PUSKESMAS SELAPARANG
Disusun Oleh:
Nama Peserta : drg. Baiq Miftahul Fatia
NIP : 19920710 201903 2 009
Jabatan : Dokter Gigi Ahli Pertama
Unit Kerja : Puskesmas Selaparang
Coach : Haeli, SE, M.Ak
Mentor : dr. Yulia Sari Risnawati
1
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR ASN
Golongan : III/b
No. Absen : 10
Mentor, Coach,
2
3
LEMBAR PERSETUJUAN
KERTAS KERJA AKTUALISASI NILAI DASAR ASN
Golongan : III/b
No. Absen : 10
Mentor, Coach,
026
4
PENGESAHAN
KERTAS KERJA AKTUALISASI NILAI DASAR ASN
Kertas Kerja Aktualisasi Nilai Dasar ASN ini telah diseminarkan pada Badan
Kepagawaian dan Pegembangan Sumber Daya Manusia Kota Mataram
bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Mentor Coach
Mengetahui
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa mencurahkan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan aktualisasi yang berjudul “Laporan Aktualisasi
Peningkatan Pemantauan Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Dengan “KMS-
GIAT” di Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang”
Laporan aktualisasi ini sebagai salah satu tugas wajib perorangan dalam
rangka mengikuti Pendidikan Latihan Dasar Golongan II dan III Angkatan XVII
di Lingkup Pemerintahan Kota Mataram Tahun 2019.
Laporan ini dapat terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu B. Nelly Kusumawati M, SE, M.Ak selaku Kepala Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Mataram.
2. Bapak Drs. Tri Budiprayitno, M.Si. selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3. Bapak Ir. H. Mahmuddin selaku narasumber
4. Ibu Haeli, SE, M.Ak selaku coach yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi bagi penyempurnaan dan penyelesaian
laporan rancangan aktualisasi ini.
5. Ibu dr. Yulia Sari Risnawati selaku Kepala Puskesmas Selaparang dan
mentor yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukkan dalam
penyusunan rancangan aktualiasi
6. Ahmad Lazuardi Y.L.,ST, selaku suami , dan M. Esyanul Gibran Lamidi.,
putra saya atas dukungan moril dan motivasi untuk saya menjalankan
amanah Latsar ini.
7. Orang tua saya yang selalu memberikan dukungan dan doa demi
kesuksesan penulis dalam menjalankan amanah.
7
8. Bapak dan ibu Widyaiswara yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
bimbingan serta arahan selama pelatihan dasar dan membantu dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
9. Rekan-rekan sesama peserta pelatihan dasar angkatan XVII di Lingkup
Pemerintah Kota Mataram.
10. Kepada diri sendiri. Terimakasih telah berjuang, bertahan, tidak berputus
asa dan mau terus belajar hingga sampai pada titik ini. Teruslah
berkembang.
Penulis,
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………….i
v
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………v
DAFTAR TABEL
………………………………………………………………………...vi
DAFTAR GAMBAR
……………………………………………………………………..vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................................... 4
C. Manfaat
Aktualisasi…………………………………………………………………….5
D. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 5
9
3.2 Struktur Organisasi ...................................................................................................... 19
3.3 Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN ..................................................................................... 20
3.4 Nilai Dasar dan Rancangan Kegiatan ........................................................................... 25
3.5 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi ......................................................................... 32
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
………………………………………………………………………….
5.2. Saran
…………………………………………………………………………………
5.3. Rekomendasi
…………………………………………………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN
……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ vi
10
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2. Menyiapkan sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan
mulut pada ibu hamil dengan media bantu video.
Tabel 4.4. Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
melalui KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.
11
Tabel 4.5. KIE (Komunikasi, informasi dan edukasi ) cara menyikat gigi
yang tepat pada ibu hamil.
Tabel 4.6. Pembersihan karang gigi pada ibu hamil dengan penyakit
periodontal.
Tabel 4.7. Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
dengan menggunakan Gingival Index.
12
DAFTAR GAMBAR
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
14
Untuk dapat membentuk ASN yang profesional maka perlu dilakukan
pembinan melalui jalur diklat. Merujuk pada pasal 63 ayat (3) dan (4)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN
wajib menjalanai masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat
terintegrasi selama satu tahun masa percobaan untuk membangun moral,
kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Ketentuan tersebut dijelaskan dalam Peraturan LAN
Nomor 12 Tahun 2018 Pasal 5 ayat (1) dan (2), Pelatihan Dasar CPNS
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara
terintegrasi. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai
dasar profesi PNS yang tergabung dalam singkatan ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Kompetensi
inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat,
yaitu PNS yang berintegritas, serta mampu bersikap dan bertindak
professional dalam melayani masyarakat (LAN, Manajemen Aparatur Sipil
Negara, 2014).
15
Perubahan yang terjadi dapat mempengaruhi system dalam tubuh yang
berdampak terhadap fisiologis bagian-bagian tubuh termasuk rongga mulut
(Goni,A. ,Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal. 2014)
Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek yang sering diabaikan oleh
masyarakat. Utamanya untuk ibu hamil, kesehatan gigi dan mulut memerlukan
perhatian khusus. Ibu hamil memiliki keterbatasan pilihan perawatan ketika
perawatan yang dilakukan bersifat kuratif. Ditambah lagi dengan perubahan
hormonal dan perubahan kondisi mulut akibat symptom yang dibawa selama
kehamilan membuat ibu hamil semakin membutuhkan perhatian khusus.
Penyakit gigi dan mulut yang menjadi perhatian pada aktualisasi ini
ialah penyakit pada gigi dan gusi, seperti karies gigi dan gingivitis.
16
per 1000 kelahiran, atau dapat dikatakan 1 kelahiran premature disertai BBLR
dari setiap 11 kejadian kelahiran.
Dokter gigi sebagai ASN sangat perlu untuk bersikap profesional dan
berintegritas dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada di lingkungan
kita terkhusus di instansi masing-masing. Penerapan rancangan aktualisasi
tersebut dilakukan berdasarkan nilai-nilai dasar seorang ASN yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi).
1.2.TUJUAN AKTUALISASI
Tujuan dari aktualisasi ini adalah untuk membentuk ASN profesional yang
berkarakter, yaitu ASN yang mampu mengaktualisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntablilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA),
pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, serta
menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
17
1.3. MANFAAT AKTUALISASI
a. MANFAAT BAGI PESERTA DIKLAT
1.4.RUANG LINGKUP
18
dasar profesi PNS meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) serta melihat aspek pelayanan
publik manajemen ASN dan Whole of Government
BAB II
PENETAPAN ISU
19
2.1.Rancangan Aktualisasi
20
4. Belum optimalnya edukasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut
pada pasien anak di Puskesmas Selaparang.
Hal ini terlihat pelayanan yang dominan adalah pelayanan
kuratif saja, sangat jarang dilakukan pelayanan yang bersifat promotif.
2.2.Penetapan Isu
Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan
rancangan aktualisasi ini adalah alat analisis APKL (Aktual,
Problematika, Kekhalayakan, Layakan).
Kriteria Jumlah
No. Isu
A P K L Skor
1. Kurang lengkapnya alat Oral Diagnostic pada
Poli Gigi Puskesmas Selaparang. 4 3 3 4 14
21
Puskesmas Selaparang.
Keterangan :
Skala Likert : 1-5 A : Aktual (sedang terjadi/dalam proses
Angka 5: Sangat gawat/mendesak kejadian)
Angka 4: Gawat/Mendesak P : Problematik (Masalah Mendesak
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak untuk dipecahkan)
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak K : Kekhalayakan (Menyangkut Hidup
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak Orang Banyak)
L : Layak (Logis, Pantas, Realistis dan
dapat di bahas)
22
Dari ketiga isu teratas, dilakukan lagi analisis menggunakan metode USG untuk
penetapan prioritas masalah yang diangkat. USG adalah metode yang digunakan
untuk menyususn urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya adalah
dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan dampak perkembangan isu
dengan pemberian skala 1 (Sangat Kurang) sampai 3 (Sangat Baik) dengan teknik
skoring. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Hal
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (LAN, Modul Akuntabilitas, 2015):
1. Urgency, yaitu seberapa mendasar suatu isu harus dibahas, dianalisis,
atau ditindaklanjuti;
2. Seriousness, yaitu seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan;
3. Growth, yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani segera.
Dengan menggunakan metode USG, kita dapat menentukan prioritas
isu dari beberapa isu yang ada.
23
Berdasarkan analisis USG diatas dapat disimpulkan bahwa prioritas utama
yang akan dipecahkan menurut penulis “Rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Selaparang.”
2.3.Dampak Isu
Dampak yang akan terjadi bila isu tersebut tidak dipecahkan adalah :
1. Bagi petugas
Stigma tidak optimalnya kinerja petugas dalam meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.
3. Bagi Stakeholder
Menekan angka BBLR di Indonesia.
24
berjalan dengan lancar. Adapun beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk menyelesaikan isi tersebut adalah:
1. Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan.
2. Membuat sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut
pada ibu hamil dengan media bantu video.
3. Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
melalui KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada
KMS.
4. Melakukan pemeriksaan pre-test dengan menggunakan Gingival Index
pada ibu hamil.
5. Melakukan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat
gigi yang tepat pada ibu hamil.
6. Melakukan pembersihan karang gigi pada ibu hamil dengan penyakit
periodontal.
7. Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
dengan menggunakan Gingival Index.
25
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1.Deskripsi Organisasi
a. Profil Puskesmas Selaparang
Puskesmas Selaparang adalah salah satu dari 11 Puskesmas yang
ada di wilayah Kota Mataram. Puskesmas yang berlokasi di Jl. Jendral
Sudirman no.19 Rembiga, Kecamatan Selaparang ini mulai resmi
beroperasi pada tahun 2009. Memiliki 3 Poskesdes dan 3 Pustu ( Sayang-
Sayang, Karang Baru, Rembiga).
Wilayah kerja Puskesmas Selaparang masing-masing dibatasi oleh:
a. Utara: berbatasan dengan Kecamatan Gunungsari, wilayah kerja
Puskesmas Gunungsari Lombok Barat
b. Timur: berbatasan dengan Kelurahan Selagalas, wilayah kerja Puskesmas
Cakranegara
c. Selatan: berbatasan dengan Kelurahan Monjok wilayah kerja Puskesmas
Mataram
d. Barat: berbatasan dengan Kelurahan Pejarakan wilayah kerja puskesmas
Selaparang.
26
Wilayah kerja Puskesmas Selaparang memiliki luas wilayah 824 ha
(8,73 km2 ) yang terbagi dalam tiga kelurahan yaitu Kelurahan Rembiga,
Kelurahan Karang Baru, dan Kelurahan Sayang-sayang.
27
Semua jenis layanan harus terjangkau, dapat dievaluasi secara rutin
dan berkala.
1) Tugas Pokok
a) Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Dinas yang dilimpahkan
dari Kepala Dinas.
b) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebaut daiatas,
UPTD Puskesmas Selaparang mempunyai fungsi :
a) Perumusan dan penetapan rencana dan program kerja UPTD di
wilayah kerjanya.
b) Perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan pelayanan
kesehatan sesuai kebijakan yang ditetapkan Walikota berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c) Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan
pengendalian upaya kesehatan meliputi : kesehatan lingkungan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, kesehatan ibu
dan anak, remaja dan usia lanjut, penangulangan gizi buruk,
kesehatan masyarakat, kesehatan institusi, upaya kesehatan bermitra
masyarakat sesuai kebijakan yang ditetapkan Walikota berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d) Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan serta bina mitra masyarakat
dalam upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat di
28
bidang kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
e) Pelaksanaan koordinas, informasi dan sinkronisasi dengan unit kerja
terkait pada Dinas dan Instansi/Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) terkait dibidang kesehatan di wilayah kerjanya.
f) Pelaksanaan Bimbingan Teknis operasional dan administratif
terhadap Puskesmas Pembantu, Pos Persalinan Desa (Polindes) dan
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di wilayah kerjanya.
g) Pengelolaan dan pelayanan data rekam medik pasien sebagai bahan
perumusan program/kegiatan prioritas sesuai kebetuhan dan tingkat
kecendrungan penyakit di wilayahnya.
h) Penyiapan dukungan terhadap penyelenggaraan sistim informasi
manajemen kesehatan di wilayah kerjanya.
i) Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan urusan ketatausahaan
UPTD meliputi : perencanaan, keuangan,, kepegawaian, rumah
tangga dan perlengkapan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
j) Pembinaan, pengawasan, pengendalian pentyelenggaraan program /
kegiatan UPTD sesuai ketentuan peraturan perundangan undangan
yang berlaku.
k) Pelaporan Pelaksanaan tugas UPTD kepada Kepala Dinas.
l) Pelaksana tugas kedinasan lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala
dinas sesuai bidang tugasnya.
29
b. Fungsi Dokter Gigi.
30
31
3.4.Nilai – Nilai Dasar Profesi ASN
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Aspek – aspek akuntabilitas :
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku
pada setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan
dalam memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada
atasannya. Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda.
Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi
kebiasaan dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan
mempengaruhi aturan formal yang berlaku.
Tingkatan dalam Akuntabilitas :
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi
kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu
bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan
maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan
19
masyarakat, bangsa dan negaranya.Nasionalisme Pancasila adalah
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan halhal yang baik
dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
20
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir
4. Komitmen Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya dan bahkan
melampaui harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur pencapaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan
sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya,
yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing.
1. Efektivitas
Efektivitas dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian
jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga
dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
2. Efisien
Efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak
adanya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan
harapan dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan
kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi serta
21
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di lingkungan lembaga
pemerintahan, aparatur dapat mengembangkan daya imajinasi dan
kreativitasnya, untuk melahirkan terobosan-terobosan baru dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangundangan.
5. Anti Korupsi
Dalam UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi adalah setiap
orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan
perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau
perekonomian negara. Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu
tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan
Negara, seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan lain
sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi,
yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara.
Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait
dengan Tindak Pidana Korupsi. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari :
1. Kerugian keuangan Negara
2. Suap-menyuap
3. Pemerasan
4. Perbuatan Curang
5. Penggelapan dalam Jabatan
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
7. Gratifikasi
Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang diadopsi dari
KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71). Kesadaran Anti korupsi yang
telah mencapai puncak tertinggi akan menyentuh spiritual accountability
seseorang, apalagi ketika menyadari bahwa dampak korupsi itu tidak
22
sekedar kerugian keuangan negara, namun ada kaitannya dengan kerusakan
kehidupan. Berikut merupakan langkah – langkah preventif pencegahan
korupsi diantaranya :
23
Unit Kerja : Puskesmas Selaparang
Isu yang Diangkat : Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan periodontal pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Selaparang.
24
TABEL 3.1 RANCANGAN KEGIATAN
25
3. Mencatat saran dari menunjukkan dengan seksama,
atasan mengenai rasa sehingga kemudian
konsep kegiatan tanggung akan bisa
pemantauan dipertanggung
jawab atas
kesehatanstatus jawabkan dengan
periodontal ibu konsep yang
disiapkan. baik.
hamil dengan
menggunakan 3. Komitmen
KMS-GIAT. Mutu :
Mencatat
dengan
orientasi
mutu.
26
penjelasan
mengenai
kesehatan gigi
dan mulut
nantinya.
27
kesehatan gigi
dan mulut.
Etika Publik
Dengan KMS-
GIAT akan
meningkatkan
profesionalisme
tenaga medis
kesehatan gigi
dan mulut
dalam
meningkatkan
derajat
kesehatan
bangsa.
4. Melakukan 1. Menyiapkan alat yang Tersedianya Etika Publik Etika Publik Sesuai dengan Empati
pemeriksaan akan digunakan skor pre-test Misi
pre-test pada melakukan Gingival Index. - Memberika Pemeriksaan
Puskesmas,
Memahami masalah
pemeriksaan. n pelayanan yang dilakukan kesehatan individu,
ibu hamil “mendorong
2. Melakukan dengan akan cepat, keluarga, masyarakat,
dengan jujur, kemandirian
tepat, dan dan lingkungan serta
menggunakan pemeriksaan. tanggap, masyarakat
3. Menuliskan hasil akurat karena mendorongnya sebagai
Gingival cepat, tepat dan keluarga
pemeriksaan dalam
28
Index. KMS-GIAT dan akurat menggunakan untuk hidup subject dalam
standardisasi sehat.” memecahkan masalah
yang jelas. kesehatan yang di
Komitmen hadapi
Mutu
- Efektif Komitmen
- Efisien Mutu
Pemeriksaan
Akuntabel menjadi efektif
dan efisien
- Tanggung karena
Jawab
menggunakan
standardisasi
yang jelas.
Akuntabel
Pemeriksaan
yang berdasar
dan berstandar
dapat
dipertanggung
jawabkan
kebenarannya
karena sudah
sesuai dengan
prosedur yang
29
seharusnya.
Etika Publik
Menjelaskan
dengan salam,
senyum, sapa,
sopan, santun,
perhatian dan
ramah.
30
6. Pembersihan 1. Menyiapkan oral Tersedianya Etika Publik Etika Publik Sesuai dengan Terjangkau
karang gigi diagnostic dan scaller oral diagnostic misi Puskesmas
dan scaller yang - Memberika
Pelayanan yang Semua jenis layanan
pada ibu yang akan digunakan n pelayanan
untuk membersihkan diberikan harus 1. Memelihara harus terjangkau, dapat
hamil dengan akan digunakan
karang gigi. dengan memuat etika dan dievaluasi secara rutin
penyakit untuk jujur,
2. Melakukan public, yakni, meningkatkan dan berkala.
periodontal. melakukan tanggap,
pembersihan karang jujur, tanggap, pelayanan
prosedur kuratif cepat, tepat
gigi. cepat, tepat dan kesehatan
perawatan. dan akurat
akurat. yang bermutu
dan
Akuntabel terjangkau
Akuntabel
- Tanggung 2. memelihara
Jawab Sebagai tenaga dan
medis meningkatkan
kedokteran gigi kesehatan
Nasionalisme
yang individu,
- Pendorong bertanggung keluarga, dan
kesadaran jawab, setelah masyarakat
nasional melakukan dan
pendataan lingkungan.
penyakit
kesehatan gigi
dan mulut,
setelah itu
dilanjutkan
dengan
perawatan
penyakit.
31
Nasionalisme
Sebagai tenaga
medis
Indonesia,
bertanggung
jawab untuk
terus
meningkatkan
derajat
kesehatan
bangsa.
7. Melakukan 1. Melakukan persiapan Tersedianya Akuntabel Akuntabel Sesuai dengan Tanggap
evaluasi alat. skor Gingival Misi
terhadap 2. Melakukan - Tanggung Bertanggung
Puskesmas,
Cepat mengambil
Index post-test Jawab jawab untuk keputusan dalam
kesehatan gigi pengukuran gingival yang akan “mendorong
melakukan memberikan pelayanan
dan mulut ibu index. digunakan kemandirian
penilaian kesehatan
hamil dengan 3. Membandingkan hasil sebagai angka Etika Publik masyarakat
pengukura n sebelum kesehatan gigi
menggunakan evaluasi pasca - Membuat dan keluarga
dan sesudah dan mulut, baik
Gingival Index untuk hidup
dilakukannya intervensi. keputusan sebelum
intervensi. sehat.”
berdasarka dilakukan
n prinsip intervensi
keahlian maupun
sesudahnya.
32
Etika Publik
Berdasarkan
hasil
pemeriksaan,
kemudian di
evaluasi, lalu
bisa ditentukan
sikap
kedepannya.
Apakah
membutuhkan
perawatan
tertentu, ataukah
memerlukan
perhatian
khusus.
33
4. Jadwal Kegiatan
Tabel 3.2. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
Konsultasi dengan atasan langsung
terkait rancangan aktualisasi yang
1 akan dilakukan.
Menyiapkan sarana edukasi
mengenai bahaya penyakit gigi dan
mulut pada ibu hamil dengan media
2 bantu video.
Melakukan pemantauan kesehatan
3 gigi dan mulut pada ibu hamil
34
melalui KMS dengan menambahkan
kartu pemeriksaan gigi pada KMS.
Melakukan pemeriksaan pre-dengan
menggunakan Gingival Index pada
4 ibu hamil.
KIE (komunikasi, informasi, dan
edukasi) cara menyikat gigi yang
5 tepat pada ibu hamil.
Pembersihan karang gigi pada ibu
6 hamil dengan penyakit periodontal.
Melakukan evaluasi terhadap
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
dengan menggunakan Gingival
7 Index.
35
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
1. Hasil Aktualisasi
Kegiatan 1 : Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan.
Tabel 4.1. Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan
36
Kegiatan 2 : Menyiapkan sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut
pada ibu hamil dengan media bantu video.
Tabel 4.2. Menyiapkan sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut
pada ibu hamil dengan media bantu video.
c. Penjelasan :
Tersedianya video edukasi yang akan digunakan untuk
menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada
ibu hamil.
Kendala Tidak ada kendala.
Antisipasi -
Bukti - Adanya video edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut ibu
hamil.
- Adanya foto ketika dilakukan edukasi dengan menggunakan
pemutaran video.
- Adanya video rekaman kegiatan edukasi.
37
Kegiatan 3 : Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
melalui KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.
Tabel 4.3. Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
melalui KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.
Tabel 4.4. Melakukan pre-test dengan menggunakan Gingival Index pada ibu hamil.
38
menggunakan pemeriksaan gingival index pada
pasien. Tersedianya skor pre-test Gingival Index
yang nantinya akan dibandingkan dengan skor post
– test.
Kendala - Tidak ada kendala.
Antisipasi -
Bukti - Adanya probe periodontal untuk pemeriksaan gingival
index.
- Terciptanya tabel skor Gingival Index.
- Adanya foto pemeriksaan skor Gingival Index.
Kegiatan 5 : KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat gigi yang
tepat pada ibu hamil.
Tabel 4.5. KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat gigi yang tepat
pada ibu hamil.
39
metode promotif dan preventif penyakit mulut,
khususnya pada ibu hamil. Pertama-tama, dengan
menggunakan video yang sudah disiapkan
sebelumnya, pasien diberikan kesempatan untuk
menonton video edukasi dengan menggunakan
media LCD. Selama pasien menonton acara
edukasi, dokter gigi membantu menjelaskan
sebagai tambahan informasi natas topic yang
diangkat. Setelah dilakukan edukasi dengan
menggunakan video, pasien diberikan penjelasan
mengenai cara menyikat gigi dengan baik dan
benar. Media yang digunakan ialah phantom
model gigi fan sikat gigi. Pasien dijelaskan cara
menyikat gigi yang baik dan benar, secara
terstruktur dan merata.
Kendala - Keterbatasan ruangan untuk mermberikan
penjelasan.
- Keterbatasan layar LCD untuk menampilkan
video.
Antisipasi - Pasien diperiksa satu per satu secara bergiliran di
ruangan pemeriksaan Pustu (Puskesmas
Pembantu), bersamaan dengan pemeriksaan
kehamilan berkala mereka. Setelah itu, pasien
diminta berkumpul di ruang kosong di dalam
Pustu, kemudian di berikan tayangan video
mengenai kesehatan gigi pada ibu hamil. Hal ini
mampu mengatasi keterbatasan ruangan.
Bukti - Tersedianya phantom gigi dan sikat gigi media
edukasi.
40
Kegiatan 6 : Pembersihan Karang Gigi dan Penambalan pada Ibu Hamil
Tabel 4.6. Pembersihan Karang Gigi dan Penambalan pada Ibu Hamil
Kegiatan 7 : Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
dengan menggunakan Gingival Index.
Tabel 4.7 Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dengan
menggunakan Gingival Index.
41
Penjelasan :
Dilakukan pengevaluasian kesehatan gingival
dengan menggunakan Gingival Index. Tindakan
dilakukan dengan menggunakan pengukuran skor
gingival dengan menggunakan dental probe, yang
kemudian digolongkan derajat keparahannya
dengan mengamati pendarahannya. Oral
diagnostic yang digunakan berfungsi untuk
membantu dalam penilaian skor gingival index.
Skor yang didapatkan kemudian dibandingkan
dengan skor sebelumnya pada saat dilakukan pre-
test. Data yang didapatkan kemudian di olah
untuk mendapatkan total skor, dan dilihat seberapa
kemajuan sebelum dan setelah mendapatkan
intervensi.
Kendala - Banyak subjek penelitian yang sebelumnya
dilakukan penelian pre test, tidak dapat dilakukan
pengujian post test karena sudah menjadi kriteria
eksklusi (sudah melahirkan)
Antisipasi - Evaluasi hanya dilakukan pada pasien yang sudah
di periksa dan masih hamil.
Bukti - Adanya gingival score post test yang disajikan dalam
tabel gingival score.
- Adanya foto pengukuran evaluasi gingival score.
- Adanya video pengukuran evaluasi gingival score
pada pasien ibu hamil.
B. Output
1. Tersedianya alat tulis dan konsep kegiatan untuk melakukan konseling mengenai pemantauan
kesehatan periodontal ibu hamil melalui KMS-GIAT
2. Tersampaikannya konsep kegiatan pemantauan kesehatan periodontal ibu hamil dengan
menggunakan KMS-GIAT
3. Terpenuhinya catatan saran dari atasan mengenai konsep kegiatan pemantauan kesehatan
periodontal ibu hamil dengan menggunakan KMS/GIAT
C. Nilai-nilai Dasar
1. Etika Publik
- Hormat - Sopan
- Senyum - Santun
- Salam - Ramah
2. Akuntabilitas
- Tanggung jawab
3. Komitmen Mutu
- Efektif
- Efisien
1. Etika Publik
Membuat janji, senyum, salam, sopan, santun, ramah.
2. Akuntabilitas
43
Dengan menyiapkan alat tulis dan konsep , menunjukkan rasa tanggung jawab atas
konsep yang disiapkan.
3. Komitmen Mutu
Mencatat dengan orientasi mutu.
1. Tanggap
Tanggap dalam menyiapkan segala kebutuhan, seperti alat tulis, dsb nya, serta
menentukan konsep yang akan digunakan.
2. Akuntabilitas
Mempersiapkan konsep pelayanan dengan seksama, sehingga kemudian akan bisa
dipertanggung jawabkan dengan baik.
2.2. Membuat sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut pada ibu hamil
dengan media bantu video.
i. Tahapan Kegiatan
1. Mengunduh video mengenai kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil.
2. Menyiapkan media untuk nantinya menampilkan video.
ii. Output
1. Terunduhnya video penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.\
2. Tersedianya video mengenai kesehatan gigi dan mulut ipada ibu hamil.
44
c. Inovatif
1. Terjangkau
Media yang digunakan ialah media yang terjangkau untuk didapatkan dan sederhana untuk
dipahami masyarakat.
2.3 Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil melalui KMS dengan
menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.
2.3.2 Output
1. Tersedianya KMS-GIAT yang sudah dilengkapi kartu status gigi.
2. Didapatkan hasil pemeriksaan gigi dan mulut ibu hamil.
45
a. Efektif
b. Efisien
c. Inovatif
2. Etika Publik
a. Profesional
2.4. Melakukan pemeriksaan pre-test dengan menggunakan Gingival Index pada ibu hamil.
2.4.1. Tahapan Kegiatan
4. Menyiapkan alat yang akan digunakan melakukan pemeriksaan.
5. Melakukan pemeriksaan.
6. Menuliskan hasil pemeriksaan dalam KMS-GIAT.
2.4.2. Output
1. Tersedianya alat pemeriksaan yang akan digunakan.
46
2. Didapatkan skor Gingival Index yang akan menjadi nilai pre-test sampel.
3. Terdatanya skor Gingival Index pre-test.
1. Etika Publik
a. Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat
2. Komitmen Mutu
a. Efektif
b. Efisien
3. Akuntabel
a. Tanggung Jawab
1. Etika Publik
Pemeriksaan yang dilakukan akan cepat, tepat, dan akurat karena menggunakan standardisasi
yang jelas.
2. Komitmen Mutu
Pemeriksaan menjadi efektif dan efisien karena menggunakan standardisasi yang jelas.
3. Akuntabel
Pemeriksaan yang berdasar dan berstandar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya karena
sudah sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
47
Memahami masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan serta
mendorongnya sebagai subject dalam memecahkan masalah kesehatan yang di hadapi.
2.5. KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat gigi yang tepat pada ibu hamil.
2.5.2. Output
1. Tersedianya phantom dan sikat gigi yang akan digunakan sebagai media edukasi.
2. Ibu hamil mengerti cara menyikat gigi yang baik dan benar
2. Etika Publik
a. Salam d. Sopan
b. Senyum e. Santun
c. Sapa f. Ramah
48
Memahami masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan serta
mendorongnya sebagai subject dalam memecahkan masalah kesehatan yang di hadapi.
2.6. Pembersihan karang gigi pada ibu hamil dengan penyakit periodontal.
2.6.2 Output
1. Tersedianya oral diagnostic dan scaller yang akan digunakan untuk melakukan prosedur kuratif
perawatan.
2. Tercapainya kondisi rongga mulut ibu hamil bebas kalkulus / gingivitis.
2. Akuntabel
Sebagai tenaga medis kedokteran gigi yang bertanggung jawab, setelah melakukan pendataan
penyakit kesehatan gigi dan mulut, setelah itu dilanjutkan dengan perawatan penyakit.
3. Nasionalisme
49
Sebagai tenaga medis Indonesia, bertanggung jawab untuk terus meningkatkan derajat kesehatan
bangsa.
2.7 Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dengan menggunakan
Gingival Index.
2.7.1 Tahapan Kegiatan
4. Melakukan persiapan alat.
5. Melakukan pengukuran gingival index.
6. Membandingkan hasil pengukura n sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi.
2.7.2 Output
1. Tersedianya alat pemeriksaan yang akan digunakan.
2. Tersedianya skor Gingival Index post-test yang akan digunakan sebagai angka evaluasi pasca
intervensi.
3. Mendapatkan hasil pengukuran sesudah dilakukan intervensi
50
2.7.4 Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
1. Akuntabel
Bertanggung jawab untuk melakukan penilaian kesehatan gigi dan mulut, baik sebelum dilakukan
intervensi maupun sesudahnya.
2. Etika Publik
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kemudian di evaluasi, lalu bisa ditentukan sikap kedepannya.
Apakah membutuhkan perawatan tertentu, ataukah memerlukan perhatian khusus
51
Hari Habituasi Ke-
November Desember
N
o Kegiatan
.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Konsultasi dengan atasan
langsung terkait rancangan
aktualisasi yang akan
1 dilakukan.
Menyiapkan sarana edukasi
mengenai bahaya penyakit
gigi dan mulut pada ibu hamil
2 dengan media bantu video.
Melakukan pemantauan
kesehatan gigi dan mulut pada
ibu hamil melalui KMS
dengan menambahkan kartu
3 pemeriksaan gigi pada KMS.
Melakukan pemeriksaan pre-
dengan menggunakan
4 Gingival Index pada ibu hamil.
KIE (komunikasi, informasi,
dan edukasi) cara menyikat
5 gigi yang tepat pada ibu hamil.
Pembersihan karang gigi pada
ibu hamil dengan penyakit
6 periodontal.
52
4.4. Jadwal Konsultasi ( Coach dan Mentor)
Tabel 4. Formulir Pengendalian oleh Mentor dan Coach
Nama Peserta : drg. Baiq Miftahul Fatia
Coach : Haeli,SE,M.Ak
53
November sarana edukasi kesehatan gigi dan mulut
2019 mengenai kesehatan ibu hamil.
gigi dan mulut pada 2. Tersedianya video
ibu hamil mengenai kesehatan gigi
menggunakan video. dan mulut ipada ibu hamil.
54
Gingival Index evaluasi pasca intervensi.
Mendapatkan hasil
pengukuran sesudah
dilakukan intervensi
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
55
3. Salah satu tugas dokter gigi di Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ialah
member pelayanan / promkes kepada pengunjung. Pelayanan Kesehatan Gigi
dan Mulut sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam rancangan
Aktualisasi ini, yaitu menemukan masalah dalam kesehatan gigi dan mulut
serta melakukan intervensi untuk mencegah dan memperbaiki masalah
menggunakan prinsip ANEKA yang merupakan pedoman sikap ASN. Dengan
penerapan nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaannya akan meningkatkan
Mutu Pelayanan Kesehatan, utamanya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
4. Tujuh kegiatan yang dirancang untuk dilaksanakan dapat terlaksana semua
5.2. Saran
kesehatan ibu hamil dalam setiap segi kesehatan, bukan hanya kondisi
56
umum ibu hamil, namun juga hingga kesehatan mulut secara
khususnya.
nilai-nilai ANEKA.
5.3. Rekomendasi
57
LAMPIRAN
1. Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan.
58
Gambar 1. Diskusi dengan mentor.
2. Membuat sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut pada
ibu hamil dengan media bantu video.
59
Gambar 3. Pemutaran video sambil mendengarkan arahan.
3. Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil melalui
KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.
60
Gambar 5. Alat yang digunakan untuk menunjang pemeriksaan.
(Handscoon)
61
Gambar 7. Pengisian KMS-GIAT
62
Gambar 9. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien diminta
persetujuannya untuk menandatangani informed consent.
Gambar 10. Pemeriksaan pre test dengan menggunakan oral diagnostic set
dan probe periodontal.
5. KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat gigi yang tepat
pada ibu hamil.
63
Gambar 11. Edukasi cara menyikat gigi yang tepat.
64
Gambar 13. Pembersihan karang gigi pada pasien.
65
Gambar 15. Pembersihan karang gigi pada pasien.
66
Gambar 16. Pembersihan karang gigi pada pasien.
7. Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dengan
menggunakan Gingival Index.
67
Gambar 17. Pengukuran index periodontal.
68
Gambar 20,21. Melakukan penyelesaian laporan aktualisasi CPNS 2019.
69
Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
42
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
43
i