2, Juli 2013
Chatarina Suryaningsih
Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jendral Achmad Yani Cimahi
ABSTRACT
This research to find out if the influence of health education against knowledge
mother post partum about exclusive breast feed in Melati room 1 Sariningsih Hospital
Bandung. This research adopts pre-experimental study with approach one group pretest and
posttest design. Instrument in this research used a questionnaire with 20 questions. The
technique of data collection used purposive sampling according to criteria inclusion and
exclusion. Population in this research is all mother post partum. The sample in this research
as many as 20 respondents. Result of research obtained value mean knowledge before helath
education is 10, 59 while the value mean health education is 16,75. The different value is
5.800 with standard deviations 2.668 and seen from the value of p value 0.000. There is can
be concluded that health education can affect knowledge mother post partum about exclusive
breast feed. Therefore expected the continuity in run the granting health education by the
exertion of post partum knowledge about exclusive breast feed.
ABSTRAK
Pendidikan kesehatan akan meningkatkan pengetahuan sehingga diharapkan terjadi
peningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang ASI
Eksklusif di Ruang Melati 1 RS Sariningsih Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain
pre eksperimen dengan rancangan one group pretes dan posttest. Instrument dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan data menggunakan Purposive Sampling.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum dengan sampel 20 responden.
Nilai rerata pengetahuan sebelum dilakukan Pendidikan Kesehatan adalah 10.59 sedangkan
nilai rerata sesudahnya adalah 16.75. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan ibu post partum tentang ASI eksklusif dengan p value 0.000. Diharapkan adanya
kesinambungan dalam menjalankan program pemberian pendidikan kesehatan oleh tenaga
kesehatan kepada ibu post partum tentang ASI eksklusif.
77
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
yang seharusnya di gunakan untuk pojok post test nonequivalent control group
laktasi juga belum dipergunakan oleh ibu design untuk membandingkan tindakan
untuk menyusui bayinya, tetapi malah yang dilakukan sebelum dan sesudah
dibiarkan kosong dan ibu menyusui eksperimen, dan menggunakan jenis
bayinya di ruang rawat inap atau di rancangan penelitian one group pretest-
ruangan bayi. postest design. Peneliti memberikan
Berdasarkan studi pendahuluan perlakuan pada kelompok studi tetapi
yang di lakukan kepada 10 orang ibu post sebelumnya dites dahulu (pretest)
partum di ruang Melati 1 RS Sariningsih selanjutnya setelah perlakuan kelompok
kota Bandung pada tanggal 26 April 2013, studi dites kembali (posttest). Populasi
didapatkan bahwa 7 dari 10 orang ibu post dalam penelitian ini adalah ibu-ibu post
partum mengatakan belum pernah partum yang melahirkan (baik itu
mendapatkan informasi tentang ASI melahirkan secara spontan ataupun sectio)
eksklusif. Selain itu ke tujuh ibu tersebut dan ada di Ruang Melati I RS Sariningsih
juga tidak tahu tentang pengertian dari ASI Kota Bandung dengan rata-rata jumlah 51
eksklusif, hal ini dibuktikan oleh jawaban orang ibu post partum per bulan.
yang diberikan oleh ibu-ibu tersebut yaitu 4 Dalam penelitian ini jumlah sampel
orang ibu post partum mengatakan bahwa yang diambil adalah sebanyak 20 orang,
ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja yaitu 20 orang ibu post partum yang ada di
namun bayi boleh diberikan air putih, air Ruang Melati I RS Sariningsih Kota
teh, air tajin ataupun pisang untuk Bandung. Instrumen dalam penelitian ini
memperkuat tubuh bayi dan 3 orang ibu berupa kuesioner yang disusun oleh
post partum lainnya mengatakan tidak tahu peneliti berdasarkan teori yang terkait
tentang ASI eksklusif. Dari 7 orang ibu dengan pengetahuan ibu post partum
post partum ini ada 2 orang ibu yang tentang ASI eksklusif, yaitu pengertian,
mengatakan bahwa mereka bekerja waktu pemberian ASI eksklusif,
sehingga mereka merasa tidak mampu kandungan, jenis-jenis, manfaat, teknik,
untuk memberikan ASI eksklusif dan lebih masalah-masalah menyusui, kebutuhan
memilih untuk memberikan susu formula. ibu menyusui, cara memerah ASI, cara
Sedangkan 3 orang dari 10 ibu post menyimpan ASI yang diberikan sebelum
partum lainnya mengatakan pernah dan sesudah dilakukan pendidikan
mendapatkan informasi tentang ASI kesehatan. Kuesioner yang diberikan
eksklusif dari petugas kesehatan. kepada responden sebelum dan sesudah
Sementara itu 1 orang dari 10 ibu lainnya pendidikan kesehatan ini merupakan
merasa kesulitan dalam memberikan ASI kuesioner yang sama dalam bentuk
karena merasa volume ASInya sedikit dan multiple choice (pilihan ganda), antara lain
takut tidak mencukupi untuk kebutuhan dengan memberikan pertanyaan kepada
bayinya. responden dengan empat buah jawaban
dalam bentuk huruf yaitu a, b, c dan d
METODE PENELITIAN dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20
Penelitian ini merupakan soal. Jawaban responden yang benar
penelitian kuantitatif dengan menggunakan diberi skor 1, dan apabila jawaban salah
quasi-experimental design dengan pre and diberi skor 0.
80
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
Mayoritas ibu post partum dalam kesehatan, media poster, lefleat, kerabat
penelitian ini adalah ibu-ibu yang sudah dekat dan sebagainya.
memiliki anak yaitu ibu yang memiliki anak Nilai skor rerata pengetahuan ibu
dalam keadaan hidup kurang dari dua. post partum setelah diberikan pendidikan
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh kesehatan sebesar 16.75 dengan SD
Notoatmodjo (2003), pengalaman sebesar 1.209, confidence Interval 95%
merupakan salah satu faktor yang dengan nilai minimum dalam penelitian
mempengaruhi pengetahuan. Hal ini sebesar 16.18 sedangkan nilai
dilakukan dengan cara mengulang kembali maksimumnya sebesar 17.32. Pengaruh
pengalaman yang diperoleh dalam tingkat pengetahuan seseorang terjadi
memecahkan permasalahan yang dihadapi karena adanya faktor komunikasi yang
pada masa yang lalu. Apabila dengan cara merupakan proses pengoperasian
yang digunakan tersebut orang dapat rangsangan atau stimulus dalam bentuk
memecahkan masalah yang sama, orang lambang atau simbol bahasa atau gerak
dapat pula menggunakan cara tersebut. (Notoatmodjo, 2003). Selanjutnya
Sehingga dengan semakin banyaknya Notoatmodjo (2003) membagi faktor
jumlah anak maka ibu post partum ini akan komunikasi tersebut kedalam empat
mengalami kecenderungan memiliki bentuk, yaitu: Komunikasi Interpersonal,
pengetahuan yang lebih baik dibandingkan Komunikasi Tatap Muka, Komunikasi
dengan ibu yang belum pernah memiliki Media Massa dan Komunikasi Organisasi.
anak. Promosi kesehatan atau pendidikan
Pengamatan di lapangan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu
menunjukan bahwa kebanyakan dari ibu kegiatan atau menyampaikan pesan
post partum yang ada di ruang Melati 1 RS kesehatan kepada masyarakat, kelompok
Sariningsih belum pernah mendapatkan atau individu (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan Kesehatan mengenai ASI Pendidikan kesehatan adalah
Eksklusif baik itu dari petugas kesehatan, proses yang direncanakan dengan sadar
media cetak, media poster, lefleat dan lain- untuk menciptakan peluang bagi individu-
lain sebelum dan sesudah masuk ke RS individu untuk senantiasa belajar
Sariningsih. Media-media yang dibutuhkan memperbaiki kesadaran (Literacy) serta
untuk meningkatkan penge-tahuan ibu meningkatkan pengetahuan dan
post partum seperti media poster, lefleat keterampilan (Life skill) demi kepentingan
maupun pelaksanaan program tetap untuk kesehatannya (Nursalam, 2008). Proses
pelaksanaan pendidikan kesehatan di pemberian informasi dalam bentuk
Ruang Melati 1 RS Sariningsih kota pendidikan kesehatan ini tidak lepas dari
Bandung juga masih sangat kurang. tahapan-tahapan penerapan ilmu
Padahal sesuai dengan yang diungkapkan pengetahuan. Seperti yang diungkapkan
oleh Notoatmodjo (2003) di atas bahwa oleh Notoatmodjo (2003) dalam Sari
pengetahuan seseorang salah satunya (2009) bahwa suatu pesan yang diterima
bisa dipengaruhi oleh massa media atau oleh individu akan melalui empat tahapan,
informasi yang berasal dari berbagai antara lain: Awareness (kesadaran),
macam sumber, misalnya: media Interest (menarik), Evaluation
elektronik, buku petunjuk, petugas (menimbang-nimbang), trial (mencoba).
82
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
86