PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka
maju. Angka kejadian infeksi nosomial telah menjadi tolak ukur mutu pelayanan
rumah sakit.
kebersihan tangan, misalnya selalu mencuci tangan secara efektif ( baik dan
benar) sesuai dengan ketentuan yang ada . pendalaman terhadap praktek mencuci
tangan pada perawat dan petugas kesehatan lainnya, meliputi kepatuhan, lama
sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dalam bentuk peningkatan
1
pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki sehingga individu tersebut
erat kaitannya dalam rangka penyembuhan pasien. Daya tahan tubuh yang lemah
nosokomial.
Cuci tangan adalah kegiatan dengan air mengalir ditambah sabun atau sabun
seluruh dunia dalam pengaturan dimana pasien dirawat sebagai pasien rawat inap
2
B. Rumusan masalah
yang akan diteliti adalah Analisis tingkat kepatuhan perawat terhadap Standar
Operasional cuci Tangan perawat di RSUD Kepahiang pada bulan tahun 2017
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
• Tujuan melakukan cuci tangan dengan baik dan steril supaya kita tidak
terjangkit penyakit seperti diare dan cacingan. Perilaku hidup sehat harus
D. Metode Penulisan
1. Bab I
3
2. Bab II
3. Bab III
4. Bab IV
5. Bab V
Bab. VI
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain yaitu
1. Bagi perawat
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi tentang pelayanan
4
Hasil penelitian ini dapat dijadikan evidence based practice dalam rangka
5. Bagi peneliti
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Cuci Tangan
cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai
mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata
kiasan.
menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab
penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada
6
2. Mencegah tansmisi mikroorganisme dari petugas ke pasien dari
pasien.
Langkah – langkah :
mengalir
4. Gosok punggung dan sela-sela jari jari tangan kiri dengan tangan
digosokkan
7
8. Gosok telapak tangan kiri dengan memutar ujung jari-jari kanan
dan sebaliknya
8
2. Pembersihan Tangan dengan Cairan Antiseptik (Handrub)
Langkah – langkah :
sebanyak 3 - 5 cc
5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci dan saling
digosokkan
dan sebaliknya
Langkah – langkah :
9
2. Basahi tangan dengan air mengalir.
siku
11. Ulangi pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku
10
4. waktu mencuci tangan
Manfaat yang diperoleh apabila kita mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun yaitu:
11
a. Dengan penggunaan sabun yang lebih serta air bersih yang cukup
efektif menurunkaninsidendiare.
Dari hasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat mencuci tangan
dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum makan dan menyiapkan
B. Perawat
1. Pengertian perawat
1992, dikutip oleh La Ode Jumadi Gaffar, 1993:23). Ada juga pengertian
seseorang yang telah lulus dan mendapatkan ijazah dari pendidikan kesehatan
bidan.
12
Sedangkan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan
keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (La Ode Jumadi
Gaffar, 1999:18).
2. Peran Perawat
sebelum mengetahui peran perawat professional itu apa saja, kita harus
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
13
itu dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi
kita mengetahui macam – macam elemen peran perawat. Ada 8 macam peran
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang
penelitian menekankan waktu pengamatan atau obsevasi data hanya sekali saja pada
sampling adalah metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan
ada/ dijumpai yang melakukan cuci tangan pada perawat klinik di RSUD Kepahiang
Tahun 2017 dilakukan di rawat jalan, rawat inap, penunjang medis, dari 01 Oktober
Variabel dalam peneliatian ini adalah tingkat kepatuhan cuci tangan perawat,
dengan sub variable yaitu tingkat kepatuhan perawat terhadap stantar operasional
prosedur cuci tangan dan lima moment cuci tangan yang dilakukan oleh perawat
RSUD Kepahiang adalah tindakan melakukan prosedur cuci tangan yang dilakukan
perawat menggunakan prosedur cuci tangan enam langkah. Tingkat kepatuhan cuci
tangan ini akan diukur kualitasnya sesuai dngan standar penelitian dan dilakukan di
rawat jalan, rawat inap, penunjang medis, dari bulan 01 Oktober sampai dengan 31
Oktober 2017. Skala yang dilakukan pada variabel ini adalah skala ordinal.
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Data hasil penelitian dari sebaran distribusi frekuensi dapat diketahuai pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1.1 Analisis tingkat kepatuhan cuci tangan perawat dengan metode hand wash
Standard
Tingkat kepatuhan
Interval skor Frekuensi Persen
Rendah 26-50 0 0%
Buruk 0-25 0 0%
Total 41 100 %
Responden (63.4%) melakukan metode Hand wash dan hand rub dengan criteria
16
Tabel 1.2 Analisis lima moment cuci tangan perawat pada bulan Oktober di RSUD
Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa dari 40 perawat yang mendapat kesempatan
melakukan cuci tangan dengan baik pada momen ke 1, ada 30 perawat (75%),
sedangkan perawat tidak melakukan sebanyak 10 orang (25%). Pada momen ke 2 dan
(100%) melakukan cuci tangan. Dan pada momen ke 4 dari 40 orang perawat yang
17
mendapatkan kesempatan cuci tangan ada 35 perawat (87.5%) yang melakukan
sedangkan pada momen ke 5 pada saat pengambilan sampel tidak ada yang
18
BAB V
PEMBAHASAN
Pada BAB ini menunjukkan bahwa dari 40 perawat yang mendapat kesempatan
melakukan cuci tangan dengan baik pada momen ke 1, ada 30 perawat (75%),
sedangkan perawat tidak melakukan sebanyak 10 orang (25%). Pada momen ke 2 dan
(100%) melakukan cuci tangan. Dan pada momen ke 4 dari 40 orang perawat yang
sedangkan pada momen ke 5 pada saat pengambilan sampel tidak ada yang
metode hand wash dan hand rub Standar Operasional Prosedur ( SOP) cuci tangan di
termasuk kriteria sedang Hasil tersebut menunjukkan analisis bahwa semakin banyak
perawat yang membersihkan tangan dengan metode hand wash atau hand rub di
19
Hasil penelitian yang mendukung menunjukkan bahwa ada hubungan yang
prosedur cuci tangan nilai r = 0.530, p value = 0.002 yaitu semakin baik pengetahuan
mencuci tangan dan semakin baik pula penerapan prosedur cuci tangan. Persamaan
dan penelitian yang digunakan peneliti terletak pada variabel yang digunakan yaitu
cross sectional.
Prosedur cuci tangan perawat berdasarkan lima moment cuci tangan secara
bersentuhan dengan cairan tubuh pasien dan bersentuhan dengan lingkungan. Jika
penyebaran organism dengan sangat mudah melalui tangan perawat kepasien atau
sebaliknya. Perawat hanya melakukan prosedur cuci tangan yang paling penting yaitu
melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien dan setelah bersentuhan
dengan pasien.
Jika alas an perawat dari lima moment cuci tangan tersebut sudah cukup
dilakukan dengan dua tahap, dan dapat mencegah penyebaran mikroorganisme maka
dengan demikian seluruh perawat melaksanakan prosedur dengan patuh. Namun jika
dinyatakan tidak patuh. Kepatuhan dalam melakukan cuci tangan sebagai upaya
20
adanya pengetahuan dan latar belakang pendidikan kesehatan, sehingga berupaya
berhubungan dengan tingkat kepatuhan perawat dalam cuci tangan, terdapat beberapa
hal yang tidak di lakukan perawat dengan sempurna. Hasil penilaian cuci tangan
metode hand wash dan hand rub diketahui nilai kurang dari 100 berkisar 01 sampai
Prosedur cuci tangan yang tidak dikerjakan dengan sempurna yaitu momen cuci
tangan ke 1
dalam penanganan pasien dan kesehatan perawat itu sendiri. Salah satu permasalahan
standard dan tidak menggunakan masker dapat meningkatkan angka kejadian MRSA
Prosedur cuci tangan perawat berdasarkan lima moment cuci tangan dan
prosedur hand wash dan hand rub sebagian besar sudah dilakukan dengan baik oleh
patuh. Prosedur hand wash dan hand rub sebagian besar sudah dilakukan dengan
21
baik, untuk mencegah timbulnya penyakit dari mikroorganisme atau kotoran dengan
besar perawat memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang cuci tangan. Sebagian
responden bertugas diruang rawat inap, selebihnya bekerja di kamar bedah, UGD,
ICU. Sebagian besar responden bekerja diruang yang tersedia fasilitas tempat cuci
tangan. Sebagian besar responden patuh dalam melakukan cuci tangan. Penelitian
yang dilakukan juga menunjukkan hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna
antara factor pengetahuan, ketersediaan tenaga kerja, dan masa kerja dengan
Berdasarkan hasil penelitian ini dan teori para ahli serta penelitian
Operasional Prosedur ( SOP) cuci tangan di RSUD Kepahiang dengan kriteria patuh,
hal ini ditunjukkan bahwa semua perawat mencuci tangan sebelum bersentuhan
dengan pasien dan setelah bersentuhan dengan pasien. Sebab, hal penting yang harus
diketahui dan dilaksanakan oleh petugas medis agar tidak terjadi transmisi mikroba
pathogen ke penderita saat mengerjakan prosedur dan tindakan medis serta perawatan
yaitu, perawat diharapkan selalu berada dalam kondisi sehat. Setiap mengerjakan
22
prosedur dan tindakan harus membiasakan diri mencuci tangan serta tindakan
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
bahwa perawat yang melakukan cuci tangan dengan menggunakan hand wash
dan hand rub sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) cuci tangan di RSUD
23
Kepahiang diketahui perawat cenderung melaksanakan dengan sempurna pada
saat melakukan cuci tangan dengan metode Hand wash dan hand rub.
B. SARAN
Mengacu dari hasil penelitian, analisis data dan bersarkan kesimpulan yang telah
1. Bagi Instansi
nosokomial.
2. Bagi perawat
24
perawat tetapi kepatuhan melakukan cuci tangan oleh petugas kesehatan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/06/pengertian-mencuci-tangan.html
http://vhypurple.blogspot.com/2010/11/peran-perawat-sebagai-pelaksana.html
http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2009/03/sap-penyuluhan-cuci-tangan.html
25
Parhusip. (2005). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial
Serta Pengendaliannya Di BHG.UPF. Paru RS. Dr. Pirngadi/Lab.
Penyakit Paru FK-USU Medan.7.
26