Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA IUD (INTRA UTERINE DEVICES)

A. DEFINISI
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim,
bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik (polytiline) ada yang dililit tembaga
(Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit tembaga campur perak (Ag).
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau di sebut juga Intra Uterin Devices
(IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif,
reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usi produktif.
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon
progesterone.

B. MACAM-MACAM IUD
IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang
sutera dan logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga), sampai pada generasi
plastik baik yang ditambahi obat (medicated), maupun yang tidak ditambahi obat
(unmedicated). Jenis alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD
bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi
yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan
efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan
terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.

C. MEKANISME KERJA IUD


AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur, cara
kerja IUD sebagai berikut :
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah dianjurkan :
a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri
sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
b. Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat
implantasi.
c. Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh
sel-sel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak
dapat bernidasi.
d. Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi progesteron)
yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat
menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak
sperma.
e. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang
menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel sperma
ke kavum uteri.
f. Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS IUD


Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi, Efektifitas
dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama
IUD tetap tinggal di utera tanpa :
a. Ekspulsi spontan
b. Terjadinya kehamilan
c. Pengangkatan atau pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.
Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada IUD nya : Jenis, ukuran,
besar dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD medisionalis bergantung pada luasnya
permukaan bahan bioaktif yang dikandung dan lama pemakaian.
Akseptor : Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol dan frekuensi
senggama, personal hygiene. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor
yaitu umur dan paritas, diketahui :
a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan
atau pengeluaran IUD.
b. Makin muda usia terutama pada multigravida, maka tinggi angka ekspulsi dan
pengangkutan atau pengeluaran IUD.
Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel administratif pasien dan medis,
termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari
pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan
kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.

E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN IUD


Menurut Saifuddin Abdul Bari dalam buku Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, 2006 keutungan dari pemakaian KB IUD :
a. Sangat efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1 %
b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT.380A dan tidak perlu
diganti).
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
j. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
Sedangkan kerugian dari pemasangan KB IUD adalah sebagai berikut :
a. Resiko penyakit radang panggul meningkat.
b. Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama pada
berbagai pemakai IUD.
c. Tidak dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.
d. Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu
hubungan sseksual pada sebagian pemakai.
e. Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.

F. INDIKASI PEMASANGAN IUD


Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB, pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita
yang :
a. Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.
b. Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.
c. Ukuran rahim tidak kurang dari 15 cm.
d. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.
e. Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.
f. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap
penyakit jantung, hipertensi, hati).
g. Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi.
h. Tidak ada kontra indikasi.

G. KONTRA INDIKASI PEMASANGAN IUD


Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB, kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :
a. Diketahui dan curiga hamil.
b. Infeksi panggul (pelvis)
c. Pendarahan vagina yang tidak diketahui.
d. Dicurigai atau dikrtahui adanya kanker rahim.
e. Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)
f. Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.
g. Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.

H. WAKTU PEMASANGAN IUD


Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB, waktu pemasangan IUD yaitu :
a. Sedang Haid
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak
melebar dan kemumgkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit
kurang dan perdarahan idak begitu banyak
b. Pasca Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah
sakit. Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu
dipulangkan. Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari
3 bulan pasca persalinan atau keguguran.
c. Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah
sakit.
d. Masalah Interval
Yaitu antara dua haid bila dipasang setelah masa ovulasi, harus dipastikan
wanita tidak hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain mencegah
(kondom, sistem kalender, dan sebagainya).
e. Sewaktu Seksio Sesaria
Sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu dikeluarkan darah-darah beku
dari kavum uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.

I. HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH AKSEPTOR KB IUD


Menurut BKKBN tahun 2008 dalam buku Kapita Selekta Peningkatan
Pelayanan Kontrasepsi :
a. Cara memeriksa sendiri benang IUD pada bulan-bulan pertama post insersi
dan setiap selesai haid.
1. Mencuci tangan dengan air sabun kemudian duduk dengan posisi
jongkok
2. Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah kedalam liang senggama
sampai menjangkau rahim.
3. Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan
jangan ditarik.
b. Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan boleh
melakukan hubungan suami istri setelah 3 hari pemasangan.
c. Efek samping yang terjadi misalnya perdarahan bertambah banyak atau lama,
rasa sakit atau kram.
d. Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.
1. Terlambat haid, perdarahan abnormal.
2. Nyeri abdomen, disparenmia.
3. Vaginal discargo abnormal.
4. Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD teraba tambah panjang,
ujung IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak teraba.
e. Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual) beritahu
dokter bahwa metode KB yang dipakai IUD.
f. Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil embali setelah IUD dilepas dan
gunakan kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah hubungan
ektopik.
g. IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual lainnya
dan bagian perut tidak boleh dipijat.
h. Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan disebabkan
oleh benang yang terlalu panjang atau pendek, segera kontrol.
i. Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil lagi atau ada komplikasi berat
meskipun daya kerjanya belum habis.

J. PATHWAY KB IUD

IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi Perubahan Terjadi efek mekanik Kurang


radang di reaksi kimia pengetahuan
cavum uteri tentang
Perubahan Erosi Kontraksi prosedur
Fagosit reaksi endometrium uterus pemasangan
meningkat enzimatik dan efek yg
uterus Spotting Iskemia otot terjadi
Perubahan uterus
endometrium Perubahan Infeksi Ansietas
endometrium Pelepasan
Keputihan Makrofag mediator
meningkat Nidasi tidak meningkat inflamasi
terjadi
Infeksi Menekan Stimulasi
pelvis sperma saraf
simpatis &
Hipertermi Sperma dan parasimpatis
ovum tidak
bertemu Persepsi
nyeri

Nyeri
K. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Data Subyektif
a) Identitas
b) Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB
IUD tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak terjadi,
perdarahan bercak, keputihan, nyeri saat berhubungan.
c) Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum
menggunakan KB IUD dan sudah berapa lama menjadi akseptor
KB tersebut.
d) Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e) Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid,
sifat darah haid, dysmenorhea atau tidak.
f) Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi,
kanker payudara, DM, dan TBC.
g) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit
jantung, DM, TBC, hipertensi dan kanker payudara.
h) Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola
aktivitas, pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan
kebiasaan sehari-hari.
2. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB,
TB, suhu badan, kesadaran.
b) Pemeriksaan Khusus
1) Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya
oedem, conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
2) Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
kelenjar limfe, adanya bendungan vena jugularis.
3) Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada
payudara.
4) Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan
diraba adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar
skene.
5) Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah
dan ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstremitas
bawah.

b. Diagnosa Keperawatan

NANDA

Ansietas ( 146 )

Definisi:
Perasaan tidak nayaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu
akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman.
Batasan Karakteristik
Perilaku
 Agitasi  Mengekspresikan kekhawatiran
karena perubahan dalam
 Gelisah peristiwa hidup
 Gerakan ekstra  Penurunan produktivitas
 Insomnia  Perilaku pengintai
 Kontak mata yang buruk  Tampak waspada
 Melihat sepintas

Afektif
 Berfokus pada diri sendiri  Menyesal
 Distress  Peka
 Gelisah  Perasaan tidak adekuat
 Gugup  Putus asa
 Kesedihan yang mendalam  Ragu
 Ketakutan  Sangat khawatir
 Menggemerutukkan gigi  Senang berlebihan
Fisiologis
 Gemetar  Tremor
 Peningkatan keringat  Tremor tangan
 Peningkatan ketegangan  Wajah tegang
 Suara bergetar

simpatis
 Anoreksia  Mulut kering
 Diare  Peningkatan denyut nadi
 Dilatasi pupil  Peningkatan frekuensi pernapasan
 Eksitasi kardiovaskular  Peningkatan reflex
  Peningkatan tekanan darah
 Gangguan pernapasan  Vasokonstriksi superficial
 Jantung berdebar-debar  Wajah memerah
 Kedutan otot
 lemah

Parasimpatis
 Anyang-anyangan  Mual
 Diare  Nyeri abdomen
 Dorongan segera berkemih  Penurunan denyut nadi
 Gangguan pola tidur  Penurunan tekanan darah
 Kesemutan pada ekstermitas  Pusing
 letih  Sering berkemih
Kognitif  Melamun
 Bloking pikiran  Menyadari gejala fisiologis
 Cenderung menyalahkan orang  Penurunan kemampuan untuk
lain belajar
 Gangguan konsentrasi  Penurunan kemampuan untuk
memecahkan masalah
 Gangguan perhatian
 Penurunan lapang persepsi
 Konfusi
 preokupasi
 Lupa
Faktor yang berhubungan

 Ancaman kematian  Pajanan pada toksin

 Ancaman pada status terkini  Penularan interpersonal

 Penyalahgunaan zat
 Hereditas
 Perubahan besar (mis., status
 Hubungan interpersonal ekonomi, lingkungan, status
kesehatan, fungsi peran, status
 Kebutuhan yang tidak dipenuhi peran)

 Konflik nilai  Riwayat keluarga tentang ansietas

 stesor
 Konflik tentang tujuan hidup

 Krisis maturasi

 Krisis situasi
NOC

Tingkat Kecemasan (1221)

Definisi : keparahan dari tanda-tanda ketakutan, ketegangan, atau kegelisahan


yanberasal dari sumber yang tidak dapat diindentifikasi
Skala target Outcome : Dipertahankan pada…… ditingkatkan ke…..
Berat Cukup Sedan Ringan Tidak ada
Berat g
SKALA OUT OUTCOME
SKALA COME 1 2 3 4 5 NA
KESELURUHAN
HAN

INDIKATOR
121101 Tidak dapat 1 2 3 4 5 NA
beristirahat
121102 Berjalan mondar- 1 2 3 4 5 NA
mandir
121103 Meremas-remas 1 2 3 4 5 NA
tangan
121104 Distress 1 2 3 4 5 NA
121105 Perasaan gelisah 1 2 3 4 5 NA
121106 Otot tegang 1 2 3 4 5 NA
121107 Wajah tegang 1 2 3 4 5 NA
121108 Iritabilitas 1 2 3 4 5 NA
121109 Tidak bias 1 2 3 4 5 NA
mengambil
keputusan
121110 Mengeluarkan 1 2 3 4 5 NA
rasa marah yang
berlebih
121111 Masalah perilaku 1 2 3 4 5 NA
121112 Kesulitan 1 2 3 4 5 NA
berkonsentrasi
121113 Kesulitan dalam 1 2 3 4 5 NA
belajar/memaham
i sesuatu
121114 Kesulitan dalam 1 2 3 4 5 NA
penyelesaian
masalah
121115 Serangan panik 1 2 3 4 5 NA

121116 Rasa takut yang 1 2 3 4 5 NA


tak tersampaikan
secara lisan
121117 Rasa cemas yang 1 2 3 4 5 NA
disampaikan
secara lisan
121118 Perhatian yang 1 2 3 4 5 NA
berlebih terhadap
kejadian-kejadian
dalam hidupnya
121119 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
tekanan darah
121120 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
frekuensi nadi
121121 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
frekuensi
pernapasan
121122 Dilatasi pupil 1 2 3 4 5 NA

121123 Berkeringat 1 2 3 4 5 NA
dingin
121124 Pusing 1 2 3 4 5 NA

121125 Fatigue 1 2 3 4 5 NA

121126 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
produktifitas
121127 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
prestasi sekolah
121128 Menarik diri 1 2 3 4 5 NA

121129 Gangguan tidur 1 2 3 4 5 NA


121130 Perubahan pada 1 2 3 4 5 NA
pola buang air
besar
121131 Perubahan pada 1 2 3 4 5 NA
pola makan

NOC

Tingkat kecemasan social (1216)

Definisi :
Skala target Outcome : Dipertahankan pada…… ditingkatkan ke…..
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak ada
Berat
SKALA OUT OUTCOME
SKALA COME 1 2 3 4 5 NA
KESELURUHAN
HAN

INDIKATOR
121601 Menghindari 1 2 3 4 5 NA
situasi sosial
121602 Menghindari 1 2 3 4 5 NA
orang yang tidak
kenal
121603 Menghindari 1 2 3 4 5 NA
pergi keluar
rumah
121604 Antisipasi cemas 1 2 3 4 5 NA
pada situasi
sosial
121605 Antisipasi cemas 1 2 3 4 5 NA
dalam
menghadapi
orang yang tidak
dikenal
121606 Respon aktivasi 1 2 3 4 5 NA
sistem saraf
simpatis
121607 Persepsi diri yang 1 2 3 4 5 NA
negative pada
keterampilan
sosial
121608 Persepsi diri yang 1 2 3 4 5 NA
negatif terhadap
penerimaan oleh
orang lain
121609 Takut diawasi 1 2 3 4 5 NA
oleh orang lain
121610 Takut 1 2 3 4 5 NA
berinteraksi
dengan anggota
jenis kelamin
yang berbeda
121611 Takut 1 2 3 4 5 NA
berinteraksi
dengan orang
yang lebih
unggul
121612 Tidak nyaman 1 2 3 4 5 NA
selama
menghadapi
sosial
121613 Tidak nyaman 1 2 3 4 5 NA
dengan
perubahan yang
rutin
121614 Memperhatikan 1 2 3 4 5 NA
tentang penilaian
orang lain setelah
pertemuan social
121615 Gejala panik dalam 1 2 3 4 5 NA
situasi social
121616 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
dengan fungsi
peran
121617 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
dengan hubungan

NIC

Peningkatan Koping

(5230)
Definisi : fasilitasi usah kognitif dan perilaku untuk mengelola stressor yang dirasakan,
perubahan , atau ancaman yang menggangu dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan
peran

Aktivitas-aktivitas

 Bantu pasien dalam mengidentifikasi -Gunakan pendekatan yang tenang dan


tujuan jangka pendek dan jangka panjang memberikan jalinan
yang tepat  Berikan suasana penerimaan
 Bantu pasien dalam memeriksa sumber-  Bantu pasien dalam mengembangkan
sumber yang tersedia untuk memenuhi penilaian terkait dengan kejadian
tujuan-tujuannya dengan lebih obyektif
 Bantu pasien untuk memecah tujuan  Bantu pasien untuk mengidentifikasi
yang kompleks menjadi lebih informasi yang dia paling tertarik untuk
kecil,dengan langkah yang dapat dikelola dapatkan Sediakan informasi aktual
 Dukung hubungan ( pasien ) dengan mengenai diagnosis, penanganan, dan
orang yang memiliki ketertarikan dan prognosis
tujuan yang sama  Sediakan pasien pilihan-pilihan yang
 Bantu pasien untuk menyelesaikan realistis mengenal aspek perawatan
masalah dengan cara yang konstruktif  Dukung sikap (pasien] terkait dengan
 Berikan penilaian (kemampuan) harapan yang realistis sebagai upaya
penyesuaian pasien terhadap perubahan- untuk mengatasi perasaan
perubahan dalam citra tubuh , sesuai ketidakberdayaan
dengan indikasi  Evaluasi kemampuan pasien dalam
 Berikan penilaian mengenai dampak dari membuat keputusan Cari jalan untuk
situasi kehidupan pasien terhadap peran memahami perspektif pasien terhadap
dan hubungan (yang ada) situasi yang penuh stres
 Dukung pasien untuk  Tidak mendukung pembuatan
mengidentifikasikan deskripsi yang keputusan saat pasien berada pada
realistis terhadap adanya perubahan situasi stres yang berat
dalam peran  Dukung kemampuan mengatasi situasi
 Berikan penilaian mengenai pemahaman secara berangsur-angsur
pasien terhadap proses penyakit  Dukung kesabaran dalam
 Berikan penilaian dan diskusikan respon mengembangkan suatu hubunga
alternative terhadap situasi (yang ada)  Dukung aktivitas-aktivitas sosial dan
 Kenali latar belakang budaya/spiritual komunitas [agar bisa di- lakukan)
pasien  Dukung [kemampuan dalam)
 Dukung penggunaan sumber-sumber penerimaan terhadap keter-batasan
spiritual, jika diinginkan orang lain
 Eksplorasi pencapaían pasien
sebelumnya  Inatruksikan pasien untuk
 Eksplorasi alasan pasien mengkritik diri . menggunakan teknik relaksasi sesuai
 Konfrontasi terhadap perasaan dengan kebutuhan
ambivalen pasien (kemarahan atau  Bantu pasien untuk [melewati proses]
ditekan) berduka dan melewati kondisi
 Tumbuhkan cara penyaluran kemarahan kehilangan karena penyakit kronik
dan permusuhan yang konstruktif . dan/atau kecacatan , dengan tepat
 Atur situasi yang mendukung otonomi  Bantu pasien untuk mengklarifikasi
pasien . kesalahpahaman
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi  Dukung pasien untuk mengevaluasi
respon positif dari orang lain perilakunya sendiri
 Dukung identifikasi nilai hidup yang
spesifik
 Eksplorasi bersama pasien mengenai
metode sebelumnya pada saat
menghadapi masalah kehidupan
 Mengenalkan pasien pada seseorang
(atau kelompok) yang telah berhasil
melewati pengalaman yang sama
 Dukung penggunaan mekanisme defensif
yang tepat .
 Dukung verbalisasi perasaan, persepsi
dan rasa takut .
 Diskusikan konsekuensi dari tidak
mengatasi rasa bersalah dan malu
 Dukung pasien untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kemampuan diri
 Turunkan stimulus yang dapat diartikan
sebagai suatu ancaman dalam suatu
lingkungan tertentu .
 Berikan penilaian terkait dengan
kebutuhan/keinginan pasien terkait
dengan dukungan sosial
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi
sistem dukungan yang tersedia
 Pertimbangkan risiko pasien melukai diri
sendiri
 Dukung keterlibatan keluarga, dengan
cara yang tepat
 Dukung keluarga untuk
memverbalisasikan perasaan mengenai
sakitnya anggota keluarga Berikan
keterampilan sosial yang tepat
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi
strategi-strategi positif untuk mengatasi
keterbatasan dan mengelola kebutuhan
gaya hidup maupun perubahan peran
NIC

Pengurangan Kecemasan

(5820)
Definisi : mengurangi tekanan, ketakutan , firasat, maupun ketidaknyamanan terkait
dengan sumber-sumber bahaya yang tidak teridentifikasi

Aktivitas-aktivitas: .
 Gunakan pendekatan yang tenang  Bantu klien mengidentifikasi
dan menyakinkan  siatuasi yang memicu kecemasan
 Nyatakan dengan jelas harapan
 Kontrol stimulus untuk kebutuhan
terhadap perilaku klien
 Jelaskan semua prosedur termasuk klien secara cepat
sensasi yang akan dirasakan yang  Dukung penggunakan mekanisme
mungkin akan dialami klien selama
koping yang sesuai
prosedur [dilakukan]
 Pahami situasi krisis yang terjadi  Bantu klien untuk
dari perspektif klien mengartikulasikan dekripsi yang
 Berikan informasi faktual terkait realistis mengenai kejadian yang
diagnosis, perawatan dan prognosis
akan datang
 Berada di sisi klien untuk
meningkatkan rasa aman dan  Pertimbangkan kemampuan klien
mengurangi ketakutan dalam mengambil keputusan
 Dorong keluarga untuk
 Intrusikan klien menggunakan
mendampingi klien dengan cara
yäng tepat teknik relaksasi
 Berikan objek yang menunjukkan  Atur penggunaan obat-obatan untuk
perasaan aman
mengurangi kecemasan secara tepat
 Lakukan usapan pada
punggung/leher dengan cara yang  Kaji untuk tanda verbal dan non
tepat . verbal kecemasan
 Dorong aktivitas yang tidak  Berikan aktivitas pengganti yang
kompetitif secara tepat .
 Jauhkan peralatan perawatan dari bertujuan untuk mengurangi
pandangan (klien] tekanan
 Dengarkan klien Puji/kuatkan
perilaku yang baik secara tepat
 Ciptakan atmosfer rasa aman untuk
meningkatkan kepercayaan
 Dorong verbalisasi perasaan,
persepsi dan ketakutan
 Identifikasi pada saat terjadi
perubahan tingkat kecemasan
NIC

Terapi Relaksasi (6040)

Definisi : penggunaan teknik-teknik untuk mendorong dan memperoleh relaksai demi


tujuan mengurangi dan gejala yang tidak diinginkan seperti nyeri , kaku otot dan
ansietas.

 Gambarkan rasionalisasi dan  Dorong klien untuk mengulang


manfaat relaksasí serta jenis praktik teknik relaksasi, jika
relaksasi yang tersedia (misalnya, memungkinkan
musik, meditasi, bernafasBerik  Antisipasi kebutuhan penggunaan
dengan ritme, relaksasí rahang relaksasi
dan relaksasi otot progresif)  Berikan informasi tertulis
 Uji penurunan tingkat energi saat mengenai persiapan dan
ini, ketidakmampuan untuk keterlibatan di dalam teknik
konsentrasi, atau gejala lain yang relaksasi Terapi
mengiringi yang mungkin  Dorong pengulangan teknik
mempengaruhi kemampuan praktik-praktik tertentu secara
kognisi untuk berfokus pada berkala
teknik relaksai  Berikan waktu yang tidak
 Tentukan apakah ada intervensi terganggu karena mungkin saja
relaksasi dimasa lalu yang sudah klien tertidur
memberikan manfaat  Dorong kontrol sendiri ketika
 Pertimbangkan keinginan individu relaksasi dilakukan
untuk berpartisipasi, pilihan,  Evaluasi laporan individu terkait
pengalamana masa lalu dan dengan relaksasi yang dicapai
kontraindikasi sebelum memilih secara teratur, dan monitor
strategi relaksasi tertentu ketegangan otot secara periodik,
 Berikan deskripsi detail terkait denyut nadi, tekanan darah dan
intervensi relaksasi yang dipilih suhu tubuh yang tepat
 Ciptakan lingkungan yang tenang  Kembangkan kaset teknik
dan tanpa distraksi dengan lampu relaksasi untuk digunakan
yang redup dan suhu lingkungan individu dengan tepat
yang nyaman, jika memungkinkan  Gunakan relaksasi sebagai
 Dorong klien untuk mengambil strategi tambahan dengan
posisi yang nyaman dengan (penggunaan) obat-obatan nyeri
pakaian longgar dan mata tertutup atau sejalan dengan terapi lainnya
 Spesifikkan isi intervensi dengan tepat
relaksasi (misalnya, dengan  Evaluasi dan dokumentasikan
meminta saran perubahan) respon terhadap terapi relaksasi
 Dapatkan perilaku yang
menunjukkan terjadinya relaksasi,
misalnya bernafas dalam,
menguap, pernafasan perut, atau
bayangan yang menenangkan
 Minta klien untuk rileks dan
merasakan sensasi yang terjadi
Gunakan suara yang lembut
dengan irama yang lambat untuk
setiap kata
 Tunjukkan dan praktikkan teknik
relaksasi pada kliern
NANDA

Nyeri akut berhungan dengan agens cedera fisik dan Biologi (00132)

Definisi :Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau pontensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan
(international association for the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi.

Batasan karakteristik  Laporan tentang perilaku nyeri/ perubahan


aktivitas (mis., anggota keluarga, pemberi
 Bukti nyeri dengan menggunakan
asuhan)
standar daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat
 Mengekspresikan perilaku (mis.,
mengungkapkannya (mis., Neonatal
gelisah,merengek, menangis waspada)
Infant Pain Scale, Pain Assessment
 Perilaku distraksi
Checklist for Senior with Limited
Ability to communicate)  Perubahan pada parameter fisiologis (mis.,
tekanan darah, frekuensi jantung, frekuensi
 Diaforesis
pernapasan,saturasi oksigen, dan end-tidal
 Dilatasi pupil
karbon dioksida [CO2])
 Ekspresi wajah nyeri (mis., mata
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
kurang bercahaya, tampak kacau,
 Perubahan selera makan
gerak mata berpencar atau tetap pada
satu fokus, meringis)  Putus asa

 Fokus menyempit (mis., persepsi  Sikap melindungi area nyeri

waktu, proses berfikir, interaksi Sikap tubuh melindungi

dengan orang dan kingkungan) Faktor yang berhubungan


 Fokus pada diri sendiri
 Agens cedera biologis ( mis., infeksi,
 Keluhan tentang intensitas
iskimia, neoplasma)
menggunakan standar skala nyeri
 Agens cedera fisik ( mis.,abses,
(mis., skala Wong –Baker FACES,
amputasi, luka bakar, terpotong,
skala analog visual, skala penilaian
mengangkat berat, prosedur bedah,
numerik)
trauma, olaraga berlebihan)
 Keluhan tentang karakteristik nyeri
 Agens cedera kimiawi( mis., luka bakar,
dengan menggunakan standar
kapsaisin, metilen klorida, agens
instrumen nyeri.
mustard)
NOC :

Kontrol Nyeri ( 1605 )

Definisi : Tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri

Tidak Jarang Kadang- Sering Secara


pernah menunj kadang menunju konsisten
menunjukk ukkan menunju kkan menunju
an kkan kkan

SKALA OUTCOME
1 2 3 4 5 NA
KESELURUHAN
INDIKA
TOR
160502 Mengenali 1 2 3 4 5 NA
kapan nyeri
terjadi

160501 Mengambarkan 1 2 3 4 5 NA
faktor penyebab

160510 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
jurnal harian
untuk
memonitori
gejala dari
waktu –
kewaktu

160503 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pencegahan

160504 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pengukuran
[nyeri] tanpa
analgesik

160505 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
analgesik yang
direkomendasik
an

160513 Melaporkan 1 2 3 4 5 NA
perubahan
terhadap gejala
nyeri pada
profisional
kesehatan
160507 Melaporkan 1 2 3 4 5 NA
gejala yang
tidak terkontrol
pada profisional
kesehatan

160508 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
sumber daya
yang tersedia

160509 Mengenali apa 1 2 3 4 5 NA


yang terkait
dengan gejala
nyeri

160511 Melaporkan 1 2 3 4 5 NA
nyeri yang
terkontrol
NOC :

Tingkat Nyeri ( 2102 )

Definisi : Keperahan dari nyeri yang diamati atau yang dilaporkan

Berat Cukup berat Sedang Ringan Tidak


ada

SKALA OUTCOME
1 2 3 4 5 NA
KESELURUHAN

INDIKA
TOR

210201 Nyeri yang 1 2 3 4 5 NA


dilaporkan

210204 Panjangnya 1 2 3 4 5 NA
episode nyeri

210221 Menggosok 1 2 3 4 5 NA
area yang
terkena
dampak

210217 Mengerang 1 2 3 4 5 NA
dan menangis

210206 Ekspresi 1 2 3 4 5 NA
nyeri wajah

210208 Tidak bisa 1 2 3 4 5 NA


beristirahat

210222 Agitasi 1 2 3 4 5 NA

210224 Mengerinyit 1 2 3 4 5 NA

210225 Mengeluarka 1 2 3 4 5 NA
n keringat

210226 Berkeringat 1 2 3 4 5 NA
berlebihaan
210218 Mondar 1 2 3 4 5 NA
mandir

210219 Fokus 1 2 3 4 5 NA
menyempit

210209 Ketegangan 1 2 3 4 5 NA
otot

210215 Kehilangan 1 2 3 4 5 NA
nafsu makan

210227 Mual 1 2 3 4 5 NA

210228 Intoleransi 1 2 3 4 5 NA
makanan

210210 Frekuensi 1 2 3 4 5 NA
napas

210211 Denyut nadi 1 2 3 4 5 NA


apikal

210220 Denyut nadi 1 2 3 4 5 NA


radial

210212 Tekanan 1 2 3 4 5 NA
darah

210214 Berkeringat 1 2 3 4 5 NA
NIC

Manajemen Nyeri (1400)

Definisi : pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien

Aktivitas-aktivitas

 Lakukan pengkajian nyeri  Mulai dan memodifikasi tindakan


komprehensif yang meliputi lokasi, pengontrol nyeri berdasarkan respon
karakteristik, onset/durasi, pasien
frekuensi, kualitas, intensitas, atau  Dukung istirahat/tidur yang adekuat
beratnya nyeri dan faktor pencetus untuk membantu penurunan nyeri
 Observasi adanya petunjuk  Dorong pasien untuk
nonverbal mengenai  Berikan informasi mengenai nyeri,
ketidaknyamana terutama pada seperti pada penyebab nyeri, berapa
mereka yang tidak dapat lama nyeri akan dirasakan, dan
berkomunikasi secara efektif antisipasi dari tindaknyamanan akibat
 Pastikan perawat analgesik bagi prosedur
pasien dilakukan dengan  Kendalikan faktor lingkungan yang
pemantauan yang ketat dapat mempengaruhi respon pasien
 Gunakan strategi komunikasi terhadap ketidaknyamanan ( misalnya.,
terapeutik untuk mengetahui suhu ruangan, pencahayaan, suara
pengalaman nyeri dan sampaikan bising)
penerimaan pasien terhadap nyeri  Kurangi atau eliminasi faktor-faktor
 Gali pengetahuan dan kepercayaan yang dapat mencetuskan atau
pasien mengenai nyeri meningkatkan nyeri ( misalnya.,
pertimbangkan pengaruh budaya ketakutan,kelelahan, keadaan monoton,
terhadap respon nyeri tentukan dan kurang pengetahuan )
akibat dari pengalaman nyeri  Pertimbangkan keinginan pasien untuk
terhadap kualitas hidup pasien ( berpartisipasi, kemampuan
misalnya., tidur, nafsu makan, berpartisipasi, kecenderungan,
pengertian, perasaan, hubungan, dukungan dari orang terdekat terhadap
performa kerja dan tanggung jawab metode dan kontraidikasi ketika
peran) memilih strategi penurunan nyeri
 Gali bersama pasien faktor-faktor  Pilih dan implementasikan tindakan
yang dapat menurunkan atau yang beragam (misalnya.,
memperberat nyeri farmakologi,nonfarmakologi,
 Evaluasi pengalaman nyeri di masa interpersonal) untuk memfasilitasi
lalu yang meliputi riwayat nyeri penurunan nyeri,sesuai dengan
kronik individu atau keluarga atau kebutuhan
nyeri yang menyebabkan disability/  Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
ketidakmampuan/kecatatan, dengan nyeri
tepat  Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri
 Evaluasi bersama pasien dan tim ketika memilih strategi penurunan nyeri
kesehatan lainnya, mengenai  Dorong pasien untuk memonitor nyeri
efektifitas tindakan mengontrol dan menangani nyeri dengan tepat
nyeri yang pernah digunakan  Ajarkan penggunaan teknik non
sebelumnya farmakologi (seperti, biofeedback,
 Bantu keluarga dalam mencari dan TENS, hypnosis, relaksasi, bimbingan
menyediakan dukungan antisipatif, terapi musik, terapi bermain,
 Gunakan metode penilaian yang terapi aktivitas, akupressur, aplikasi
sesuai dengan tahapan panas/dingin dan pijatan, sebelum,
perkembangan yang sesudah dan jika memungkinkan, ketika
memungkinkan untuk memonitor melakukan aktivitas yang menimbulkan
perubahan nyeri dan akan dapat nyeri;sebelum nyeri terjadi atau
membantu mengidentifikasi faktor meningkat; dan bersamaan dengan
pencetus aktual dan pontensial ( tindakan penurunan rasa nyeri lainnya)
misalnya., catatan perkembangan,  Gali penggunaan metode farmakologi
catatan harian) yang dipakai pasien saat ini untuk
 Tentukan kebutuhan frekuensi menurunkan nyeri
untuk melakukan pengkajian  Ajarkan metode farmakologi untuk
ketidaknyaman pasien dan menurunkan nyeri
menginplementasikan rencana  Dorong pasien untuk menggunakan
monitor obat-obatan penurun nyeri yang adekuat
 Berikan individu penurun nyeri  Kolaborasi dengan pasien, orang
yang optimal dengan peresepan terdekat dan tim kesehatan lainnya
analgesik untuk memilih dan
 Implementasikan penggunaan menginplementasikan tindakan penurun
pasien terkontrol analgesik (PCA), nyeri nonfarmakologi, sesuai kebutuhan
jika sesuai  Pertimbangkan untuk merujuk pasien,
 Gunakan tindakan pengontrol nyeri keluarga dan orang terdekat pada
sebelum nyeri bertambah berat kelompok pendukung dan sumber-
 Berikan obat sebelum melakukan sumbernya, sesuai kebutuhan
aktivitas untuk meningkatkan  Berikan informasi yang akurat untuk
partisipasi,namun [lakukan] meningkatkan pengetahuan dan respon
evaluasi [mengenai] bahaya dari keluarga terhadap pengalaman nyeri
sedasi  Libatkan keluarga dalam modalitas
 Pastikan pemberian analgesik dan penurun nyeri, jika memungkinkan
atau strategi nonfarmakologi  Monitor kepuasaan pasien terhadap
sebelum dilakukan prosedur yang manajemen nyeri dalam interval yang
menimbulkan nyeri spesifik
 Periksa tingkat ketidaknyamanan
bersama pasien, catat perubahan
dalam catatan medis pasien,
informasikan petugas kesehatan
lain yang merawat pasien
 Evaluasi keektifan dari tindakan
pengontrol nyeri yang dipakai
selama pengkajian nyeri dilakukan

NIC

Manajemen Sedasi (2260)

Definisi : pemberian sedatif, pemantuan respon klien dan pemberian dukungan


psikologis selama prosedur terapi dan diagnostik

Aktivitas- aktivitas

 Review riwayat kesehatan klien  Insiasi pemasangan infus


dan hasil pemeriksaan diagnostik  Berikan obat-obatan sesuai protokol
untuk mempertimbangkan apakah yang diresepkan dokter, titrasi dengan
klien memenuhi kri-teria untuk hati sesuai dengan respon klien
dilakukan pembiusan parsial oleh  Monitor tungkat kesadaran dan tanda-
perawat yang telah teregistrasi tanda vital klien, saturasi oksigen dan
 Tanyakan klien atau keluarga EKG sesuai dengan panduan protokol
mengenai pengalaman pembiusan 
parsial sebelumnya  Moniter klien mengenai efek lanjut obat
 Periksa elergi terhadap obat
 Pertimbangkan intake cairan dan termasuk agitasi, depresi pernapasan,
intake terakhir makan hipotensi, mengantuk berlebihan,
 Review obat-obatan lain yang hipoksemia, aritmia, apnea, atau
dikomsumsi klien dan verifikasi eksaserbasi, dari kondisi sebelumnya
ada tidaknya kontraidikasi terhadap  Pastikan ketersediaan dan pemberian
pembiusan antagonis sesuia dengan prosedur
 Instruksikan klien dan/ atau protokol dan diresepkan dokter dengan
keluarga mengenai efek pembiusan benar
 Dapatkan persetujuan tertulis  Pertimbangkan jika pasien memenuhi
 Evaluasi tingkat kesadaran klien persyaratan untuk dipulangkan atau
dan refleks protektif sebelum dipindahkan sesuai dengan prosedur
pembiusan protokol (misalnya., skala Aldrete)

 Dapatkan data tanda-tanda vital,  Dokumentasikan tindakan dan respon


saturasi oksigen, EKG, tinggi dan klien sesuai dengan prosedur
berat badan  Pulangkan atau pindahkan pasien sesuai
 Pastikan peralatan resusitasi gawat dengan prosedur
darurat tersedia ditempat,  Berikan instruksi kepulangan secara
khususnya sumber pemberian tertulis sesuai prosedur
oksigen 100%, obat-obatan
kegawatdaruratan dan defibrillator
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2008. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


BKKBN
Hartanto, Hanafi. 2003. KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar Harapan
Manuaba, Ida Bagus. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Manuaba, Ida Bagus. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC
Marjati. 2011. Makalah Manajemen Asuhan Kebidanan. Malang.
Mochtar, Pustam. 2008. Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC.
NANDA NIC-NOC. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC-NOC.
Jakarta: Media Action Publishing
Saifudin,A. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai