Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari
waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah
gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang
tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal
yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini
dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari
penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab
kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka
kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan
darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis
kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala
sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target
seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina. Oleh karena itu,
negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan
pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti
hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa
dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke
atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu
dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat
dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
6. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang
lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga
adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2.2 Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
2.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2.5 Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut
Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005) yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan pemeliharaan kepribadian
dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi
yang dialami tiap anggota keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan
norma yang diyakini anak, memberikan batasan-batasan perilaku yang boleh dan
tidak boleh pada anak, meneruskan nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh
anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisk, mental,
spiritual dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali
kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,
papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.Mencari
sumber2 penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan
keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang akan datang
(pendidikan anak dan jaminan hari tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk
memelihara dan membebaskan anak untuk kelanjutan generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa
aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan,
membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik
anak sesuai dengan tingkat perkembangannya
2.6 Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima tugas keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
2.7 Tingkat kemandirian keluarga
Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat keluarga dapat
dimulai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan mengetahui kriteria atau ciri-
ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari tingkat kemandirian I sampai tingkat
kemandirian IV, menurut Dep-Kes (2006) sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)
a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
h. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
i. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
j. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
k. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
l. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
m. Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
n. Melakukan tindakan promotif secara aktif
2.8 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI
2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya
cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara
teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2.2 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui.
Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,
seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih
90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong
hipertensi sekunder.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari
penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan
lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam
arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
2. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat. Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa
jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari
sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer,
didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan
pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak
dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita
Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam
terjadinya Hipertensi. Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress,
kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan
Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat
kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan
darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi
dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya
Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas
dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan
dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
a. Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka
merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa
pegal,dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan
ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di
otak, serta kelumpuhan.
b. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga
meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal dan ureter
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit
pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.
2.6 Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan
retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal,
pecahnya pembuluh darah otak.
2.6 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dankadar
adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Contoh Kasus
Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th) seorang
laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD.
Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita
penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu asien
pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga
memiliki riwayat penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A
hanya membiarkan saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan
keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya
membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga
yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi
jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang
memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena Hipertensi
sebelumnya.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
2. Alamat dan Telepon : Tuban
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : pedagang toko
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
5. Komposisi Keluarga : Ayah, ibu, dan dua orang anak

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan


Kelamin dengan KK
1. Tn. A L Suami 50 th SMA
2. Ny. S P Istri 45 th SMP
3. Nn. Z P Anak 13 th SMP
4. An. D L Anak 6 th SD

Genogram :

Keterangan :
: Laki-Laki : Hub. Perkawinan

: Perempuan : Menikah

: Klien ____ : Garis Keturunan

: Meninggal Laki-laki

: Meninggal Perempuan ----- : Tinggal serumah


6. Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.
7. Suku bangsa.
Jawa – Indonesia. Tn. A berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban
8. Agama
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak
buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis
tepat waktu karena Tn. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di
kirim barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko
kebutuhan sehari-haridipasar. Tn. A dan Ny. S mengatakan penghasilan yang
mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk
membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
a. Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain
dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.
b. Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada
di Tuban jika musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak
pertama berusia 13 th dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-
masing SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-
anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan
kewajibannya sebagai anak.
3. Riwayat keluarga inti :
Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi
karenaayah Ny.S juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke
ringan yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S juga pernah MRS karena
kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua
anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat
yang dibeli di toko).
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
Imunisasi
Tindakan
BB Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur Yang telah
Kg Kesehatan DPT/HB/ kesehatan
dilakukan
Campak
1 Tn. A 50 th 60 Baik Lengkap Membantu
2 Ny. S 45 th 48 Sakit Lengkap Gangguan pemenuhan
3 An.Z 13 th 27 Baik Lengkap nutrisi nutrisi Ny.S
4 An. D 6 th 25 Baik Lengkap tanpa
membawa
ke pelayanan
kesehatan

4. Riwayat keluarga sebelumnya :


Ny.S adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam
keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal
karena demam berdarah ketika masih kecil.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar
tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar
mandi,satu dapur dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk
menjual Roti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan
memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik.
Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga
tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk
pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan
dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri
sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari
berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga
mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan
komunikasi mereka cukup baik.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah
tempat, saat Ny.S sakit Tn.A jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas
dan bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang
dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi
dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan
rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap
seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat
rumah.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-
kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar
rotisehingga pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A mempunyai
tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah
anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri,
meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta mencarikan
pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan
kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari
rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah
sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-
anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa
mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang
jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan
tak segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.
2. Struktur Peran Keluarga :
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A
menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
a. Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah
tangga
b. Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
c. An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.
d. An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit
menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit
bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk
memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik
dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada
pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi
dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan
keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara
awam,saat Ny.Skelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang
anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat
ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan
keluarga
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah
bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti
program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri.
Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi
pendidikan yang baik.
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S sakit
dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang
dapat digunakan kapan saja.
VI. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan
keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan,
sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk
kesembuhan istrinya
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan
kelak menjadi anak yang berguna.
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan
sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan
mereka terhadap anaknya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan.
VII. Pemeriksaan Fisik.
Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.
No Pemeriksaan Tn. A Ny.S An. Z An. D
Fisik
1 Kepala Simetris, rambut Simetris,tidak ada Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna hitam, ketombe,Rambut berwarna hitam, berwarna hitam,
tidak ada sedikit kusut tidak ada tidak ada
ketombe. ketombe. ketombe.
2. Leher leher tidak leher tidak nampak leher tidak leher tidak
nampak adanya adanya nampak adanya nampak adanya
peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
tekanan vena tekanan vena tekanan vena tekanan vena
jugularis dan jugularis dan arteri jugularis dan jugularis dan
arteri carotis, carotis, tidak teraba arteri carotis, arteri carotis,
tidak teraba adanya pembesaran tidak teraba tidak teraba
adanya kelenjar tiroid adanya adanya
pembesaran (struma). pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva Konjungtiva tidak Konjungtiva Konjungtiva
tidak terlihat terlihat anemis, tidak terlihat tidak terlihat
anemis, tidak ada tidak ada katarak, anemis, tidak ada anemis, tidak ada
katarak, penglihatan jelas katarak, katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan yang kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keadaan agak sedikit lembab,keadaan lemb,keadaan
bersih,Tidak ada kering,Mulut bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan sedikit kotor, kelainan kelainan
makan 1x/hari
porsi habis ½.
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris,
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 dan S2 dan S2 dan S2
tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak
terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi,
suara mur-mur (- suara mur-mur (-), suara mur-mur (- suara mur-mur (-
), ronchi (-), ronchi (-), ), ronchi (-), ), ronchi (-),
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada Pada pemeriksaan Pada Pada
pemeriksaan abdomen tidak pemeriksaan pemeriksaan
abdomen tidak didapatkan adanya abdomen tidak abdomen tidak
didapatkan pembesaran hepar, didapatkan didapatkan
adanya tidak kembung, adanya adanya
pembesaran pergerakan pembesaran pembesaran
hepar, tidak peristaltik usus hepar, tidak hepar, tidak
kembung, 35x/mnt, tidak ada kembung, kembung,
pergerakan bekas luka operasi pergerakan pergerakan
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus
35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak
ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka
operasi operasi operasi
9. TTV dan TD : 120/80 TD : TD: 110/80 TD: 105/63
ekstremitas mmHg, 160/100mmHg, N mmHg mmHg
N : 74x/m, : 100x/m, S : R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt
S : 360C 36,50C N: 84 x/mnt N: 72 x/mnt
R: 20x/m R: 20x/m S: 37,2OC S: 370C
Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan
otot:5555 otot:4455 otot:5555 otot:5555
VIII. Harapan Keluarga.
Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi
pelayanan kesehatan dengan baik.
Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
Data Etiologi Masalah
DS: Gangguan
- Ny.S mengatakan Kenaikan tekanan darah pemenuhan
mual,muntah,lemas, nutrisi kurang
nafsu makan Kompensasi tubuh dari kebutuhan
menurun. tubuh.
(pusing)
DO:
- Ny.S terlihat lemas
- Ny.S makan 1x/hari mempengaruhi hipothalamus
habis ½ porsi
dengan bantuan, dan
kadang tidak makan. kurang nafsu makan
- Mukosa bibir
kering. Kurang nutrisi

DS: Hipertensi
Riwayat hipertensi, gaya
- Pasien mengatakan
hidup
pusing dan lemas.
- Ny.S mengatakan
Penumpukan kolesterol
menderita penyakit
hipertensi sejak 2 th dalam pemb.darah
yang lalu dan
sempat MRS d
RSUD selama 3 Vasokontriksi vaskular

hari.
- BKarena merasa Tekanan darah meningkat

sudah sehat Ny.S


jarang lagi periksa
ke dokter meskipun
hanya sekedar
periksa.
- Ny.S bekerja
berdagang di pasar
dari pagi sampai
hampir sore
sehingga kurang
istirah
- Ny.S mengatakan
jarang berolah raga
- Ny.S tidak merokok
- Ny.S suka
mengkonsumsi
makanan berlemak,
seperti gorengan dan
bumbu santan.
- Tn.A mengatakan
bahwa ibu sudah
biasa seperti ini.
DO:
- Ny.S tampak lemas
dan berbaring di
tempat tidur.
TD : 160/100mmH, N :
100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
- Kekuatan otot:4455

B. Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga
yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
C. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan
keluargaTn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A
b.dkekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga
yang sakit
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan yang
1.aktual (3) sudah terjadi dan perlu di
2. resiko tinggi (2) lakukan tindakan segera.
3. potensial (1)
2. Kemungkinan masalah 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan
dapat diubah tindakan untuk me-mecahkan
1.tinggi (2) masalah dapat dijangkau
2. sedang (1) keluarga.
3. rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah untuk
masalah tidak memper-buruk keadaan
1. Mudah (3) dapat dilakukan Ny.S dan
2. Cukup (2) keluarga dengan memperbaiki
3. Tidak dapat (1) perilaku hidup sehat.
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya
1. Masalah dirasakan dan masalah tetapi tidak didukung
perlu penanganan segera. dengan pemahaman yang ade-
(2) kuat tentang karakteristik
2. Masalah di rasakan, penyakit .
tidak perlu di tangani segera
(1)
3. Masalah tidak
dirasakan (0)
Total Skor 3 3/3
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-tan
1. Actual (3) tetapi tidak perlu ditangani
2. Resiko tinggi (2) segera.
3. Potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 1 membawa Ny.S ke pelayanan
diubah kesehatan untuk mendapatkan
1. Tinggi (2) pengobatan dan perawatan.
2. Sedang (1)
3. Rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan
masalah dengan menjaga pola hidup dan
1. Mudah (3) pola makan.
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa menerima
1. Masalah dirasakan dan keadaan mereka saat ini
perlu penanganan segera (2) meskipun belum stabil.
2. Masalah dirasakan,
tidak perlu di tangani segera
(2)
3. Masalah tidak di
rasakan (0)
Total Skor 3 2/3
RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S
TANGGAL 10 April 2012
N Diagnosis Kep. Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana
o Keluarga Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standart
1 Gangguan Setelah di Setelah di Verbal -Mengetahui 1. Memberitahu
pemenuhan nutrisi lakukan lakukan Pasien dan tentang pasien dan
kurang dari tindakan kunjungan keluarga bisa pentingnya keluargabetapa
kebutuhan diharapkan sampai 1 hari memahami nutrisi bagi pentingnya untuk
tubuhpada Ny.S kebutuhan selama 30 menit materi yang tubuh tetap
keluarga Tn.A b.d nutrisinya diharapkan di berikan. -Megetahui menjagakebutuha
kekurangefektifan pasien terpenuhi pasien dan komposisi n nutrisi walau
keluarga dalam secara sembang keluarga mampu nutrisi yang saat sakit.
membantu memahami seimbang. 2. Memberitahu
memenuhi tentang keluarga dan
kebutuhan nutrisi . pentingnya pasien tentang
keluarga yang sakit. nutrisi. komposisi nutrisi
yang seimbang.
3. Memberitahu
keluarga supaya
lebih aktif
dalam membantu
Ny.S dalam
pemenuhan
kebutuhan
nutrisinya nya
secara parsial,
perlahan-lahan
sambil melatih
pasien agar
mampu
melaksanakannya
secara mandiri.
Setelah di Perilaku -Makan 3x 1. Menjelaskan
lakukan Pasien sehariporsi bagaimana
kunjungan mampu habis tanpa pentingnya nutrisi
sampai 1-2 hari makan dan bantuan bagi tubuh dan
selama 30 menit minum -Minum air sebagai
diharapkan Secara putih 8 gelas penunjang
pasien mampu seimbang perhari tanpa kesembuhan
makan 3x/hari bantuan penyakit.
porsi habis dan 2. Memotivasi
minum 8 gelas Ny.S untuk
air / hari. melakukan
aktifitas tersebut.
3. Membantu kel
uarga supaya
lebih aktif
dalam membantu
Ny.S dalam
pemenuhan
kebutuhan
nutrisinya secara
parsial, sampai
tujuan terpenuhi.

2 Hipertensi pada Setelah 1. setelah Verbal a. Pengertian 1. Berrikan


. Ny.S keluarga Tn.A dilakukan dilakukan Pasien dapat hipertensi pengetahuan
berhubungan dengan kunjungan kunjungan 2-3 menyebutkan b. Penyebab keluarga tentang
ketidakmampuan keperawatan, hari selama 30 dengan jelas : karakteristik
keluarga mengenal keadaan menit Keluarga dan benar - Keturunan penyakit hiprtens
karakteristik penyakit Ny.S dapat mengenal - Kelelahan i dan
penyakit dan berangsur ka-rakteristik - Kurang olah perawatannya.
perawatannya membaik pen-yakit raga 2. Mendiskusika
hipertensi - n bersama tentang
Penyakit teka karakteristik
nan darah penyakit hiperten
tinggi si dan
Menjawab perawatannya.
pertanyaan 3. Memberikan
dengan baik bimbingan
dan benar. dengan ilustrasi
menggunakan
brosur dan
sebagainya.
4. Mendengarka
n dengan seksama
sanggahan yang
diajukan
keluarga.
5. Menanggapi
pertanyaan
dengan sabar.
6. Membimbing
keluarga untuk
mengulangi
penjelasan yang
sudah diberikan.
7. Berikan pujian
bila keluarga
mampu
menjawab dengan
baik dan benar.
2. setelah Verbal Keputusan 1. Mendiskusika
dilakukan Pasien yang dibuat n alternatif untuk
kunjungan 2-3 memperhatik keluarga dan mengatasi
hari selama an dengan Ny.S sendiri masalah yaitu :
30menit baik - Pentingnya
Keluarga dapat berobat teratur ke
membuat kepu- sarana kesehatan.
tusan yang tepat - Pentingnya
tentang upaya kerjasama dengan
pengobatan Ny.S petugas
ke sarana kesehatan.
kesehatan dan -
bersedia Manfaat istirah
memberikan at dan olah raga
perawatan yang teratur
baik dan benar. 2. Berikan
dorongan kepada
keluarga dan
Ny.S untuk
membuat
keputusan.
Beri pujian
terhadap
keputusan yang
baik dan benar
sebaliknya beri
koreksi atas
keputusan keliru
3. pada akhir Perilaku - melakukan 1. Menjelaskan
pertemuan Pasien olah raga manfaat evaluasi
Keluarga sepakat melaksanakn yang cukup sewaktu-waktu.
jika diadakan apa yang - makan 2. Menjelaskan
evaluasi sudah di teratur bahwa diskusi
sewaktu-waktu. ajarkan - meluangkan akan dilanjutkan
dengan baik waktu untuk jika hasil evaluasi
istirahat dan tidak sesuai
refreshing. dengan keputusan
yang telah dibuat
keluarga.
EVALUASI
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu
1 Gangguan Tgl 11-04-2012 Jam 08.30- S: Tgl 11-
pemenuhan 09.00 - Keluarga 04-2012
nutrisi kurang - Mengucapkan menjawab salam Jam
dari kebutuhan salam - Tn.A mengatakan 08.30-
tubuh pada Ny.S - Memvalidasi Ny.S masih mual, 09.00
keluarga Tn.A keadaan keluarga pahit di mulut, Sampai
b.d - Mengingatkan dan belum bisa Tgl. 12-
kekurangefektifan kontrak sepenuhnya 04-2012
keluarga dalam - Menjelaskan tujuan menghabiskan jam
membantu porsi makannya. 08.30-
memenuhi TUK - Keluarga 09.00
kebutuhan nutrisi 1. Memberitahu kepada menyetujui
keluarga yang pasien dan keluarga betapa pertemuan saat
sakit. pentingnya menjaga ini selama 30
keseimbangan menit tentang
nutrisi walaupun saat sakit. pentingnya
2. Memberitahu pasien pemenuhan
dan keluarga tentang nutrisi dan
komposisi nutrisi yang komposisi
seimbang. seimbangnya.
3. Memberikan - Keluarga
kesempatan pada keluarga mengatakan
untuk bertanya dan sudah faham
mengulangi penjelasan apa tentang proses
yang sudah kita ajarkan. membantu
4. Memberitahu pemenuhan
keluarga untuk lebih aktif nutrisi Ny.S.
dalam membantu O:
pemenuhan kebutuhan - Keluarga
nutrisi secara parsial. kooperatif dan
5. Memberikan motivasi aktif saat
pasien dan dijelaskan.
membantu anggota - Keluarga
keluarga untuk membantu mendengarkan
Ny.S perlahan-lahan penjelasan yang
memenuhi kebutuhan diberikan.
nutrisi sampai tujuan - Keluarga
tercapai. membantu proses
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Ny.S sampai
akhirnya bisa
makan dan
minum.
- Ny.S belum
menghabiskan
seluruh porsi, tapi
2/3 porsi dan
minum kurang
lebih 5 gelas/hari.
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.

2 Hipertensi pada Tgl 11-04-2012 Jam 08.30- S: Tgl 13-


Ny.S keluarga 09.00 - Keluarga 04-2012
Tn.A - Mengucapkan menjawab salam Jam
berhubungan salam - Tn.A mengatakan 08.30-
dengan - Memvalidasi Ny.S masih 09.00
ketidakmampuan keadaan keluarga sedikit pusing
keluarga - Mengingatkan dan belum bisa
mengenal kontrak sepenuhnya
karakteristik - Menjelaskan tujuan melakukan
penyakit dan TUK aktifitas.
perawatannya 1. Memberikan - Keluarga
pendidikan kesehatan menyetujui
tentang Hipertensi yang pertemuan saat
meliputi: ini selama 30
- Pengertian menit tentang
hipertensi pentingnya
- Tanda dan gejala aktifitas sehari-
- Penyebab dan hari.
pencegahan - Keluarga dan
2. Memeberikan pasien
masukan /saran kepada mengatakan
keluarga untuk membawa belum
Ny.S untuk berobat ke sepenuhnya
pelayan kesehatan sebagai memahami apa
keputusan yang baik. itu yang berkaitan
3. Mengajukan kontrak dengan
waktu pada akhir hipertensi.
pertemuan untuk di - Keluarga sudah
lakukan evaluasi keadaan membawa Ny.S
Ny.S dan keluarga. ke dokter yang
biasa di kunjungi.
O:
- Keluarga
kooperatif dan
aktif saat
dijelaskan.
- Keluarga
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan.
- Ny.S masih
terlihat sedikit
lemas , tapi sudah
agak lebih baik.
- TD:
130/90mmHg
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh
banyak faktor risiko.Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi
primer (essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan penyebab
kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder
dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi
primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak
mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat
diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya
hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-
lain.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC


Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
https://www.academia.edu/7063579/ASUHAN_KEPERAWATAN_KELUARGA_DENGAN_H
IPERTENSI di akses tanggal 26 oktober 2019
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Geron Tik
    Geron Tik
    Dokumen1 halaman
    Geron Tik
    shoheb zhavara
    Belum ada peringkat
  • PKM Kwu
    PKM Kwu
    Dokumen8 halaman
    PKM Kwu
    shoheb zhavara
    Belum ada peringkat
  • Geron Tik
    Geron Tik
    Dokumen1 halaman
    Geron Tik
    shoheb zhavara
    Belum ada peringkat
  • Geron Tik
    Geron Tik
    Dokumen1 halaman
    Geron Tik
    shoheb zhavara
    Belum ada peringkat
  • Homeopati Pengobatan Alami
    Homeopati Pengobatan Alami
    Dokumen13 halaman
    Homeopati Pengobatan Alami
    shoheb zhavara
    Belum ada peringkat
  • PKM Kwu
    PKM Kwu
    Dokumen8 halaman
    PKM Kwu
    shoheb zhavara
    Belum ada peringkat
  • Post Test Keluarga
    Post Test Keluarga
    Dokumen1 halaman
    Post Test Keluarga
    shoheb zhavara
    Belum ada peringkat
  • PKM Kwu
    PKM Kwu
    Dokumen8 halaman
    PKM Kwu
    shoheb zhavara
    Belum ada peringkat
  • Format Sap.
    Format Sap.
    Dokumen4 halaman
    Format Sap.
    Jabbar Mhanthabb Mhanthabb
    Belum ada peringkat
  • Format Sap.
    Format Sap.
    Dokumen4 halaman
    Format Sap.
    Jabbar Mhanthabb Mhanthabb
    Belum ada peringkat