Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.

2, Juli 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU POST


PARTUM TENTANG ASI EKSKLUSIF

Chatarina Suryaningsih
Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jendral Achmad Yani Cimahi

ABSTRACT
This research to find out if the influence of health education against knowledge
mother post partum about exclusive breast feed in Melati room 1 Sariningsih Hospital
Bandung. This research adopts pre-experimental study with approach one group pretest and
posttest design. Instrument in this research used a questionnaire with 20 questions. The
technique of data collection used purposive sampling according to criteria inclusion and
exclusion. Population in this research is all mother post partum. The sample in this research
as many as 20 respondents. Result of research obtained value mean knowledge before helath
education is 10, 59 while the value mean health education is 16,75. The different value is
5.800 with standard deviations 2.668 and seen from the value of p value 0.000. There is can
be concluded that health education can affect knowledge mother post partum about exclusive
breast feed. Therefore expected the continuity in run the granting health education by the
exertion of post partum knowledge about exclusive breast feed.

Keywords : Health, Education, Breast, Feed, Knowledge

ABSTRAK
Pendidikan kesehatan akan meningkatkan pengetahuan sehingga diharapkan terjadi
peningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang ASI
Eksklusif di Ruang Melati 1 RS Sariningsih Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain
pre eksperimen dengan rancangan one group pretes dan posttest. Instrument dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan data menggunakan Purposive Sampling.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum dengan sampel 20 responden.
Nilai rerata pengetahuan sebelum dilakukan Pendidikan Kesehatan adalah 10.59 sedangkan
nilai rerata sesudahnya adalah 16.75. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan ibu post partum tentang ASI eksklusif dengan p value 0.000. Diharapkan adanya
kesinambungan dalam menjalankan program pemberian pendidikan kesehatan oleh tenaga
kesehatan kepada ibu post partum tentang ASI eksklusif.

Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, ASI Eksklusif.

77
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

PENDAHULUAN terapi antibiotic (Ariani, 2010). Banyak


Periode neonatal merupakan program yang dikelola oleh pemerintah
periode tersingkat dari semua periode untuk meningkatkan cakupan pemberian
kehidupan neonatal yaitu periode ASI di Indonesia, di antaranya adalah
penyesuaian yang radikal terhadap pemberian ASI secara eksklusif selama 6
perubahan suhu udara, pernafasan, bulan, penerapan inisiasi menyusui dini
pengisapan dan menelan serta (IMD) serta pemberian makanan
pembuangan. Periode ini juga merupakan Pendamping ASI (MP-ASI) lokal pada bayi
periode yang berbahaya dan akan 6 bulan ke atas dan meneruskan ASI
berdampak pada berat badan bayi baru sampai usia 2 tahun, adanya pojok laktasi
lahir yang menurun, tingkah laku yang di tempat-tempat umum, serta di dukung
tidak teratur dan angka kematian bayi dengan adanya kebijakan-kebijakan
(AKB) yang tinggi. AKB di Indonesia pada pemerintah mengenai peningkatan
tahun 2010 mencapai 34 per 1.000 pemberian ASI dan adanya Rumah Sakit
kelahiran hidup (Indonesia Demografic and atau Puskesmas sayang bayi serta adanya
Health Survey, 2007). Angka di atas program rawat gabung.
menunjukan bahwa Indonesia masih Kajian Maryunani (2012)
belum bisa memenuhi target ke empat dari menyatakan lebih dari 3000 penelitian
MDGs 2015 yaitu menurunkan angka menunjukan pemberian ASI selama 6
kematian anak (bayi dan balita) menjadi bulan adalah jangka waktu yang paling
dua per tiga dari keadaan pada tahun 1990 optimal untuk pemberian ASI eksklusif.
dimana AKB diharapkan turun menjadi 23 Menurut Khasanah (2011), pemberian ASI
per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, eksklusif sampai usia bayi 6 bulan
2010). Menurut WHO (2013), Empat memberi berbagai manfaat bagi bayi,
pembunuh utama terbesar pada balita di antara lain: menurunkan resiko gizi
dunia adalah 18% disebabkan oleh berlebih, meningkatkan kesehatan di masa
pneumonia,16% disebabkan oleh kanak-kanak, meningkatkan kekebalan
prematuritas (14% selama periode tubuh, menekan resiko alergi, bercak kulit,
neonatal dan 2% dalam periode pasca- diare, infeksi saluran pernafasan, tidak
neonatal), 11% disebabkan oleh penyakit membuat berat badan bayi turun. Hal ini
diare dan 10% disebabkan oleh asfiksia disebabkan karena ASI merupakan zat gizi
lahir (9% selama periode neonatal dan 1% yang sangat ideal. Dengan tatalaksana
dalam periode pasca-neonatal). menyusui yang benar, ASI sebagai
Angka kematian bayi akibat makanan tunggal akan cukup memenuhi
berbagai penyakit infeksi seperti penyakit kebutuhan bayi normal sampai usia 6
diare dan infeksi saluran pernapasan akut bulan.
dapat ditekan dengan pemberian ASI Indonesia mempunyai cakupan
sampai 2 tahun. Selain itu ASI juga dapat pemberian ASI eksklusif yang cukup
mengurangi kejadian penyakit lain seperti rendah. Menurut Profil Data Kesehatan
radang telinga tengah, radang selaput Indonesia (2012), persentase pemberian
otak, infeksi saluran kemih dan infeksi ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di
radang usus halus dan usus besar akibat Negara-negara ASEAN, menunjukan
jaringan kekurangan oksigen atau akibat Indonesia menduduki peringkat ke 10 dari
78
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

18 negara yaitu dengan persentase diantaranya: pengetahuan ibu yang


sebesar 32%. Sedangkan Sri Lanka kurang, beredarnya mitos yang kurang
menduduki urutan ke satu dengan baik, serta kesibukan ibu bekerja dan
presentase 76% dan diikuti oleh Korea singkatnya cuti melahirkan. Dari penelitian
Selatan dengan 65%. Dari data tersebut yang dilakukan oleh Setiowati (2011) yang
menunjukan bahwa Indonesia masih jauh berjudul Hubungan faktor-faktor Ibu
tertinggal dalam hal pemberian ASI apabila dengan Pelaksanaan Pemberian ASI
di bandingkan dengan negara-negara Eksklusif pada bayi 6-12 bulan dalam
ASEAN yang lain. Perilaku pemberian ASI Jurnal Kesehatan Kartika, mengungkapkan
eksklusif di Indonesia juga masih belum bahwa ada hubungan antara pengetahuan
seperti yang diharapkan. dengan pemberian ASI eksklusif.
Menurut laporan dari BPS (2008), Rumah Sakit Sariningsih
pada hasil SDKI tahun 2002-2003 merupakan RS Militer yang berada di Kota
menunjukan bahwa bayi di bawah umur 5 Bandung. RS ini menyediakan pelayanan
tahun yang mendapatkan ASI eksklusif untuk melahirkan baik itu dengan
selama 6 bulan adalah sebesar 40% melahirkan secara spontan ataupun
sedangkan menurut hasil SDKI tahun 2007 dengan melalui operasi Sectio (SC). Ibu
adalah sebesar 32%. Angka ini post partum dan bayinya akan ditempatkan
menunjukan bahwa terjadi penurunan di ruangan khusus post partum yaitu di
sebesar 8%. Sedangkan dari data Ruang Melati I. Dari Hasil wawancara
RISKESDAS tahun 2010, menunjukkan pada tanggal 19 April 2013 terhadap tiga
bahwa bayi usia 0–5 bulan yang orang petugas kesehatan yang ada di
mendapatkan ASI Eksklusif di Indonesia Ruang Melati I didapatkan data bahwa di
menurun kembali sampai 5% yaitu menjadi Ruang Melati I ini sebelumnya sudah ada
27,2%. Namun hal ini berbanding terbalik program tetap untuk pemberian pendidikan
pada tahun 2012, karena terjadi kesehatan kepada ibu post partum tentang
peningkatan persentase pemberian ASI ASI eksklusif. Namun sayangnya, Penkes
eksklusif yang cukup signifikan dari tahun ini hanya akan diberikan apabila ada ibu
2010 sampai 2012 yaitu kurang lebih post partum yang menanyakan seputar
sebesar 15% menjadi 42% (Profil ASI eksklusif, dan informasi yang diberikan
Demografi Kesehatan Indonesia, 2012). hanya seputar apa yang ditanyakan oleh
Rendahnya pencapaian tersebut ibu post partum tersebut, sehingga
salah satunya dipengaruhi oleh perilaku mengakibatkan tidak ada kesinambungan
ibu menyusui dalam memberikan ASI dalam menjalankan program untuk
Eksklusif kepada bayinya. Menurut teori pemberian informasi kepada Ibu Post
Green (Notoatmodjo, 2003) bahwa partum.
perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor Dari hasil Observasi pada tanggal
antara lain yang terwujud dalam 26 April 2013, ternyata di Ruang Melati I
pengetahuan, keyakinan dan nilai yang RS Sariningsih ini tidak ada media-media
dianut ibu tentang pemberian ASI pada yang berkaitan dengan pemberian ASI
bayi. Sedangkan menurut Roesli (2004), eksklusif dan menyusui seperti leafleat,
fenomena kurangnya pemberian ASI brosur dan poster-poster ASI eksklusif
eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, ataupun ibu menyusui. Selain itu, ruangan
79
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

yang seharusnya di gunakan untuk pojok post test nonequivalent control group
laktasi juga belum dipergunakan oleh ibu design untuk membandingkan tindakan
untuk menyusui bayinya, tetapi malah yang dilakukan sebelum dan sesudah
dibiarkan kosong dan ibu menyusui eksperimen, dan menggunakan jenis
bayinya di ruang rawat inap atau di rancangan penelitian one group pretest-
ruangan bayi. postest design. Peneliti memberikan
Berdasarkan studi pendahuluan perlakuan pada kelompok studi tetapi
yang di lakukan kepada 10 orang ibu post sebelumnya dites dahulu (pretest)
partum di ruang Melati 1 RS Sariningsih selanjutnya setelah perlakuan kelompok
kota Bandung pada tanggal 26 April 2013, studi dites kembali (posttest). Populasi
didapatkan bahwa 7 dari 10 orang ibu post dalam penelitian ini adalah ibu-ibu post
partum mengatakan belum pernah partum yang melahirkan (baik itu
mendapatkan informasi tentang ASI melahirkan secara spontan ataupun sectio)
eksklusif. Selain itu ke tujuh ibu tersebut dan ada di Ruang Melati I RS Sariningsih
juga tidak tahu tentang pengertian dari ASI Kota Bandung dengan rata-rata jumlah 51
eksklusif, hal ini dibuktikan oleh jawaban orang ibu post partum per bulan.
yang diberikan oleh ibu-ibu tersebut yaitu 4 Dalam penelitian ini jumlah sampel
orang ibu post partum mengatakan bahwa yang diambil adalah sebanyak 20 orang,
ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja yaitu 20 orang ibu post partum yang ada di
namun bayi boleh diberikan air putih, air Ruang Melati I RS Sariningsih Kota
teh, air tajin ataupun pisang untuk Bandung. Instrumen dalam penelitian ini
memperkuat tubuh bayi dan 3 orang ibu berupa kuesioner yang disusun oleh
post partum lainnya mengatakan tidak tahu peneliti berdasarkan teori yang terkait
tentang ASI eksklusif. Dari 7 orang ibu dengan pengetahuan ibu post partum
post partum ini ada 2 orang ibu yang tentang ASI eksklusif, yaitu pengertian,
mengatakan bahwa mereka bekerja waktu pemberian ASI eksklusif,
sehingga mereka merasa tidak mampu kandungan, jenis-jenis, manfaat, teknik,
untuk memberikan ASI eksklusif dan lebih masalah-masalah menyusui, kebutuhan
memilih untuk memberikan susu formula. ibu menyusui, cara memerah ASI, cara
Sedangkan 3 orang dari 10 ibu post menyimpan ASI yang diberikan sebelum
partum lainnya mengatakan pernah dan sesudah dilakukan pendidikan
mendapatkan informasi tentang ASI kesehatan. Kuesioner yang diberikan
eksklusif dari petugas kesehatan. kepada responden sebelum dan sesudah
Sementara itu 1 orang dari 10 ibu lainnya pendidikan kesehatan ini merupakan
merasa kesulitan dalam memberikan ASI kuesioner yang sama dalam bentuk
karena merasa volume ASInya sedikit dan multiple choice (pilihan ganda), antara lain
takut tidak mencukupi untuk kebutuhan dengan memberikan pertanyaan kepada
bayinya. responden dengan empat buah jawaban
dalam bentuk huruf yaitu a, b, c dan d
METODE PENELITIAN dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20
Penelitian ini merupakan soal. Jawaban responden yang benar
penelitian kuantitatif dengan menggunakan diberi skor 1, dan apabila jawaban salah
quasi-experimental design dengan pre and diberi skor 0.
80
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

HASIL DAN BAHASAN Nilai skor rerata pengetahuan ibu


Hasil penelitian disajikan dalam sebelum diberikan pendidikan kesehatan
bentuk analisis univariat dan bivariat. sebesar 10.59 dengan SD sebesar 2.438,
Jumlah sampel yang digunakan adalah 20 confidence Interval 95% dengan nilai
orang responden ibu post partum di ruang minimum dalam penelitian sebesar 9.81
melati 1 RS Sariningsih kota Bandung. sedangkan nilai maksimumnya sebesar
Nilai mean pengetahuan sebelum 12.09. Menurut Notoatmodjo (2003),
diberikan pendidikan kesehatan adalah pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
10.59 dengan nilai standar deviasi 2.438. oleh beberapa faktor diantaranya adalah
Confidence Interval dengan nilai minimum Pendidikan, Massa media atau informasi,
9.81 dan nilai maksimum 12.09 dengan Sosial ekonomi, Lingkungan, Usia,
tingkat kepercayaan 95 %. Nilai mean Pengalaman, Keyakinan, Jenis kelamin
pengetahuan sesudah diberikan dan Pekerjaan. Notoatmodjo (2003) juga
pendidikan kesehatan adalah 16.75 mengungkapkan berbagai macam cara
dengan nilai standar deviasi 1.209. yang telah digunakan untuk memperoleh
Confidence Interval dengan nilai minimum kebenaran pengetahuan sepanjang
16.18 dan nilai maksimum 17.32 dengan sejarah dengan cara tradisional untuk
tingkat kepercayaan 95 %. memperoleh pengetahuan diantaranya
Nilai rerata pengetahuan sebelum adalah dengan cara coba salah (trial dan
diberikan pendidikan kesehatan adalah error), cara kekuasaan atau otoritas,
10.59, nilai rerata pengetahuan sesudah berdasarkan pengalaman pribadi dan
diberikan pendidikan kesehatan adalah melalui jalan pikiran.
16.75, terdapat perbedaan nilai rerata Kuesioner dalam penelitian
pengetahuan sebelum diberikan berisikan sembilan item tentang ASI
pendidikan kesehatan dan sesudah eksklusif yang meliputi pengertian,
diberikan pendidikan kesehatan yaitu kandungan, jenis-jenis, manfaat, teknik,
sebesar 5.800 dengan nilai standard masalah-masalah menyusui, kebutuhan
deviasi 2.668, nilai 95 % confidence ibu menyusui, cara memerah ASI dan cara
interval dengan nilai minimum 4.552 dan menyimpan ASI. Banyaknya jawaban yang
nilai maksimal 7.048, dengan nilai p value benar pada setiap item pertanyaan dalam
0.000 kurang dari α (α = 0,05), maka dapat kuesioner menunjukan responden
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang umumnya sudah mempunyai pengetahuan
signifikan antara rerata pengetahuan yang cukup tentang materi seputar ASI
sebelum diberikan pendidikan kesehatan eksklusif. Nilai skor rerata pengetahuan ibu
dengan rerata pengetahuan sesudah sebelum diberikan pendidikan kesehatan
diberikan pendidikan kesehatan. Dengan sebesar 10.59 dengan SD sebesar 2.438.
demikian dapat diartikan bahwa Ho ditolak Nilai skor rerata tersebut berada dalam
dan Ha gagal ditolak. Ada pengaruh yang rentang nilai maksimum dan minimumnya
bermakna antara Pendidikan Kesehatan yaitu diantara 9.81-12.09. Hal ini
terhadap pengetahuan ibu post partum menunjukan bahwa pengetahuan ibu post
tentang ASI Eksklusif di Ruang Melati 1 partum ini sudah cukup baik. Hasil
RS Sariningsih Kota Bandung. penelitian ini bisa dipengaruhi oleh
pengalaman seseorang.
81
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Mayoritas ibu post partum dalam kesehatan, media poster, lefleat, kerabat
penelitian ini adalah ibu-ibu yang sudah dekat dan sebagainya.
memiliki anak yaitu ibu yang memiliki anak Nilai skor rerata pengetahuan ibu
dalam keadaan hidup kurang dari dua. post partum setelah diberikan pendidikan
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh kesehatan sebesar 16.75 dengan SD
Notoatmodjo (2003), pengalaman sebesar 1.209, confidence Interval 95%
merupakan salah satu faktor yang dengan nilai minimum dalam penelitian
mempengaruhi pengetahuan. Hal ini sebesar 16.18 sedangkan nilai
dilakukan dengan cara mengulang kembali maksimumnya sebesar 17.32. Pengaruh
pengalaman yang diperoleh dalam tingkat pengetahuan seseorang terjadi
memecahkan permasalahan yang dihadapi karena adanya faktor komunikasi yang
pada masa yang lalu. Apabila dengan cara merupakan proses pengoperasian
yang digunakan tersebut orang dapat rangsangan atau stimulus dalam bentuk
memecahkan masalah yang sama, orang lambang atau simbol bahasa atau gerak
dapat pula menggunakan cara tersebut. (Notoatmodjo, 2003). Selanjutnya
Sehingga dengan semakin banyaknya Notoatmodjo (2003) membagi faktor
jumlah anak maka ibu post partum ini akan komunikasi tersebut kedalam empat
mengalami kecenderungan memiliki bentuk, yaitu: Komunikasi Interpersonal,
pengetahuan yang lebih baik dibandingkan Komunikasi Tatap Muka, Komunikasi
dengan ibu yang belum pernah memiliki Media Massa dan Komunikasi Organisasi.
anak. Promosi kesehatan atau pendidikan
Pengamatan di lapangan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu
menunjukan bahwa kebanyakan dari ibu kegiatan atau menyampaikan pesan
post partum yang ada di ruang Melati 1 RS kesehatan kepada masyarakat, kelompok
Sariningsih belum pernah mendapatkan atau individu (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan Kesehatan mengenai ASI Pendidikan kesehatan adalah
Eksklusif baik itu dari petugas kesehatan, proses yang direncanakan dengan sadar
media cetak, media poster, lefleat dan lain- untuk menciptakan peluang bagi individu-
lain sebelum dan sesudah masuk ke RS individu untuk senantiasa belajar
Sariningsih. Media-media yang dibutuhkan memperbaiki kesadaran (Literacy) serta
untuk meningkatkan penge-tahuan ibu meningkatkan pengetahuan dan
post partum seperti media poster, lefleat keterampilan (Life skill) demi kepentingan
maupun pelaksanaan program tetap untuk kesehatannya (Nursalam, 2008). Proses
pelaksanaan pendidikan kesehatan di pemberian informasi dalam bentuk
Ruang Melati 1 RS Sariningsih kota pendidikan kesehatan ini tidak lepas dari
Bandung juga masih sangat kurang. tahapan-tahapan penerapan ilmu
Padahal sesuai dengan yang diungkapkan pengetahuan. Seperti yang diungkapkan
oleh Notoatmodjo (2003) di atas bahwa oleh Notoatmodjo (2003) dalam Sari
pengetahuan seseorang salah satunya (2009) bahwa suatu pesan yang diterima
bisa dipengaruhi oleh massa media atau oleh individu akan melalui empat tahapan,
informasi yang berasal dari berbagai antara lain: Awareness (kesadaran),
macam sumber, misalnya: media Interest (menarik), Evaluation
elektronik, buku petunjuk, petugas (menimbang-nimbang), trial (mencoba).
82
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Hasil penelitian menunjukan setelah tersebut dengan mengungkapkan bahwa,


diberikan pendidikan kesehatan tentang fenomena kurangnya pemberian ASI
ASI Eksklusif ternyata terjadi peningkatan eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor,
pengetahuan ibu post partum sebelum diantaranya: pengetahuan ibu yang
diberikan pendidikan kesehatan dan kurang, beredarnya mitos yang kurang
setelah diberikan pendidikan kesehatan, baik, serta kesibukan ibu bekerja dan
hal ini dibuktikan dengan adanya singkatnya cuti melahirkan.
peningkatan nilai rerata pengetahuan ibu Menurut Trisnawati (2011) dalam
post partum dari 10.59 meningkat sebesar penelitiannya yang berjudul Hubungan
6.16 menjadi 16.75 dengan SD sebesar Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu
1.209. Nilai skor rerata tersebut berada Post partum dalam Pemberian ASI Secara
dalam rentang nilai maksimum dan Dini di Rumah Sakit Bersalin Mariana
minimumnya yaitu diantara 16.18-17.32. Kabupaten Kubu Raya Tahun 2011
Pemberian pendidikan kesehatan menunjukan bahwa ada hubungan antara
dilakukan di Ruang Melati 1 RS pengetahuan dan sikap ibu post partum
Sariningsih kota Bandung sebagai upaya tentang ASI terhadap pemberian ASI
untuk meningkatkan pengetahuan ibu post secara eksklusif. Nurazizah (2011) juga
partum tentang ASI Eksklusif. Hasil menuturkan dalam penelitiannya yang
penelitian p value 0.000 dengan α kurang berjudul Pengaruh penyuluhan melalui
dari 0.05 dapat di simpulkan ada media KIE mengenai ASI eksklusif dan
perbedaan yang signifikan antara rerata IMD terhadap pengetahuan ibu hamil di
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan Pengasinan, Kecamatan Sawangan Depok
dan setelah dilakukan pendidikan tahun 2011 bahwa ada perbedaan yang
kesehatan, hal ini menunjukan ada bermakna antara tingkat pengetahuan ibu
pengaruh yang bermakna antara hamil sebelum dan sesudah diberikan
pemberian pendidikan kesehatan terhadap penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan
peningkatan pengetahuan ibu post partum. IMD. Hal ini sejalan dengan penelitian
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puryanto (2012),
yang dilakukan oleh Setiowati (2011) yang bahwa pendidikan kesehatan mempunyai
berjudul Hubungan faktor-faktor Ibu pengaruh yang signifikan terhadap
dengan Pelaksanaan Pemberian ASI pengetahuan sebelum dan sesudah di
Eksklusif pada bayi 6-12 bulan dalam berikan pendidikan kesehatan yang berarti
Jurnal Kesehatan Kartika, mengungkapkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan terhadap pengetahuan.
dengan pemberian ASI eksklusif.
Penelitian ini juga diperkuat dengan SIMPULAN DAN SARAN
adanya teori yang di ungkapkan oleh teori Nilai rerata pengetahuan sebelum
Green (Notoatmodjo, 2003) bahwa dilakukan Pendidikan Kesehatan adalah
perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor 10.59. Nilai rerata pengetahuan sesudah
antara lain yang terwujud dalam dilakukan Pendidikan Kesehatan adalah
pengetahuan, keyakinan dan nilai yang 16.75. Ada Pengaruh Pendidikan
dianut ibu tentang pemberian ASI pada Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu
bayi. Roesli (2004) juga memperkuat teori Post Partum tentang ASI Eksklusif dengan
83
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

perbedaan rerata sebelum dan sesudah DAFTAR PUSTAKA


dilakukan Pendidikan Kesehatan sebesar Ariani. (2010). Ibu Susui Aku! Bayi Sehat
5.800 dengan p value 0.000. Berdasarkan dan Cerdas dengan ASI.
hasil penelitian dan analisa Pengaruh Bandung: Khazanah Intelektual
Pendidikan Kesehatan Terhadap Arikunto, S. (2010). Metodologi Penelitian.
Pengetahuan ibu Post partum Tentang ASI Jakarta: Rineka Cipta.
Eksklusif di Ruang Melati 1 RS Sariningsih . (2010). Prosedur
Kota Bandung, peneliti memberikan saran Penelitian Suatu Pendekatan
yaitu sosialisasi dengan lebih baik lagi Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
mengenai teori-teori terkini tentang ASI BAPPENAS. (2010). Laporan Pencapaian
eksklusif. Supaya ibu-ibu yang akan Tujuan Pembangunan
menyusui mendapatkan informasi yang Milenium Indonesia 2010.
tepat agar bisa memberikan ASI eksklusif BAPPENAS atau KPPN
kepada bayinya. Karena tanpa Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan
pengetahuan yang cukup baik perilaku Buku Pertama. Bandung: PT
pemberian ASI eksklusif hanya akan Refika Aditama
menjadi wacana saja. Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan
Untuk mengoptimalkan pemberian Maternitas Edisi 4. Jakarta:
informasi tersebut diperlukan penambahan EGC
buku-buku terkait ASI eksklusif yang dari Dahlan, S. (2012). Langkah-langkah
segi bahasa lebih mudah di fahami dan Membuat Proposal Penelitian
lebih bisa di aplikasikan oleh ibu-ibu Bidang Kedokteran dan
menyusui. Selain itu diperlukan adanya Kesehatan. Jakarta: Sagung
pelatihan-pelatihan bagi tenaga kesehatan Seto.
agar bisa lebih mendalami megenai Dewiyana. (2012). Memaknai Masa
informasi yang terkait dengan ASI Lampau Demi Kemajuan
eksklusif, sehingga pada saat akan Masa Depan. Diakses dari
memberikan pendidikan kesehatan materi http://dinkes.jatimprov.go.id/
yang disampaikan bisa lebih baik lagi. userimage/MEMAKNAIMASA
Diperlukan adanya penambahan media- DEPAN.pdf
media yang mendukung pemberian ASI Fatimaningrum & Arumi. 2009.
eksklusif seperti media poster dan lefleat. Perkembangan Neonatal. Dari
Selain itu harus ada peningkatan http://staff.uny.ac.id/sites/defa
pelaksanaan program tetap dalam ult /files/masa%20neonatal.pdf
pemberian pendidikan kesehatan ASI Fikawati, S. (2009). Penyebab
eksklusif kepada ibu-ibu post partum Keberhasilan dan Kegagalan
karena kebanyakan dari ibu post partum Praktik Pemberian ASI
tersebut belum pernah terpapar dengan Eksklusif. Jurnal Kesehatan
informasi yang jelas dan tepat mengenai Masyarakat Nasional, 4(3),
ASI eksklusif. 120-131.
Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan.
Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
84
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Khasanah, N. (2011). ASI atau Susu Terhadap Pengetahuan dan


Formula Ya?. Yogyakarta: Sikap Siswa Terhadap Bahaya
Flash Books. Merokok. Diperoleh dari
Laporan Riset Kesehatan Dasar http://ejournal.stikestelogorejo.
(RISKESDAS) Indonesia 2007 ac.id/index.php/ilmukeperawat
tentang Data Cakupan ASI an/article/view/71/106
Eksklusif Profil RS Sariningsih. Data Rekam Medis
Laporan Riset Kesehatan Dasar Ruang Melati 1. Tahun 2012-
(RISKESDAS) Indonesia 2010 2013.
tentang Data Cakupan ASI Profil Data Kesehatan Indonesia tahun
Eksklusif 2012 (Data Cakupan ASI
Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusui Eksklusif)
Dini, ASI Eksklusif dan Redaksi. (2013). Belum Capai Target
Manajemen Laktasi. Jakarta: MDGs 2015 AKI-AKB Masih
Trans Info Media. Tinggi. Diakses dari
Meadow, R. (2003). Pediatrik Edisi 7. http://padangekspres.co.id/?n
Jakarta: Erlangga ews=berita&id=42808
Nurazizah, (2011). Pengaruh penyuluhan Riyanto, A. (2011). Pengolahan dan
melalui media KIE mengenai Analisis Data Kesehatan.
ASI eksklusif dan IMD Yogyakarta: Nuha Medika
terhadap pengetahuan ibu Roesli, U. (2007). Mengenal ASI Eksklusif
hamil di kelurahan Pengasinan Seri 1. Jakarta: Pustaka
Depok. Dari Pembangunan Swadaya
http://lontar.ui.ac.id/opac/them Nusantara
es/libri2/detail.jsp?id=2028948 Rudolf, A. (2006). Buku Ajar Pediatrik
5&lokasi=lokal Rudolph Volume 1. Jakarta:
Notoatmodjo, S. (2003). Pengantar EGC
Pendidikan Kesehatan dan Santoso. (2008). Pengaruh Pendidikan
Ilmu Perilaku. Jogjakarta: PT Kesehatan Terhadap
Rineka Cipta Pengetahuan dan Sikap Ibu
. (2005). Promosi dalam Pemberian ASI
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Eksklusif Pada Bayi 6-12
Jakarta: PT Asdi Mahasatya Bulan. Jurnal Ilmu
. (2010). Keperawatan dan Kebidanan,
Metodologi Penelitian 2.6 (4), 67-75.
Kesehatan. Jakarta: PT Sastroasmoro, S. (2011). Dasar-Dasar
Rineka Cipta Metodologi Penelitian Klinis.
. (2011). Jakarta: Sagung Seto.
Kesehatan Masyarakat Ilmu Setiawati, S. (2008). Proses Pembelajaran
dan Seni. Jakarta: PT Rineka dalam Pendidikan Kesehatan.
Cipta Jakarta: Trans Info Media.
Puryanto, dkk. (2012). Pengaruh Setiawati, T. (2011). Hubungan Faktor-
Pendidikan Kesehatan faktor Ibu dengan
85
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Pelaksanaan Pemberian ASI


Eksklusif Pada Bayi 6-12
Bulan. Jurnal Kesehatan
Kartika, 1.5 (3), 10-17.
Soetjiningsih. (2012). ASI Petunjuk untuk
Tenaga Kesehatan. Jakarta:
EGC.
Sugiharto, dkk. (2003). Faktor-faktor resiko
Hipertensi Grade II pada
masyarakat (studi kasus di
Kabupaten Karanganyar).
Diperoleh dari
http://eprints.undip.ac.id
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta
Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi.
Sundawati, Y. (2011). Asuhan Kebidanan
Masa Nifas. Bandung: Refika
Aditama.
Trisnawati, (2011). Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan dan
Sikap Ibu Post Partum dalam
Pemberian ASI Secara Dini di
Rumah Sakit Bersalin Mariana
Kabupaten Kubu Raya Tahun
2011. Dari http://www.akbidpb-
pontianak.ac.id/index.php/19-
sample-data-articles/apb
WHO. (2013). Penyebab Kematian Anak.
Diperoleh dari
http://www.who.int/gho/child_h
ealth/
mortality/mortality_causes_tex
t/en/index.html

86

Anda mungkin juga menyukai