Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. kami bersyukur kepada Illahi Rabbi yang telah
memberikan Hidayah dan Taufik-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Kompensasi upah, keselamatan, dan kesehatan”
terselesaikan dengan baik.
B. KOMPENSASI KEAMANAN
Terkait dengan bahasan tentang kompensasi keamanan, berikut
dikemukakan teori/konsep, definisi atau batasan serta pendapat para ahli
dibidangnya juga analis yang penulis berikan. Samsuddin (2005: 203)
menyakan:”Keamanan (safety) adalah keadaan karyawan yang bebas dari rasa
takut dan bebas dari segala kemungkinan kecelakaan kerja”.
Keamanan kerja merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
dapat memengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Secara sosial, pekerja
merupakan aset masyarakat sebagai subjek dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dan yang terakhir dengan melakukan usaha-usaha
untuk meningkatkan keselamatan dan meningkatkan profesionalisme unit
sumber daya manusia dalam mengelola produktivitas. Oleh karena itu,
organisasi/perusahaan dalam hal unit sumber daya manusia, berkewajiban
melakukan berbagai kegiatan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja seperti yang diharuskan oleh undang-undang secara tegas, sejauh itu
dipikirkan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan keselamatan kerja.
Secara umum, kewajiban organisasi/ perusahaan dalam meningkatkan
keamanan atau keselamatan kerja dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Memelihara tempat kerja yang aman dan sehat bagi karyawan.
2. Mematuhi semua standar dan syarat kerja.
3. Mencatat semua peristiwa kecelakaan yang terjadi yang berkaitan
dengan keselamatan kerja.
C. KOMPENSASI KESEHATAN
Dalam kaitan dengan bahasan tentang kompensasi kesehatan ini, berikut
dikemukakan beberapa teori/konsep, definisi atau batasan serta pendapat para
ahli dibidangnya. Samsuddin (2005: 203) menyatakan sebagai berikut.
“kesehatan pada dasarnya mencakup kesehatan jasmani maupun rohani.
Seorang disebut sehat jasmani apabila seluruh unsur organisme badaniah
seseorang itu berfungsi normal dan baik, yang berarti tanpa sakit, tanpa
mengidap mengidap penyakit, tanpa kelemahan fisik sehat rohaniah adalah
bila seseorang sudah berhasil mengadaptasikan dirinya pada organisasi
tempat ia bekerja, memiliki konsepsi yang akurat tentang kenyataan-
kenyataan hidup, dapat mengatasi berbagai stres dan frustasi, dan
sebagainya”.
Dengan demikian, penciptaan lingkungan kerja yang sehat dapat dilakukan
dengan hal-hal sebagai berikut.
1. Menjaga kesehatan karyawan dari berbagai gangguan penglihatan,
pendengaran, dan sebagainya (pengendalian suara asing, pengaturan
penerangan tempat kerja, pengaturan suhu udara, pengaturan penggunaan
warna, dan fasilitas istirahat).
2. Penyelidikan fasilitas-fasilitas pengobatan dan pemeriksaan kesehatan bagi
karyawan dengan berbagai kemudahan sehingga terjangkau bagi setiap
karyawan yang memelurkan (termasuk penyediaan dokter dengan stafnya).
Dilain pihak, mathis dan jackson (2000: 18) mengemukakan sebagai berikut.
“pengusaha memberikan berbagai tunjangan kesehatan dan perawatan
kesehatan, biasanya melalui perlindungan asuransi. Bentuk yang paling
umum adalah yang meliputi pengobatan, dokter gigi, obat yang diresepkan,
dan biaya perawatan mata untuk karyawan dan tanggungannya. Asuransi
kesehatan yang paling dasar yang melindungi baik biaya pengobatan yang
normal maupun yang besar adalah yang paling disukai oleh karyawan.
Banyak program perawatan gigi ini mencakup perlindungan perawatan gigi,
di mana sangat mahal biayanya. Beberapa program asuransi kesehatan
pengusaha juga mencakup konsultasi psikiatri”.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Kompensasi sangatlah penting bagi perusahaan, maka dari itu kompensasi
harus sangat diperhatikan oleh perusahaan, sehingga karyawan dapat bekerja
sesuai dengan apa yang diharapkannya, yaitu balas jasa berupa kompensasi
upah, keselamatan, dan kesehatan.
OLEH:
KELOMPOK 1
MURDIANSYAH
ISMAIL
HAMKA ABIDIN
ADRIANI
RINA KASRINAWATI
NIDYA SRI LESTARI