Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Keperawatan

Community of Publishing in Nursing


(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH


PADA LANSIA DI LINGKUNGAN DAJAN BINGIN SADING
1
Meril Valentine Manangkot, I Wayan Sukawana, 3I Made Surata Witarsa
1
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2
Dosen Poltekkes Kemenkes Denpasar Bali
3
Perawat RSUP Sanglah Denpasar
meril.valentine@yahoo.co.id

ABSTRACT
Aging process results in decreasing the ability of the body's tissue. One of it is muscle tissue that cause body
balance disorder on elderly. One way that can be done to overcome the body balance disorder is by doing
elderly exercise regularly. This research aimed to identify the effect of elderly exercise to body balance on
elderly in Dajan Bingin Sading. The method used in this study was pre-experimental with one group pretest-
posttest design. The sample amounted to 27 people were gotten through purposive sampling technique. The data
was collected through observation with the Berg Balance Scale check list. The pre-exercise measurement
showed that majority of respondents had mild balance disorders (63%), whereas post-exercise result revealed
that majority of respondents had good body balance (51,9%). The result of data analysis showed that there is
effect of elderly exercise to body balance on elderly in Dajan Bingin Sading with p value=0,001 (p≤0,05). Based
on this result, it is suggested to the elderly to do elderly exercise regularly to overcome the body balance
disorder along their aging processes.

Keywords: body balance, elderly, elderly exercise

PENDAHULUAN
Menua adalah suatu keadaan yang keseimbangan tubuh dan peningkatan risiko
terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses jatuh (Pudjiastuti, 2003).
menua bukanlah suatu penyakit. Menua Gangguan keseimbangan dan jatuh
merupakan proses menghilangnya secara merupakan salah satu masalah pada lansia.
perlahan kemampuan jaringan tubuh untuk Gunarto (2005) dalam Kusnanto (2007)
mempertahankan struktur dan fungsi normal menyatakan bahwa 31%-48% lansia jatuh
(Darmojo, 2009). Proses ini ditandai dengan karena gangguan keseimbangan. Akibat
terjadinya kehilangan jaringan pada susunan yang ditimbulkan oleh jatuh seperti cedera
saraf, otot, dan jaringan lain secara perlahan kepala maupun cedera jaringan lunak.
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit Kejadian jatuh dilaporkan terjadi pada
(Mubarak, 2009; Nugroho, 2008). sekitar 30% orang berusia 65 tahun ke atas
Salah satu perubahan anatomi pada setiap tahunnya, dan 50% dari mereka yang
sistem muskuloskeletal yang terjadi pada berusia 80 tahun ke atas (Setiati, 2006;
proses menua adalah berkurangnya massa Melzer et al, 2004).
otot, degenerasi miofibril, tendon mengerut, Salah satu upaya yang dapat dilakukan
dan atrofi serabut otot (Pudjiastuti, 2003; untuk mengatasi gangguan keseimbangan
Maryam, 2008). Perubahan anatomi dan kejadian jatuh adalah dengan
tersebut berdampak pada penurunan melakukan aktivitas fisik yang teratur dan
kekuatan otot. Kekuatan otot merupakan terprogram. Beberapa aktivitas fisik yang
komponen utama dari keseimbangan tubuh aman untuk lansia, antara lain berjalan kaki
(Guccione, 2000 dalam Kusnanto, 2007). dan jogging. Aktivitas tersebut bila
Penurunan kekuatan otot mengakibatkan dilakukan secara teratur dapat mengurangi
penurunan kemampuan mempertahankan gangguan keseimbangan pada lansia.
Namun, dari setiap aktivitas tersebut

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 24


Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing
(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

terdapat beberapa kelebihan serta gangguan keseimbangan dan jatuh (Setiati,


kekurangan yang membuat lansia gagal 2006; Sherwood, 2001; Depkes RI, 2005).
dalam mencapai tujuan aktivitas fisik yang
diharapkan. Jalan kaki relatif lebih mudah METODE PENELITIAN
dilakukan, murah karena tidak memerlukan Rancangan Penelitian
peralatan khusus, namun dilihat dari teknis Penelitian ini menggunakan rancangan
pelaksanaan cenderung memerlukan waktu penelitian pre-experimental dengan desain
yang lebih lama, pelaksanaannya tergantung one group pretest-posttest design yang
cuaca, dan hanya melatih otot ekstremitas bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bawah. Jogging dapat membakar kalori senam lansia terhadap keseimbangan tubuh
lebih banyak, tidak memerlukan peralatan pada lansia di Lingkungan Dajan Bingin
khusus, namun kekurangannya dapat Sading.
menyebabkan cedera pada kaki karena Populasi dan Sampel
benturan pada telapak kaki cukup besar, Populasi penelitian ini adalah lansia
teknis pelaksanaannya sangat tergantung dengan skor keseimbangan <56 di
pada cuaca (Depkes RI, 2005; Hermana, Lingkungan Dajan Bingin Sading yang
2007; Harsuki, 2010). berjumlah 73 orang. Teknik sampling yang
Berdasarkan hal tersebut, lansia perlu digunakan adalah Nonprobability Sampling
dilatih dengan aktivitas fisik yang tidak yaitu purposive sampling. Sampel
hanya mudah dan murah dilakukan, tetapi berjumlah 27 orang.
juga membantu lansia dalam mencapai Instrumen Penelitian
fungsi keseimbangan optimal. Menurut Pengumpulan data dalam penelitian ini
Budiarjo (2005) dalam Kusnanto (2007), menggunakan pedoman observasi Berg
salah satu olahraga yang baik untuk Balance Scale (BBS) yang terdiri dari 14
keseimbangan tubuh lansia adalah olahraga item penilaian keseimbangan tubuh.
yang memadukan gerak dengan pelatihan Prosedur Pengumpulan dan Analisa Data
kekuatan otot serta kelenturan. Pengumpulan data dilakukan mulai
Berdasarkan pedoman tersebut, salah tanggal 11 Juli 2011 sampai 7 Agustus
satu aktivitas fisik yang patut untuk 2011. Peneliti melakukan pretest dengan
direkomendasikan pada lansia untuk pedoman observasi BBS sebelum diberikan
melatih keseimbangan tubuhnya adalah senam lansia. Peneliti memberikan latihan
senam lansia. Senam lansia adalah senam lansia sebanyak dua kali seminggu
serangkaian gerak nada teratur, melibatkan selama empat minggu. Latihan dilakukan
semua otot dan persendian, mudah selama 35 menit dengan pendekatan
dilakukan (Atikah, 2010; Suarti, 2009). berkelompok di balai banjar. Peneliti
Senam ini terdiri atas gerakan yang selanjutnya melakukan posttest pada lansia
melibatkan pergerakan pada hampir semua sesudah diberikan senam lansia selama
otot tubuh, memiliki unsur rekreasi, serta empat minggu.
teknis pelaksanaannya fleksibel yaitu dapat Analisis data menggunakan uji
dilakukan di ruang terbuka maupun parametrik yaitu T Test Paired karena skala
tertutup. Selain itu, secara fisiologis data interval dan terbukti berdistribusi
beberapa gerakan senam lansia melibatkan normal (p pretest 0,281 dan p posttest
bagian tungkai, lengan, dan batang tubuh 0,833)
akan meningkatkan kontraksi otot yang
berdampak pada peningkatan kekuatan otot
sebagai efektor membantu dalam HASIL PENELITIAN
mempertahankan keseimbangan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Latihan fisik ini dapat dijadikan sebagai sebagian besar responden berumur 60-64
alternatif untuk mencegah morbiditas akibat tahun yang berjumlah 10 orang (37%).

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 25


Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing
(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar motorik yaitu keseimbangan tubuh


responden adalah perempuan, yaitu 20 (Harsuki, 2010; Sumintarsih, 2006).
orang (74,1%). Dari hasil penelitian ini juga Adanya perubahan keseimbangan
ditemukan adanya perubahan signifikan tubuh juga terlihat dari hasil uji T Test
antara keseimbangan tubuh lansia sebelum Paired didapatkan hasil bahwa nilai
dan sesudah diberikan senam lansia. Hal ini signifikansi (2-tailed) yaitu 0,001 yang
terbukti dari adanya peningkatan berarti p≤0,05 dengan taraf kepercayaan
keseimbangan tubuh sesudah diberikan 95%, maka Ho ditolak bermakna ada
senam lansia. Sebelum diberikan senam pengaruh senam lansia terhadap
lansia, sebagian besar responden mengalami keseimbangan tubuh pada lansia di
gangguan keseimbangan ringan dengan skor Lingkungan Dajan Bingin Sading. Hal
21-40 sebanyak 17 orang (63%), namun tersebut tersebut menunjukkan bahwa
sesudah diberikan senam lansia, sebagian senam lansia dapat digunakan sebagai
besar responden memiliki keseimbangan alternatif dalam memberikan intervensi
baik dengan skor 41-56 sebanyak 14 orang pada lansia khususnya bagi lansia yang
(51,9%). mengalami gangguan keseimbangan. Lansia
Hasil analisa data menggunakan T Test merupakan kelompok yang rentan
Paired diperoleh nilai signifikansi 0,001. mengalami masalah kesehatan akibat
Hal ini menunjukkan p≤0,05 yang berarti perubahan anatomi dan penurunan fungsi
Ho ditolak bermakna ada pengaruh senam organ. Hal tersebut terjadi karena adanya
lansia terhadap keseimbangan tubuh pada akumulasi radikal bebas dalam tubuh yang
lansia di Lingkungan Dajan Bingin Sading. semakin menumpuk seiring dengan
meningkatnya usia, sehingga menyebabkan
PEMBAHASAN degenerasi sel dan kerusakan jaringan yang
Hasil penelitian mengenai pengaruh mempengaruhi kemampuan fungsional
senam lansia terhadap keseimbangan tubuh tubuh, salah satunya penurunan kekuatan
pada lansia menunjukkan terjadinya otot penopang tubuh yang berfungsi sebagai
perubahan yang signifikan antara efektor dan berperan dalam pengaturan
keseimbangan tubuh lansia sebelum dan mekanisme keseimbangan tubuh melalui
sesudah diberikan senam lansia selama 35 ankle strategy, hip strategy, dan stepping
menit pada sore hari selama empat minggu. strategy (Darmojo, 2009; Suhartono, 2005).
Hal ini terbukti dari peningkatan Untuk mempertahankan kekuatan otot
keseimbangan tubuh lansia sesudah agar tetap optimal dapat dilakukan melalui
diberikan senam lansia. olahraga teratur dan memadukan gerak
Sebelum diberikan senam lansia dengan latihan kekuatan otot dan kelenturan
sebagian besar lansia mengalami gangguan seperti senam lansia. Gerakan-gerakan
keseimbangan ringan, sedangkan sesudah senam lansia akan memicu kontraksi otot,
diberikan senam lansia sebagian besar sehingga sintesis protein kontraktil otot
lansia memiliki keseimbangan baik berlangsung lebih cepat dari
(51,9%). Hasil tersebut sesuai dengan penghancurannya. Hal ini meningkatkan
penelitian Herawati dan Wahyuni (2004) filamen aktin dan miosin di dalam miofibril
yang mendapatkan hasil bahwa terdapat sehingga massa otot bertambah.
perbedaan yang signifikan antara Peningkatan ini disertai dengan peningkatan
keseimbangan lansia sebelum dan sesudah komponen metabolisme otot yaitu ATP
diberikan senam lansia. Hal tersebut yang berdampak pada peningkatan kekuatan
menguatkan teori yang menyebutkan bahwa otot. Kekuatan otot optimal akan membantu
manfaat senam lansia adalah meningkatkan lansia mempertahankan keseimbangan
salah satu komponen kesegaran jasmani tubuhnya melalui strategi postural (Guyton,
yang berkaitan dengan keterampilan 2007; Kusnanto, 2007; Sherwood, 2001).

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 26


Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing
(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

KESIMPULAN DAN SARAN (online), (http://www.eprints.ums.ac.id,


Pada penelitian ini terbukti ada diakses tanggal 12 Februari 2011).
pengaruh senam lansia terhadap Hermana. (2007). Kesehatan Usia Lanjut.
keseimbangan tubuh lansia, maka Jakarta: Sastra Medika.
disarankan kepada petugas Puskesmas
untuk melakukan pembinaan dan Kusnanto. (2007). Peningkatan Stabilitas
pengawasan program kesehatan lansia, Postural Pada Lansia Melalui Balance
salah satunya dengan melaksanakan senam Exercise, (online),
lansia secara teratur, kader lansia (http://jurnal.pdii.lipi.go.id, diakses
diharapkan dapat memotivasi seluruh lansia tanggal 12 Februari 2011).
di lingkungannya untuk mengikuti kegiatan Maryam. (2008). Mengenal Usia Lanjut
senam lansia, dan seluruh lansia disarankan dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
untuk mengikuti kegiatan senam lansia Medika.
secara teratur minimal dua kali seminggu
untuk mempertahankan keseimbangan Melzer et al. (2004). Postural Stability in
tubuh lansia agar tetap optimal. Selain itu, The Elderly: A Comparison Between
sesuai dengan keterbatasan penelitian ini, Fallers and Non-Fallers, (online),
untuk peneliti selanjutnya disarankan (http://ageing.oxfordjournals.org, diakses
menggunakan kelompok kontrol, tanggal 22 Maret 2011).
menambah waktu penelitian agar hasilnya Mubarak. (2009). Ilmu Keperawatan
lebih representatif, dan memperhatikan Komunitas dan Aplikasi Buku 2. Jakarta:
faktor-faktor lain yang mempengaruhi Salemba Medika.
keseimbangan tubuh pada lansia seperti
kategori usia yang lebih spesifik. Nugroho, W. (2008). Keperawatan
Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta:
EGC
DAFTAR PUSTAKA Pudjiastuti, S.S. dan Utomo, B. (2003).
Atikah, A. (2010). Senam Kesehatan. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: EGC.
Jogjakarta: Nuha Medika. Setiati. (2006). Gangguan Keseimbangan,
Darmojo, B. (2009). Buku Ajar Geriatri Jatuh, dan Fraktur. Buku Ajar Ilmu
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV.
FKUI. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Penyakit Dalam FKUI.
Depkes RI. (2005). Pedoman Pembinaan
Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia
Kesehatan. Jakarta: Departemen dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Kesehatan. Suarti. (2009). Panduan Praktik
Guyton, A.C. and Hall J.E. (2007). Buku Keperawatan. Klaten: PT Intan Sejati.
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 10. Suhartono. (2005). Pengaruh Kelelahan
Jakarta: EGC. Otot Anggota Gerak Bawah Terhadap
Harsuki. (2010). Perkembangan Olahraga Keseimbangan Postural Pada Subyek
Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta: Raja Sehat. (online),
Grafindo Persada. (http://eprints.undip.ac.id, diakses
tanggal 12 Februari 2011).
Herawati, I dan Wahyuni. (2004).
Perbedaan Pengaruh Senam Otak dan Sumintarsih. (2006). Kebugaran Jasmani
Senam Lansia Terhadap Keseimbangan Untuk Usia Lanjut. Yogyakarta: UPN
Pada Orang Lanjut Usia. Infokes, Veteran

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 27

Anda mungkin juga menyukai