Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN

PENINGKATAN PEMANTAUAN KESEHATAN GIGI DAN


MULUT IBU HAMIL DENGAN “KMS-GIAT” DI WILAYAH
KERJA

PUSKESMAS SELAPARANG

Disusun Oleh:
Nama Peserta : drg. Baiq Miftahul Fatia
NIP : 19920710 201903 2 009
Jabatan : Dokter Gigi Ahli Pertama
Unit Kerja : Puskesmas Selaparang
Coach : Haeli, SE, M.Ak
Mentor : dr. Yulia Sari Risnawati

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II DAN III ANGKATAN XVII


LINGKUP PEMERINTAH KOTA MATARAM
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2019

1
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR ASN

Judul : Rancangan Peningkatan Pemantauan Kesehatan Gigi Dan


Mulut Ibu Hamil Dengan “KMS-GIAT” di Wilayah Kerja
Puskesmas Selaparang

Penulis : drg. Baiq Miftahul Fatia

Golongan : III/b

No. Absen : 10

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Mataram, 1 November 2019


Penulis,

drg. Baiq Miftahul Fatia


NIP. 19920710 201903 2 009

Mentor, Coach,

dr. Yulia Sari Risnawati Haeli, SE, M.Ak


NIP. 19860726 201101 2 005 NIP. 19750817 200801 2
026

2
3
LEMBAR PERSETUJUAN
KERTAS KERJA AKTUALISASI NILAI DASAR ASN

Judul : Rancangan Peningkatan Pemantauan Kesehatan Gigi Dan


Mulut Ibu Hamil Dengan “KMS-GIAT” di Wilayah Kerja
Puskesmas Selaparang

Penulis : drg. Baiq Miftahul Fatia

Golongan : III/b

No. Absen : 10

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Mataram, Desember 2019


Penulis,

drg. Baiq Miftahul Fatia


NIP. 19920710 201903 2 009

Mentor, Coach,

dr. Yulia Sari Risnawati Haeli, SE, M.Ak


NIP. 19860726 201101 2 005 NIP. 19750817 200801 2

026

4
PENGESAHAN
KERTAS KERJA AKTUALISASI NILAI DASAR ASN

Kertas Kerja Aktualisasi Nilai Dasar ASN ini telah diseminarkan pada Badan
Kepagawaian dan Pegembangan Sumber Daya Manusia Kota Mataram
bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 11 Desember 2019

Kemudian telah diperbaiki sesuai dengan saran/komentar pembahasan pada saat


seminar dan pengarahan dari penguji, mentor, dan coach.

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan.

Mentor Coach

dr. Yulia Sari Risnawati Haeli,SE,M.Ak


NIP. 19860726 201101 2 005 NIP. 19860726 201101 2 005

Mengetahui

Penguji KEPALA BADAN PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Ir. H. Mahmuddin Tri Budiprayitno


NIP. 19611016 199503 1 002 NIP. 19681016 198803 1 003
6
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa mencurahkan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan aktualisasi yang berjudul “Laporan Aktualisasi
Peningkatan Pemantauan Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Dengan “KMS-
GIAT” di Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang”

Laporan aktualisasi ini sebagai salah satu tugas wajib perorangan dalam
rangka mengikuti Pendidikan Latihan Dasar Golongan II dan III Angkatan XVII
di Lingkup Pemerintahan Kota Mataram Tahun 2019.
Laporan ini dapat terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu B. Nelly Kusumawati M, SE, M.Ak selaku Kepala Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Mataram.
2. Bapak Drs. Tri Budiprayitno, M.Si. selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3. Bapak Ir. H. Mahmuddin selaku narasumber
4. Ibu Haeli, SE, M.Ak selaku coach yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi bagi penyempurnaan dan penyelesaian
laporan rancangan aktualisasi ini.
5. Ibu dr. Yulia Sari Risnawati selaku Kepala Puskesmas Selaparang dan
mentor yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukkan dalam
penyusunan rancangan aktualiasi
6. Ahmad Lazuardi Y.L.,ST, selaku suami , dan M. Esyanul Gibran Lamidi.,
putra saya atas dukungan moril dan motivasi untuk saya menjalankan
amanah Latsar ini.
7. Orang tua saya yang selalu memberikan dukungan dan doa demi
kesuksesan penulis dalam menjalankan amanah.

7
8. Bapak dan ibu Widyaiswara yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
bimbingan serta arahan selama pelatihan dasar dan membantu dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
9. Rekan-rekan sesama peserta pelatihan dasar angkatan XVII di Lingkup
Pemerintah Kota Mataram.
10. Kepada diri sendiri. Terimakasih telah berjuang, bertahan, tidak berputus
asa dan mau terus belajar hingga sampai pada titik ini. Teruslah
berkembang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan akhir ini masih


banyak terdapat kekurangan, sehingga melalui kesempatan ini kami mohon saran
dan masukan yang membangun untuk perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Kota Mataram pada khususnya dan Pemerintah
Kota Mataram pada umumnya.
Atas kerjasamanya, kami sampaikan terima kasih.

Penulis,

drg. Baiq Miftahul Fatia

8
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………….i
v
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………v
DAFTAR TABEL
………………………………………………………………………...vi
DAFTAR GAMBAR
……………………………………………………………………..vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................................... 4
C. Manfaat
Aktualisasi…………………………………………………………………….5
D. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 5

BAB II PENETAPAN ISU


2.1 Identifikasi Isu .............................................................................................................. 7
2.2 Anaisis dan Pemilihan Isu ............................................................................................ 9
2.3 Isu Yang Diangkat ........................................................................................................ 10
2.4 Dampak Isu ................................................................................................................... 12
2.5 Gagasan Pemecahan Isu ................................................................................................ 12

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI


3.1 Deskripsi Organisasi .................................................................................................... 14

9
3.2 Struktur Organisasi ...................................................................................................... 19
3.3 Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN ..................................................................................... 20
3.4 Nilai Dasar dan Rancangan Kegiatan ........................................................................... 25
3.5 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi ......................................................................... 32

BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI


4.1 Hasil Aktualisasi Kegiatan
………..………………………………………………….
4.2. Pembahasan Kegiatan Aktualisasi
……………………………………………………
4.3. Jadwal Pelaksanaan
…………………………………………………………………..
4.4. Jadwal Konsultasi
…………………………………………………………………….

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
………………………………………………………………………….
5.2. Saran
…………………………………………………………………………………
5.3. Rekomendasi
…………………………………………………………………………

LAMPIRAN-LAMPIRAN
……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ vi

10
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penetapan Isu di Puskesmas Selaparang dengan metode APKL


Tabel 2.2 Analisis USG
Tabel 3.1. Rancangan Kegiatan
Tabel 3.2. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 4.1. Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi
yang akan dilakukan

Tabel 4.2. Menyiapkan sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan
mulut pada ibu hamil dengan media bantu video.

Tabel 4.3. Melakukan pemeriksaan pre dengan menggunakan Gingival Index


pada ibu hamil.

Tabel 4.4. Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
melalui KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.

11
Tabel 4.5. KIE (Komunikasi, informasi dan edukasi ) cara menyikat gigi
yang tepat pada ibu hamil.

Tabel 4.6. Pembersihan karang gigi pada ibu hamil dengan penyakit
periodontal.

Tabel 4.7. Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
dengan menggunakan Gingival Index.

12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur


Organisasi………………………………………………………………

13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


(ASN), menyebutkan bahwa fungsi ASN yaitu: 1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN
ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Untuk melakukan peranan tersebut,
diperlukan sosok ASN yang profesional yaitu mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya
secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok ASN profesional
seperti tersebut di atas, perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan
Dasar. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.12 Tahun 2018,
nomenklatur Pelatihan Prajabatan disebut sebagai Pelatihan Dasar CPNS,
sebagai salah satu jenis pelatihan yang strategis dalam rangka membentuk
karakter dan kemampuan ASN agar dapat bersikap dan bertindak profesional.

Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi pegawai


negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peranan
yang sangat menentukan dalam mengelola potensi sumber daya alam dan
manusia serta demokrasi yang dapat mewujudkan visi dan misi negara
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam UU No.5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berfungsi sebagai : Pelaksana Kebijakan
Publik, Pelayan Publik, Perekat dan Pemersatu Bangsa. Untuk memainkan
peran tersebut diperlukan sosok ASN yang profesional, yaitu ASN yang
mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya secara efektif dan efisien.

14
Untuk dapat membentuk ASN yang profesional maka perlu dilakukan
pembinan melalui jalur diklat. Merujuk pada pasal 63 ayat (3) dan (4)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN
wajib menjalanai masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat
terintegrasi selama satu tahun masa percobaan untuk membangun moral,
kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Ketentuan tersebut dijelaskan dalam Peraturan LAN
Nomor 12 Tahun 2018 Pasal 5 ayat (1) dan (2), Pelatihan Dasar CPNS
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara
terintegrasi. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai
dasar profesi PNS yang tergabung dalam singkatan ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Kompetensi
inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat,
yaitu PNS yang berintegritas, serta mampu bersikap dan bertindak
professional dalam melayani masyarakat (LAN, Manajemen Aparatur Sipil
Negara, 2014).

Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin


meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terhadap
kesehatan semakin meningkat yang berdampak pada tercapainya derajat
kesehatan yang optimal. Sehingga manajement mutu harus dilakukan secara
terintegraasi dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu, pengembangan inovasi di tengah
perubahan-perubahan yang terjadi dan evaluasi secara berkala dalam rangka
memuaskan pelanggan (LAN, Komitmen Mutu, 2015).

Kehamilan merupakan peristiwa yang membahagiakan bagi seorang


wanita

dalam pernikahan. Pada masa kehamilan terjadi beberapa perubahan baik


secara fisik maupun fisiologis. Perubahan ini terjadi karena tubuh
mempersiapkan diri untuk proses melahirkan serta untuk perkembangan janin.

15
Perubahan yang terjadi dapat mempengaruhi system dalam tubuh yang
berdampak terhadap fisiologis bagian-bagian tubuh termasuk rongga mulut
(Goni,A. ,Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal. 2014)

Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek yang sering diabaikan oleh
masyarakat. Utamanya untuk ibu hamil, kesehatan gigi dan mulut memerlukan
perhatian khusus. Ibu hamil memiliki keterbatasan pilihan perawatan ketika
perawatan yang dilakukan bersifat kuratif. Ditambah lagi dengan perubahan
hormonal dan perubahan kondisi mulut akibat symptom yang dibawa selama
kehamilan membuat ibu hamil semakin membutuhkan perhatian khusus.

Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kadar asam di dalam rongga


mulut, dan jika wanita hamil mengalami muyal dan muntah maka dapat
mengakibatkan paparan asam lambung pada gigi dan gingival. Hal ini
mengakibatkan peradangan pada gingival, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kehamilan dan perkembangan janin. Kehamilan secara
signifikan mempengaruhi terjadinya kerusakan pada jaringan periodontal.
Adanya perubahan hormone selama kehamilan dapat mempengaruhi respon
gingiva yang berlebihan terhadap plak sehingga meningkatkan risiko
terjadinya penyakit periodontal. Perubahan hormon pada ibu hamil yang
disertai dengan perubahan vaskuler juga menyebabkan gingival menjadi lebih
sensitive terhadap bakteri dan produk-produknya (Goni,A. ,Hubungan
Kehamilan dan Penyakit Periodontal. 2014). .

Penyakit gigi dan mulut yang menjadi perhatian pada aktualisasi ini
ialah penyakit pada gigi dan gusi, seperti karies gigi dan gingivitis.

Di lain pihak, penyakit periodontal juga dapat mempengaruhi


kesehatan janin dan kondisi kehamilan, termasuk di dalamnya dapat
mempengaruhi terjadinya kelahiran prematur yang disertai dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) ataupun kelahiran normal dengan berat badan lahir
rendah. Menurut penelitian yang dilakukan Dwi Retnoningrum pada tahun
2003 insidensi bayi premature dengan BBLR di Indonesia adalah sebesar 90

16
per 1000 kelahiran, atau dapat dikatakan 1 kelahiran premature disertai BBLR
dari setiap 11 kejadian kelahiran.

Hasil penelitian academy of general dentistry menunjukkan bahwa ibu


hamil yang menderita gangguan kesehatan gigi dan mulut berisiko 3-5 kali
lebih besar untuk melahirkan bayi prematur. Sementara ibu hamil yang
menderita gingivitis, memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi
premature dengan berat badan lahir rendah.

Sementara itu, Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan


pembangunan berkelanjutan yang merupakan acuran pengembangan
kesehatan Indonesia , menunjukkan, bahwa kesehatan kehidupan sehat dan
sejahtera merupakan kebutuhan dan hak untuk semua usia, sesuai dengan
tujuan SDGs ke tiga. Untuk itulah, intervensi untuk mengurangi penyakit gigi
dan mulut sangat perlu dilakukan untuk memutus mata rantai kerusakan gigi
dan mulut.

Dokter gigi sebagai ASN sangat perlu untuk bersikap profesional dan
berintegritas dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada di lingkungan
kita terkhusus di instansi masing-masing. Penerapan rancangan aktualisasi
tersebut dilakukan berdasarkan nilai-nilai dasar seorang ASN yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi).

1.2.TUJUAN AKTUALISASI

Tujuan dari aktualisasi ini adalah untuk membentuk ASN profesional yang
berkarakter, yaitu ASN yang mampu mengaktualisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntablilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA),
pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, serta
menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.

17
1.3. MANFAAT AKTUALISASI
a. MANFAAT BAGI PESERTA DIKLAT

1. Manfaat mampu menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar


ASN kepada diri sendiri maupun dalam pekerjaan yang dilakukan;
2. Mampu melaksanakan tugas dan perintah sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
3. Mampu menambah kompetensi diri dan keahlian yang berdaya guna, dinamis
dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan kerja.

b. MANFAAT BAGI INSTANSI

Terselanggaranyaa pelayanan publik dalam hal ini ialah peran promotif,


preventif dan kuratif dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.

1.4.RUANG LINGKUP

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini meliputi persiapan,


pelaksanaan serta pelayanan di wilayah kerja Puskesmas Selaparang, yang
menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) serta dengan
menimbang aspek pelayanan publik, manajemen ASN serta Whole of
Government. Kegiatan ini akan dilaksanakan mulai tanggal 4 November 2019
sampai dengan tanggal 8 Desember 2019 di wilayah kerja Puskesmas
Selaparang. Aktualisasi dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
isu-isu yang ada di tempat kerja dan menganalisanya untuk mendapatkan isu
terpilih menggunakan kriteria analisa yaitu APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak) dan USG (Urgency, Seriousness and Growth).
Kemudian menentukan langkah-langkah kegiatan dalam rangka
menyelesaikan isu yang telah dipilih. Dengan mengaktualisasikan nilai-nilai

18
dasar profesi PNS meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) serta melihat aspek pelayanan
publik manajemen ASN dan Whole of Government

BAB II
PENETAPAN ISU

19
2.1.Rancangan Aktualisasi

a. Identifikasi Penetapan Isu


Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai dokter gigi
Puskesmas Selaparang selama kurang lebih enam bulan, terdapat beberapa
isu yang ditemukan di lapangan antara lain:

1. Kurang lengkapnya alat Oral Diagnostic pada Poli Gigi Puskesmas


Selaparang.
Ketersediaan alat Oral Diagnostic yang merupakan salah satu alat
yang paling banyak digunakan untuk menegakkan diagnosa di Poli Gigi
Puskesmas Selaparang tidak sesuai jumlahnya dengan rata-rata pasien per
hari, sehingga satu alat bisa di gunakan beberapa kali tanpa ada nya proses
penyeterilan yang adekuat.

2. Kurang optimalnya tata ruang Poli Gigi Puskesmas Selaparang.


Ruang poli gigi yang sempit dan padat untuk dua dental unit tidak
memungkinkan seluruh staf poli gigi bisa mendapatkan posisi pelayanan
yang ergonomis.

3. Belum tersedianya pelayanan pemasangan gigi palsu di Puskesmas


Selaparang.
Hal ini dikarenakan tidak adanya alat dan bahan yang tersedia
untuk pembuatan gigi palsu sehingga rumah sakit tidak mengadakan
pelayanan pemasangan gigi palsu.

20
4. Belum optimalnya edukasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut
pada pasien anak di Puskesmas Selaparang.
Hal ini terlihat pelayanan yang dominan adalah pelayanan
kuratif saja, sangat jarang dilakukan pelayanan yang bersifat promotif.

5. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan


mulut pada ibu hamil.
Banyaknya kunjungan ibu hamil yang datang dalam keadaan
gigi sakit ke Poli Gigi Puskesmas Selaparang menunjukkan bahwa
kebanyakan pasien hamil hanya berfokus pada prosedur kuratif
terhadap kesehatan gigi mereka. Padahal, pasien sakit gigi dengan
keadaan hamil memiliki lebih banyak keterbatasan pilihan perawatan,
sehingga membutuhkan perhatian khusus.

2.2.Penetapan Isu
Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan
rancangan aktualisasi ini adalah alat analisis APKL (Aktual,
Problematika, Kekhalayakan, Layakan).

Tabel 2.1 Penetapan Isu di Puskesmas Selaparang dengan metode APKL

Kriteria Jumlah
No. Isu
A P K L Skor
1. Kurang lengkapnya alat Oral Diagnostic pada
Poli Gigi Puskesmas Selaparang. 4 3 3 4 14

2. Kurang optimalnya tata ruang Poli Gigi 4 3 3 3 13

21
Puskesmas Selaparang.

3. Belum tersedianya pelayanan pemasangan gigi


palsu di Puskesmas Selaparang. 4 3 3 3 13

4. Belum optimalnya edukasi pelayanan kesehatan


gigi dan mulut pada pasien anak di Puskesmas
Selaparang. 4 3 4 3 14

5. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap


kesehatan periodontal pada ibu hamil di 4 5 4 3 16
wilayah kerja Puskesmas Selaparang.

Keterangan :
Skala Likert : 1-5 A : Aktual (sedang terjadi/dalam proses
Angka 5: Sangat gawat/mendesak kejadian)
Angka 4: Gawat/Mendesak P : Problematik (Masalah Mendesak
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak untuk dipecahkan)
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak K : Kekhalayakan (Menyangkut Hidup
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak Orang Banyak)
L : Layak (Logis, Pantas, Realistis dan
dapat di bahas)

22
Dari ketiga isu teratas, dilakukan lagi analisis menggunakan metode USG untuk
penetapan prioritas masalah yang diangkat. USG adalah metode yang digunakan
untuk menyususn urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya adalah
dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan dampak perkembangan isu
dengan pemberian skala 1 (Sangat Kurang) sampai 3 (Sangat Baik) dengan teknik
skoring. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Hal
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (LAN, Modul Akuntabilitas, 2015):
1. Urgency, yaitu seberapa mendasar suatu isu harus dibahas, dianalisis,
atau ditindaklanjuti;
2. Seriousness, yaitu seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan;
3. Growth, yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani segera.
Dengan menggunakan metode USG, kita dapat menentukan prioritas
isu dari beberapa isu yang ada.

Tabel 2.2 Analisis USG

No. Isu/Permasalahan U S G Total Prioritas


1. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap 3 3 2 9 I
kesehatan periodontal pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Selaparang.
2. Belum optimalnya edukasi pelayanan 2 2 2 6 II
kesehatan gigi dan mulut pada pasien anak
di Puskesmas Selaparang.
3. Kurang lengkapnya alat Oral Diagnostic 2 2 1 5 III
pada Poli Gigi Puskesmas Selaparang.

23
Berdasarkan analisis USG diatas dapat disimpulkan bahwa prioritas utama
yang akan dipecahkan menurut penulis “Rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Selaparang.”

2.3.Dampak Isu
Dampak yang akan terjadi bila isu tersebut tidak dipecahkan adalah :
1. Bagi petugas
Stigma tidak optimalnya kinerja petugas dalam meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.

2. Bagi Unit Kerja / Organisasi


 Meningkatnya angka kelahiran premature pada ibu hamil,
mengingat ibu hamil dengan penyakit periodontal memiliki
resiko tujuh kali lebih tinggi untuk melahirkan sebelum
waktunya (premature) yang pada akhirnya bisa
meningkatkan angka Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
 Tidak tercapainya visi dan misi organisasi.

3. Bagi Stakeholder
Menekan angka BBLR di Indonesia.

2.4.Gagasan Pemecahan Isu

Pemecahan isu “Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan


periodontal pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Selaparang”
memerlukan langkah nyata diantaranya dengan membuat kegiatan-kegiatan
untuk menyadarkan ibu hamil akan pentingnya menjaga kebersihan mulut
pada saat kehamilan. Dalam menjalankan rangkaian kegiatan penyelesaian isu
ini, diperlukan adanya implementasi nilai-nilai dasar ASN, yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) yang menjiwai setiap kegiatan tersebut sehingga prosesnya dapat

24
berjalan dengan lancar. Adapun beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk menyelesaikan isi tersebut adalah:
1. Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan.
2. Membuat sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut
pada ibu hamil dengan media bantu video.
3. Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
melalui KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada
KMS.
4. Melakukan pemeriksaan pre-test dengan menggunakan Gingival Index
pada ibu hamil.
5. Melakukan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat
gigi yang tepat pada ibu hamil.
6. Melakukan pembersihan karang gigi pada ibu hamil dengan penyakit
periodontal.
7. Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
dengan menggunakan Gingival Index.

25
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1.Deskripsi Organisasi
a. Profil Puskesmas Selaparang
Puskesmas Selaparang adalah salah satu dari 11 Puskesmas yang
ada di wilayah Kota Mataram. Puskesmas yang berlokasi di Jl. Jendral
Sudirman no.19 Rembiga, Kecamatan Selaparang ini mulai resmi
beroperasi pada tahun 2009. Memiliki 3 Poskesdes dan 3 Pustu ( Sayang-
Sayang, Karang Baru, Rembiga).
Wilayah kerja Puskesmas Selaparang masing-masing dibatasi oleh:
a. Utara: berbatasan dengan Kecamatan Gunungsari, wilayah kerja
Puskesmas Gunungsari Lombok Barat
b. Timur: berbatasan dengan Kelurahan Selagalas, wilayah kerja Puskesmas
Cakranegara
c. Selatan: berbatasan dengan Kelurahan Monjok wilayah kerja Puskesmas
Mataram
d. Barat: berbatasan dengan Kelurahan Pejarakan wilayah kerja puskesmas
Selaparang.

Gambar 3.1 Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang

26
Wilayah kerja Puskesmas Selaparang memiliki luas wilayah 824 ha
(8,73 km2 ) yang terbagi dalam tiga kelurahan yaitu Kelurahan Rembiga,
Kelurahan Karang Baru, dan Kelurahan Sayang-sayang.

b. Visi Puskesmas Selaparang

Mewujudkan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Selaparang menjadi


masyarakat yang sehat, mandiri, dan berkeadilan.

c. Misi Puskesmas Selaparang


1. Menggerakkan Pembangunan yang Berwawasan Kesehatan.
2. Mendorong Kemandirian Masyarakat dan Keluarga untuk Hidup Sehat.
3. Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan
Terjangkau
4. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Individu, Keluarga dan
Masyarakat dan Lingkungan.

d. Tata Nilai Puskesmas Selaparang “TEPAT”


1. Tanggap
Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan
2. Empati
Memahami masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan serta mendorongnya sebagai subject dalam memecahkan
masalah kesehatan yang di hadapi
3. Patuh
Disiplin kerja sesuai dengan tata hokum dan peraturan yang berlaku
dalam lingkup pelayanan kesehatan
4. Akuntabilitas
Pelayanan kesehatan dapat dipertanggungjawabkan kepada institusi
dan masyarakat
5. Terjangkau

27
Semua jenis layanan harus terjangkau, dapat dievaluasi secara rutin
dan berkala.

3.2.Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Sesuai dengan Peraturan Walikota Mataram No. 16 tahun 2009 menyebutkan
bahwa Tugas dan Fungsi UPTD Puskesmas Selaparang adalah sebagai berikut :

1) Tugas Pokok
a) Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Dinas yang dilimpahkan
dari Kepala Dinas.
b) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebaut daiatas,
UPTD Puskesmas Selaparang mempunyai fungsi :
a) Perumusan dan penetapan rencana dan program kerja UPTD di
wilayah kerjanya.
b) Perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan pelayanan
kesehatan sesuai kebijakan yang ditetapkan Walikota berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c) Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan
pengendalian upaya kesehatan meliputi : kesehatan lingkungan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, kesehatan ibu
dan anak, remaja dan usia lanjut, penangulangan gizi buruk,
kesehatan masyarakat, kesehatan institusi, upaya kesehatan bermitra
masyarakat sesuai kebijakan yang ditetapkan Walikota berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d) Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan serta bina mitra masyarakat
dalam upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat di

28
bidang kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
e) Pelaksanaan koordinas, informasi dan sinkronisasi dengan unit kerja
terkait pada Dinas dan Instansi/Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) terkait dibidang kesehatan di wilayah kerjanya.
f) Pelaksanaan Bimbingan Teknis operasional dan administratif
terhadap Puskesmas Pembantu, Pos Persalinan Desa (Polindes) dan
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di wilayah kerjanya.
g) Pengelolaan dan pelayanan data rekam medik pasien sebagai bahan
perumusan program/kegiatan prioritas sesuai kebetuhan dan tingkat
kecendrungan penyakit di wilayahnya.
h) Penyiapan dukungan terhadap penyelenggaraan sistim informasi
manajemen kesehatan di wilayah kerjanya.
i) Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan urusan ketatausahaan
UPTD meliputi : perencanaan, keuangan,, kepegawaian, rumah
tangga dan perlengkapan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
j) Pembinaan, pengawasan, pengendalian pentyelenggaraan program /
kegiatan UPTD sesuai ketentuan peraturan perundangan undangan
yang berlaku.
k) Pelaporan Pelaksanaan tugas UPTD kepada Kepala Dinas.
l) Pelaksana tugas kedinasan lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala
dinas sesuai bidang tugasnya.

3.3.Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Gigi


a. Tugas Pokok Dokter Gigi
Tugas dokter gigi adalah memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina
peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan
gigi dan mulut kepada masyarakat.

29
b. Fungsi Dokter Gigi.

Sebagai staf medis fungsional di rumah sakit

a. Uraian Tugas Dokter Gigi


Uraian tugas berdasarkan PERMENKES No. 73 Tahun 2013
adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan pelayanana medik gigi dan mulut rawat jalan


2. Melaksanakan pelayanana medik gigi dan mulut rawat inap
3. Melaksanakan tindakan gawat darurat gigi dan mulut
4. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan asien sesuai dengan pedoman
kerja ntuk menyusun catatan medis pasien
5. Mengumpulkan data dalam rangka penyilidikan epidemiologi gigi dan
mulut
6. Menyusun draft visum et repartum
7. Melakukan dental forensic dengan pemeriksaan laboratorium
8. Menyusun laporan pelaksanaan tugas.

30
31
3.4.Nilai – Nilai Dasar Profesi ASN
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Aspek – aspek akuntabilitas :
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku
pada setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan
dalam memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada
atasannya. Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda.
Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi
kebiasaan dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan
mempengaruhi aturan formal yang berlaku.
Tingkatan dalam Akuntabilitas :
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi
kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu
bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan
maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan

19
masyarakat, bangsa dan negaranya.Nasionalisme Pancasila adalah
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan halhal yang baik
dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

Nilai-nilai dasar etika publik antara lain :

a. Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila


b. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
c. Profesional
d. Tidak berpihak
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f. Non diskriminatif
g. Beretika luhur
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
i. Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat
j. Berdaya guna dan berhasil guna
k. Santun dalam berkomunikasi, berkonsultasi dan bekerjasama
l. Transparan

20
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir

4. Komitmen Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya dan bahkan
melampaui harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur pencapaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan
sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya,
yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing.

Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu :

1. Efektivitas
Efektivitas dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian
jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga
dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
2. Efisien
Efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak
adanya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan
harapan dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan
kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi serta

21
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di lingkungan lembaga
pemerintahan, aparatur dapat mengembangkan daya imajinasi dan
kreativitasnya, untuk melahirkan terobosan-terobosan baru dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangundangan.

5. Anti Korupsi
Dalam UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi adalah setiap
orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan
perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau
perekonomian negara. Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu
tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan
Negara, seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan lain
sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi,
yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara.
Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait
dengan Tindak Pidana Korupsi. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari :
1. Kerugian keuangan Negara
2. Suap-menyuap
3. Pemerasan
4. Perbuatan Curang
5. Penggelapan dalam Jabatan
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
7. Gratifikasi
Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang diadopsi dari
KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71). Kesadaran Anti korupsi yang
telah mencapai puncak tertinggi akan menyentuh spiritual accountability
seseorang, apalagi ketika menyadari bahwa dampak korupsi itu tidak

22
sekedar kerugian keuangan negara, namun ada kaitannya dengan kerusakan
kehidupan. Berikut merupakan langkah – langkah preventif pencegahan
korupsi diantaranya :

1. Memilih pemimpin yang amanah


2. Optimalkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraa Negara
(LKHSN)
3. Gerakan nasional transparansi
4. Pengumuman anggaran secara terbuka

23
Unit Kerja : Puskesmas Selaparang
Isu yang Diangkat : Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan periodontal pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Selaparang.

Gagasan Pemecahan Isu :


1. Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang akan dilakukan.
2. Menyiapkan sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut pada ibu hamil dengan media bantu video.
3. Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil melalui KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan
gigi pada KMS.
4. Melakukan pemeriksaan pre-test dengan menggunakan Gingival Index pada ibu hamil.
5. KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat gigi yang tepat pada ibu hamil.
6. Pembersihan karang gigi pada ibu hamil dengan penyakit periodontal.
7. Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dengan menggunakan Gingival Index.

24
TABEL 3.1 RANCANGAN KEGIATAN

Nilai-Nilai Teknik Kontribusi


Tahapan/Prosedur Dasar Aktualisasi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Nilai-Nilai Visi-Misi Organisasi
Dasar Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8

1. Melakukan 1. Menyiapkan alat Jadwal Etika Publik Dalam Dengan Pelaksanaan


konsultasi tulis dan konsep kegiatan. melakukan terlaksananya kegiatan ini
dengan kegiatan untuk - Hormat konsultasi : konsultasi menguatkan nilai
melakukan - Senyum
atasan dengan atasan , organisasi :
konseling mengenai - Salam 1. Etika Publik sesuai dengan
mengenai - Sopan
pemantauan : membuat 1. Tanggap
konsep - Santun misi Puskesmas
kesehatan janji, Tanggap dalam
kegiatan - Ramah senyum, “Mendorong
periodontal ibu menyiapkan segala
pemantauan hamil melalui salam, sopan, Kemandirian kebutuhan, seperti
KMS-GIAT. Akuntabilitas santun, Masyarakat dan
kesehatan alat tulis, dsb nya,
2. Menyampaikan - Tanggung ramah. Keluarga untuk
periodontal serta menentukan
konsep kegiatan jawab 2. Hidup Sehat.”
ibu hamil konsep yang akan
mengenai Akuntabilit
melalui digunakan.
pemantauan as
KMS-GIAT. kesehatan Komitmen Dengan
periodontal ibu Mutu menyiapkan
hamil dengan alat tulis dan 2. Akuntabilitas
menggunakan - Efektif Mempersiapkan
konsep ,
KMS-GIAT. - Efisien konsep pelayanan

25
3. Mencatat saran dari menunjukkan dengan seksama,
atasan mengenai rasa sehingga kemudian
konsep kegiatan tanggung akan bisa
pemantauan dipertanggung
jawab atas
kesehatanstatus jawabkan dengan
periodontal ibu konsep yang
disiapkan. baik.
hamil dengan
menggunakan 3. Komitmen
KMS-GIAT. Mutu :
Mencatat
dengan
orientasi
mutu.

2. Menyiapkan 1. Mengunduh video Video Komitmen Komitmen Sesuai dengan Terjangkau


mengenai kesehatan penyuluhan Mutu Mutu Misi
sarana gigi dan mulut pada Media yang
kesehatan gigi Puskesmas,
edukasi ibu hamil. - Efektif Dengan
“mendorong
digunakan ialah
mengenai dan mulut. - Efisien menyediakan media yang
2. Menyiapkan media kemandirian
kesehatan untuk nantinya - Inovatif video, akan terjangkau untuk
masyarakat
gigi dan menampilkan video. menjadi media didapatkan dan
dan keluarga
mulut pada penjelasan yang sederhana untuk
untuk hidup
ibu hamil efektif, efisien dipahami
sehat.”
menggunakan dan inovatif, masyarakat.
video. yang bisa
memenuhi
harapan
audience akan

26
penjelasan
mengenai
kesehatan gigi
dan mulut
nantinya.

3. Melakukan 1. Menyiapkan KMS- 1. Tersedianya Komitmen Komitmen Sesuai dengan Empati


pemantauan GIAT dengan KMS-GIAT. Mutu Mutu Misi
menambahkan kartu Memahami masalah
kesehatan gigi Puskesmas,
dan mulut status gigi pada KMS . 2. Tersedianya - Efektif Dengan
“mendorong
kesehatan individu,
Hasil - Efisien menggunakan keluarga, masyarakat,
pada ibu hamil 2. Melakukan kemandirian
pemeriksaan Pemeriksaan - Inovatif KMS-GIAT, dan lingkungan serta
melalui KMS masyarakat
kesehatan gigi dan Gigi dan Mulut kita bisa mendorongnya sebagai
dengan dan keluarga
mulut , kemudian Ibu Hamil. melakukan subject dalam
menambahkan Etika Publik untuk hidup
melengkapi KMS- pendataan yang memecahkan masalah
kartu GIAT dengan hasil sehat.”
- Profesional efektif dan kesehatan yang di
pemeriksaan pemeriksaan. efisien, serta ini hadapi
gigi pada
merupakan
KMS (KMS-
inovasi, agar
GIAT).
dalam
pemeriksaan ibu
hamil tidak
hanya
memeriksa
kondisi sistemik
secara
umumnya,
namun juga
memperhatikan

27
kesehatan gigi
dan mulut.

Etika Publik
Dengan KMS-
GIAT akan
meningkatkan
profesionalisme
tenaga medis
kesehatan gigi
dan mulut
dalam
meningkatkan
derajat
kesehatan
bangsa.

4. Melakukan 1. Menyiapkan alat yang Tersedianya Etika Publik Etika Publik Sesuai dengan Empati
pemeriksaan akan digunakan skor pre-test Misi
pre-test pada melakukan Gingival Index. - Memberika Pemeriksaan
Puskesmas,
Memahami masalah
pemeriksaan. n pelayanan yang dilakukan kesehatan individu,
ibu hamil “mendorong
2. Melakukan dengan akan cepat, keluarga, masyarakat,
dengan jujur, kemandirian
tepat, dan dan lingkungan serta
menggunakan pemeriksaan. tanggap, masyarakat
3. Menuliskan hasil akurat karena mendorongnya sebagai
Gingival cepat, tepat dan keluarga
pemeriksaan dalam

28
Index. KMS-GIAT dan akurat menggunakan untuk hidup subject dalam
standardisasi sehat.” memecahkan masalah
yang jelas. kesehatan yang di
Komitmen hadapi
Mutu
- Efektif Komitmen
- Efisien Mutu
Pemeriksaan
Akuntabel menjadi efektif
dan efisien
- Tanggung karena
Jawab
menggunakan
standardisasi
yang jelas.

Akuntabel
Pemeriksaan
yang berdasar
dan berstandar
dapat
dipertanggung
jawabkan
kebenarannya
karena sudah
sesuai dengan
prosedur yang

29
seharusnya.

5. KIE 1. Menyiapkan phantom Tersedianya Komitmen Komitmen Sesuai dengan Empati


(komunikasi, dan sikat gigi yang phantom dan Mutu Mutu Misi
Memahami masalah
informasi, dan akan digunakan sikat gigi yang Puskesmas,
edukasi) cara sebagai media akan digunakan - Inovatif Menjelaskan
“mendorong
kesehatan individu,
dengan keluarga, masyarakat,
menyikat gigi edukasi. sebagai media kemandirian
2. Menjelaskan cara menggunakan dan lingkungan serta
yang tepat edukasi. Etika Publik masyarakat
menyikat gigi yang pantom akan mendorongnya sebagai
pada ibu dan keluarga
benar. - Salam menjadi subject dalam
hamil. untuk hidup
- Senyum inovasi, yang memecahkan masalah
sehat.”
- Sapa akan kesehatan yang di
- Sopan meningkatkan hadapi
- Santun rasa ingin tahun
- Ramah dan perhatian
pasien yang
menjadi subjek
penelitian.

Etika Publik
Menjelaskan
dengan salam,
senyum, sapa,
sopan, santun,
perhatian dan
ramah.

30
6. Pembersihan 1. Menyiapkan oral Tersedianya Etika Publik Etika Publik Sesuai dengan Terjangkau
karang gigi diagnostic dan scaller oral diagnostic misi Puskesmas
dan scaller yang - Memberika
Pelayanan yang Semua jenis layanan
pada ibu yang akan digunakan n pelayanan
untuk membersihkan diberikan harus 1. Memelihara harus terjangkau, dapat
hamil dengan akan digunakan
karang gigi. dengan memuat etika dan dievaluasi secara rutin
penyakit untuk jujur,
2. Melakukan public, yakni, meningkatkan dan berkala.
periodontal. melakukan tanggap,
pembersihan karang jujur, tanggap, pelayanan
prosedur kuratif cepat, tepat
gigi. cepat, tepat dan kesehatan
perawatan. dan akurat
akurat. yang bermutu
dan
Akuntabel terjangkau
Akuntabel
- Tanggung 2. memelihara
Jawab Sebagai tenaga dan
medis meningkatkan
kedokteran gigi kesehatan
Nasionalisme
yang individu,
- Pendorong bertanggung keluarga, dan
kesadaran jawab, setelah masyarakat
nasional melakukan dan
pendataan lingkungan.
penyakit
kesehatan gigi
dan mulut,
setelah itu
dilanjutkan
dengan
perawatan
penyakit.

31
Nasionalisme
Sebagai tenaga
medis
Indonesia,
bertanggung
jawab untuk
terus
meningkatkan
derajat
kesehatan
bangsa.
7. Melakukan 1. Melakukan persiapan Tersedianya Akuntabel Akuntabel Sesuai dengan Tanggap
evaluasi alat. skor Gingival Misi
terhadap 2. Melakukan - Tanggung Bertanggung
Puskesmas,
Cepat mengambil
Index post-test Jawab jawab untuk keputusan dalam
kesehatan gigi pengukuran gingival yang akan “mendorong
melakukan memberikan pelayanan
dan mulut ibu index. digunakan kemandirian
penilaian kesehatan
hamil dengan 3. Membandingkan hasil sebagai angka Etika Publik masyarakat
pengukura n sebelum kesehatan gigi
menggunakan evaluasi pasca - Membuat dan keluarga
dan sesudah dan mulut, baik
Gingival Index untuk hidup
dilakukannya intervensi. keputusan sebelum
intervensi. sehat.”
berdasarka dilakukan
n prinsip intervensi
keahlian maupun
sesudahnya.

32
Etika Publik
Berdasarkan
hasil
pemeriksaan,
kemudian di
evaluasi, lalu
bisa ditentukan
sikap
kedepannya.
Apakah
membutuhkan
perawatan
tertentu, ataukah
memerlukan
perhatian
khusus.

33
4. Jadwal Kegiatan
Tabel 3.2. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Hari Habituasi Ke-


November Desember
N
o Kegiatan
.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
4
5
6
7
8
9

1
2
3
4
5
6
7
8
Konsultasi dengan atasan langsung
terkait rancangan aktualisasi yang
1 akan dilakukan.
Menyiapkan sarana edukasi
mengenai bahaya penyakit gigi dan
mulut pada ibu hamil dengan media
2 bantu video.
Melakukan pemantauan kesehatan
3 gigi dan mulut pada ibu hamil

34
melalui KMS dengan menambahkan
kartu pemeriksaan gigi pada KMS.
Melakukan pemeriksaan pre-dengan
menggunakan Gingival Index pada
4 ibu hamil.
KIE (komunikasi, informasi, dan
edukasi) cara menyikat gigi yang
5 tepat pada ibu hamil.
Pembersihan karang gigi pada ibu
6 hamil dengan penyakit periodontal.
Melakukan evaluasi terhadap
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
dengan menggunakan Gingival
7 Index.

35
BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI

1. Hasil Aktualisasi
Kegiatan 1 : Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan.

Tabel 4.1. Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan

Target Rancangan a. Waktu : 4 November 2019


b. Output : Jadwal kegiatan dan konsep kegiatan.
Realisasi a. Waktu : 4 November 2019
pelaksanaan b. Output : Jadwal kegiatan dan konsep kegiatan.
c. Penjelasan :
Terbentuknya pertemuan untuk melakukan konsultasi dengan
atasan agar mendapatkan persetujuan, arahan, saran dan masukan
dalam pelaksanaan aktualisasi. Bukti konsultasi dengan atasan
dituangkan dalam lembar konsultasi dan dokumentasi kegiatan
yang dilampirkan dalam lampiran. Setelah terjadi pertemuan,
didapatkan jadwal dan konsep kegiatan yang direncanakan.

Kendala Tidak ada kendala


Antisipasi Konsultasi berjalan dengan lancar
Bukti - Foto konsultasi
- Lembar konsultasi mentor
- Jadwal kegiatan

36
Kegiatan 2 : Menyiapkan sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut
pada ibu hamil dengan media bantu video.

Tabel 4.2. Menyiapkan sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut
pada ibu hamil dengan media bantu video.

Target Rancangan a. Waktu : 5 November 2019


b. Output :
 Video edukasi kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil.

Realisasi a. Waktu : 5 November 2019


pelaksanaan b. Output :
 Video edukasi kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil.

c. Penjelasan :
Tersedianya video edukasi yang akan digunakan untuk
menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada
ibu hamil.
Kendala Tidak ada kendala.
Antisipasi -
Bukti - Adanya video edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut ibu
hamil.
- Adanya foto ketika dilakukan edukasi dengan menggunakan
pemutaran video.
- Adanya video rekaman kegiatan edukasi.

37
Kegiatan 3 : Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
melalui KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.

Tabel 4.3. Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
melalui KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.

Target Rancangan a. Waktu : 6 November - 7 November 2019


b. Output : Kartu Menuju Sehat – Gigi Sehat (KMS – GIAT) .
Realisasi a. Waktu : 7 November 2019
pelaksanaan b. Output : Kartu Menuju Sehat – Gigi Sehat (KMS - GIAT).
c. Penjelasan :
Tersedianya KMS – GIAT yang akhirnya digunakan untuk
memantau kesehatan gigi dan mulut.
Kendala Kesulitan dalam membuat bentuk kartu status mulut karena
keterbatasan anggaran dan waktu.
Antisipasi - Menggunakan form rekam medik gigi yang sesuai dengan standar
PDGI untuk melengkapi KMS yang digunakan.
Bukti - Terciptanya KMS – GIAT.
- Foto dokumentasi pemeriksaan dan pengisian KMS-GIAT.

Kegiatan 4 : Melakukan pre-test dengan menggunakan Gingival Index pada ibu


hamil.

Tabel 4.4. Melakukan pre-test dengan menggunakan Gingival Index pada ibu hamil.

Target Rancangan a. Waktu : 6-7 November 2019


b. Output : Tersedianya skor pre-test Gingival Index.
Realisasi a. Waktu : 7 November 2019
pelaksanaan b. Output : Tersedianya skor pre-test Gingival Index.
c. Penjelasan :
Pengambilan skor pre-test dilakukan dengan

38
menggunakan pemeriksaan gingival index pada
pasien. Tersedianya skor pre-test Gingival Index
yang nantinya akan dibandingkan dengan skor post
– test.
Kendala - Tidak ada kendala.
Antisipasi -
Bukti - Adanya probe periodontal untuk pemeriksaan gingival
index.
- Terciptanya tabel skor Gingival Index.
- Adanya foto pemeriksaan skor Gingival Index.

Kegiatan 5 : KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat gigi yang
tepat pada ibu hamil.

Tabel 4.5. KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat gigi yang tepat
pada ibu hamil.

Target Rancangan a. Waktu : 6-7 November 2019


b. Output : 7 November 2019
c. Tersedianya phantom dan sikat gigi yang akan
digunakan sebagai media edukasi.
d. Tersedianya video edukasi tentang kesehatan gigi
dan mulut yang disampaikan kepada ibu hamil.
Realisasi a. Waktu : 7 November 2019
pelaksanaan b. Output :
 Tersedianya phantom dan sikat gigi yang akan
digunakan sebagai media edukasi.
 Tersedianya video edukasi tentang kesehatan gigi
dan mulut yang disampaikan kepada ibu hamil.
c. Penjelasan :
Edukasi penting dilakukan kepada pasien sebagai

39
metode promotif dan preventif penyakit mulut,
khususnya pada ibu hamil. Pertama-tama, dengan
menggunakan video yang sudah disiapkan
sebelumnya, pasien diberikan kesempatan untuk
menonton video edukasi dengan menggunakan
media LCD. Selama pasien menonton acara
edukasi, dokter gigi membantu menjelaskan
sebagai tambahan informasi natas topic yang
diangkat. Setelah dilakukan edukasi dengan
menggunakan video, pasien diberikan penjelasan
mengenai cara menyikat gigi dengan baik dan
benar. Media yang digunakan ialah phantom
model gigi fan sikat gigi. Pasien dijelaskan cara
menyikat gigi yang baik dan benar, secara
terstruktur dan merata.
Kendala - Keterbatasan ruangan untuk mermberikan
penjelasan.
- Keterbatasan layar LCD untuk menampilkan
video.
Antisipasi - Pasien diperiksa satu per satu secara bergiliran di
ruangan pemeriksaan Pustu (Puskesmas
Pembantu), bersamaan dengan pemeriksaan
kehamilan berkala mereka. Setelah itu, pasien
diminta berkumpul di ruang kosong di dalam
Pustu, kemudian di berikan tayangan video
mengenai kesehatan gigi pada ibu hamil. Hal ini
mampu mengatasi keterbatasan ruangan.
Bukti - Tersedianya phantom gigi dan sikat gigi media
edukasi.

40
Kegiatan 6 : Pembersihan Karang Gigi dan Penambalan pada Ibu Hamil

Tabel 4.6. Pembersihan Karang Gigi dan Penambalan pada Ibu Hamil

Target Rancangan a. Waktu : 8 November – 5 Desember 2019


b.Output : Tersedianya oral diagnostic dan scaller.
Realisasi a. Waktu : 8 November – 5 Desember 2019
pelaksanaan b. Output : Tersedianya oral diagnostic dan scaller.
c. Penjelasan :
d. Tersedianya oral diagnostic dan scaller yang akan
digunakan untuk membersihkan karang gigi pada ibu
hamil.
Kendala - Tidak ada kendala
Antisipasi -
Bukti - Adanya alat oral diagnostic dan scaller yang akan
digunakan untuk membersihkan karang gigi pada ibu
hamil.
- Adanya foto pembersihan karang gigi.

Kegiatan 7 : Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
dengan menggunakan Gingival Index.

Tabel 4.7 Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dengan
menggunakan Gingival Index.

Target Rancangan  Waktu : 7 Desember 2019


 Output : Oral diagnostic dan probe periodontal
untuk evaluasi Gingival Score.
Realisasi  Waktu : 7 Desember 2019
pelaksanaan  Output : Oral diagnostic dan probe periodontal
untuk evaluasi Gingival Score.

41
 Penjelasan :
 Dilakukan pengevaluasian kesehatan gingival
dengan menggunakan Gingival Index. Tindakan
dilakukan dengan menggunakan pengukuran skor
gingival dengan menggunakan dental probe, yang
kemudian digolongkan derajat keparahannya
dengan mengamati pendarahannya. Oral
diagnostic yang digunakan berfungsi untuk
membantu dalam penilaian skor gingival index.
Skor yang didapatkan kemudian dibandingkan
dengan skor sebelumnya pada saat dilakukan pre-
test. Data yang didapatkan kemudian di olah
untuk mendapatkan total skor, dan dilihat seberapa
kemajuan sebelum dan setelah mendapatkan
intervensi.
Kendala - Banyak subjek penelitian yang sebelumnya
dilakukan penelian pre test, tidak dapat dilakukan
pengujian post test karena sudah menjadi kriteria
eksklusi (sudah melahirkan)
Antisipasi - Evaluasi hanya dilakukan pada pasien yang sudah
di periksa dan masih hamil.
Bukti - Adanya gingival score post test yang disajikan dalam
tabel gingival score.
- Adanya foto pengukuran evaluasi gingival score.
- Adanya video pengukuran evaluasi gingival score
pada pasien ibu hamil.

4.2.Pembahasan Kegiatan Aktualisasi


4.2.1 Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang akan
dilakukan.
A. Tahapan Kegiatan
42
1. Menyiapkan alat tulis dan konsep kegiatan untuk melakukan konseling mengenai pemantauan
kesehatan periodontal ibu hamil melalui KMS-GIAT.
2. Menyampaikan konsep kegiatan mengenai pemantauan kesehatan periodontal ibu hamil
dengan menggunakan KMS-GIAT.
3. Mencatat saran dari atasan mengenai konsep kegiatan pemantauan kesehatanstatus
periodontal ibu hamil dengan menggunakan KMS-GIAT.

B. Output
1. Tersedianya alat tulis dan konsep kegiatan untuk melakukan konseling mengenai pemantauan
kesehatan periodontal ibu hamil melalui KMS-GIAT
2. Tersampaikannya konsep kegiatan pemantauan kesehatan periodontal ibu hamil dengan
menggunakan KMS-GIAT
3. Terpenuhinya catatan saran dari atasan mengenai konsep kegiatan pemantauan kesehatan
periodontal ibu hamil dengan menggunakan KMS/GIAT

C. Nilai-nilai Dasar
1. Etika Publik
- Hormat - Sopan
- Senyum - Santun
- Salam - Ramah

2. Akuntabilitas
- Tanggung jawab

3. Komitmen Mutu
- Efektif
- Efisien

D. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar


Dalam melakukan konsultasi :

1. Etika Publik
Membuat janji, senyum, salam, sopan, santun, ramah.
2. Akuntabilitas

43
Dengan menyiapkan alat tulis dan konsep , menunjukkan rasa tanggung jawab atas
konsep yang disiapkan.
3. Komitmen Mutu
Mencatat dengan orientasi mutu.

2.1.5. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dengan terlaksananya konseling, sesuai dengan visi Puskesmas Selaparang yakni “mewujudkan
masyarakat yang sehat, mandiri, dan berkeadilan.”

2.1.6. Pelaksanaan kegiatan ini menguatkan nilai organisasi :

1. Tanggap
Tanggap dalam menyiapkan segala kebutuhan, seperti alat tulis, dsb nya, serta
menentukan konsep yang akan digunakan.
2. Akuntabilitas
Mempersiapkan konsep pelayanan dengan seksama, sehingga kemudian akan bisa
dipertanggung jawabkan dengan baik.

2.2. Membuat sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut pada ibu hamil
dengan media bantu video.

i. Tahapan Kegiatan
1. Mengunduh video mengenai kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil.
2. Menyiapkan media untuk nantinya menampilkan video.
ii. Output
1. Terunduhnya video penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.\
2. Tersedianya video mengenai kesehatan gigi dan mulut ipada ibu hamil.

iii. Nilai-nilai Dasar


1. Komitmen Mutu
a. Efektif
b. Efisien

44
c. Inovatif

iv. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar


1. Komitmen Mutu
Dengan menyediakan video, akan menjadi media penjelasan yang efektif, efisien dan inovatif,
yang bisa memenuhi harapan audience akan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan mulut
nantinya.

v. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi

Sesuai dengan Misi Puskesmas, “mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga


untuk hidup sehat.”

vi. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

1. Terjangkau
Media yang digunakan ialah media yang terjangkau untuk didapatkan dan sederhana untuk
dipahami masyarakat.

2.3 Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil melalui KMS dengan
menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.

2.3.1 Tahapan Kegiatan


1. Menyiapkan KMS-GIAT dengan menambahkan kartu status gigi pada KMS .
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut , kemudian melengkapi KMS-GIAT dengan
hasil pemeriksaan.

2.3.2 Output
1. Tersedianya KMS-GIAT yang sudah dilengkapi kartu status gigi.
2. Didapatkan hasil pemeriksaan gigi dan mulut ibu hamil.

2.3.3 Nilai-nilai Dasar


1. Komitmen Mutu

45
a. Efektif
b. Efisien
c. Inovatif

2. Etika Publik
a. Profesional

2.3.4 Teknik Aktualisasi Nilai Dasar


1. Komitmen Mutu
Dengan menggunakan KMS-GIAT, kita bisa melakukan pendataan yang efektif dan efisien,
serta ini merupakan inovasi, agar dalam pemeriksaan ibu hamil tidak hanya memeriksa kondisi
sistemik secara umumnya, namun juga memperhatikan kesehatan gigi dan mulut.
2. Etika Publik
Dengan KMS-GIAT akan meningkatkan profesionalisme tenaga medis kesehatan gigi
dan mulut dalam meningkatkan derajat kesehatan bangsa.

2.3.5. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi


Sesuai dengan Misi Puskesmas, “mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga
untuk hidup sehat.”

2.3.6. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


1. Empati
Memahami masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan serta
mendorongnya sebagai subject dalam memecahkan masalah kesehatan yang di hadapi

2.4. Melakukan pemeriksaan pre-test dengan menggunakan Gingival Index pada ibu hamil.
2.4.1. Tahapan Kegiatan
4. Menyiapkan alat yang akan digunakan melakukan pemeriksaan.
5. Melakukan pemeriksaan.
6. Menuliskan hasil pemeriksaan dalam KMS-GIAT.

2.4.2. Output
1. Tersedianya alat pemeriksaan yang akan digunakan.

46
2. Didapatkan skor Gingival Index yang akan menjadi nilai pre-test sampel.
3. Terdatanya skor Gingival Index pre-test.

2.4.3. Nilai-nilai Dasar

1. Etika Publik
a. Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat
2. Komitmen Mutu
a. Efektif
b. Efisien
3. Akuntabel
a. Tanggung Jawab

2.4.4. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar

1. Etika Publik
Pemeriksaan yang dilakukan akan cepat, tepat, dan akurat karena menggunakan standardisasi
yang jelas.

2. Komitmen Mutu
Pemeriksaan menjadi efektif dan efisien karena menggunakan standardisasi yang jelas.

3. Akuntabel
Pemeriksaan yang berdasar dan berstandar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya karena
sudah sesuai dengan prosedur yang seharusnya.

2.4.5. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi


Sesuai dengan Misi Puskesmas, “mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga
untuk hidup sehat.”

2.4.6. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


1. Empati

47
Memahami masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan serta
mendorongnya sebagai subject dalam memecahkan masalah kesehatan yang di hadapi.

2.5. KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat gigi yang tepat pada ibu hamil.

2.5.1. Tahapan Kegiatan


1. Menyiapkan phantom dan sikat gigi yang akan digunakan sebagai media edukasi.
2. Menjelaskan cara menyikat gigi yang benar.

2.5.2. Output
1. Tersedianya phantom dan sikat gigi yang akan digunakan sebagai media edukasi.
2. Ibu hamil mengerti cara menyikat gigi yang baik dan benar

2.5.3. Nilai-nilai Dasar


1. Komitmen Mutu
a. Inovatif

2. Etika Publik
a. Salam d. Sopan
b. Senyum e. Santun
c. Sapa f. Ramah

2.5.4. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar

2.5.5. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi


Sesuai dengan Misi Puskesmas, “mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga
untuk hidup sehat.”

2.5.6. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


1. Empati

48
Memahami masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan serta
mendorongnya sebagai subject dalam memecahkan masalah kesehatan yang di hadapi.

2.6. Pembersihan karang gigi pada ibu hamil dengan penyakit periodontal.

2.6.1 Tahapan Kegiatan


1. Menyiapkan oral diagnostic dan scaller yang akan digunaka n untuk membersihkan karang
gigi.
2. Melakukan pembersihan karang gigi.

2.6.2 Output
1. Tersedianya oral diagnostic dan scaller yang akan digunakan untuk melakukan prosedur kuratif
perawatan.
2. Tercapainya kondisi rongga mulut ibu hamil bebas kalkulus / gingivitis.

2.6.3 Nilai-nilai Dasar


1. Etika Publik
Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat
2. Akuntabel
Tanggung Jawab
3. Nasionalisme
Pendorong kesadaran nasional

2.6.4 Teknik Aktualisasi Nilai Dasar


1. Etika Publik
Pelayanan yang diberikan harus memuat etika publik, yakni, jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat.

2. Akuntabel
Sebagai tenaga medis kedokteran gigi yang bertanggung jawab, setelah melakukan pendataan
penyakit kesehatan gigi dan mulut, setelah itu dilanjutkan dengan perawatan penyakit.

3. Nasionalisme

49
Sebagai tenaga medis Indonesia, bertanggung jawab untuk terus meningkatkan derajat kesehatan
bangsa.

2.6.5 Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi


Sesuai dengan misi Puskesmas
1. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
2. memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat dan lingkungan.

2.6.6 Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


Terjangkau
Semua jenis layanan harus terjangkau, dapat dievaluasi secara rutin dan berkala.

2.7 Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dengan menggunakan
Gingival Index.
2.7.1 Tahapan Kegiatan
4. Melakukan persiapan alat.
5. Melakukan pengukuran gingival index.
6. Membandingkan hasil pengukura n sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi.

2.7.2 Output
1. Tersedianya alat pemeriksaan yang akan digunakan.
2. Tersedianya skor Gingival Index post-test yang akan digunakan sebagai angka evaluasi pasca
intervensi.
3. Mendapatkan hasil pengukuran sesudah dilakukan intervensi

2.7.3 Nilai-nilai Dasar


1. Akuntabel
Tanggung Jawab
2. Etika Publik
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

50
2.7.4 Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
1. Akuntabel
Bertanggung jawab untuk melakukan penilaian kesehatan gigi dan mulut, baik sebelum dilakukan
intervensi maupun sesudahnya.

2. Etika Publik

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kemudian di evaluasi, lalu bisa ditentukan sikap kedepannya.
Apakah membutuhkan perawatan tertentu, ataukah memerlukan perhatian khusus

2.7.5 Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi


Sesuai dengan Misi Puskesmas, “mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk
hidup sehat.”

2.7.6 Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


Tanggap
Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan

3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi PNS ini dilaksanakan selama masa off class dan
habituasi yang terhitung sejak tanggal 4 November sampai dengan 9 Desember 2019 di Puskesmas
Selaparang Ada kegiatan yang pelaksaannya tidak sesuai dengan jadwal rancagan. Adapun Jadwal
pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel berikut :

51
Hari Habituasi Ke-
November Desember
N
o Kegiatan
.

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
4
5
6
7
8
9

1
2
3
4
5
6
7
8
9
Konsultasi dengan atasan
langsung terkait rancangan
aktualisasi yang akan
1 dilakukan.
Menyiapkan sarana edukasi
mengenai bahaya penyakit
gigi dan mulut pada ibu hamil
2 dengan media bantu video.
Melakukan pemantauan
kesehatan gigi dan mulut pada
ibu hamil melalui KMS
dengan menambahkan kartu
3 pemeriksaan gigi pada KMS.
Melakukan pemeriksaan pre-
dengan menggunakan
4 Gingival Index pada ibu hamil.
KIE (komunikasi, informasi,
dan edukasi) cara menyikat
5 gigi yang tepat pada ibu hamil.
Pembersihan karang gigi pada
ibu hamil dengan penyakit
6 periodontal.

52
4.4. Jadwal Konsultasi ( Coach dan Mentor)
Tabel 4. Formulir Pengendalian oleh Mentor dan Coach
Nama Peserta : drg. Baiq Miftahul Fatia

Instansi : Puskesmas Selaparang

Tempat Aktualisasi : Kelurahan Suradadi Timur, wilayah kerja Puskesmas Selaparang.

Mentor : dr. Yulia Sari Risnawati

Coach : Haeli,SE,M.Ak

Jadwal Konsultasi (Coach dan Mentor)


Paraf
No. Hari / Tanggal Kegiatan Output
Mentor Coach
1 Senin, 4 Melakukan konsultasi 1. Tersedianya alat tulis dan
November dengan atasan konsep kegiatan untuk
mengenai konsep melakukan konseling
2019
kegiatan mengenai pemantauan
kesehatan periodontal ibu
pemantauan hamil melalui KMS-
kesehatan periodontal GIAT
ibu hamil melalui 2. Tersampaikannya konsep
KMS-GIAT. kegiatan pemantauan
kesehatan periodontal ibu
hamil dengan
menggunakan KMS-
GIAT
3. Terpenuhinya catatan
saran dari atasan
mengenai konsep
kegiatan pemantauan
kesehatan periodontal ibu
hamil dengan
menggunakan
KMS/GIAT

2 Selasa, 5 Menyiapkan 1. Terunduhnya video


penyuluhan mengenai

53
November sarana edukasi kesehatan gigi dan mulut
2019 mengenai kesehatan ibu hamil.
gigi dan mulut pada 2. Tersedianya video
ibu hamil mengenai kesehatan gigi
menggunakan video. dan mulut ipada ibu hamil.

3 Kamis, 7 Melakukan 1. Tersedianya KMS-GIAT


November pemantauan yang sudah dilengkapi
2019 kesehatan gigi dan kartu status gigi.
mulut pada ibu hamil 2. Didapatkan hasil
melalui KMS dengan pemeriksaan gigi dan
menambahkan kartu mulut ibu hamil.
pemeriksaan gigi
pada KMS (KMS-
GIAT).

4 Kamis, 7 Melakukan 1. Tersedianya alat


November pemeriksaan pre-test pemeriksaan yang akan
pada ibu hamil digunakan.
2019
dengan menggunakan 2. Didapatkan skor Gingival
Gingival Index Index yang akan menjadi
nilai pre-test sampel.
Terdatanya skor Gingival
Index pre-test.

5 Kamis, 7 KIE (komunikasi, 1. Tersedianya phantom dan


November informasi, dan sikat gigi yang akan
2019 edukasi) cara digunakan sebagai media
menyikat gigi yang edukasi.
tepat pada ibu hamil. 2. Ibu hamil mengerti cara
menyikat gigi yang baik
dan benar
6 Jum’at, 8 Pembersihan karang 1. Tersedianya oral diagnostic
November gigi pada ibu hamil dan scaller yang akan
dengan penyakit digunakan untuk
2019
melakukan prosedur kuratif
periodontal.
perawatan.
2. Tercapainya kondisi
rongga mulut ibu hamil
bebas kalkulus / gingivitis.
7 Sabtu, 7 Melakukan evaluasi 1. Tersedianya alat
Desember 2019 terhadap kesehatan pemeriksaan yang akan
gigi dan mulut ibu digunakan.
2. Tersedianya skor Gingival
hamil dengan
Index post-test yang akan
menggunakan digunakan sebagai angka

54
Gingival Index evaluasi pasca intervensi.
Mendapatkan hasil
pengukuran sesudah
dilakukan intervensi

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian kegiatan aktualisasi yang telah dilakanakan yaitu “Rancangan


Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN, Peningkatan Pemantauan Kesehatan Gigi dan
Mulut Ibu Hamil dengan ‘KMS-GIAT’ di Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang,”
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagai Aparatur Sipil Negara yang juga berprofesi sebagai dokter sudah
menjadi kewajiban untuk terus melakukan upaya untuk meningkatkan
pelayanan pasien dengan senantiasa berpedoman pada sikap-sikap ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi).
2. Penerapan nilai-nilai ANEKA pada setiap kegiatan aktualisasi yang
dilaksanakan dapat memperdalam pemahaman tentang nilai dasar ASN
sehingga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

55
3. Salah satu tugas dokter gigi di Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ialah
member pelayanan / promkes kepada pengunjung. Pelayanan Kesehatan Gigi
dan Mulut sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam rancangan
Aktualisasi ini, yaitu menemukan masalah dalam kesehatan gigi dan mulut
serta melakukan intervensi untuk mencegah dan memperbaiki masalah
menggunakan prinsip ANEKA yang merupakan pedoman sikap ASN. Dengan
penerapan nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaannya akan meningkatkan
Mutu Pelayanan Kesehatan, utamanya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
4. Tujuh kegiatan yang dirancang untuk dilaksanakan dapat terlaksana semua

dengan kendala dan antisipasi masing-masing perkegiatan. Melalui seluruh

kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan ini diharapkan dapat memberi

kontribusi positif terhadap peningkatan pelayanan dan peningkatan

kepercayaan masyarakat terhadap Puskesmas Selaparang.

5.2. Saran

1. Sebagai pegawai puskesmas dalam pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsinya


di Puskesmas Selaparang hendaknya berlandaskan dengan memegang teguh nilai-
nilai ANEKA.

1) Diharapkan rancangan aktualisasi ini dapat di aktualisasikan dan di

adopsi secara berkelanjutan dalam pengoptimalisasian pelayanan

kesehatan gigi dan mulut, utamanya dalam pengoptimalisasian

kesehatan ibu hamil dalam setiap segi kesehatan, bukan hanya kondisi

56
umum ibu hamil, namun juga hingga kesehatan mulut secara

khususnya.

2) KMS-GIAT hendaknya bukan hanya digunakan pada beberapa daerah

binaan POSYANDU, namun mencakup semua ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Selaparang.

3) Sebagai pegawai puskesmas dalam pelaksanaan tugas-tugas pokok dan

fungsinya di Puskesmas Selaparang hendaknya berlandaskan dengan

nilai-nilai ANEKA.

5.3. Rekomendasi

Berdasarkan aktualisasi yang telah dilakukan maka dapat direkomendasikan

untuk melakukan pembiasaan secara berkelanjutan dalam melakukan inovasi-

inovasi yang dilakukan dalam aktualisasi. Dalam melakukan Pelayanan Publik

Penting pula bagi seluruh pegawai Puskesmas Selaparang untuk

menginternalisasikan nilai dasar ASN secara berkesinambungan.

57
LAMPIRAN
1. Konsultasi dengan atasan langsung terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan.

58
Gambar 1. Diskusi dengan mentor.

2. Membuat sarana edukasi mengenai bahaya penyakit gigi dan mulut pada
ibu hamil dengan media bantu video.

Gambar 2. Pemutaran video sambil mendengarkan arahan penjelasan


video.

59
Gambar 3. Pemutaran video sambil mendengarkan arahan.

3. Melakukan pemantauan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil melalui
KMS dengan menambahkan kartu pemeriksaan gigi pada KMS.

Gambar 4. Alat yang digunakan untuk menunjang pemeriksaan (Oral


Diadnostic Set & Probe Periodontal)

60
Gambar 5. Alat yang digunakan untuk menunjang pemeriksaan.
(Handscoon)

Gambar 6. Pengisian KMS - GIAT

61
Gambar 7. Pengisian KMS-GIAT

Gambar 8. Pemeriksaan yang komprehensif untuk melakukan pengisian


status gigi di KMS-GIAT.

62
Gambar 9. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien diminta
persetujuannya untuk menandatangani informed consent.

4. Melakukan pemeriksaan pre-test dengan menggunakan Gingival Index


pada ibu hamil.

Gambar 10. Pemeriksaan pre test dengan menggunakan oral diagnostic set
dan probe periodontal.
5. KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) cara menyikat gigi yang tepat
pada ibu hamil.

63
Gambar 11. Edukasi cara menyikat gigi yang tepat.

6. Pembersihan karang gigi pada ibu hamil dengan penyakit periodontal.

Gambar 12. Anamnesa pasien sebelum dilakukan tindakan perawatan

64
Gambar 13. Pembersihan karang gigi pada pasien.

Gambar 14. Pembersihan karang gigi pada pasien.

65
Gambar 15. Pembersihan karang gigi pada pasien.

66
Gambar 16. Pembersihan karang gigi pada pasien.

7. Melakukan evaluasi terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dengan
menggunakan Gingival Index.

67
Gambar 17. Pengukuran index periodontal.

Gambar 18. Pengukuran index periodontal

Gambar 19. Pengukuran index periodontal.

8. Melakukan penyelesaian aktualisasi dan memasukkan data penelitian


dalam laporan aktualisasi.

68
Gambar 20,21. Melakukan penyelesaian laporan aktualisasi CPNS 2019.

69
Daftar Pustaka

Goni,A. (2014). Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal. Jakarta Barat:


Jurnal PDGI

(Bappenas), B. P. (2014). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional


(RPJMN) 2015-1019. Jakarta.

Direktorat Kesehatan Gizi Masyarakat. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di


Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi


Pegawai Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan
Dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan Dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan Dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan Dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Komitmen Mutu. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan Dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil

42
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan Dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

43
i

Anda mungkin juga menyukai