Anda di halaman 1dari 9

Sinusoida Vol. XIX No.

2, Oktober 2017
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593

PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK


PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN
Sugianto, Abdul Mu’is
Fakultas Teknik Industri
Prodi Teknik Elektro
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Email : sugianto_emi@yahoo.com
ABSTRAK

Instalasi listrik kerja Pelaksanaan Proyek Apartemen termasuk fasilitas yang


memerlukan energi listrik yang besar, sehingga perlu dirancang sistem instalasi listrik yang baik
dan benar berdasarkan standar yang ada di Indonesia. Perencanaan beban listrik kerja sebesar
954.250 VA , maka beban keseluruhan 1.616.250 VA setelah di kali dengan diversity faktor
total beban 1.137.840 VA. Kapasitas trafo 1.250 kVA dengan daya 1.137,84 kVA atau sebesar
90%. Untuk kapasitas generator 1.000 kVA dengan daya sebesar 787.864 kVA. Nilai cosφ pada
gedung sebesar 0,8 dan diperbaiki menjadi cosφ 0,95, membutuhkan kapasitor sebesar 599,2
kVAR, dengan daya aktif 1.422.300 W. Sehingga pemakaian kapasitor yang digunakan 600
kVAR.

Kata kunci : Sistem listrik kerja, Daya, Perencanaan Beban, Kapasitor Bank.

ABSTRACT
Electrical installation work of project implementation including one Apartment facility that
requires electrical energy, so it needs to be designed a system of electrical installation which is
good and right based on standards that exist in Indonesia. Planning work of electric load
954,250VA, then the overall load 1,616,250VA after at times with diversity factors total load
1,137,840VA. Capacity 1,250kVA transformer with power 1,137.84kVA or amounting to 90%.
To 1,000kVA generators with capacity power of 787,864kVA. Cosφ values on the building of 0.8
and cosφ 0.95, restored as a need of the capacitor 599.2 kVAR, with active power 1,422,300w.
so the discharging capacitor used 600kVAR.
Keywords: electrical system of work, resources, planning of load, the capacitor Bank.

I. PENDAHULUAN listrik, yaitu sirkuit utama, sirkuit cabang,


Listrik adalah suatu bentuk energi dan sirkuit akhir.
yang berperan sangat penting bagi Instalasi listrik kerja adalah listrik
kehidupan manusia, baik dalam kebutuhan yang digunakan pada saat pelaksanaan
hidup rumah tangga, dalam perindustrian, proyek. Listrik kerja digunakan untuk
maupun dalam bentuk usaha-usaha umum. mensuplai daya listrik peralatan-peralatan
Energi listrik kini dapat dengan mudah yang digunakan pada saat pelaksanaan
dibangkitkan, didistribusikan, dan dirubah proyek dan juga lampu penerangan pada
ke dalam bentuk energi lainnya. Instalasi area proyek tersebut. Instalasi listrik kerja
kelistrikan pada bangunan-bangunan, bersifat tidak permanen (temporary) atau
pendistribusian energi listrik, mesin-mesin akan dilepas pada saat instalasi listrik
listrik dan perlengkapannya digunakan permanen pada gedung tersebut sudah jadi
untuk pembangkitan, konversi, distribusi, dan berfungsi dengan baik dan benar.
dan pemanfaatan energi listrik. Pada setiap Instalasi listrik kerja Pelaksanaan Proyek
bangunan memiliki struktur dasar instalasi Apartemen termasuk salah satu fasilitas

69
Sinusoida Vol. XIX No. 2, Oktober 2017
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593

yang memerlukan energi listrik yang besar, persyaratan – persyaratan tertentu , maka
sehingga perlu dirancang suatu sistem sarana penyampaiannya pun dikehendaki
instalasi listrik yang baik dan benar memenuhi persyaratan tertentu pula.
berdasarkan standar-standar yang ada di Kondisi dan persyaratan yang dimaksudkan
Indonesia. Selain rancangan yang baik, tersebut antara lain :
perlu juga diperhatikan pemasangannya 1. Setiap peralatan listrik dirancang
agar sistem kelistrikan pada proyek ini memiliki rating tegangan, frekuensi
terpasang dengan baik, karena pemasangan dan daya nominal tertentu.
dan pemilihan bahan serta jenis sistem 2. Letak titik sumber (pembangkit)
pengaman yang buruk bisa menurunkan dengan titik beban tidak selalu
tingkat keamanan dari sistem tersebut, berdekatan.
sehingga perlu pengawasan dan 3. Pada pengoperasian peralatan listrik
perencanaan yang baik dalam perlu dijamin keamanan bagi
pemasangannya. peralatan itu sendiri, bagi manusia
1.1 Pokok Permasalahan pengguna, dan bagi lingkungannya.
Bagaimana merencanakan instalasi Dalam upaya antisipasi ketiga hal tersebut,
listrik kerja pelaksanaan proyek Apartemen maka untuk sistem penyampaian tenaga
yang memenuhi syarat dari sisi teknis. listrik dituntut beberapa kriteria :
Listrik kerja yang dapat melayani dan 1. Diperlukan saluran daya (tenaga)
mencukupi kebutuhan listik pada yang handal, effektif, ekonomis dan
pelaksanaan proyek Apartemen. effisien.
1.2 Batasan Masalah 2. Diperlukan tersedianya daya (tenaga)
Agar tidak menyimpang dari pokok listrik dengan kapasitas yang cukup
bahasan yang telah ditentukan maka penulis (memenuhi), tegangan (dan
akan membatasi masalah sebagai berikut : frekuensi) yang stabil pada harga
1. Perencanaan wiring panel nominal tertentu, sesuai dengan
instalasi listrik kerja design peralatan. Singkatnya
pelaksanaan proyek Apartemen. diperlukan penyediaan daya dengan
2. Perencanaan beban instalasi kualitas yang baik.
listrik kerja dan pengaman yang 3. Diperlukan sarana sistem pengaman
digunakan. yang baik, sesuai dengan persyaratan
3. Lingkup penelitian dilakukan pengaman (cepat kerja, peka, selektif,
pada gedung Proyek Apartemen handal dan ekonomis).
Menteng Park di Jakarta Pusat. II.1 Distribusi Tenaga Listrik Secara
4. Schedule pelaksanaan Proyek Umum
Menteng Park dari 5 Juli 2017 Definisi dari sistem tenaga listrik
sampai dengan 14 Oktober adalah suatu sistem yang berfungsi
2018. membangkitkan, mentrasmisikan dan
mendistribusikan energi listrik dari pusat
II. Distribusi Energi Listrik pembangkit sampai dengan konsumen atau
Secara sederhana “Sistem Distribusi sirkit terakhir.
Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai
sistem sarana penyampaian tenaga listrik
dari sumber ke pusat beban. Sementara
untuk “Sistem Instalasi adalah cara
pemasangan penyalur tenaga listrik atau
peralatan listrik untuk semua barang yang
memerlukan tenaga listrik dimana
pemasangannya harus sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan di dalam
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Gambar 2.1 diagram satu garis sistem
Oleh karena sumber tenaga listrik tenaga listrik
untuk beban memiliki kondisi dan

70
Sinusoida Vol. XIX No. 2, Oktober 2017
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593

kV dari gardu distribusi di daerah atau


Tiga komponen utama dari sistem tenaga lokasi regional gedung tersebut. Kemudian
listrik yaitu pembangkit, transmisi dan tegangan menengah akan diturunkan
distribusi. Penyaluran energi listrik dari dengan trafo step down yang ada di masing
pusat pembangkit sampai ke konsumen masing gedung, dan didistribusikan melalui
dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1 panel utama tegangan rendah.
dimana pada gambar tersebut sudah II.2 Distribusi Tenaga Listrik pada
mencakup tiga unsur dari tiga komponen Proyek Apartemen
utama sistem tenaga listrik. Distribusi tenaga listrik pada Proyek
Apabila saluran transmisi menyalurkan Apartemen dimulai dari sub gardu
tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat- distribusi pada gedung tersebut setelah
pusat beban dalam tegangan tinggi atau melalui tahapan distribusi tenaga listrik dari
menengah, maka saluran distribusi pusat pembangkit tenaga listrik yang di
berfungsi membagikan tenaga listrik ke salurkan oleh PLN hingga sampai pada
beban untuk saluran tegangan rendah. Di gardu distribusi dengan tegangan menengah
Indonesia generator di pusat pembangkit 20 kV pada masing-masing daerah atau
biasanya menghasilkan tenaga listrik regional dari gedung tersebut dibangun.
dengan tegangan antara 6 sampai dengan 20 Untuk gambar diagram distribusi tenaga
kV, kemudian, dengan bantuan listrik pada gedung ini dapat dilihat pada
transformator step up tegangan tersebut Gambar 2.2 dibawah ini. Pada gambar
dinaikan menjadi 150 sampai dengan 500 tersebut digambarkan proses pengiriman
kV. energi listrik dari gardu distribusi milik
Saluran transmisi tegangan tinggi PLN atau sering disebut dengan gardu
(STTT) menyalurkan tenaga listrik menuju beton yang ditempatkan di area gedung
pusat-pusat beban dengan tegangan sampai dengan peralatan-peralatan listrik
tinggi,untuk mengantisipasi adanya berikutnya.
kerugian daya yang hilang. kemudian Dalam suatu sistem kelistrikan dengan
dibeberapa tempat tegangan akan daya listrik besar maka sudah pasti harus
diturunkan tahap demi tahap. memiliki sistem peng-konversi tegangan
Pada gardu induk (GI), tenaga listrik berupa transformator step down untuk
yang diterima kemudian dikirimkan menuju merubah tegangan menengah 20 kV
transformator distribusi (TD) dalam bentuk menjadi tegangan rendah 400 V. Tenaga
tegangan menengah 20kV. Melalui listrik disalurkan dari gardu beton ke panel
transformator distribusi, yang berupa tegangan menengah (MVMDP) sebagai
transformator penurun tegangan (step hubung bagi dan pengaman pertama
down) diberbagai pusat beban, tegangan sebelum masuk ke sistem kelistrikan
tersebut diturunkan menjadi tegangan gedung atau sebelum masuk kedalam
rendah 230/400 V yang akhirnya diterima sistem transformator distribusi, untuk
konsumen. dirubah teganganya dari tegangan
Fungsi dari saluran distribusi adalah menengah menjadi tegangan rendah, yang
untuk mendistribusikan energi listrik dari nantinya akan disalurkan ke masing-masing
gardu distribusi ke beban dengan peralatan listrik pada suatu gedung melalui
mengalirkan tegangan rendah sehingga siap panel utama tegangan rendah
untuk dipakai peralatan listrik di sisi (LVMDP).Panel utama tegangan rendah
konsumen. Dalam pelaksanaanya di inilah yang mengatur pembagian daya
lapangan sistem distribusi tegangan rendah listrik ke masing masing panel sub ditribusi,
ini ada yang di salurkan fasa tiga ke sebagai pengatur sampai dengan sirkit
konsumen dan ada juga yang di salurkan akhir.
fasa satu ke beban. Dalam sebuah gedung
bertingkat biasanya memiliki sub gardu
distribusi tersendiri dimana pasokan tenaga
listriknya langsung dipasok dari gardu
distribusi dengan tegangan menengah 20

71
Sinusoida Vol. XIX No. 2, Oktober 2017
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593

secara otomatis yang menerima inputan


sumber dari sisi PLN, terdapat sensor yang
berfungsi untuk membaca apabila tegangan
dari PLN ada masalah (masalah dimana
terjadi tegangan kurang, tegangan lebih,
dan hilang satu fasa). Saat terjadi masalah
tersebut maka modul pada panel control
Gambar 2.2 Diagram distribusi tenaga ATS memerintahkan untuk generator
listrik proyek apartemen menyala, ATS akan mensinkronisasikan
frequensi, tegangan dan phasa maka akan
III. Perencanaan Sistem Distribusi terjadi pemadaman ACB sisi PLN jadi off.
Listrik Bila daya dari PLN off maka akan beralih
III.1 Sistem Kelistrikan ke UPS dan control ATS memerintahkan
Dibawah ini digambarkan sistem untuk menghidupkan generator ON dan ini
penyaluran instalasi listrik kerja pada diatur dalam waktu ± 5 detik sampai sisi
proyek apartemen yang dapat beroperasi generator siap on untuk dibebani. Setalah
secara berkesinambungan. Sumber PLN ON maka control ATS akan
tegangan yang ada selalu mensuplai, mensinkronkan sumber PLN dan generator,
instalasi pada gedung ini tidak boleh tetapi generator akan off setelah 15 menit
padam. Maka dari itu, Pada sistem instalasi untuk memastikan bahwa sumber dari PLN
ini menggunakan dua sumber tenaga yaitu tidak stabil.
dari sisi PLN dan dari sisi generator. Tahapan dalam perencanaan instalasi
listrik kerja pada Proyek Apartemen dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Diagram Sistem Satu Garis
(Single Line Diagram System)
2. Diagram Pengawatan (Wiring
Diagram)
3. Denah Ruangan.

III.2 Panel Tegangan Utama Rendah


(LVMDP)
Beban panel-panel distribusi, panel site
office, panel peralatan utama contoh panel
tower crane, panel passenger hoist
kemudian dijumlahkan dan dikumpulkan di
panel utama tegangan rendah (LVMDP) ini.
Dari panel LVMDP inilah dapat diketahui
seberapa besar kapasitas beban keseluruhan
yang di perlukan oleh gedung. Langkah
yang perlu di ambil dalam merancang
Gambar 3.1 Sistem kelistrikan
diagram panel utama tegangan rendah
Pada gambar 3.1 adalah sistem
(LVMDP) ini adalah :
kelistrikan pada proyek apartemen. Untuk
1. Membuat diagram satu garis yang
pemakaian sehari-hari atau menjadi
berisi rincian beban-beban panel
prioritas adalah sumber tenaga dari PLN
distribusi dari lantai-lantai yang ada
yang akan memberi tegangan ke dalam
di dalam gedung, dan panel-panel
gedung. Adapun sistem pengaman mekanik
khusus lainnya.
elektrik yang digunakan antara ACB sisi
2. Menentukan proteksi arus lebih
PLN dan ACB sisi generator, untuk
untuk masing-masing kabel feeder
menghindari dari masuknya dua sumber
tersebut.
berbeda kedalam satu jaringan (salah
pengoperasian). Untuk kerjanya generator

72
Sinusoida Vol. XIX No. 2, Oktober 2017
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593

3. Menentukan kabel feeder untuk yang ada di panel LVMDP atau


masing-masing konduktor jumlah kapasitas trafo step down
penghubung panel. yang di pasang.
4. Menentukan saklar incoming panel. 2. Menentukan tegangan yang akan
5. Menentukan besar penampang disuplai
grounding. Untuk suplai gedung dengan beban
Karena panel LVMDP adalah panel yang besar perlu untuk menjaga
utama tegangan rendah dari beberapa atau dari kerugian hantaran, tegangan
semua panel sub distribusi yang ada, maka yang dipakai sebaiknya tegangan
pengaman arus lebih di dalam panel menengah juga dan akan masuk
LVMDP biasanya memiliki rating yang melalui incoming panel tegangan
tinggi. Dan sebagai pengaman arus lebih menengah.
yang di dalam panel LVMDP ini bisa 3. Menentukan bagian-bagian mana
digunakan MCCB atau ACB. yang akan diback up full 100%
Perhitungan pemutus arus (circuit ataupun hanya sebagian tergantung
breaker) pada LVMDP dimana beban di dari kebutuhan ataupun sistem
sisi sekunder transformator step down emergensi nya.
yang terhubung ke LVMDP dihitung 4. Menentukan proteksi yang akan
dengan menggunakan rumusan berikut : dipakai.

S 103 III.5 Trafo Penurun Tegangan


In 
VLL 3 Trafo Penurunan Tegangan
dipasang setelah MVMDP, dimana
S berfungsi untuk menurunkan tegangan ke
I 
3 V LVMDP sebelum digunakan ke Panel
Distribusi. Dalam perencanaan
Dengan, transformator pemilihan trafo cairan dengan
I = Arus (ampere) trafo kering juga berdasarkan tempat lokasi
S = Daya semu (volt ampere) yang akan digunakan sebagai lokasi
V = Tegangan (volt) transformator. Tingkat kemungkinan dari
sambaran petir karena tidak memiliki
Karena arus pada LVMDP sistem proteksi penangkal petir yang
cenderung besar maka kebanyakan sempurna, kondisi lingkungan yang buruk
pengaman arus lebih memakai ACB bukan (berdebu), tingkat kelembaban yang tinggi,
MCCB. persentase keasaman dan tingkat oksidasi
yang membuat korosif yang tinggi maka
III.3 Panel Tegangan Utama Menengah sebaiknya sistem memakai transformator
(MVMDP) oil dan tidak di anjurkan untuk memakai
Setelah menentukan kapasitas trafo kering pada gedung bertingkat
LVMDP, maka langkah selanjutnya tersebut. Tetapi jika kondisi cukup baik dan
adalah menghitung pemutus arus (Circuit tidak ada kemungkinan sambaran petir
Breaker) untuk pemutus arus yang maka lebih baik menggunakan
menghubungkan gardu PLN ke MVMDP transformator kering karena lebih murah.
dihitung menggunakan persamaan (3.1). Nilai arus hubung singkat 3-fase
(ISC) di instalasi diperlukan untuk
III.4 Suplai Tenaga Listrik Darurat menentukan switch gear (rating arus
(Genset) gangguan), kabel (rating pengaman
Untuk menentukan suplai darurat dari thermal), alat pengaman (cara menentukan
generator set dalam gedung, sebaiknya dan pengaturan) dan seterusnya. Arus
melalui tahapan berikut : hubung singkat dihitung dengan
1. Menentukan kapasitas generator set menggunakan rumusan berikut :
Untuk menentukan kapasitas dapat
langsung dilihat dari jumlah beban

73
Sinusoida Vol. XIX No. 2, Oktober 2017
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593

I n  100 aluminium = 33 x 106 m/ohm mm²


I SC 
U SC
IV. Perhitungan dan Analisis
Dengan,
IV.1 Perencanaan Sistem Kelistrikan
S = Rating transformator (daya beban
Proyek Apartemen
tersambung) (kVA)
Perencanaan sistem kelistrikan
VLL = Tegangan line to line (volt)
merupakan acuan awal dalam perencanaan
In = Arus nominal (ampere) instalasi sistem tenaga listrik. Disini
ISC = Arus hubung singkat (ampere)
dibahas tentang kebutuhan elektrikal yang
USC = Impedansi tegangan transformator
akan dibangun disebuah proyek apartemen.
(%)
Dalam penentuan bebannya bisa dinyatakan
dalam perhitungan daya VA. Untuk Proyek
Tabel 3.1 Nilai impedansi transformator
Apartemen adapun penentuan beban yang
berbeda kVA
di rencanakan sebagai berikut :
Impedansi tegangan
Rating  Tower Crane 1 : 125 kVA/unit
transformator (Usc)
transformator  Tower Crane 2 : 125 kVA/unit
dalam %
 Passenger Hoist 1 : 66 kVA/unit
Tipe Oil Tipe
(kVA)
Cooled Dry  Passenger Hoist 2 : 66 kVA/unit
 Bar Cutter : 10 kVA/unit
50 to 750 4 6  Bar Bender : 10 kVA/unit
 Temporary Lighting & Power Kerja
800 to 3.200 6 6 : 954,25 kVA/unit
 Site Office Kontraktor : 30 kVA/unit
Disamping Nilai arus hubung singkat  Site Office Sub Kontraktor: 200
3-fase (ISC) di instalasi, diperlukan juga kVA/unit
perhitungan KVASC atau SSC ,dimana dapat  Site Office Owner: 20 kVA/unit
dihitung dengan menggunakan rumusan  Dewatering : 10 kVA/unit
berikut ini :

Dengan, Dari daftar desain kriteria diatas dapat
SSC = Daya hubung singkat (volt ampere) dihitung kebutuhan total dan kebutuhan
V = Tegangan line to line (volt) semua peralatan distribusi listrik ataupun
ISC = Arus hubung singkat (ampere) gensetnya.
IV.2 Perhitungan Beban Listrik Per
Hasil dari penentuan arus nominal Lantai
yang dapat dari rumus diatas, digunakan Kebutuhan daya per lantai dapat
sebagai acuan untuk memilih jenis kabel ditentukan dengan menghitung jumlah beban
dan luas penampangnya. Untuk yang terpasang pada masing-masing lantai.
menentukan luas penampang (A) 28,6 103
In   43,45 A
penghantar tiga fasa dapat digunakan 380  3
rumus berdasarkan rugi tegangan yaitu :
43,45 100
I SC   724,17 A
3  l..I . cos  6
A
 u I SC  0,72 kA
Dengan :
A = Luas penampang penghantar yang S SC  1.1V  I SC  3
diperlukan (mm2) S SC  524.282 VA  524,28 kVA
l = Panjang penghantar (meter) S SC  1.1 380  724,17 1,732
I = Kuat arus yang mengalir (ampere)
= Rugi – rugi tegangan (volt)
γ = Daya hantar jenis penghantar
tembaga = 56.2 x 106 m/ohm mm²

74
Sinusoida Vol. XIX No. 2, Oktober 2017
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593

Dalam hal ini diambil sebagai contoh


beban di SDP 11 lantai 10 dimana lantai 3  (32  47,795  0,8)
tersebut tipikal (Lt. 2 s/d 32) sebagai berikut : A
A. Beban Koridor / Area Unit Proyek Lantai 56,2  11,4
10 : A = 12,40 mm²
- TL 1 x 36 Watt : 80 buah = 2880 W Berdasarkan perhitungan di atas,
- Stop Kontak : 20 buah = 20000 W + untuk penghantar yang sesuai dengan
Jumlah total Kebutuhan daya per lantai arus nominal beban 43,45 A adalah
adalah : kabel berdiameter 12,40 mm2. Tetapi
- Beban Koridor / Area Unit( P ) untuk ukuran tersebut tidak ada
:= 22.880 W dipasaran, sesuai dengan lampiran 3
Beban Tersambung digunakan ukuran kabel NYY 4 x 16
P mm2.
S
cos 
IV.3 Perhitungan pemutus arus (circuit
22.880
S = 28.600 VA breaker) dan besar penampang
0,8 kabel di LVMDP
Adapun Perhitungan pemutus arus (circuit Pada pembebanan di sisi sekunder
breaker) dan besar penampang kabel pada transformator step down 1250 kVA yang
panel lantai dengan total beban 28.600 VA terhubung ke LVMDP perhitungan
adalah sebagai berikut : pemutus arus (circuit breker) adalah
a. Kuat hantar arus pada circuit sebagai berikut :
breaker yang ditentukan dengan
S 103
mengambil persamaan (3.2), sebagai In 
berikut: VLL 3

S 103 I n 100 1.250 103


In  I SC  In   1.899,18 A
U SC
VLL 3 380  3

S SC  1.1 V  I SC  3
Arus yang mengalir 43,45 A dan S SC  1.1 380  31.653  1,732
dikalikan 110% sebagai faktor
keselamatan (safety factor), akan S SC  22.916.012 VA  22.916 kVA
didapat 43,45 x 1,1 = 47,795 A, maka
digunakan MCCB ukuran 50 A. Dari hasil perhitungan diatas, digunakan
Untuk MCCB dengan tipe adjustable, pemutus arus (circuit breaker) jenis ACB 4
dapat digunakan MCCB 3P TM 50 D. pole 2000 A, karena ACB 1899.18 A tidak
b. Besar penampang kabel (A) terdapat dipasaran.Berdasarkan perhitungan
Panjang kabel yang ditarik dari SDP-11 diatas maka kabel yang digunakan adalah
yang terletak di lantai 10 ke MDP lantai kabel jenis Alumunium NA2XY. Untuk
2 yaitu 32 meter. Untuk mencari besar ukuran besar penampang kabel yang
atau luas penampang kabel dengan digunakan sesuai dengan standar kabel
daya hantar untuk tembaga 56,2 x 106 yang ditetapkan oleh produsen kabel
m/ohm mm2. yang terlampir pada lampiran 3 , yaitu
Jika :γ = 56.2 x 106 m/ohm mm2 NA2XY 24 x (1 x 300 mm²) + NA2XY 120
= 3% x 380 = 11,4 volt mm².
I n 100
= 32 meter I SC 
Maka: U SC

3  l  I . cos  1.899,18  100


A I SC   31.653 A
 u 6
I SC  31,65 kA

75
Sinusoida Vol. XIX No. 2, Oktober 2017
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593

IV.4 Perhitungan pemutus arus (circuit Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus
breaker) dan besar penampang didapat 46,66 A dan dikalikan 110% akan
kabel di MVMDP didapat 46,66 x 1,1 = 56,46 A maka
 Kuat hantar arus dan besar digunakan kabel Alumunium untuk tegangan
penampang kabel pada sisi menengah 20 kV yaitu NA2XSEFGbY 3 x 70
keluaran panel MVMDP instalasi mm2 . Kabel ini merupakan jenis kabel tanah
proyek Apartemen yang terhubung yang akan ditanam didalam tanah untuk
ke sisi primer masing-masing menghubungkan Gardu PLN ke MVMDP.
transformator step down 1250 kVA
adalah: IV.5 Analisa Perbaikan Faktor Daya
Pada suatu instalasi listrik proyek
S 10 3
In  Apartemen dimana banyak terdapat beban-
VLL 3 beban antara lain, motor-motor, lampu
flourescent / TL, peralatan elektronik dan
1.250 103
I  36,08 A S
20.000  3 I SC 
3  Z V
S
I SC  1.161.250
3  Z V I SC   1.340,94 A
1,732  0,025  20.000
1.250.000
I SC   1.443 A I SC  1,34 kA
1,732  0,025  20.000
lain sebagainya, dapat menimbulkan beban
I SC  1,443 kA induktif yang membuat arus tertinggal
(lagging) terhadap tegangan akan
S SC  1.1V  I SC  3 berdampak juga pada nilai cos φ menjadi
kecil. Hal ini lah yang akhirnya membuat
S SC  1.1 20.000 1.443 1,732 Pengelola harus membayar kVAR yang
merugikan, untuk mengatasi hal tersebut
S SC  54.984.072 VA  54.984 kVA dipasanglah kapasitor bank. Dengan
memakai data beban pada LVMDP, disini
kita akan hitung berapa besar kapasitor
Maka digunakan HRC (High Rupturing bank yang harus dipasang jika cos φ yang
Capacity) Fuse 63 A sebagai emutus arus, diharapkan 0,95.
karena untuk kapasitas 36,08 A tidak ada
dipasaran maka dipilih kapasitas yang S SC  1.1V  I SC  3
mendekati. Untuk kabel penghantarnya
digunakan kabel NA2XSY 3 x 50 mm2 S SC  1.1 20.000 1.340,94 1,732
yang akan menghubungkan keluaran
MVMDP ke sisi transformator step down
1250 kVA. S SC  51.095.177 VA  51.095,18 kVA
 Kuat hantar arus pada MVMDP
Apartemen dan besar penampang
kabel yang menghubungkan  Beban total LVMDP sebagai daya
MVMDP Apartemen ke gardu PLN aktif (P) : 1.422.300 W
adalah:  Cos φ sebelum perbaikan :
S 103  Cos φ setelah perbaikan yang ingin
In  dicapai :
VLL 3  Daya reaktif sebelum perbaikan :
 Daya reaktif setelah perbaikan :
1.616,25 103
In   46,66 A  Daya reaktif koreksi :
20.000  3 Q1 = P x tan φ1

76
Sinusoida Vol. XIX No. 2, Oktober 2017
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593

= 1.422.300 x tan 36,869º dipakai, dikarenakan kapasitas 787.864


= 1066,69 kVAR kVA tidak ada dipasaran.
Q2 = P x tan φ2
= 1.422.300 x tan 18,195º
= 467,49 kVAR V. DAFTAR PUSTAKA
Q = Q1 - Q2
= 1066,69 - 467,49 1. Van Harten, P., dan Setiawan, E Ir,
= 599,2 kVAR Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid 1, 2
Sesuai dengan perhitungan diatas maka dan 3, Binacipta-Bandung, 1995
kapasitor bank yang digunakan untuk 2. Basri Hasan, Ir, Sistem Distribusi
LVMDP adalah 600 kVAR. Daya Listrik, ISTN, Jakarta 1997
3. Djiteng Marsudi, Ir, Operasi Sistem
IV.6 Perencanaan kapasitas Tenaga Listrik, ISTN, Jakarta 1990
transformator 4. Standar Nasional Indonesia (SNI),
Dari data kebutuhan daya pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik
proyek Apartemen, dapat direncanakan 2000, (PUIL 2000). SNI-0225-2000
pemakaian transformator dengan daya 5. Menteng Park Apartemen –
transformator sebesar 1.250 kVA, dengan Menteng Park, Project data –
data-data berikut : Jakarta, 2017
 Tegangan kerja = 380V/3Ph/50Hz 6. Schneider Electric, Catalog Price
 Jumlah daya = 1.137,84 kVA List Schneider, Jakarta, 2010
 Perencanaan kapasitas daya transformator 7. Schneider Electric S.A, Electrical
= 1.250 kVA Installation Guide 2010, AXESS -
 Persentase pemakaian = 90 % Valence –France, 2010
Voksel Electric, Catalog Voksel
cables, Jakarta, 2013
Pemakaian transformator yaitu sebesar 90%
dari total kapasitas daya transformator.

IV.7 Perencanaan Back Up Genset


untuk Proyek Apartemen
Proyek Apartemen ini membutuhkan
back up listrik yang memadahi untuk
keberlangsungan pelaksanaan proyek agar
lancar tidak ada kendala . Untuk peralatan
bar bender dan bar cutter tidak di back up
power listrik kerja , sedangkan untuk
fasilitas alat Crane dan Passenger Hoist
beserta site office diback up listrik kerja full
100%. Pada tabel dibawah ini diperlihatkan
total kebutuhan dari listrik proyek
Apartemen dimana total kebutuhan dan
emergensi dikalikan lagi dengan diversity
faktor

 Daya Terpasang : 1.616.250 VA


 Daya Kebutuhan : 1.137.840 VA
 Daya Emergensi : 787.864 VA
Berdasarkan kebutuhan Daya emergensi
sebesar 787.864 VA, dapat disimpulkan
untuk Kapasitas genset yang direncanakan
adalah sebesar 1.000.000 VA atau 1.000
kVA. Perencanan Kapasitas 1.000 kVA

77

Anda mungkin juga menyukai