti :

Andaikan ada dan “ dengan = lim dan " = lim

′≠ “

• lim = ′ berlaku ∀ > 0∃ ∈ ∋∀ ∈ , ≥ ( )→ ∈ ( )

" "
• lim = " berlaku ∀ > 0∃ ∈ ∋∀ ∈ , ≥ ( )→ ∈

Karena ≠ “ maka :

∩ =∅

Karena harus dipenuhi ≥ dan ≥

Maka harus dipilih = { , }

Jadi terdapat suatu ∈ ∋ ∈ dan ∈

Artinya :

∩ = kontradiksi dengan ∩ =∅

Sehingga :

= ′ dan = "

3.1.5 Teorema

Jika =( ) barisan bilangan real dan ∈ .

a) Barisan =( ) konvergen ke
b) Untuk setiap > 0 terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk setiap ≥ berlaku
| − |<
c) Untuk setiap > 0 terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk setiap ≥ berlaku
− < < +
d) Untuk setiap persekitaran ( ) dari , terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk
setiap ≥ berlaku ∈ ( )

Maka ada 4 implikasi yaitu

1. )⇒ )
2. )⇒ )

4 | ANALISIS REAL
3. )⇒ )
4. )⇒ )

Bukti:

1. )⇒ )
 Diketahui :

X=( )

n∈

Barisan =( ) konvergen ke

 Akan ditunjukkan:
Untuk setiap > 0 terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk setiap ≥ berlaku
| − |<
 Bukti:
Karena X konvergen ke , maka hanya punya 1 limit. Maka berlaku untuk setiap >
0 terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk setiap ≥ berlaku | − |<
Jadi, terbukti.
2. )⇒ )
 Diketahui :

X=( )

n∈

Untuk setiap > 0 terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk setiap ≥ berlaku


| − |<
 Akan ditunjukkan:
Untuk setiap > 0 terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk setiap ≥ berlaku
− < < +
 Bukti:
| − |< ⇔− < − < ⇔ − < < +

3. )⇒ )

5 | ANALISIS REAL
 Diketahui :

X=( )

n∈

Untuk setiap > 0 terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk setiap ≥ berlaku


− < < +
 Akan ditunjukkan:
Untuk setiap persekitaran ( ) dari , terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk
setiap ≥ berlaku ∈ ( )
 Bukti:
− < < + ⇔ ∈( − , + )⇔ ∈ ( )

4. )⇒ )
 Diketahui :

X=( )

n∈

Untuk setiap persekitaran ( ) dari , terdapat ∈ sedemikian sehingga untuk


setiap ≥ berlaku ∈ ( )
 Akan ditunjukkan:
Barisan =( ) konvergen ke
 Bukti:
∈ ( )⟺ − < < + ⟺| − |<

Prosedur untuk menunjukkan lim ( )=

1. Diberikan sebarang >0


2. Dicari suatu ( ) , ∋∀ , ≥ ( )→| − |<

Cara mencari ( )

a. Perhatikan bentuk | − |<

6 | ANALISIS REAL
b. Tentukan nilai yang memenuhi | − |<

pandang :| − |

didapat :| − |≤| |+| |

apabila :| |+| |< atau | | < − | | atau – ( − | |) < < +| |

Maka dapat ditentukan bilangan asli

c. Menggunakan syarat ≥ ( ), untuk memilih ( )


d. Pilih ( )
3. Sehingga setiap > 0, ( ) , ∋∀ , ≥ ( )→| − |<

Contoh :

(a) Tunjukkan bahwa =0

Jawab : Akan ditunjukkan bahwa ( )= konvergen ke 0, yaitu → 0. Harus dibuktikan


bahwa untuk setiap > 0 terdapat ( ) ℕ sedemikian hingga untuk setiap ℕ dengan
≥ ( ) berlaku −0 < .

Ambil sebarang > 0, maka > 0. Menurut sifat Archemedes, maka terdapat ( ) ℕ
sedemikian hingga < ( ), atau ( )
< . Akibatnya untuk setiap ≥ ( ) berlaku

−0 = = ≤ < . Jadi, terbukti bahwa untuk setiap > 0 terdapat ( ) ℕ


( )

sedemikian hingga untuk setiap ℕ dengan ≥ ( ) berlaku − 0 < , atau = 0.

(b) lim(( )
) = 0.

Ambil > 0 untuk mendapatkan K, pertama perhatikan jika ℕ, maka < ≤ .


Sekarang ambil < : Seperti (a) diatas. maka ≥ berarti bahwa < , dan −0 =
< < .

oleh karena itu, kita mengetahui bahwa limit dari suatu barisan adalah nol

7 | ANALISIS REAL

Anda mungkin juga menyukai