Anda di halaman 1dari 21

BB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Latar Belakang Lokasi


Kampung Puay adalah perkampungan yang terletak pada pinggiran
danau sentani yang termasuk dalam distrik sentani timur yang hingga saat
ini belum di aliri listrik.

Sumber: Survey GPS . Gambar 4.1 Peta kampung anawi

Kampung anawi berada di distrik anawi kabupaten tolikara provinsi papua.


Dengan titik coordinator -3.70815645138.508353511921.0288 dengan daerah
geografis yaitu pegunungan.memiliki jumlah penduduk 200 dengan jumlah kepala
keluarga 20. Manyoritan penduduk di kampung anawi bekerja sebagai peternak
dan berkebun. Kamung anawi juga terdapat 6 rumah tinggal, 1 gereja, 1 kantor
distrik, 1 puskesmas dan 1 sekolah dasar. Potensi terbesar untuk membangkitkan
tenaga listrik ialah matahari karena memiliki intensitas cahaya yang baik.
Kebutuhan yang saat ini sangat di perlukan oleh masyarakat ialah listrik karena
akan sanyat membantu masyarakat dalam melakukan aktivitas pada malam hari.
Data diatas di ambil oleh tim survey ekspedisi papua terang uncen tim 506 pada
bulan September 2018.

4.2 Perencanaan Pembuatan Jaringan PLTS

Gambar4.2 perencanaan jaringan di kmpung anawi

Diatas adalah perencanaan pembuaran jaringan PLTS terpusat pada kampung


anawi.
Dengan kapasitas pembangkit yaitu 25 Kwp dengan luas lahan 30𝑚2 dengan
panjang jaringan 995 m. terdapa 25 tiang SR yaitu 14 tiang R13, 9 tiang R12 dan
2 tiang R11A.

4.3 Menentukan total pemakaian energi


Perencanaan panel terpadu hanya untuk kapasitas 6, rumah tangga
1 Gereja, 1 Sekolah Dasar, 1 puskesmas. Jumlah total kebutuhan energi
setelah dihitung berdasarkan hasil survey untuk total pemakain energi
(ET) dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.1 Data Kebutuhan Energi Rumah 1


Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya
Lampu CFL 2 15 12 360
Radio 1 20 5 100
Lain-lain 100

Total - - - 560 Watt Hour

Tabel 4.2 Data Kebutuhan Energi Rumah 2

Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya


Lampu CFL 2 15 12 360
Radio 1 20 5 100
Lain-lain 100

Total - - - 560 Watt Hour


Tabel 4.3 Data Kebutuhan Energi Rumah 3

Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya


Lampu CFL 2 15 12 360
Radio 1 20 5 100
Lain-lain 100

Total - - - 560 Watt Hour

Tabel 4.4 Data Kebutuhan Energi Rumah 4

Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya


Lampu CFL 2 15 12 360
Radio 1 20 5 100
Lain-lain 100

Total - - - 560 Watt Hour

Tabel 4.5 Data Kebutuhan Energi Rumah 5

Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya


Lampu CFL 2 15 12 360
Radio 1 20 5 100
Lain-lain 100

Total - - - 560 Watt Hour

Tabel 4.6 Data Kebutuhan Energi Rumah 6

Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya


Lampu CFL 2 15 12 360
Radio 1 20 5 100
Lain-lain 100

Total - - - 560 Watt Hour


Tabel 4.7 Data Kebutuhan Energi Gereja

Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya


Lampu CFL 4 15 5 300
Lain-lain - - 200

Total 500 Watt Hour

Tabel 4.8 Data Kebutuhan Energi Sekolah Dasar

Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya


Lampu CFL 4 15 5 300
Lain-lain 200

Total 500 Watt Hour

Tabel 4.9 Data Kebutuhan Energi Puskesmas

Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya


Lampu CFL 4 15 5 300
Lain-lain 200

Total - 500 Watt Hour

Tabel 4.10 Data Kebutuhan Energi Kantor Distrik

Peralatan Volume Watt Jam Kerja Total Kebutuhan Daya


Lampu CFL 2 15 5 300
Radio 1 20 5 100
Lain-lain 200

Total - - - 600 Watt Hour


4.4 Modul Sel Surya

Modul sel surya yang dipilih adalah modul sel surya jenis
polikristal yang berkapasitas 200 Wp (gambar 4.4).

Gambar 4.4 PV Modul 200wp merek SPV Schueco

Alasan pemilihan modul surya 200wp adalah karena luas area


modul yang besar sehingga lebih efektif di banding modul surya 50wp
dalam menangkap cahaya. Dan modul ini merupakan jenis polikristal
yang memiliki susunan kristal acak karena dipabrikasi dengan proses
pengecoran. Type ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik
yang sama. Panel surya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah
dibandingkan type monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung
lebih murah dan mudah didapatkan dipasaran. Gambar 4.4
menunjukan perbandingan modul surya tipe polikristal dan monokristal

Gambar 4.5 Perbandingan Modul surya polikristal dan mono Kristal

4.5 Perhitungan kapasitas daya modul surya

Menentukan kapasitas daya modul surya diambil berdasarkan harga


terendah insolasi matahari.

Tabel 4.7 Data rata-rata penyinaran matahari


Bulan % Penyinaran
Juni 2011 39
Juli 2011 52
Agustus 2011 52
September 2011 64
Oktober 2011 60
Nopember 2011 55
Desember 2011 43
Januari 2012 24,4
Februari 2012 43,8
Maret 2012 24
April 2012 55,4
Mei 2012 45,9
Sumber: BMKG Jayapura

Berdasarkan Data BMKG Jayapura lamanya penyinaran matahari dalam


satu hari diperkirakan 8 jam. Sehingga besarnya insolasi matahari dapat
dihitung dengan mengalikan persentase penyinaran dengan lamanya penyinaran
matahari. Data hasil perhitungan insolasi matahari ditunjukkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Data Insolasi Matahari


Bulan Insolasi Matahari Jam/hari
Juni 2011 3,12
Juli 2011 4,16
Agustus 2011 4,16
September 2011 5,12
Oktober 2011 4,8
Nopember 2011 4,4
Desember 2011 3,44
Januari 2012 1,95
Februari 2012 3,50
Maret 2012 1,92
April 2012 4,43
Mei 2012 3,67
Sumber: BMKG Jayapura
Untuk kondisi penyinaran matahari di Jayapura maka digunakan
data insolasi terendah yaitu 1,92h
Untuk total kebutuhan energi (Et) dapat dilihat pada Tabel 4.1 – 4.6.
sedangkan Faktor penyesuaian pada kebanyakan instalasi PLTS adalah 1,1
(Mark Hankins, 1991 Small Solar Electric System for Africa page 68).
Kapasitas daya modul surya yang dihasilkan berdasarkan persamaan (2.4) adalah:
W

Sehingga diketahui P modul Surya adalah 2864,5 W atau dapat


dibulatkan menjadi 3000 W, dengan kapasitas 1 modul surya 200 wp maka
dibutuhkan 15
Modul surya.

4.6 Perhitungan kapasitas baterai


Satuan energi (dalam Wh) dikonversikan menjadi Ah yang sesuai dengan
satuan kapasitas baterai. Berdasarkan persamaan (2.5) maka akan didapat
berapa kapasitas baterai yang dibutuhkan.

Ah

Dikarenakan besarnya deep of discharge (DOD) pada baterai 80 %


maka kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah :

260,3 Ah
Dengan total kapasitas 260,3 Ah atau dapat dibulatkan menjadi 300 Ah
maka dibutuhkan 6 unit baterai, dimana 1 baterai berkapasitas 50 Ah.

4.7 Perhitungan besar arus baterai charge regulator (BCR)


Battery Charge Regulator (BCR) mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai titik pusat sambungan ke beban, modul surya dan baterai
sedangkan fungsi kedua adalah pengatur sistem agar penggunaanya aman
dan efektif. Dengan
menggunakan persamaan (2.6) maka akan didapat berapa besar arus BCR

Jadi kapasitas BCR yang digunakan harus lebih besar dari 119,3 A

dengan tegangan 24 V

4.8 Perhitungan kapasitas Inverter


Inverter yang dipakai adalah inverter yang kapasitasnya sama dengan
daya maksimal modul surya. Daya maksimal modul surya berdasarkan
perhitungan adalah 2864,5 W.
Tabel 4.9 Perbandingan nilai komponen yang beredar di pasaran

Kapasitas Berdasarkan Kapasitas Yang


Komponen PLTS
Hitungan Tersedia di Pasaran

Modul Sel Surya 2864,5 W 3000 W

Baterai 260,3 Ah 300 Ah

BCR 119,3 A 120 A

Inverter 2864,3W 3000 W

4.9 Energi yang Dihasilkan

Salah satu faktor yang dapat menentukan daya keluaran modul


surya adalah tingkat insolasi matahari yang diterima oleh modul. Hasil keluaran
(output) maksimum dari modul surya dapat ditentukan.
Rating modul surya berdasarkan kapasitas modul setelah
dihitung berdasarkan kapasitas yang tersedia dilapangan adalah 3000 watt.
Berikut ini akan dianalisa energi yang dihasilkan oleh modul surya berkaitan
dengan data insolasi matahari yang terendah dan yang tertinggi.
Apabila data yang digunakan adalah data insolasi matahari yang
terendah, yaitu 1,92 h maka energi yang dihasilkan modul dapat dihitung
sebagai berikut:
Eout = P modul Surya x insolasi matahari

= 3000 W x 1,92 h

=5760 Wh
Maka energi yang dihasilkan modul pada kondisi insolasi terendah adalah

5760 Wh.

Dan bila data yang digunakan adalah data insolasi matahari yang
tertinggi, yaitu 5,12. Berdasarkan persamaan (4.4) maka energi yang
dihasilkan modul dapat dihitung sebagai berikut:
Eout =3000 W x 5,12 h

=15360
Wh

Maka energi yang dihasilkan modul pada kondisi insolasi tertinggi adalah
15360 Wh.

4.10 Analisis Biaya


Adapun perencanaan pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari 3
bagian antaralain:

- Pembangkit
- Rumah daya
- Sistem Distribusi
- Instalasi rumah
Tabel 4.10 Rincian Anggaran Biaya Pembangkit
Komponen Volume Harga Total
(Rp) (Rp)
Solar Cell 200wp Merk Schueco 15 9.000.000 135.000.000
Battery Yuasa VRLA 50Ah 6 1.350.000 8.100.000
Inverter SP 3kW 24V 1 3.570.000 3.570.000
BCR Epip 1 2.400.000 2.400.000

Total 149.070.00

Tabel 4.11 Rincian Anggaran Biaya Rumah Daya


Uraian Pekerjaan Volume Harga Total
(Rp) (Rp)
Pekerjaan persiapan 9,6 m2 150.000 250.000

Pekerjaan galian 2,4 m3 150.000 1.440.000


Urugan Tanah 5,4 m3 870.000 360.000
Pekerjaan Pondasi 3.200.000 4.698.000
2,67 m3
Pekerjaan Beton 120.000 8.544.000
Pekerjaan Dinding 32,95 m2 1.700.000 3.954.000
Pekerjaan Kusen Pintu 0,08 m3 95.000 136.000
Pekerjaan Atap 12 m2 55.000 1.140.000
Pekerjaan Plafon 120.000 880.000
16 m2
Pekerjaan Lantai 25.000 1.920.000
Pekerjaan Drainase 16 m2 300.000 450.000
Pekerjaan Pagar 18 m 7.200.000
24 m

Total 30.972.000
Tabel 4.12 Rincian Anggaran Biaya Sistem Distribusi

Komponen Volume Harga Total


(Rp) (Rp)
Kabel AAAC 700 14.150 9.905.000
Tiang 12 750.000 9.000.000
Klem Tarik 31 12.000 372.000
Tap Konektor 28 6.000 168.000

Total 19.445.000
Tabel 4.13 Rincian Anggaran Biaya Instalasi Rumah
Komponen Volume Harga Total
(Rp) (Rp)

Biaya Instalasi 75.000 2.025.000


Kabel NYA 2,5 mm 12 roll 265.000 3.180.000
Lampu CFL 27 36.000 972.000
Fitting Duduk 27 10.000 270.000
Saklar tunggal 21 9.000 189.000
Saklar ganda 6 12.000 72.000
Stop kontak 6 15.000 90.000
Pipa Pvc 5/8 Inc 10 10.000 100.000
Klem Pipa 4 dos 5000 20.000
Rol Isolator 100 500 50.000
Tali Ram 2 2500 5.000

Total 6.973.000
Maka total keseluruhan anggaran adalah:

149.070.000

30.972.000

19.445.000

6.973.000 +

Rp.206.160.000

206.160.000
5000

= Rp 41.232 / Wh

Gambar 4.7 menunjukan grafik komposisi biaya antara Pembangkit,

Rumah Daya, Sistem Distribusi, dan Instalasi Rumah

Pembangkit Rumah Daya Sistem Distribusi Instalasi Rumah

3%
10%
15%

72%

Gambar 4.7 Grafik Komposisi Biaya

Sedangkan Grafik 4.8 menunjukan komposisi biaya pada pembangkit antaralain

terdiri dari Solar cell, Baterai, inverter dan Bcr.

47
Solar Cell Baterai Inverter BCR

4%
3%

9
%

84
%

Gambar 4.8 Grafik Komposisi Biaya Pembangkit

Dari grafik diatas menunjukan bahwa biaya untuk pembelian solar cell / panel

surya menduduki komposisi paling besar dengan persentase sebesar 84%,

selanjutnya biaya untuk pembelian baterai menduduki komposisi kedua dengan

persentase sebesar 9% sedangkan biaya inverter di posisi ketiga dengan 4%

dan BCR posisi keempat dengan persentase 3%.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1 Dalam perancangan sistem PLTS pada kampung Puay Anawi Distrik


Wabuna Kabupaten Tolikara, digunakan data insolasi matahari
terendah. Berdasarkan data BMKG Wilayah Tolikara tahun 2011- 2012
yaitu besarnya 1,92h.
2 Untuk perencaan pemasangan PLTS pada satu gardu distribusi dengan
kebutuhan daya per hari sebesar 5000Wh dibutuhkan 15 modul surya
dan
6 unit baterai dengan total kapasitas 300 Ah, BCR berkapasitas 120 A
dan inverter berkapasitas 3 kW.
3 Energi yang dihasilkan modul surya perhari tergantung pada
insolasi matahari. Untuk insolasi tertinggi menghasilkan energi sebesar
15360 Wh dan insolasi terendah menghasilkan energi 5760 Wh.
4 Dari perencanaan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini
bahwa biaya terbesar ada pada pembangkit dimana Modul
Surya merupakan komponen yang harganya paling mahal.

5.2 Saran

1. Untuk kedepannya supaya dapat dikembangkan PLTS dengan


Sistem Hibrid antara PLTS dan GENSET ataupun dengan sistem
pembangkit energi yang lain.

2. Saran kepada mahasiswa agar lebih berperan aktif dalam mengembangkan


Energi – Energi terbarukan khususnya di Papua
DAFTAR PUSTAKA

[1] PT. PLN (Persero) Wilaya Papua Dan Papua Barat


[2] D a t a S u r v ei E k sp e d i s i P a p u a T e r a n g 2 0 1 8 di t ol i k a r a
[3] http://panelsurya.com. 2011, Sistem panel surya
[4] Nasrun Hariyanto, PERANCANGAN DAN APLIKASI
PEMBANGKIT LISTRIK HYBRIDA ENERGI SURYA DAN
ENERGI BIOGAS DI KAMPUNG HAUR GEMBONG KAB.
SUMEDANG, Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Energi
Elektrik Institut Teknologi Nasional (Itenas)
[5] BALALEMBANG JUIANTO, Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) Terpusat
Pada Kampung Puay Distrik Sentani Timur

Anda mungkin juga menyukai