289 438 1 PB PDF
289 438 1 PB PDF
S. Poedjoprajitno
Pusat Survei Geologi
Jl. Diponegoro No. 57 Bandung - 40122
SARI
Studi morfologi tektonik di zona sesar Sumatera segmen Padangpanjang dengan menggunakan metode analisis kelurusan
citra landsat dan transek, memperoleh beberapa penampakan bentuk lahan tektonik. Bentuk lahan tektonik yang
dimaksud di antaranya adalah kelengkungan igir bukit Kubu, kelurusan telaga sesar Kayutanduk, Kotobaru, Talago,
lembah sesar Sungai Tanang, Airanget, dan lembah Sungai Gadis di Desa Batipuh dan sekitarnya.
Kata kunci: bentuk lahan tektonik, morfostruktur, morfotektonik
ABSTRACT
Studies on tectonic morphology in the Sumatera fault zone at Padangpanjang segment by using lineament analysis on
transect and landsat image have recoqnized some tectonic landform features. These features are among others,
curvature of Kubu ridge line, eroded faultscarp, alignment of Kayutanduk sagpond, Kotobaru sagpond, Talago sagpond,
J
Tanang River, and Airanget and Gadis River fault valley at Batipuh village and surrounding area.
Keywords : tectonic landform, morphostructure, morphotectonic
G
PENDAHULUAN
Lokasi daerah penelitian terletak pada segmen lajur Metode yang digunakan adalah menganalisis
sesar Sumatera, antara Desa Padangluar hingga kelurusan morfologi melalui citra landsat maupun
S
Desa Batipuh, Kota Padangpanjang dan sebagian potret udara dan melakukan transek (uji lapangan)
Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Secara geografis atas dasar kelurusan morfologi terpilih yang
daerah penelitian terletak pada koordinat 100°20’ - diperkirakan mempunyai indikasi pensesaran. Selain
100°30’ BT dan 0°20’ - 0°30’ LS (Gambar 1). itu dilakukan pengambilan percontoh batuan di
M
Penelitian morfologi yang dibentuk oleh hasil daerah terpilih untuk uji laboratorium guna
kegiatan tektonik merupakan jenis kegiatan mengetahui jenis batuan dan waktu terjadinya.
penelitian yang jarang dilakukan oleh pakar ilmu Penelitian morfotektonik di zona sesar Sumatera
kebumian di negeri kita. Jarangnya dilakukan
segmen Padangpanjang dimaksudkan untuk
mungkin disebabkan oleh sulitnya pencarian data
memperoleh data fisik deformasi landform daerah
morfologi tektonik di daerah tropis, karena curah
bersangkutan. Tujuannya adalah mengungkapkan
hujan yang tinggi mempercepat proses degradasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, jejak-jejak permasalahan geomorfologi, terutama membahas
tersebut segera hilang oleh lajunya proses denudasi masalah runtunan bentuk lahan tektonik sekarang
termasuk pelapukan, erosi permukaan dan mass dengan sebelumnya.
wasting. Jejak-jejak morfologi tektonik yang Menurut Katili dan Hehuwat (1967), zona sesar
berukuran kurang dari 10 m, jarang tersimpan baik di
Sumatera terdiri atas sejumlah depresi besar yang
alam. Keadaan ini menjadikan tulisan ilmiah yang
memanjang dari timur laut ke tenggara, yaitu:
menginformasikan tentang morfologi tektonik
Lembah Aceh, Tangse, Alas, Angkola Gadis, Sumpur-
(morfostruktur, morfo-tektonik, dan morfo-
neotektonik) di tanah air kita susah didapatkan. Rokan Kiri, Solok-Singkarak, Muaralabuh, Kerinci,
Verstappen (2000) misalnya, telah menulis Ketahun, Kepahiang-Makaukau, dan Lembah
geomorfologi Pulau Sumatera, di antaranya beberapa Semangko (Gambar 1).
bukunya membahas morfostruktur.
Daerah studi
Jejak sesar Sumatera ini muncul kembali
KRAKATAU
di sebelah tenggara Padangpanjang
Gambar 1. Sesar besar Sumatera atau Zona Sesar Semangko (diambil dari Katili dan
Hehuwat, 1967;h.7; kompilasi dari Durham, 1940; Westerveld, 1953 dan Klompe, (Dusun Gunungrajo) dan menerus
G
Sipisang.
Padang, memetakan sesar Sumatera (Great
Sumatran Fault) memanjang mulai dari koordinat Hahn dan Weber (1981) dalam peta geologinya
100°09’30”BT dan 0°00’ sekitar utara kaki Bukit meletakkan zona sesar Sumatera berawal dari
M
Batan Tinjaulaut hingga kaki barat daya Gunung api sebelah utara Gunung Talamau memotong material
Marapi koordinat 100°25’00”BT dan 0°24’30”LS hasil letusan gunung api [Q’I(b)] bersusunan
sekitar Desa Kotobaru. Kemudian sesar tersebut aglomerat, lapili, sinder, tuf, tuf batuapung, dan lava
muncul kembali di sekitar Dusun Paninjauan berumur Holosen Awal. Sesar tersebut terputus-
koordinat 100°26’30”BT dan 0°27’15”LS berlanjut putus melintasi Kecamatan Bonjol memotong
menyatu dengan lembah Sungai Sumpur, menerus endapan gunung api dan batuan piroklastika
melewati dinding timur Danau Singkarak (Gambar berkomposisi intermediate sampai mefik [TpQ'im(b)]
2). Sesar ikutan lainnya ada yang berpola sejajar dan berumur Plistosen Tengah. Setelah melewati
ada pula yang menyudut ± 30° dengan sesar utama. Kecamatan Bonjol sesar tersebut tertutupi endapan
Secara kronologis sesar tersebut dikategorikan aktif aluvium berumur Holosen Awal. Di Bukittinggi sesar
karena memotong endapan sungai (Qal) di dusun tersebut menerus melintasi kaki gunung api Marapi
Malalu selatan Desa Bonjol. bagian barat, melewati Desa Batipuh, Dusun
Gunungrajo, Pitalah, dan masuk Danau Singkarak.
Poedjoprajitno dkk. (2004) menggambarkan gawir
sesar dari landsat ke peta dasar tepat melalui lembah Poedjoprajitno dkk. (2005) (Gambar 3) dalam peta
Sungai Masang hulu, mengikuti tebing jalan trans geomorfologi menandai dengan notasi SV5 sebagai
Sumatera bagian barat sampai dusun Airkijang. Satuan lereng gunung api terungkit, yang merupakan
Selepas Dusun Airkijang jejak kelurusan tidak jelas hasil interpretasi foto udara (Gambar 4) yang
teramati dari potret udara. Kelurusan tersebut diselaraskan dengan vulkanostratigrafi Gunung
J
G
S
M
Tuf batuapung
honrblenda
Batugamping &
Anggota Kuarsit Perem
Gambar 2. Peta geologi daerah Padangpanjang dan sekitarnya (dikutip sebagian dari peta geologi lembar Padang skala 1:250.000, oleh Kastowo, 1996).
0 00’
0º00’
Bonjol
S3
Tanjungmedan Djambak
Padanggubus
S3 VD2
888
V1 127
S1
118 210
SV3
521
Padangkalodan 181 K1
Simaung
Lakung
SV2 S3
ah D1
386 Tabing Muaro
K3
. Bartim
S
Talanganau
K1
1000
704
209
831 VD2
S. Sina
0 05’
0 05’
ma
g
asan K3
S.
r
.M
1225
M
ur
S
Padanggadang
a
50
VD1 Kotopanjang
F3
F1 Suliki
Airkijang 750
173
460
S1
208
Balimbing
Dalam 518
K3 Sipisang 1250
VD2
S . Lu b u k g
214 425
Bukit Sasepan
SV3
1500
196
da VD2
a
ng 207
500 531
V3
anggang V3
an 799
h
K3
S. Ala
0 10’
0 10’
648
S. F1
384
206 P
alu
60
171 1420
puh
1134
Bawangtuo
ianok K1
.S 941
S
1000
S. Bawa
h
S.
Lansirih
F1
Sit
an
864
V2
an
1067
K2
g
981
V3 SV1 C
170 205
Kampungbaharu Duabelasdjorong
SV4
S.
1513
Sit
Ambacang
VD2
an
S.
D3
an
Ba ta
D ng S K3
g
SV4 i an K2
V2 ok
ar
100 1104
as
F2 FL1
V5
0 15’
0 15’
Lambahdareh 949
V5
D3 D3 204
100
FL1 100
169 VD4 869 Sungaijarinih SV2
V3 Lawang SV2 100
250
Matur
167
1036
Alai Baso
Balai
VD3 Tanjungmedan
951
P. Mukamuko FL1 903 V4 K3
A Mukomuko Panta
D2 203
Pasardurian
FV1 Maninjau Paritpanjang
924
1146 Kotopanjang 1000
Rimbabatung
1015
1111
Paritpanjang Batukalang
D3
1079 Sianok
Kotagadang
BUKITTINGGI V4
V2
111 D.MANINJAU S2
Simpangtigo V2
80 FV2 V4 V4
LUBUKBASUNG V5 D3
J
Sigiran Guguktinggi
Balangka V2
0 20’
0 20’
202
FL1 Kototuo
Ladanglawas
Padangluar
Sungairangas
Sungaitenang
167 V2 1011
V2
V5
112
F 1440 V2
Tanjungsani
Berlagek
F1 V2
D3 1250
2000
1500 1750
2250
G
F
FL1 2500 Batupalano
V3 V1
V1 1180 G. Marapi
2750
S3 166 B G. Singgalang
Rumah-panjang Kotobaru
Koto-batu
F1
113 D3 750
Pandaisikat
V5 Airanget
130
V2
0 25’
0 25’
751
750
Kotolawas
V2
Koto-tua
630
870 G. Tandikat
Paninjawan 1 1098
165
V2
S
V3 114 K3
V1 Paninjawan 2
V4
927
SV2
V4
PADANGPANJANG Sikaladi
V1 Silaingtinggi
Gunung 1046
164
g
134
un
gg
Batipuh 1000
SV2 S.
Airman
Padangalai 694 S S1
S1 um
Katatampurung V4 Jaho pu
M1 V3 V3 r
S.
D1
0º 30’LS
Duriandangkar V2
0 30’LS
Pulauair
115
D1 V2 Ladang lawas Batulepai S2
SAMUDERA HINDIA V3
Pincuran VII
Padangolo F3 628
M
100º 00’BT 100 05’ 100 10’ 100 15’ 100 20’ 100 25’ 100º30’BT
G. Singgalang
3000
(m)
U
2500
2000
V1 V1 BUKITTINGGI
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Km
1500
Tanjungmedan Pasardamar
Kutotuo
V5 Ngarai Sianok
Kp. Pondok V2 SV4
Trans Sumatera
V2
K1
VD2 SV4
1000 Danau Maninjau D3 SV1 SV2
V2
V5
PENAMPANG GEOMORFOLOGI
V4 V5
GEOMORPHOLOGICAL CROSS SECTION
Skala vertical : Skala horisontal = 4 : 1
Kp. Batung D3
500 V3 V2
Vertical scale : Horizontal scale = 4 : 1
FV2
FV1
0m
Batas bentuk lahan 1500 Garis ketinggian Jalan Kelurusan sesar dari foto udara Kipas aluvial Kerucut parasiter mata air dingin
Landform boundary Contour line Road Fault liniament from aerial photograph Alluvial fan Parasiter cone spring
Kelurusan sesar dari landsat Gawir longsoran longsor
Titik ketinggian Fault liniament from landsat Sungai Dinding kawah Gawir sesar
Elevation point Scar Crater wall mass movement
A
River Fault scarp
Jejak lapangan terbang perintis Kelurusan sesar data lapangan
Titik pusat potret udara Penampang geomorfologi Mata air panas
abandoment runway Field data Fault liniament Arah leleran lava
111 Principles point of photograph C Geomorphological cross-section Hot spring
B
Lava flow direction
SATUAN GEOMORFOLOGI
GEOMORPHOLOGICAL UNIT
SIMBOL BENTUK LAHAN SIMBOL BENTUK LAHAN SIMBOL BENTUK LAHAN SIMBOL BENTUK LAHAN SIMBOL BENTUK LAHAN SIMBOL BENTUK LAHAN SIMBOL BENTUK LAHAN SIMBUL BENTUK LAHAN
SYMBOL LANDFORM SYMBOL LANDFORM SYMBOL LANDFORM SYMBOL LANDFORM SYMBOL LANDFORM SYMBOL LANDFORM SYMBOL LANDFORM SYMBOL LANDFORM
BENTUKAN ASAL GUNUNGAPI (V) BENTUKAN ASAL STRUKTUR (S) BENTUKAN ASAL DENUDASI (D) BENTUKAN ASAL FLUVIAL (F) BENTUKAN ASAL PELARUTAN (K) BENTUKAN ASAL LAUT (M) BENTUKAN ASAL GUNUNGAPI TERDENUDASI (VD) BENTUKAN ASAL STRUKTURAL GUNUNGAPI (SV)
FORM OF VOLCANIC ORIGIN (V) FORM OF STRUCTURAL ORIGIN (S) FORM OF DENUDATIONAL ORIGIN FORM OF FLUVIAL ORIGIN (F ) FORM OF SOLUTION ORIGIN (K ) FORM OF MARINE ORIGIN (M) FORM OF VOLCANIC DENUDATIONAL ORIGIN (VD) FORM OF STRUCTURAL VOLCANIC ORIGIN (SV)
Gambar 3. Peta geomorfologi daerah Bukittinggi dan sekitarnya (disederhanakan dari Poedjoprajitno dkk., 2004).
G. Marapi
BUKITTINGGI
linear ridge
S
G. Singgalang
M
Gambar 4. Penampakan morfologi Gunung Api Marapi-Singgalang berikut elemen morfostruktur daerah Kotobaru dan sekitarnya, terekam dari foto
udara tahun 1996.
Marapi (Solihin dkk., 1992; Gambar 5) yang terjadi pada kegiatan termuda (periode tujuh), yaitu
menunjukkan adanya kesefahaman pendapat bahwa lahar periode tujuh (Lh4) juga tidak terpotong sesar
sesar Sumatera hanya memotong hasil aliran Sumatera.
piroklastika Sibalakajawi (Sjjp) pada periode
kegiatan keempat, kemudian memotong endapan PENAMPAKAN KELURUSAN PADA UNIT
sekunder berupa guguran piroklastika (Magp) yang STRATIGRAFI
dikategorikan pada periode kegiatan lebih tua yaitu Analisis foto udara dan landsat menunjukkan bahwa
periode ketiga. Sesar yang memotong jatuhan beberapa unit termuda tidak terpotong oleh kelurusan
piroklastika parasiter Kayutanduk (Ktjp) yang masuk sesar, seperti terlihat pada Gambar 4 dan 6. Lava
periode kegiatan keenam dan lahar periode kegiatan Parapati 2 (Pal 2), Jatuhan piroklastika Parapati
lebih tua, yaitu periode kelima (Lh3). Di sisi lain lava (Pajp), Jatuhan Piroklastika Kayutanduk (Ktjp) dan
Marapi periode keempat (Sjap1), jatuhan Jatuhan Piroklastika Gantung 1 (Gajp 1) yang
piroklastika Gunung Parapati periode lima (Pajp) dan masing-masing berumur Kuarter masuk periode
lava Gunung Parapati periode lima (Pal.2) tidak kegiatan kelima, enam, dan termuda adalah periode
terpotong oleh sesar Sumatera. Demikian juga yang kegiatan ketujuh.
Ba
1020 Mal.1 KORELASI SATUAN PETA KOMPLEKS MERAPI
t.
Majp.3
0º20’
0º20’
Sai
Guguk Lh.5
no
Parapek Padanglawas
k
1094 N ENDAPAN
Kototuo Padang-luar 1500 O ENDAPAN PRIMER SEKUNDER
Majp.4 Lh.5 PK B N
Kotobaru EE A PARASIT G K
Caruk Tiagan - G. MARAPI G. SIBAKALAJAWI G. PARAPATI Bk. GANTUNG
Sjjp Mal.1 U RG T Bk. KAYUTANDUK U L O
Paritlintang Sjap.2
M L
M I I U A G A
JATUHAN Piroklastika Piroklastika JATUHAN JATUHAN O
Dalamkoto 1011
100
0 U OA A R LAVA LAVA Piroklastika LAVA U H V
Limosuku Piroklastika ALIRAN JATUHAN ALIRAN JATUHAN Piroklastika
Bulaankamba R DT N A R A I
Sungaitanang EA P A R A
Pasarkubang N L
I N
0º21’
0º21’
Cikaring
Lh.5 Lh.5
Balaigadang Mal.7 Mjap.5
Gajp.3
Sungaibuluh
h Sungaipuar Tengah koto 7
re Gajp.2
Da Majp.1
S. Sunting
Geo-Dynamics
0º22’
0º22’
Pal.2
Sawahliat
S.
R
Pal.1
io
5
Padangkudo Paap
Gal.2
Sawahrokan
50
Pajp
27
Acehbaru
BT. SLANGATAN Lh.3
Sjap.2
Gal.1
2891 4 Sj.1
Kubu Batupalago
Talao
Sjap.1
Batanggadang K
Padanglawas Mal.4 Sjjp
0º23’
0º23’
22
Magp
50
2709 U Nmv Mjap.5
Barun BT.KATIAGAN 2751 Mjap.4
175
0
A
Mjap.3
J
1180 Kotobaru
Gajp.1 R Mjap.2
Gajp.3
0
G. Marapi Mal.7 Magp
Nmv
2 05
Kayutanduk T 3 Mal.6
E
Tanjung 1
00
Ktjp
15
0º24’
0º24’
R Mal.3
Kandangsampir Mal.2
BT. PAGU-PAGU Lubukhantu Gajp.2
Pandai sikat Mal.3
00
20
G
2
Airangat
Batan
1 Mjap.1
Pincurantujuh TER
Kotogadang SIER
Tms
PS 1143 Batupanjang Pajp SUMBER: Solihin. A, dkk, 1992
g Ngalau
Indeks
0º25’
0º25’
Lh.3
KOLOM STRATIGRAFI G.API TANDIKAT pemeta sebaran satuan batuan Indeks lokasi penelitian
Sjap1 U
15 0
ENDAPAN PRIMER
Kototuo 2
0 M PRA-TANDIKAT TANDIKAT
P
R AP JP
LA
AP JP
U
Kotosubarang
m
Tl.18
SU
SA
a
Tap.4
MA
Kepalokoto 2
TR
t
Pal.2
A
S
Talago
U
DE
r
0
a
125
0º26’
0º26’
50 Sawahparit U Tl.22
IN
17
D
Tl.17 Pal.1
IA
0º27’
0º27’
Paap Pajp
Pajp TL.12
Tl.19
Tigosuku Andalas R Tap.2
BT. GADANG
Tl.12 PS
Jorongbawah Batukandurang
927 Pasarusang
BD
Ba
Tl.22 Silaing-atas
t. A
Mal.5 SUMBER: Zainuddin dkk 1996
rau
PADANGPANJANG Sikaladi
Silaing-bawah
75 Tap.2
Tl.14 0 Koto
0 km 5 km
BT. MENGKUDU
0º28’
0º28’
1048
Majp.1
Kampungteleng Simpang
Tanahhitam Sialahan
Singgalang i Batangarau 0
na 75 Tms 1015
t. A Jambu Gambar 5. Peta sebaran endapan gunung api Merapi dan tandikat hasil kompilasi
Ba
BD
1080
Bancah
1064
Tl.13 Tms 10
dari Solihin A (1992) dan Zainuddin (1996) (\\ = lokasi terperinci
Batipuh 0
684 Lh.4 1070
694
Kubukerambil 1030 pengukuran bentuk lahan tektonik).
0º29’
0º29’
S.
Ta
lan
DUA KALI SEBELAS LINGKUNGAN
g Ladanglawas
0º30’ LS
0º30’ LS
100º20’ BT 100º21’ 100º22’ 100º23’ 100º24’ 100º25’ 100º26’ 100º27’ 100º28’ 100º29’ 100º30’
Sumber peta Top. DITTOP TNI AD Th.1999, Lembar Bukittinggi, Helai 1224-II
Geo-Dynamics
Kerucut
Kelurusan
Gambar 6. Cira landsat menunjukkan lereng barat kaki Gunung Merapi yang tersusun oleh lava termuda dan guguran
piroklastika, tidak terpengaruh oleh sesar Sumatera.
00°15’
00°15’
16’ 29’
16’
17’
18’
19’
20’
2
21’
3
22’
4
23’
6
24’
7
26’
8
27’
PADANGPANJANG
28’
9
29’
10
30’
31’
32’
33’
34’
00°15’
00°35’
100°15’ 100°30’
Gambar 7. Lokasi terpilih transek untuk identifikasi elemen morfostruktur daerah Padangpanjang dan sekitarnya.
2750
P.8 Kalampain Cupak
G. Singgalang 2877 Toboladan
Tabeksarikan
A 2500
Kubunuan A’
Barat Daya Timur Laut
Pakansinayan
3000 m
A
G. Singgalang
2500 m
J
2000 m
F
1500 m A’
G
1000 m
Ds. Toboladan
500 m
S
0m
Gambar 8. Profil lereng kaki timur laut Gunung Singgalang, sudut kemiringan lerengnya sangat dipengaruhi struktur sesar Sumatera, arah potongan
M
D
G C
K
I F
H
E B
Keterangan :
AB = Penampang ideal akumulasi sinder dan abu AGE = endapan lahar AFG = endapan banjir sungai
0º20’
0º20’
Ba
t.
S
Guguk
ia
Parapek
no
Padanglawas 1094
k
Padang-luar
Kotobaru
Paritlintang
100
1011 0 Limosuku
Bulaankamba
0º21’
Sungaitanang
0º21’
Cikaring
Balaigadang
Batagek
0º22’
Pandam
Sawahliat
S.
Ri
o
Padangkudo
Sawahrokan
Acehbaru
Batupalago
U Kubu
0º23’
Talao
0º23’
J
Batanggadang
Padanglawas
22
50
BT.KATIAGAN
175
Barun
0
Kotobaru
1180
G
Kayutanduk
0º24’
0º24’
Tanjung 1
Kandangsampir
Pandai sikat
Airangat
Pincurantujuh
Kotogadang
1143
0º25’
Batupanjang
M
0º25’
1 50
Kototuo 2
0
Kotosubarang
Kepalokoto 2
Talago
0º26’
Panyalaian
0º26’
Singgalang
1098
Sawahparit
Luhung Tabuberair
10
Pincurantinggi 00
Subarang
Anakkayu Paninjaoan
Bintungan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 cm
0 km 1 km 2 km 3 km 4 km 5 km
Keterangan
Gambar 10. Sketsa kelurusan telaga sesar, scarplet dan alihan alur sungai antara dusun Sungailandai (Bukittinggi) sampai Talago (Padangpanjang),
diindikasikan sebagai cerminan recent fault (modifikasi dari Verstappen, 1973).
Laut Tawar
Meulaboh
96º Blangkejeren
6º
Toba
Kotacane
Pusukbukit 97º
98º
2º Tarutung 3º Danau
Toba
Sibolga Sibualbuali
Lubukkraya Padangsidempuan
J
1º
G
SIABU
Sorik
Danau 100º Marapi
Kerinci Bangkuang
Tarpanggang
M a lin tang
Sumbing
S
0º Oph ir
G .Gedang
Marapi
Tes Padangpanjang
M
S ingga lang
Daun 100º
Kaba
Curup
Padang
102º 1º Talang
4º Dempo
MUARALABUH
Tanjung Kerinci
G. Tujuh
sakti
103º
Danau
Ranau 2º
5º
Sekincau
104º Kotaagung
Daerah studi
INDEK MAP
Tg. Balingbing
Gambar 11. Segmen Zona Sesar Sumatera. Didominasi susunan segmen en echelon menganan (Tjia,1977).
J
G
S
M
Gambar 12. Sepuluh buah peta kontur hasil transek dan penampang morfostruktur lintasan pengamatan elemen morfostruktur daerah terpilih pada zona
Sesar Sumatera.
Foto 2. Jejak alur sungai, diperkirakan karena pengaruh gerak struktur ungkitan (tilting) yang melibatkan satuan morfologi gunung api ungkitan (Sv5) dari
Gunung Singgalang terdapat dalam peta geomorfologi Lembar Bukittinggi (Poedjoprajitno dkk., 2004).
J
G
S
M
Gambar 13. Pandangan tiga dimensi bentuk lahan tektonik di sekitar Desa Gunungrajo-Batipuh, akibat
pengaruh sesar Sumatera.
00º22.75S
80
85
U
TB (1072m)
P17 (1158m)
90
95
00º22.00S
,5m
82
10 10
85 P18 (1073m)
m A32 (1130m)
0
112
1115
1090m
05
1110
5
110
0
5m
5
110
9
10 9
10
0
5
10 9
108
10
1970m
0m
1065m
110
1075m
1980m
1985m
1090m
F
1095m
5m
1105m0m
0
11
1110m
110
112 m
15
0m
P19 (1083m)
1115
0 m
111
m
15
11
10 1070m
20
180 75m
112
5m
m
1 0 90 m
m
85
0
m
P21 (1110m)
10
95
0m
00º22.25S
10
P20 (1019m)
110
A28 (1063m) 0 5m
11
A25 (1133m)
1110m
1115m
30
1140m
1120m
115
1135m
P16 (1123m) 1125m
m 0
113
0
11 m
35
113 30m
5m
114
0m
114
5m
115
0m A31 (1144m)
40
1135m 115
5m
111 0m
116
111
11 0m
0m
5m
11
0
4
m
11
J
113
35 130
45
m
0
1
m
m
00º22.50S
1138TB
55
1147m TB
60
11 A30 (1153m)
0m m
A29 (1133m) 50
1
m
11 155
65
11
113
11
60 m
45
5
5m
0m
m
11 11
4 0m 50
11 m
3 1
0m 130
11 m
35
m
70
E
113
S
500 m
11
7,5
115
m
5m
0m
0 cm 10 cm 20 cm 30 cm 40 cm 50 cm
1154
00º22.75S
30 35 40 45 55 60 65 70 80 85 90 95 05 10 15 20
100ºº23.50 E 100ºº23.75 E 100ºº24.00 E 100ºº24.25 E
100ºº23.25 E
M
1170 m
1160 m
anak. S. Sianok
1150 m
anak. S. Sianok
1140 m
1130 m
1120 m
E Keterangan
F
Garis Kontur Sungai Ketinggian di atas
(781) Permukaan Laut
Indek Kontur
Garis Penampang
F
Titik Pengukuran
Koordinat
Jalan
C9 E
Gambar 14. Peta kontur lintasan pengamatan kelurusan morfologi, Segmen Sungai Puar - Kubu.
Gambar 15. Cerminan tiga dimensi bentuk lahan tektonik di sekitar Sungai
J
Malintang yang tidak aktif. Dengan demikian dari ke penampakan khas bila terkena pengaruh sesar.
sepuluh segmentasi yang diteliti, oleh Tjia (1977) Unit morfostratigrafi yang lebih tua di daerah
dikelompokkan menjadi tiga segmen, yaitu: empat penelitan memberikan penampakan ciri-ciri
buah segmen di daerah studi dimasukkan ke segmen morfotektonik lebih tegas dan jelas daripada
Sianok -Masang, sedangkan tiga segmen lainnya satuan unit morfostratigrafi yang lebih muda.
ACUAN
J
Hahn. L. dan Weber. H.S. 1981. Geological Map of West Central Sumatera, scale 1:250.000, Hannover,
Germany.
G
Kastowo dkk., (1997). Peta Geologi Lembar Padang, Sumatera, skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
Katili, J A and Hehuwat. 1967. On the occurrence of large transcurrent faults in Sumatera, Indonesia.
Geosciences J Osaka 10:5-17.
S
Poedjoprajitno, S., Kamawan, U.M. Lumbanbatu., 2004. Peta Geomorfologi, Lembar Bukittinggi, Sumatera
Barat, skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, (Unpublishh) Bandung.
Poedjoprajitno, S., Kamawan., Suharsono., 2005. Penelitian Morfostruktur Daerah Padangpanjang dan
M