Anda di halaman 1dari 2

1.

Pelayanan Kesehatan Dalam Pemberian Obat-obatan Di Rumah Sakit

- obat yang diberikan oleh pihak BPJS melalui rumah sakit adalah obat-obatan yang tergolong obat
generik (obat murah) bukan obat paten (obat mahal),

“emua obat-obatan ditanggung oleh pihak bpjs dalam arti tidak tercover,tidak semua obat-obatan
bekerja sama dengan pihak bpjs,obat yang tercover oleh bpjs cenderung tergolong obat generik (obat
murah) bukan obat paten (obat mahal) rugi dong pihak bpjs memberikan obat-obat tergolong obat
paten,jadi kalo pasien merasa kurang dalam obat-obatan dia bisa membeli obat di luar rumah sakit,nah
berarti dia membayar lagi untuk membeli obat tersebut karena jika inggin membeli obat di luar rumah
sakit maka tidak ditanggung oleh bpjs,yang ditanggung adalah ketika dia berada di rumah sakit, atau dia
bisa membeli obat dirumah sakit tetapi diluar tanggungan bpjs”

2. pelayanan kesehatan yang diberikan berdasarkan sistem premi

“ada ketentuan-ketentuan berdasarkan kelas penggunaannya, biasanya fasilitas yang berbeda, kalau
kelas 1 untuk rawat inap itu dapat kamar kelas 1, ada 2-3 tempat tidur . Kalau kelas II itu 4-5 orang dan
kelas III itu, 6 orang tempat tidur perkamar.”

3. apakah terdapat perbedaan dalam pemilihan pasien oleh pihak rumah sakit?

“Kami menerima pasien umum maupun pasien bpjsdi Rumah Sakit, saya mengakui ada keuntungan yang
didapat dalam arti lebih merasakan keuntungan dengan adanya pasien bpjs, Rumah sakit ini lebih ramai
semenjak ada program bpjs,tapi tetap lebih diutamakan pasien umum itu sudah menjadi komitmen
rumah sakit,memang ada keuntungan lainnya yang didapatkan”

4. bagaimana sikap rumah sakit dalam menangani pasien pengguna BPJS?

“Sama aja sih sebenarnya, pasien pengguna bpjs harus mengikuti prosedur yang ada,jika belum bayar
secara otomatis semua akan terputus walaupun 1 bulan jika sudah melewati tanggal ketentuan dalam
membayar ia sama sekali tidak bisa mendapatkan fasilitas apapun statusnya akan berubah menjadi
status pasien mandiri”

5. klaim “1. Rekapitulasi Pelayanan Pengajuan klaim pada rekapitulasi pelayanan melalui hasil
wawancara mendalam menggambarkan bahwa

sebagian besar status rekam medis yang

berhubungan dengan dokumen klaim tidak

diisi dengan lengkap yang meliputi

identitas pasien ; identitas umum (nama,

umur, tempat tanggal lahir, alamat, nomor


handphone/telepon, pendidikan, pekerjaan,

status perkawinan, penanggungjawab pembayaran), identitas khusus (nomor

rekam medis, nomor surat eligibilitas

pasien (SEP), tanggal masuk, tanggal

keluar).

“Ini yang sering terjadi di rumah sakit bahwa pasien pengguna BPJS ini tidak mengerti prosedur
pelayanan kesehatan BPJS ini, seperti pasien yang belum bayar iuran setiap bulannya kepada pihak BPJS
lalu diminta agar ditangani di rumah sakit, ya kami sendiri pihak rumah sakit tidak akan memberikan
pelayanan karena sudah terlebih dahulu dicek kartu pasien tersebut bahwa kartu sudah nonaktif, yang
disalahkan adalah kami, loh saya jelasin Universitas Sumatera Utara dong bapak harus bayar dulu ke
BPJS baru bisa aktif kembali kartunya pak, terus bapak itu ngotot menyalahkan rumah sakit, dan
akhirnya saya kasih jalan keluar kalo bapak tidak mau susah lagi ke BPJS ya bapak status sudah berubah
ke pasien mandiri, bapak tergolong pasien membayar normal dengan membayar rumah sakit sama
seperti pasien umum yang lainnya, Akhirnya ya bapak itu bayar sendiri kan kalo dia rutin bayar tiap
bulan tidak harus mengalami yang seperti ini kan dek,jadinya dia sendiri yang susah rumah sakit pun
panjang lebar menjelaskan “ (wawancara 28 September 2017)

Anda mungkin juga menyukai