Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK

DARI AIR LIMBAH TAHU

Dosen Pengajar ;

Dr. Ir. Haruki Agustina, M.Env.Eng.Sc.

Beata Ratnawati, ST, M.Si.

Asisten Dosen ;
Ahmad Samudra Ilman Huda, A.Md.
Salman Adzan Alkamil, A.Md.

Dimas Aprianto, A.Md.

Oleh : (Kelompok 3/A2)

Arini Muzayanah J3M117068


Ighniatu Rizqo Pratama J3M117081
Nabila Ainun Syifa J3M117117
Fadla Adhima J3M217169
Anggita Meliya Agustine J3M217173

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai tugas
mata kuliah Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Domestik dan Industri
tentang Pembuatan Pupuk Cair Organik dari Air Limbah Tahu.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan yang terjadi, baik dalam bentuk penulisan kata-kata maupun
kalimat yang kurang baku. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami terima
demi kesempurnaan makalah ini dan agar tidak terulang lagi di tugas selanjutnya.
Demikianlah makalah yang kami susun semoga bermanfaat bagi kita semua, atas
perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Bogor, 19 Oktober 2019

Penyusun

i
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2. Tujuan ........................................................................................................................... 1
1.3. Manfaat ......................................................................................................................... 1
BAB II. METODE ................................................................................................................... 2
2.1. Alat dan Bahan .............................................................................................................. 2
2.2. Cara Kerja ..................................................................................................................... 2
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 3
3.2 Pembahasan................................................................................................................... 3
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................................ 5
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 5

ii
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014, air


limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. Sedangkan
limbah cair merupakan sisa air buang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun
tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat
yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
Selanjutnya adalah baku mutu air limbah yaitu ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang
akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik.
Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah
cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah padat. Limbah padat
dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Sedangkan limbah cairnya
dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu, sehingga
limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi (Kaswinarni 2007).
Industri tahu dalam proses produksinya menghasilkan limbah cair yang masih
banyak mengandung unsur-unsur organik dimana unsur organik itu mudah membusuk dan
mengeluarkan bau yang kurang sedap. Menurut Mulyani (2007), jika bahan organik
berkonsentrasi tinggi yang belum diolah dibuang ke badan air maka bakteri akan
menggunakan oksigen terlarut dalam air untuk proses pembusukannya sehingga dapat
mematikan kehidupan dan menimbulkan bau busuk dalam air. Hal ini tentu saja akan
berdampak terhadap kehidupan organisme di perairan. Jika dimanfaatkan secara tepat
maka akan mengurangi pencemaran lingkungan dan menghilangkan sumber penyakit.
Untuk mengatasi masalah tersebut dalam penelitian ini adalah fermentasi limbah cair tahu
menggunakan EM4 (Effective Microorganisme 4) yang digunakan untuk mendegradasi
kandungan limbah tahu yaitu unsur makro (NPK) yang tercemar di badan air dan hasilnya
dapat digunakan untuk pupuk cair.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah memahami proses dan tahapan pembuatan pupuk
cair organik dari air limbah tahu, dan mengukur parameter suhu dan pH pupuk cair
organic air limbah tahu, serta membandingkan pupuk cair organik air limbah tahu dengan
konsentrasi mollase yang berbeda.

1.3. Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses dan tahapan pembuatan


pupuk cair organik dari air limbah tahu, serta dapat membandingkan pupuk cair organik
air limbah tahu dengan konsentrasi mollase yang berbeda.
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan

BAB II. METODE

2.1. Alat dan Bahan


Alat :
 Botol 1.5 L  Thermometer
 Gelas piala 500 ml  pH indikator
 Batang pengaduk  Saringan halus
 Plastik hitam
Bahan :
 Limbah tahu
 Mollase
 EM4

2.2. Cara Kerja


1. Tuangkan 500 ml air limbah tahu ke dalam gelas piala 500 ml
2. Tambahkan 40 ml mollase ke dalam gelas piala dan diaduk
3. Tuangkan larutan limbah tahu dan mollase ke dalam botol
4. Tuangkan 500 ml air limbah tahu ke dalam gelas piala 500 ml
5. Tambahkan 5 ml EM4 ke dalam gelas piala dan diaduk
6. Tuangkan larutan limbah tahu dan EM4 ke dalam botol
7. Tuangkan 500 ml air limbah tahu ke dalam botol dan homogenkan
8. Ukur suhu dan pH pada larutan tersebut
9. Tutup rapat hingga tidak ada gelembung di dalamnya
10. Lapiskan botol dengan plastik hitam
11. Lakukan pengamatan parameter suhu dan pH pada hari ke 1, 4, 5, 6, dan 7
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengukuran

Tabel 1 Hasil pengukuran suhu dan pH pupuk cair


Parameter Hari Ke-
4 5 6 7
o
Suhu ( C) 27,9 28 26 27
pH 4 4 4 3

3.2 Pembahasan

Praktikum pembuatan pupuk cair menggunakan bahan dasar limbah tahu, molase, dan
EM-4. Limbah tahu adalah bahan atau materi buangan yang timbul akibat kegiatan produksi
tahu, yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan
cair. Limbah padat berupa ampas kedelai. Limbah cair berupa sisa air perendaman, sisa air
tahu yang tidak menggumpal, serta limbah cair keruh berwarna kuning muda keabu-abuan
yang apabila dibiarkan akan berubah menjadi hitam dan berbau busuk (Nurhasan,
Pramudyanto 1991).
Pada umumnya limbah tahu yang berbentuk cair dibuang ke perairan sehingga
mengakibatkan dampak buruk bagi kualitas air yaitu mengakibatkan bau busuk pada sungai
atau tempat disekitar pembuangan limbah cair tahu tersebut. Namun limbah cair tahu juga
dapat memberikan nilai positif jika dapat memaksimalkan berbagai potensi yang ada pada
limbah cair. Pengelolaan limbah dalam industri pembuatan tahu merupakan salah satu dari
contoh teknik pengelolaan limbah secara waste to product yaitu menggunakan kembali
limbah industri tahu sebagai bahan baku produk baru yang memiliki nilai tambah. Upaya
yang dapat dilakukan adalah pengolahan limbah cair tahu ini menjadi kecap tahu, pupukcair,
dan bahan bakar biogas serta dapat juga dilakukan untuk menghasilkan asam yang dapat
digunakan kembali untuk proses penggumpalan susu tahu atau biasa disebut biang.
Limbah cair tahu dari hasil analisis mengandung zat-zat karbohidrat, protein, lemak dan
mengandung unsur hara yaitu N, P, K, Ca, Mg, dan Fe. Jika dilihat Kandungan unsur hara
dalam limbah tahu ini, maka berpotensi untuk dikembangkan sebagai pupuk cair. Limbah cair
tahu dapat dijadikan alternatif baru yang digunakan sebagai pupuk sebab di dalam limbah
cair tahu tersebut memiliki ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman (Saenab S,
Mimien H I A, Fatchur R, Arifah N A 2018).
Aktivator mikroba memiliki peranan penting karena digunakan untuk mempercepat
pertumbuhan kompos. EM-4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang
menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi
tanaman, serta ramah lingkungan. Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan

memperbaiki kondisi biologis tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. EM-4
mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri asam laktat
(Lactobacillus sp), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp), Actinomycetes sp,
Streptomicetes sp, dan ragi (yeast) atau yang sering digunakan dalam pembuatan tahu
(Utomo 2007).
EM-4 mempunyai beberapa manfaat diantaranya memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologis tanah, meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanah,
mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, membersihkan air limbah
dan meningkatkan kualitas air pada perikanan, dan menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dan meningkatkan produksi tanaman serta menjaga kestabilam produksi (Utomo
2007).
Sebagai sumber energi atau makanan bagi bakteri, pada tahap awal sebelum proses
fermentasi diperlukan molase. Molase ini dapat diganti gula putih atau merah. Dari ketiga
bahan tersebut, molase adalah sumber terbaik daripada gula puyih dan merah. Molase
mengandung asam amino yang lebih baik daripada yang lainnya (Indrianti Y H, Prasetya W
2017).
Hasil yang tertara dari tabel 1 merupakan hasil setelah difermentasi selama empat hari.
Pembuatan pupuk cair dilakukan pada proses anaerob, maka dari itu perlu difermentasi
selama empat hari. Setiap pengamatan, pupuk cair diaduk dengan tujuan menghomogenkan
sifat-sifat dalam pupuk. Terjadi kenaikan suhu pada hari ke 5 dapat dikarenakan adanya
aktifivas mikroba. Suhu akhir padapupuk cair adalah 27oC. pH akhir yang didapat adaah 3,
pupuk yang baik memiliki nilai pH 4 (Sufianto 2014).
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan

BAB IV. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum diketahui proses pebuatan pupuk cair, yaitu yang
pertama adalah melarutkan molase dengan air limbah tahu lalu ditambahkan dengan EM-4.
Setelah semua homogen maka dimasukkan ke dalam botol air mineral 1,5 liter yang telah
dibungkus plastik, diamkan selama seminggu, dan amati perubahan suhu dan pH. Suhu
akhir pada produk pupuk cair adalah 27oC dan pH 3.

DAFTAR PUSTAKA

[PP] Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air
Limbah.
Indrianti Y H, Prasetya W. 2017. Cara Mudah dan Cepat Membuat Kompos. Depok (ID)
: Penebar Swadaya.
Kaswinarni F. 2007. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu
[Thesis]. Semarang (ID) : Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas.
Mulyani O. 2007. Studi Perbandingan Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
Sebagai Pre-Treatment Pengolahan Air Minum pada Air Selokan Mataram.
Yogyakarta (ID) : UII
Nurhasan, Pramudyanto. 1991. Pemanfaatan limbah cair tahu untuk produksi enzimα-
amilase dari Bacillus amyloliquefaciens [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Fakultas
Teknologi Pertaian, Universitas Gadjah Mada.
Sufianto. 2014. Analisis mikroba pada cairan sebagai pupuk cair limbah organik dan
aplikasinya terhadap tanaman pokcoy. Jurnal Gamma. Volume 9 (2): Halaman 77-
94)
Utomo, A.S. 2007. Pembuatan Kompos dengan Limbah Organik. Jakarta: CV Sinar
Cemerlang Abadi.
Yudhistira B, Martina A, Rohula U. 2016. Karakteristik limbah cair industri tahu dengan
koagulan yang berbeda. Journal of Sustainable Agriculture. Volume 31 (2):
Halaman 137-145.

Anda mungkin juga menyukai