Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANTAR STUDI MANAJEMEN

Perencanaan SDM dari Aspek Pendidikan

DOSEN :

GEOVANI MEIWANDA, S.Sos. , MPA

OLEH:

ESA FEBIYANI JEZRIA (1901112241)

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ADMINISTRASI PUBLIK

2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Perencanaan
Sumber Daya Manusia Dari Aspek Pendidikan.

Saya berharap semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan dapat berguna bagi seluruh
pembaca juga bagi kemajuan pendidikan di negara Indonesia. Atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.

Pekanbaru, 31 Oktober 2019

Esa Febiyani Jezria


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pendidikan ....................................................2
B. Macam–Macam Pendekatan Perencanaan Pendidikan ....................... 3
C. Bentuk-Bentuk Perencanaan Pendidikan.....................................4
D. Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan Efektif dan Efisien................4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..........................................................................................5
B. Saran ....................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................6


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam
penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa, serta
merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan
pendidikan.

Sebagai unsur di dalam pertama di dalam program pengembangan SDM Indonesia mencapai tujuan Pembangunan Jangka
Panjang II, pendidikan dan pelatihan haruslah berpijak pada dua prinsip pokok, yaitu sifatnya yang komprehensif,
dan dinamik. Sifat yang komprehensif disebabkan karena seluruh program pembangunan nasional yang pada hakekatnya
dilaksanakan oleh manusia Indonesia yang mampu untuk melaksanakannya. Manusia Indonesia tersebut adalah manusia hasil
binaan pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan tuntutan pasar atau tuntutan pembangunan nasional. Untuk menjadi
bangsa yang mandiri, pada dasarnya tidak ada satupun sektor kehidupan bangsa atau sektor pembangunan nasional yang tidak
dijamah oleh Sumber Daya Manusia Indonesia.

Apabila Sumber Daya Manusia Indonesia tidak dipersiapkan, maka sektor-sektor tersebut akan diisi oleh tenaga-tenaga asing
sesuai dengan dinamisme kehidupan dunia dewasa ini yaitu dunia terbuka. Dunia yang terbuka memungkinkan persaingan
antar manusia dan antar bangsa. Hanya bangsa dan manusia yang terampil, bermutu, akan mampu berkompetisi dengan
bangsa-bangsa yang lain dalam era globalisasi. Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang komprehensif berarti bahwa bahwa
perencanaan tersebut haruslah sejalan dan seiring dengan strategi pembangunan serta prioritas nasional.

Untuk menghubungkan dan menjembatani harapan-harapan tersebut, proses perencanaan pendidikan dilakukan melalui
beberapa pendekatan. Terdapat empat pendekatan dalam perencanaan sistem pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan
permintaan masyarakat berdasarkan pendidikan, pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja, pendekatan keefektifan
biaya, dan pendekatan sistem.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perencanaan pendidikan?
2. Apa macam-macam pendekatan dalam perencanaan pendidikan?
3. Apa bentuk-bentuk perencanaan pendidikan?
4. Bagaimana perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif dan efisien?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian perencanaan pendidikan.
2. Mengetahui macam–macam pendekatan dalam perencanaan pendidikan.
3. Mengetahui bentuk-bentuk perencanaan pendidikan.
4. Mengetahui bagaimana perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif dan efisien
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Perencanaan Pendidikan
Secara konseptual, manajemen pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan
mengenai (sumber daya manusia, sumber belajar, kurikulum, dana, dan fasilitas) untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien (Engkoswara 1987; ISPI 1995; Manap 1999, 2008). Perencanaan pendidikan mempunyai
peran penting dan berada pada tahap awal dalam proses manajemen pendidikan, yang dijadikan sebagai panduan
bagi pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan penyelenggaraan pendidikan.

Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam
penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta
merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan
pendidikan.

Perencanaan merupakan suatu proyeksi tentang apa yang harus dilaksanakan guna mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan (Kaufman 1972; Hadikumoro 1980). Sebagai suatu proyeksi, perencanaan memiliki unsur
kegiatan mengidentifikasi, menginventarisasi dan menyeleksi kebutuhan berdasarkan skala prioritas, mengadakan
spesifikasi yang lebih rinci mengenai hasil yang akan dicapai, mengidentifikasi persyaratan atau kriteria untuk
memenuhi setiap kebutuhan, serta mengidentifikasi kemungkinan alternatif, strategi, dan sasaran bagi
pelaksanaannya.

Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih mengalami krisis besar karena perkembangan dan kebutuhan akan
pendidikan tidak dapat terpenuhi oleh sumbersumber yang tersedia. Untuk mengatasi permasalahan pendidikan secara
komprehensif, Banghart dan Trull (1973:120) merekomendasikan beberapa hal yang harus dicermati dalam
merencanakan pendidikan, di antaranya: mengidentifikasi berbagai kebijakan terkait dengan sistem pendidikan,
mengevaluasi dan mempertimbangkan berbagai alternatif metode pendidikan dan dalam kaitannya dengan masalah
masalah khusus pendidikan, mencermati masalah-masalah kritis yang memerlukan perhatian, penelitian, dan
pengembangan, mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sistem pendidikan yang ada, serta melaksanakan kajian
terhadap sistem pendidikan dan komponen-komponennya. Perencanaan berfungsi sebagai pemberi arah bagi
terlaksananya aktivitas yang disusunsecara komprehensif, sistematis, dan transparan.

B. Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan


1. Perencanaan dengan pendekatan kebutuhan sosial (social demand approach)
Menekankan pada tujuan pendidikan yang mengandung misi pembebasan, yakni pembebasan masyarakat
dari kebodohan dan kemiskinan. Misalnya keperluan akan pendidikan yang memadai, yang implementasinya tertuang
dalam bentuk kebijakan wajib belajar, pembebasan biaya pendidikan bagi kelompok masyarakat yang terbatas secara
ekonomis. Pendekatan ini membawa misi bagaimana perencana dapat mengakomodir agar semua orang dapat
memperoleh pendidikan yang memadai dengan pembiayaan wajar. Pendidikan adalah hak setiap warga negara, setiap
orang harus mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendidikan, tidak dibatasi oleh ketidakberdayaan secara
ekonomis, fisik, ataupun faktor sosial budaya lainnya.

2. Pendekatan perencanaan ketenagakerjaan (Manpower planning approach)


Menekankan pada kesesuaian atau relevansi antara lulusan (output) satuan pendidikan dan keperluan akan tenaga
kerja di berbagai bidang. Implementasinya tertuang dalam kebijakan “link and match, kurikulum berbasis kompetensi,
penerapan konsep life skill, dan sejenisnya”. Proses pendidikan dipandang sebagai wahana untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi sumber daya manusia (SDM) yang terdidik dengan baik, yakni SDM yang kreatif, inovatif,
kompetitif, memiliki sikap dan kepribadian yang unggul, serta memiliki keterampilan hidup yang memadai untuk
hidup mandiri dan mengembangkan dirinya. SDM yang terdidik dengan baik akan menjadi manusia produktif yang
dapat menyumbang pada keberhasilan pembangunan. SDM yang terdidik dengan baik akan menjadi manusia yang
bermakna bagi dirinya, keluarganya, organisasi di mana ia berada, serta masyarakat dan bangsa pada umumnya.
3. Pendekatan analisis keefektifan biaya (cost effectiveness analysis approach)
Menekankan pada penggunaan dana dan fasilitas yang secermat mungkin untuk mencapai hasil optimal, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan utama dalam pendekatan efektivitas biaya adalah berapa banyak budget
yang tersedia untuk pendidikan, pendidikan apa yang dapat dilakukan dengan budget tersebut. Dalam konteks ini
dianut prinsip produktivitas, yakni dengan dana minimal diupayakan dapat mencapai hasil yang maksimal. Para
penyelenggara pendidikan akan menghindari adanya pemborosan dalam pembiayaan pendidikan dan akan berupaya
seoptimal mungkin agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara cepat dan tepat.

4. Pendekatan Sistem (System Approch)


Johnson dan Rozenwey (dalam Rambe, 2011) mengemukakan bahwa pendekatan sistem meliputi
penggunaan berbagai konsep yang serasi dan teori sistem yang umum dalam rangka memahami teori organisasi dan
pratek manajemen. Menurut Rambe (2011), pendekatan sistem juga berorientasi pada analisa sistem yang berwujud
pada metode atau teknik di dalam memecahkan persoalan atau pada pengambilan kebijakan. Analisa masalah sistem
menyadari akan masalah, mengindentifikasi variabel yang berhubungan, menganalisis berbagai faktor dan berakhir
dengan penentuan tindakan pemecahaan masalah yang terbaik dan berbagai alternatif.
Perencanaan pendidikan yang menggunakan pendekatan sistem atau pendekatan integrasi (terpadu) memadukan ketiga
pendekatan perencanaan sistem pendidikan yang bersifat menyeluruh dan terpadu. Pendekatan ini sering disebut
dengan pendekatan sistemik atau pendekatan sinergik, karena memiliki karakteristik sistematik, anilitik, dan
sistematik.

C. Bentuk-bentuk Perencanaan Pendidikan


Ditinjau dari segi waktu, perencanaan pendidikan dapat dibedakan atas perencanaan jangka panjang (antara 11–30
tahun), perencanaan jangka menengah (antara 5–10tahun), dan perencanaan jangka pendek (antara 1–4 tahun).Ketiga
bentuk perencanaan tersebut berkaitan antara satu dan yang lainnya. Perencanaan jangka pendek merupakan bagian
dari perencanaan jangka menengah, keduanya merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang. Beberapa
perencanaan jangka pendek yang digabungkan secara sistematis dan sistemik dapat dipandang sebagai perencanaan
jangka menengah, beberapa perencanaan jangka menengah yang dirangkai dalam satu kesatuan akan menjadi rencana
jangka panjang. Pada zaman orde baru, perencanaan jenis ini teraktualisasi dalam perencanaan tahunan, rencana
pembangunan lima tahun (REPELITA),dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).
Berdasarkan ruang lingkupnya, perencanaan pendidikan dapat dibedakan atas :
1. Perencanaan makro, level nasional, meliputi seluruh usaha pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan,
kurikulum,peserta didik, dan pendidik dalam suatu sistem pendidikan yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
2. Perencanaan meso, yaitu level regional atau lokal, meliputi semua jenis dan jenjang pendidikan di suatu daerah.
3. Perencanaan mikro, biasanya bersifat institusional, meliputi berbagai kegiatan perencanaan pada suatu lembaga
atau satuan pendidikan tertentu atau pada beberapa lembaga yang sama dan berdekatan lokasinya.
Dari segi pendekatannya, perencanaan pendidikan dibedakan atas:
1. Perencanaan terintegrasi (integrated planning), yaitu perencanaan yang mencakup keseluruhan aspek pendidikan
sebagai suatu sistem dalam pola pembangunan nasional. Perencanaan terintegrasi dalam bidang pendidikan
mengandung makna bahwa pembangunan pendidikan bukanlah penerapan konsep pembangunan yang parsial, tetapi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan (terintegrasi) dengan pembangunan nasional di berbagai bidang.
Pembangunan pendidikan tidak dapat lepas dari program pembangunan: ketenagakerjaan, teknologi, industri,
transportasi, lingkungan sosial budaya, lingkungan geografis, ekonomi dan keuangan.
2. Perencanaan komprehensif(comprehensive planning), yaitu perencanaan yang disusun secara sistematis dan
sistemik, sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Yang kegiatannya meliputi perencanan
pengembangan pendidikan anak usia dini,pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Perencanaan dan pengembangan pendidikan berkaitan dengan substansi kesiswaan, ketenagaan (pendidik dan
tenaga kependidikan), kurikulum, sarana dan prasarana, biaya, metode, isi/kurikulum, mutu kelembagaan pendidikan,
kependudukan, dan hal lain yang bermakna bagi pengembangan penyelenggaraan pendidikan.
3. Perencanaan strategis (strategic planning), yaitu perencanaan yang disusun berdasarkan skala prioritas, sehingga
berbagai sumber daya yang ada dapat diatur dan dimanfaatkan secermat dan seefisien mungkin. Sebagai contoh,
prioritas pendidikan diletakkan pada pendidikan dasar. Sebagai bukti bahwa pendidikan dasar mendapatkan prioritas
dalam pembangunan pendidikan adalah besarnya biaya pendidikan yang dialokasikan.
4. Perencanaan operasional (operational planning), yang mencakup kegiatan pengembangan dari perencanaan
strategis. Perencanaan yang mampu memberikan penjelasan secara detail tentang (what) apa yang harus dikerjakan,
(who) siapa yang mengerjakan, (how) bagaimana mengerjakannya, (where) di mana akan dikerjakan, (when) bilamana
hal itu akan dilaksanakan
Adapun ruang lingkup pengelolaan sumber daya manusia (SDM), yaitu meliputi
1.Perencanaan pegawai,
2. Pengadaan pegawai,
3. Pembinaan dan pengembangan pegawai,
4. Promosi dan mutasi,
5. Pemberhentian pegawai,
6. Kompensasi, dan
7. Penilaian pegawai.
Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan dapat tercapai, yakni tersedianya
tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.penelitian tindakan kelas.

D. Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan yang Efektif dan Efisien


Suatu masyarakat industri maju memiliki ciri-ciri yang khusus yaitu masyarakat yang mengenal disiplin. Tanpa disiplin
tidak mungkin industri maju yang menggunakan unsur-unsur posisi tinggi berjalan tanpa disiplin. Disiplin dalam
pekerjaan, di dalam produksi dan di dalam kehidupan. Tidak ada suatu negara industri maju tanpa kedisiplinan
warganya. Oleh karena itu, perencanaan pendidikan dan pelatihan haruslah diarahkan kepada tumbuhnya suatu
masyarakat yang berdisiplin.

Perencanaan pendidikan dan pelatihan diarahkan pada pengembangan dan penguasaan IPTEK serta penerapannya.
Berikutnya keterampilan yang diprogramkan adalah keterampilan yang dibutuhkan di dalam pasar kerja oleh dunia
industri atau oleh kesempatan-kesenmpatan yang muncul karena kemajuan ilmu dan teknologi kemudian perencanaan
yang disajikan merupakan suatu rencana yang melahirkan inisiatif.

Demikianlah proses perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif harus dapat menumbuhkan suatu sistem
pendidikan dan perencanaan yang mengakomodasikan lahirnya kemampuan-kemampuan yang diperlukan oleh suatu
masyarakat industri. Sistemnya haruslah efektif, artinya tidak ada duplikasi serta program tanpa arah. Seluruh sistem
diberdayakan agar secara cepat dan tepat menunjang pencapaian tujuan PJP II. Hal ini berarti perencanaan pendidikan
dan pelatihan haruslah komprehensif, sebab sumber daya manusia yang akan dibutuhkan oleh semua sektor
pembangunan.

Efisien artinya penggunaan sumber-sumber secara tepat guna dalam rangka pencapaian suatu tujuan. Dalam hubungan
ini, proses perencanaan yang efisien adalah proses perencanaan yang mempunyai karakteristik, antara lain : efisiensi
berimplikasi tanpa duplikasi berarti intensifikasi. Tetapi apabila duplikasi tanpa kerjasama, maka hal itu dapat dikatakan
pemborosan. Perencanaan yang efisien dalam sektor pendidikan dan pelatihan juga diarahkan kepada terwujudnya suatu
kurikulum yang ramping. Kita mengetahui bahwa dewasa ini, kurikulum sudah sangat berat dengan pengetahuan yang
kurang relevan dengan kehidupan nyata. Era reformasi bukan berarti menghafal dan penguasai semua informasi dan
data yang ada, tetapi bagaimana mengelola informasi yang ada agar supaya bermanfaat bagi kehidupan.Sarana dan
prasarana serta komponen pendukung harus diperhatikan dengan jeli. Sarana dan prasarana yang belum ada dilengkapi
dengan meminta bantuan baik kepada pemerintah maupun kepada masyarakat sekitar. Sebagai seorang manajer
pendidikan dimasa depan kita harus memperhatikan hal-hal tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manajemen pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan
mengenai (sumber daya manusia, sumber belajar, kurikulum, dana, dan fasilitas) untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien.
2. Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik
dalam penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social ekonomi suatu
bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah
dalam mencapai tujuan pendidikan.
3. Pendekatan merupakan serangkaian asumsi dasar dalam memecahakan berbagai masalah yang saling berkaitan. Terdapat
empat pendekatan dalam perencanaan system pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan permintaan masyarakat berdasarkan
pendidikan, pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja, pendekatan efesiensi biaya, dan pendekatan
sistem atau pendekatan integratif.
4. Perencanaan Sumber Daya Manusia memberikan petunjuk masa depan, menentukan dimana tenaga kerja dapat
diperoleh, kapan tenagan kerja akan dibutuhkan, dan pelatihan serta pengembangan jenis apa yang harus dimiliki tenaga
kerja. Selanjutnya sistem kompensasi harus sesuai dengan sistem penyesuaian kinerja, dimana harus sesuai juga dengan
keputusan pengembangan SDM.
5. Perencanaan pendidikan dan pelatihan merupakan proses untuk mengembangkan sumber daya
manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan visi strategis menghadapi pasar bebas serta kemajuan IPTEK dalam
rangka mewujudkan masyarakat.

B. Saran
Setiap kegiatan memerlukan perencanan terlebih dahulu. Membuat perencanaan harus benar–benar matang
dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yang telah ditetapkan sebelunmya. Merencanakan harus
memperhatikan kebutuhan yang diperlukan maka itu perencanaan juga harus memperhatikan pendekatan–
pendekatan yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1997. Perencanaan Pendidikan: Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V. Buku II B. Jakarta:
Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Gaffar F. 1987. Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: Depdikbud, Direktorat jenderal Pendidikan
Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Indar D. 1990. Perencanaan Pendidikan: Strategi dan Implementasi. Surabaya: Karya Abditama.

Manap S. 2008. Perencanaan Pendidikan. Bahan Ajar. Bengkulu: Program Magister Manajemen
Pendidikan,Universitas Bengkulu.

Vembriarto. 1975. Pengantar Perencanaan pendidikan. Yogyakarta: Paramita.

Sa’ud, U.S. dan Makmun, A.S. 2007. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komperhensif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai