Dosen Pengampu :
Dr. Dewi Purnamawati, SKM., M.KM
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
mengenai Pelaksanaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Rumah Sakit Umum
Daerah Pasar Minggu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Jaminan Sosial
Nasional Rumah program studi kesehatan masyarakat S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat
pada Universitas Muhammadiyah Jakarta. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Dewi Purnamawati, SKM., M.KM selaku dosen
pengampu mata kuliah yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................................... 3
1.5 Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Selama periode 3 tahun cakupan kepesertaan terus mengalami peningkatan, sampai
dengan 31 Desember 2016 mencapai 171.939.254 jiwa. Jumlah peserta pada tahun 2015
mengalami peningkatan sebesar 17,51% dibandingkan tahun 2014 (133.423.653 jiwa),
dengan ratarata peningkatan jumlah peserta per triwulan sebesar 4,38% atau 5.841.659
jiwa. Pada tahun 2016, jumlah peserta mengalami sebesar 9,66% dibandingkan tahun 2015
(156.790.287 jiwa) dengan rata-rata peningkatan jumlah peserta per triwulan sebesar 2,42%
atau 3.787.242 jiwa.
Berdasarkan pengamatan, permasalahan yang terjadi pada aspek kepesertaan saat
ini, yaitu belum semua penduduk dicakup jaminan kesehatan, data kepesertaan jaminan
kesehatan secara keseluruhan belum terintegrasi, dan pemahaman masyarakat tentang
jaminan kesehatan masih sangat beragam. Target kedepan sesuai dengan Pasal 4 Undang-
Undang SJSN yaitu semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta Jaminan Kesehatan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis berkeinginan untuk mengkaji
lebih dalam mengenai Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Pasar Minggu bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah singkat Bapan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan
2. Mengetahui visi dan misi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan
3. Mengetahui dan memahami definisi jaminan nasional kesehatan
4. Mengetahui dan memahami manfaat jaminan nasional kesehatan
5. Mengetahui dan memahami prinsip penyelenggaraan jaminan kesehatan
nasional
6. Mengetahui kepesertaan jaminan kesehatan nasional
7. Mengetahui pelayanan kesehatan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan
8. Mengetahui Prosedur Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta BPJS Kesehatan
9. Mengetahui alur pelayanan kesehatan tingkat rujukan BPJS Kesehatan
10. Mengetahui ketentuan umun administrasi klaim fasilitas BPJS Kesehatan
11. Mengetahui peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
2
1.4 Pertanyaan Penelitian
1. Apa saja hak-hak peserta BPJS dalam rumah sakit?
2. Apakah SDM dirumah sakit sudah tercukupi dan sesuai dengan standar yang
berlaku?
3. Adakah pelatihan yang dilakukan rumah sakit dalam melaksanakan program BPJS
4. Apakah terdapat kendala dalam melaksanakan pelayanan kesehatan untuk
pengguna BPJS?
5. Apa saja jenis pelayanan yg diberikan rumah sakit untuk pengguna BP
6. Bagaimana pelayanan kesehatan untuk pengguna BPJS dalam pemberian obat-
obatan di rumah sakit?
7. Aakah pelaksanaan program BPJS di RSUD sudah berjalan dengan baik?
8. Bagaimana proses dan prosedur pelayanan untuk peseta BPJS di rumah sakit?
9. Apakah ada upaya untuk memberikan kepuasan pasien?
10. Apa saja upaya untuk mengendalikan kendala dalam pelaksanan BPJS?
11. Apakah ada perbedaan administrasi untuk pengguna BPJS dan juga pasien
umum?
12. Apakah terdapat perbedaan dalam pemilihan pasien oleh pihak rumah sakit?
13. Bagaimana sikap rumah sakit dalam menangani pasien pengguna BPJS?
14. Bagaimana mekanisme klaim yang dilakukan pihak rumah sakit ke BPJS?
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Peneliti
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2005 – PT Askes (Persero) diberi tugas oleh Pemerintah melalui Departemen
Kesehatan RI, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1241/MENKES/SK/XI/2004 dan Nomor 56/MENKES/SK/1/2005, sebagai
Penyelenggara Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (PJKMM/ASKESKIN).
Adapun visi dan misi program BPJS kesehatan yang ingin dicapai dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu:
a. Visi :
Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki
jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan yang handal,
unggul dan terpercaya.
b. Misi :
1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan
mendorong partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan jaminan
kesehatan nasional (JKN). 2. Menjalankan dan memantapkan sistem
jaminan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan bermutu kepada
peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan. 3.
Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana
BPJS kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk
mendukung kesinambungan program. 4. Membangun BPJS kesehatan
yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang
baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja
unggul. 5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem mutu
perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen
resiko atas seluruh operasionalisasi BPJS kesehatan. 6. Mengembangkan
dan menetapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung
operasionalisasi BPJS kesehatan.
5
2.3 Definisi Jaminan Kesehatan Nasional
6
Penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional di Indonesia mengacu
pada prinsip-prinsip sistem jaminan sosial nasional seperti yang di atur
dalam undangundang nomor 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial
nasional yang dimana prinsipnya adalah sebagai berikut :
a) Prinsip kegotong royongan, adalah prinsip kebersamaan antar
peserta dalam menanggung beban biaya jaminan sosial, yang di wujudkan
dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji,
upah atau penghasilannya. Dalam prinsip kegotongroyongan ini terdapat
prinsip kebersamaan, Karena adanya prinsip kebersamaan ini berarti peserta
yang mampu dapat membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang
sehat membantu yang sakit atau beresiko tinggi. Melalui prinsip kegotong
royongan ini jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan social bagi
keseluruhan rakyat Indonesia.
7
e) Prinsip akuntabilitas, adalah prinsip pelaksanaan program dan
pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
8
2.6 Kepesertaan Jaminan Nasional
Kepersertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional
dijelaskan dalam Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan yang kemudian dilakukan perbaikan penjelasan dalam Peraturan
Presiden Nomor 111 tahun 2013. Kepersertaan Jaminan Kesehatan bersifat
wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia. Beberapa penjelasan lain
mengenai kepesertaan berdasarkan Perpres tersebut antara lain adalah:
1) Peserta yang mengikuti program JKN terbagi dalam dua golongan
:
1. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.
2. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir
miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas:
a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
a) Pegawai Negeri Sipil;
b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
e) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;
f) Pegawai Swasta; dan
g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf
f yang menerima Upah. Anggota keluarga bagi pekerja
penerima upah meliputi, Istri atau suami yang sah dari
peserta, Anak kandung, anak tiri/atau anak angkat yang sah
dari peserta, dengan kriteria, tidak atau belum pernah
menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri dan
Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang
masih melanjutkan pendidikan formal.
9
c) Penerima pensiun
d) Veteran
e) Perintis kemerdekaan
f) Bukan pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan
huruf e yang mampu membayar iuran.
10
e. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi
medis;
f. Rehabilitasi medis;
g. Pelayanan darah;
h. Pelayanan kedokteran forensik klinik;
i. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal setelah dirawat
inap di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan bpjs kesehatan,
berupa pemulasaran jenazah tidak termasuk peti mati dan mobil
jenazah;
j. Perawatan inap non intensif; dan
k. Perawatan inap di ruang intensif.
3. Persalinan
Persalinan yang ditanggung BPJS Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama maupun Tingkat Lanjutan adalah persalinan sampai dengan
anak ketiga tanpa melihat anak hidup/ meninggal.
4. Ambulan
11
3. Dalam keadaan tertentu, ketentuan sebagaimana dimaksud di atas tidak
berlaku bagi Peserta yang:
- berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta
terdaftar; atau
- dalam keadaan kedaruratan medis.
12
2.9 Alur Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan
13
2.10 Ketentuan Umum Administrasi Klaim BPJS Kesehatan
c. Pada kasus tertentu, tim kendali mutu dan kendali biaya dapat meminta
informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan Peserta dalam bentuk salinan/fotokopi
rekam medis kepada Fasilitas Kesehatan sesuai kebutuhan.
4. Kadaluarsa Klaim
14
1. Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga)
4. Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga.
4. Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga.
15
jaminan kesehatan nasional di atur hak dan kewajiban dari pesrta Jaminan
Kesehatan Nasional, dimana hak tersebut adalah sebagai berikut :
16
inap tingkat lanjutan (RITL), pelayanan gawat darurat pelayanan
kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri. Pelayanan kesehatan di
berikan secara komprehensif yaiu pelayanan kesehatan secara
menyeluruh sesuai dengan kebutuhan medis yang di perlukan. Pelayanan
kesehatan di berikan kepada peserta melalui fasilitas kesehatan yang
telah bekerjasama dengan pihak BPJS, namun apabila terjadi keadaan
darurat maka bisa melalui fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan BPJS.
Pelayanan kesehatan dalam program JKN diberikan secara
berjenjang, efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip kendali mutu
dan kendali biaya. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang
dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan
tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya
dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau
tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan
permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan geografis, dan
pertimbangan ketersediaan fasilitas.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
3.4 Jenis Data
Dara primer yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui observasi
maupun melalui wawancara dengan pihak informan. Metode pengambilan data
primer dilakukan dengan cara wawancara langsung.
19
Menurut Sugiyono, 2007, keabsahan data merupakan konsep yang penting
yang diperbaharui dari konsep valiabilitas dan reliabilitas. Trianggulasi adalah cara
yang paling umum digunakan dalam penjaminan validitas data dalam penelitian
kualitatif. Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan data
atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran datadan membandingkan
dengan data yang diperoleh dari sumberlain, pada berbagai fase penelitian lapangan,
pada waktu yangberlainan dan dengan metode yang berlainan. Adapun triangulasi
yang dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber data, metode, dan teori. Untuk itu, maka peneliti dapat
melakukan dengan cara:
1) Mengajukan berbagai variasi pertanyaan
2) Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan wawancara
3) Mengeceknya dengan berbagai sumber data
4) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan data dapat dilakukan.
Berdasarkan hasil triangulasi tersebut, maka akan sampai pada salah satu
kemungkinan yaitu apakah data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak konsisten,
atau berlawanan. Selanjutnya mengungkapkan gambaran yang lebih memadai
mengenai gejala yang diteliti.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
21
RSUD Pasar Minggu termasuk kedalam RS Tipe Kelas B. Rumah Sakit ini
telah teregistrasi mulai 06/11/2015 dengan Nomor Surat Izin 44/2.5/31/-1.77/2015
dan Tanggal Surat Izin 01/09/2015 dari PTSP PEMPROV . DKI JAKARTA
dengan Sifat Perpanjang, dan berlaku sampai 1 SEPTEMBER 2015 – 1
SEPTEMBER 2020. Setelah melaksanakan Proses AKREDITASI Rumah sakit
Seluruh Indonesia dengan proses akhirnya diberikan status Akreditasi Rumah Sakit
22
4.3 Hasil dan Pembahasan
Melihat pentingnya tahapan implementasi dari sebuah kebijakan yang telah
dijelaskan di atas, tentunya jaminan sosial kesehatan yang dilaksanakan Oleh BPJS
Kesehatan sebagai sebuah kebijakan juga perlu untuk di implementasikan agar tidak
hanya terlihat rapi di dalam arsip. Dalam pengimplementasiannya di RSUD Pasar
Minggu perlu kiranya melihat pelaksanaan progam BPJS Kesehatan yang mencakup
beberapa unsur pelayanan diantaranya yaitu: prosedur pelayanan, sumber daya & staf,
dan mekanisme klaim pihak rumah saakit ke BPJS.
Bagi yang memiliki kartu BPJS, Peserta mempunyai hak-hak dan
kewajibannya, termasuk di RSUD Pasar Minggu, mereka memiliki hak-hak peserta
BPJS, sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan, jawaban yang diberikan oleh
pihak RSUD Pasar Minggu yaitu :
“Ada hak atas pemeriksaan pengobatan dan konsultasi oleh dokter spesialis
dan subspesialis dan hak atas pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
lainnya.”
Selain memiliki hak-hak menjadi peserta BPJS, pihak RSUD Pasar Minggu
juga memiliki jenis pelayanan bagi pengguna BPJS yaitu pelayanan promotif dan
preventif, seperti yang dijawab oleh pihak rumah sakit
“Pelayanan promotif, preventif seperti penyuluhan kesehatan individu,
imunisasi rutin, KB, skrining riwayat kesehatan atau skrining kesehatan tertentu dan
peseta yang menderita penyakit kronis, serta pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi
medis, pelayanan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dan rawat inap
tingkat pertama’
Adapun proses dan prosedur pelayanan untuk peserta BPJS di RSUD Pasar
Minggu, dari hasil wawancara yang dilakukan prosedur yang harus dilakukan peseta
BPJS yaitu,
“Pelayanan promotif, preventif seperti penyuluhan kesehatan individu,
imunisasi rutin, KB, skrining riwayat kesehatan atau skrining kesehatan tertentu dan
peseta yang menderita penyakit kronis, serta pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi
medis, pelayanan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dan rawat inap
tingkat pertama”
23
Peserta BPJS yang mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD pasar minggu
tidak mendapatkan perbedaan obat yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien
BPJS, baik pasien umum dan BPJS memperoleh obat yang sama, seperti yang
dijelaskan oleh pihak rumah sakit “Tidak semua obat-obatan ditanggung oleh pihak BPJS
dalam arti tidak semua tercover, tidak semua obat-obatan bekerja sama dengan pihak BPJS,
jadi beberapa obat harus ditanggung sendiri oleh pasien.”
Peserta BPJS jika ingin mendapatkan pelayanan di RSUD Pasar Minggu, hanya ada
perbedaan administrasi saja, jawaban yang kami peroleh dari hasil wawancara, yaitu Kalau
pasien umum, tinggal sebut nama dan kita cari data pasien tsb kalau BPJS, mereka harus
membawa surat rujukan dari faskes tingkat I terlebih dahulu.
Pihak RSUD Pasar Minggu juga tidak membeda-bedakan pasien umum dengan
pasien BPJS, hal ini sesuai dengan jawaban yang diberikan pihak rumah sakit,
“Kami menerima pasien umum maupun pasien bpjsdi Rumah Sakit, ada keuntungan
yang didapat dalam arti lebih merasakan keuntungan dengan adanya pasien bpjs, Rumah sakit
ini lebih ramai semenjak ada program BPJS.”
Sikap RSUD pasar Minggu dalam menangani pasien BPJS juga sama saja
dengan pasien umum tidak ada yang dibedakan
“Kami menerima pasien umum maupun pasien bpjsdi Rumah Sakit, ada keuntungan
yang didapat dalam arti lebih merasakan keuntungan dengan adanya pasien bpjs, Rumah sakit
ini lebih ramai semenjak ada program BPJS.”
Hal tersebut juga didukung oleh SDM yang baik dan mencukupi, RSUD Pasar
Minggu sudah memenuhi standar untuk jumlah SDM,
“Ssecara real dilapangan RSUD Pasar Minggu sudah memenuhi standar jumlah
SDM, ada dokter, bidan perawat, apoteker, dll”
Adapun pelatihan-pelatihan yang diberikan pihak Rumah Sakit untuk para teknisi
yang melaksanakan program BPJS, seperti yang dijelaskan oleh informan bahwa<
“Berupa peningkatan kompetensi SDM, yaitu pelatihan untuk menggunakan aplikasi
primary care dan memberikan pelatihan supaya para pelaksanan teknisnya memahami proses
alur administrasi pendaftaran, prosedur layanan dan pengelolaan data dengan baik”
Dalam melaksanakan program BPJS kesehatan dirumah sakit tidaklah mudah, hal
tersebut juga didapatkan oleh RSUD Pasar Minggu, seperti yang sudah dijelaskan, kendala
yang dihadapi rumah sakit, yaitu
24
“Ada beberapa pasien saat mendaftar tetapi kartu kepesertaannya sudah tidak aktif
dan pasien tidak mengerti prosedur pelayanan kesehatan BPJS ini, karna keterlambatan
membayar iuran”
Saat menghadapi kendala tersebut, tentu pihak rumah sakit harus bisa dengan sigap
menyelesaikan masalah, upaya-upaya yang dilakukan oleh rumah sakit untuk mengendalikan
kendala tersebut, yaitu memberikan sosialisasi kepada pengguna BPJS, seperti yang
dijelaskan,
“Pasien tidak mengerti dengan prosedur administrasi pendaftaran dan prosedur
pelayanan, biasanya dari pihak rumah sakit membantu menjelaskan ke pasiennya. “
Meskipun terdapat kendala saat melaksankan program BPJS tersebut, tetapi RSUD
Pasar Minggu termasuk dalam kategori yang sudah berjalan baik,seperti jawaban yang
didapatkan, yaitu
“Sudah berjalan dengan baik dengan mengikuti prosedur yang ada”
RSUD Pasar Minggu tidak membedakan antara pasien umum dan pasien BPJS,
keduanya mendapatkan perlakukan yang sama oleh rumah sakit, pihak RSUD Pasar Minggu
juga mementingkan upaya untuk kepuasan dari pasien BPJS, hal ini sesuai dengan jawaban
yang ditanggapi oleh pihak rumah sakit , yaitu
“Kami tidak membedakan antara pasien umum dan pasien BPJS, keduanya kita
sama-sama berupaya agar untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang
dibutuhkan oleh pasien, seperti pelayanann yang baik, dengan merespon cepatpanggilan dan
proses administrasi yang tidak berbelit-belit.”
Mekanisme klaim yang dilakukan oleh RSUD Pasar Minggu, yaitu
“Klaim dilakukan kepada BPJS maksimal tanggal 10 bulan berikutnya menggunakan
aplikasi INA CBGs, dengan melampirkan berkas pendukung lalu di verifikasi kepesertaan
dan pelayanannya, kalau sudah disetujui, baru akan melakukan pembayaran ke rumah sakit”
Hasil wawancara dengan pasien BPJS yang pernah memakai pelayanan kesehatan di RSUD
Pasar Minggu :
25
ke pendaftaran rumah sakit, kalau cuma bawa kartu BPJS nya saja, biasanya
di tolak
b. Mahasiswa : Apakah ada biaya tambahan sebagai pasien BPJS?
Pasien : Gak ada, semuanya sudah beres
c. Mahasiswa : Bagaimana respon perawat saat memberikan pelayanan
kesehatan ?
Pasien : kadang ada yang judes
d. Mahasiswa : Apakah semua kebutuhan obat di rumah sakit tercover oleh
BPJS?
Pasien : tidak, ada beberapa obat yang tidak di cover oleh
BPJS, jadi harus bayar mandiri
e. Mahasiswa : Apakah pelayanan yang dijanjikan BPJS sesuai dengan
yang diberikan oleh rumah sakit?
f. Pasien : Terkadang suka susah dapat kamarnya, kadang dapat kamar yang
gak sesuai sama BPJSnya
g. Mahasiswa : Apakah semua pelayanan di rumah sakit tercover oleh
BPJS?
Pasien : kalau laboratorium engga, tetapi kalau membutuhkan pelayanan
lab, nanti akan ada biaya tambahan
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah program negara yang bertujuan untuk
memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.
Sedangkan BPJS adalah badan hokum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial.,BPJS terdiri dari BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. Setiap orang
termasuk orang asing yang bekerja di Indonesia yang telah membayar iuran bisa menjadi
peserta BPJS. Selain itu, dalam pelaksanaan program BPJS Kesehatan di tiap-tiap rumah
sakit, harus diperlakukan dengan baik dan sama seperti pasien umum.
5.2 Saran
Dari hasil wawancara dilapangan bahwa Pelaksanaan Program BPJS dirumah Sakit
Umum Daerah Pasar Minggu sudah cukup baik, namun pihak rumah sakit tetap harus
berupaya untuk melakukan perbaikan. Sumber Daya sudah cukup baik, namun harus lebih
ditingkatkan lagi sumber dayanya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Dedi. 2012. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika
BPJS-Kesehatan.2016
(https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/b39df9ae7a30a5c7d4bd0f54d763b447.pdf)
Kemenkes RI. 2012. Modul Pelatihan Jaminan Kesehatan bagi Petugas Puskesmas.
Jakarta: Kemenkes RI.
Pedoman Umum Tata Kekola Yang Baik (Good Governance) BPJS Keehatan.
Tahun 2014.
http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/0b39109dea70b55a221953e28d55e948.pdf
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Sandar Tarif
Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Tingkat Kesehatan Pertama dan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
28
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Sandar Tarif Pelayanan
Kesehatan Pada Fasilitas Tingkat Kesehatan Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
29