Disusun oleh:
Nama: Prastyo Bayu Nugroho
NIM: 16/395038/TK/44330
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat
dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Yang mana makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
yang dilaksanakan pada Semester Genap tahun ajaran 2018/2019.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan kasih, berkah, hidayah, perlindungan dan
keridhoan-Nya.
2. Orangtua yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat untuk penulis.
3. Dosen pengampu Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah yaitu
Bapak Dr. Ir. Sumaryo M.Si.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk perbaikan maupun
penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat atau referensi dan
berguna untuk dipahami bagi para pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa pada
khususnya serta dapat dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 19 Maret 2019
Penulis,
Prastyo Bayu N
1|Halaman
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
BAB I
PENDAHULUAN
2|Halaman
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
3|Halaman
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
BAB II
Studi kasus penetapan dan penegasan batas kecamatan Gubeng dan kecamatan
Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur.
4|Halaman
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
mereka hidup. pemetaan partisipatif dilakukan oleh masyarakat setempat dikarena masyarakat
yang hidup dan bekerja di tempat itulah yang memiliki informasi pengetahuan mendalam
mengenai garis batas wilayah[3]. Pemetaan partisipatif (partisipatory mapping) menjadi salah
satu unsur dalam pembangunan infrastruktur informasi geospasial.Sinergi yang baik dan saling
mendukung dari semua unsur masyarakat dapat mempercepat proses dalam pemetaan batas
wilayah serta meminimalisir terjadinya konflik di lapangan pada saat penentuan garis batas
wilayah.
Dari kegiatan tersebut dihasilkan peta batas wilayah antar kelurahan di dua kecamatan
yang disajikan berupa sistem informasi batas wilayah.
5|Halaman
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
BAB III
PEMBAHASAN
Penetuan batas wilayah menggunakan metode kartometrik ini difokuskan pada penentuan garis
batas kelurahan di dua Kecamatan Gubeng dan Tambaksari. Kegiatan penelitian penentuan
batas wilayah dengan metode kartometrik ini menghasilkan sistem informasi mengenai batas
wilayah tentang :
6|Halaman
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
Dari gambar 2 garis yang berwarna orange merupakan garis batas buatan sedangkan
garis berwarna hijau merupakan batas alam.
7|Halaman
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
8|Halaman
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
9|Halaman
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
10 | H a l a m a n
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
Untuk segmen batas lain nya tidak mengalami suatu permasalahan karena dari setiap
kelurahan yang berdampingan menyepakati dan tidak mempermasalahkan garis batas
yang telah ditentukan.
Analisa Titik Kartometrik
Titik kartometrik ditempatkan di sepanjang segmen batas wilayah yang ada.titik
tersebut berisikan informasi mengenai kordinat letak titik dan nama kelurahan yang
bersinggungan dengan titik kartometrik tersebut. Penentuan titik kartometik ini dirasa
sangat efisien, dimana titik tersebut dapat mewakili secara utuh setiap titik belok pada
garis batas wilah tanpa dipengaruhi Terdapat 427 titik kartometrik yang tersebar di
Kecamatan Gubeng dan Tambaksari dengan penomeran sesuai dengan format yang
ditentukan. Tabel 4 merupakan table kode wilayah penomeran titik kartometrik di
kedua wilayah kecamatan ini:
Format penomeran titik di urut dari kode provinsi ke kode kelurahan dan dua digit
terakhit merupakan nomer titik kartometrik seperti contoh berikut ini.
- 35 .78.001.01.02.01
Sistem penomeran tersebut merupakan titik kartometrik yang berhimpitan dengan
dua kelurahan di kecamatan yang sama.
11 | H a l a m a n
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
- 35 .78.001.01.02.03.01
Apabila titik ini merupakan titik temu dari tiga garis batas wilayah yang berbeda di
kecamatan yang sama.
- 35 .78.001.002.01.02.01
Format penomeran titik ini menunjukan bahwa titik kartometrik mewakili batas
antara dua kelurahan sekaligus juga mewakili batas kecamatan.
- 35 .78.001.002.01.02.0.3.01
Penomeran titik seperti ini menunjukan titik tersebut merupakan titik batas antara
tiga kelurahan dan mewakili batas antara dua kecamatan yang saling bertetangga.
Data didapat dari hasil verifikasi batas dengan menggunakan metode kartometrik
dengan didukung peta yang dimiliki tiap kelurahan. Berikut merupakan dokumentasi
dari kegiatan verifikasi batas yang dilakukan.
12 | H a l a m a n
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
BAB IV
KESIMPULAN
Titik kartometrik merupakan cara efektif untuk mewakili garis segmen batas wilayah
dengan tepat di setiap titik belok dan dapat diletakan di lokasi yang tidak dimungkinkan untuk
dilakukan nya pemasangan patok batas di lapangan.
13 | H a l a m a n
Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah
DAFTAR PUSTAKA
Adikresna, P. R., & Budisusanto, Y. (2015). Penentuan Batas Wilayah Dengan Menggunakan
Metode Kartometrik (Studi Kasus Daerah Kec. Gubeng Dan Kec. Tambaksari). Geoid,
9(2), 195. https://doi.org/10.12962/j24423998.v9i2.758
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomer 141 Tahun 2017 tentang Penegasan
Batas Daerah
14 | H a l a m a n