Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Lansia

Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia dan ditandai
oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan kesetimbangan kesehatan dan kondisi
stres fisiologisnya. Lansia juga berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup dan kepekaan secara individual.

Selain pengertian lansia secara umum diatas, terdapat juga beberapa pengertian lansia
menurut para ahli.

1. Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu:young old (65-
74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85 tahun).
2. Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65
tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80
tahun (old); dan lebih dari 80 tahun (very old).
3. Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun ke atas.
4. Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah mencapai usia
60-74 tahun.
5. Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika usianya telah
mencapai 65 tahun ke atas.
Batasan Lansia
1. Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia
meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun.
d. Sangat tua (very old) = diatas 90 tahun.
2. Menurut Setyonegoro, batasan lansia adalah sebagai berikut :
a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun
b. Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun
c. Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas :
a) Young old (usia 70-75)
b) Old (usia 75-80)
c) Very old (usia >80 tahun)
3. Menurut Bee (1996) bahwa tahapan masa dewasa adalah sebagai berikut :
a. Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
b. Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)
c. Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)
d. Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)
e. Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)

Tipe Lansia
Menurut Dr. H. Syrifuddin Anwar SKM lansia dibagi menjadi lima tipe yaitu:
1. Tipe konstruktif
Yaitu lansia yang tidak banyak mengalami gejolak atau perubahan emosional
dan psikisnya. Di mana lansia dalam tipe ini berintegritas baik, dapat
menikmati hidup, toleransi tinggi, humoris, tenang dan mantap sampai sangat
tua.

2. Tipe ketergantungan (dependen)


Di mana lansia tipe ini sangat dipengaruhi oleh kehidupan keluarganya, tidak
berambisi dan tidak berinisiatif.
3. Tipe defensif
Lansia tipe ini cendrung menolak bantuan orang lain, emosi tidak terkontrol,
selalu memegang teguh pada kebiasaan. Dan biasanya lansia tipe ini juga
cendrung ingin mempertahankan kehidupannya dan takut akan ketuaan dan
tak menyenangin masa pensiun.

4. Tipe bermusuhan (hostility)


Yaitu lansia yang merasa orang lain menjadi penyebab kegagalannya, selalu
mengeluh dan takut mati, curiga pada yang muda dan agresif.
5. Tipe membenci dan menyalahkan diri (self haters)
Yaitu suka menyalahkan diri, tidak berambisi dan terjadinya penurunan
sosioekonomi, merasa menjadi korban, sulit dibantu sama orang lain atau
cendrung membuat susah sendiri.
Proses Penuaan dan Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Perubahan Perubahan yang Terjadi pada Lansia


1. Perubahan Fisik
a. Perubahan kulit
Kulit manusia akan menjadi lebih keriput akibat berkurangnya produksi
kolagen. Kolagen adalah salah satu protein yang berfungsi untuk menjaga
kekenyalan kulit. Kelenjar keringat di kulit juga dapat berkurang,
menyebabkan seorang lansia lebih rentan mengalami kulit kering.
b. Fungsi cardiovaskuler
Penuaan memengaruhi struktur jantung dan pembuluh darah, yang turut
memengaruhi fungsinya. Pembuluh darah arteri akan menebal dan
menjadi keras karena proses aterosklerosis. Selain itu, katup jantung juga
dapat menjadi lebih kaku. Hal ini dapat menyebabkan daya tahan jantung
berkurang saat berolahraga maupun beraktivitas.
c. Fungsi pernafasan
Elastisitas paru dan aktivitas sel pembersih paru akan berkurang seiring
bertambahnya usia. Akibatnya, kapasitas paru dan jumlah oksigen
maksimal yang dapat dihirup akan berkurang. Demikian pula refleks
batuk yang semakin berkurang.
d. Fungsi pencernaan
Lambung akan memproduksi asam lambung dalam jumlah yang lebih
sedikit. Akibatnya, tubuh lansia akan rentan terhadap infeksi dari
makanan. Sedangkan pada lidah, pengecap rasa akan bekurang jumlahnya
sehingga makanan terasa lebih hambar. Usus juga bergerak lebih pelan
sehingga Anda memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencerna
makanan.
e. Fungsi gimjal
Seiring bertambahnya usia, struktur pada ginjal akan berubah. Proses
aterosklerosis juga dapat menyerang ginjal, menyebabkan menurunnya
fungsi ginjal.
f. Fungsi musculoskeletal
Tulang akan mulai kehilangan strukturnya, yang mana dapat
menyebabkan osteoporosis jika tidak dilakukan tindakan pencegahan.
Sendi juga mengalami penipisan dan sering meradang. Akibatnya dapat
timbul nyeri yang mengganggu pada tulang maupun sendi.
g. Fungsi penglihatan
Lensa mata akan menjadi lebih keras. Akibatnya, mata akan sulit melihat
pada kondisi remang-remang. Kemampuan akomodasi juga akan
berkurang, sehingga lansia umumnya memerlukan bantuan kacamata
ganda untuk melihat dengan fokus. Ketajaman penglihatan, kepekaan
warna, dan persepsi kedalaman juga berkurang.
h. Fungsi pendengaran
Terjadi berbagai perubahan pada sistem pendengaran di usia tua. Mulai
dari berkurangnya saraf pendengaran hingga melemahnya struktur
telinga. Pada lansia, gejala yang paling mudah dirasakan adalah
hilangnya pendengaran pada nada tinggi serta kesulitan membedakan
nada bicara.
i. Fungsi sistem imun
Menurunnya aktivitas sel T pada sistem imun (kekebalan tubuh) akan
menyebabkan lansia mudah mengalami infeksi. Selain itu, ketika sedang
terserang penyakit pun tubuh lansia pun jadi lebih sulit untuk
mempertahankan dan memulihkan diri.
j. Fungsi sistem saraf
Sistem saraf dan otak juga akan mengalami perubahan. Kemampuan
intelektual, kecepatan belajar, dan psikomotor juga akan berkurang
seiring bertambahnya usia. Lansia juga akan mengalami perubahan pola
tidur, membutuhkan waktu tidur yang lebih sedikit tapi lebih sering.
k. Fungsi sistem hormon
Sistem endokrin (hormon) juga akan mengalami perubahan. Hormon seks
akan berkurang (esterogen maupun testoteron). Hormon lainnya bisa saja
meningkat, berkurang, atau pun tidak terpengaruh faktor usia. Proses
penuaan juga secara tidak langsung memengaruhi risiko peningkatan
resistensi hormon, misalnya insulin. Secara umum juga seorang lansia
akan mengalami penurunan tinggi badan dikarenakan kompresi tulang
belakang dan perubahan postur tubuh. Lemak tubuh akan semakin
meningkat sementara massa otot berkurang. Demikian pula total cairan
tubuh yang umumnya berkurang.
l. Fungsi seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik yang dialami seseorang.

2. Perubahan Psikologis
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara
fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat
bahwa lansia menjadi kurang cekatan.

3. Perubahan Terkait dengan Pekerjaan


Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan
hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena
pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan,
peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa
pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya.
4. Perubahan Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada
lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang,
penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan
keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka
melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak
merasa terasing atau diasingkan.
Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi
dengan orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti
mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna
serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga
perilakunya seperti anak kecil.

Lingkup Asuhan Keperawtan pada Lansia


Lingkup asuhan keperawatan pada lansia meliputi:

1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan

2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses


penuaan

3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses


penuaan

Anda mungkin juga menyukai