Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat- Nya, sehingga kami penulis dapat menyelesaikan dan dapat menyusun
tugas makalah Pendidikan Agama Islam 5 dengan judul “???” ini dengan baik.
Tanpa kemudahan dari- N ya mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan
makalah ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ibu DR Rodliyah
Khuza’I, Dra., M. Ag, selaku dosen mata kuliah PAI 5 yang telah memberi
banyak masukkan kepada kami, dan juga kepada keluarga dan teman-teman atas
saran dan bantuannya. Penulis berharap agar makalah ini dapat dipergunakan
dengan baik dan dapat berguna kedepannya. Penulis sadar akan kurang
sempurnanya tulisan ini, karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari para pembaca, agar menjadi masukan bagi kami penulis untuk
kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
BAB I ................................................................................................................................... i
PENDAHULUAN .............................................................................................................. i
1.1.Latar Belakang ......................................................................................................... i
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... ii
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... iii
BAB II ................................................................................................................................ 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 1
2.1. Pembentukan Kerajaan Safawi ....................................................................... 1
2.2. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani ...................................................................... 2
2.3. Perkembangan Dinasti Turki Usmani ............................................................ 4
2.4. Penguasa Kerajaan Safawi............................................................................... 6
2.5. Kemajuan pada Kerajaan Safawi ................................................................... 9
2.6. Kemunduran Kerajaan Safawi ...................................................................... 10
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
Namun tidak harus menunggu dengan waktu yang cukup lama, kemudian
keadaan politik islam secara keseluruhan berangsur membaik dan pulih
bersamaan dengan munculnya tiga kerajaan besar yaitu: Kerajaan Turki Usmani
i
di Turki (1300-1922), Kerajaan Safawi di Persia (1501-1732) dan Kerajaan
Moghul di India (1526-1857). Dari tiga kerajaan yang telah disebutkan di atas
yang paling lama berdirinya adalah kerajaan Turki Usmani.
Kerajaan Turki Usmani ini tidaklah bisa disamakan dengan kedua dinasti
yang sebelumnya yaitu Bani Umayah dan Abbasiyah, tetapi melihat peranannya
sebagai benteng kekuatan umat islam dalam menangkal bangsa Eropa ke Timur.
Turki Usmani telah menunjukan kehebatannya dalam menghadapi serangan
musuh, serangan-serangan perluasan yang dilakukannya langsung masuk
kewilayah penting termasuk penaklukan konstantinopel, selain dari itu, Turki
Usmani dianggap sebagai dinasti yang mampu menghimpun kembali umat islam
setelah mengelami kemunduran ilmu pengetahuan dan politik. Munculnya
kerajaan Turki Usmani, kembali menjadikan umat islam sebagai kekuatan yang
solid.
ii
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu khususnya untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah PAI 5, dan pada umumnya untuk mengulas tentang
Bagaimana Sejarah Peradaban Islam di Masa Turki Ustmani.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Hal ini menimbulkan konflik antara tarekat Safawiyah dengan penguasa Kara
Koyunlu, salah satu cabang bangsa Turki yang berkuasa di wilayah ini. Sang
imam berhasil diusir oleh pihak penguasa dan diasingkan. Selanjutnya sang imam
bersekutu dengan Uzun Hasan, seorang pemimpin Al-Koyunlu. Persekutuan
imam Junaid dengan Uzun Hasan semakin kuat, akibat pernikahannya saudara
1
perempuan Uzun Hasan. Imam Junaid tidak berhasil meraih supremasi politik di
wilayah ini, lantaran upayanya merebut kota Ardabil dan Sircassia mengalami
kegagalan.
Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek
moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu
Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Awal mula
berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun
1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus, yang mendiami daerah Mongol
dan daerah Utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke
Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika
menetap di Asia Tengah.
2
Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol,
akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara
saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil.
Di bawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II
yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah,
Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah
di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina
wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota.
3
2.3. Perkembangan Dinasti Turki Usmani
Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani ini
dapat menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330M), Uskandar (1338 M),
Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali
diduduki kerajaan Usmani, ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-
1389 M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan
daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian
dijadikan ibukota kerajaan yang baru. Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan
ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu
Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I
(1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut.
Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari
pasukan Timur Lenk ke Asia Kecil. Pertempuran hebatterjadi antara tahun 1402
M dan pasukan Turki mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan
kemudian meninggal pada tahun 1403 M. Kekalahan tersebut membawa dampak
yang buruk bagi Kerajaan Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di
Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi
hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M).
4
Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur,
Persia, Syiria dan Mesir berhasil ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan
oleh putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak,
Belgaro, kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa beliau merupakan puncak
keemasan dari kerajaan Turki Usmani, karena dibawah pemerintahannya berhasil
menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia,
Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania
sampai batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu laut Merah, laut Tengah dan
laut Hitam.
5
2.4. Penguasa Kerajaan Safawi
6
Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Pada tahun1622 M, pasukan Abbas I berhasil
merebut kepulauan Hurmuz.
Sultan Sulaiman diganti oleh Salim II. Pada masa pemerintahan Salim II
(1566-1573 M), pasukan laut Usmani mengalami kekalahan atas serangan
gabungan tentara Spanyol, Bandulia, Sri Paus dan sebagian armada pendeta Malta
yang dipimpin Don Juan dari Spanyol. Kekalahan ini menyebabkan Tunisia dapat
direbut musuh, akan tetapi pada tahun 1575 M, Tunisia dapat direbut kembali oleh
Sultan Murad III (1574-1595 M). Pada masa pemerintahannya, keadaan dalam
negeri mengalami kekacauan, hal itu disebabkan karena ia mempunyai
kepribadian yang buruk. Keadaan itu semakin kacau setelah naiknya Sultan
Muhammad III (1595-1603 M), Sultan Ahmad I (1603-1671 M) dan Musthofa I
(1617-1622 M), akhirnya Syeikh Al-Islam mengeluarkan fatwa agar Musthofa I
turun dari jabatannya dan diganti oleh Usman II (1618-1622 M).
7
besar Slovenia dan Croasia kepada Hapsburg, yang dilanjutkan penyerahan
Hermeniet, Padalia, Ukraenia, More dan sebagian Dalmatia kepada penguasa
Venesia.
8
2.5. Kemajuan pada Kerajaan Safawi
1. Bidang Ekonomi
Ada beberapa ilmuan yang selalu hadir di majlis istana yaitu: Baha al-
Din al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan Sadar al-Din al-
Syaerazi,filosof,ahli sejarah, teolog, dan seorang yang pernah mengadakan
observasi mengenai kehidupan lebah-lebah. Dalam bidang ini, Kerajaan
Safawi bisa dikatakan lebih berhasil dari pada dua kerajaan islam yang
lain pada masa yang sama.
9
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
10
di duduki oleh kerajaan Mughal ketika itu dipimpin oleh Sultan Syah Jihan.
Kemudian Ervan, Tibriz, dan Baghdad direbut oleh pasukan Ustman antara tahun
1635-1637 M.
Abbas II adalah raja yang gemar minum minuman keras, sehingga ia jatuh
sakit dan meninggal. Namun[3] Abbas II memiliki semangat perjuangan untuk
kerajaan Safawiyah. Ia merebut kembali wilayah Qandahar, namun upaya ini
tidak di teruskan oleh para penggantinya. Sulaiman adalah seorang penguasa yang
lemah, ia bertindak kejam terhadap pembesar yang di curigainya. Akibatnya,
rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah. Ia di ganti oleh Syah Husein
yang alim. Pengganti Sulaiman ini memberi kekuasaan yang besar kepada para
ulama Syiah yang sering memaksakan pendapatnya terhadap penganut aliran
Sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan Sunni Afganistan.
Pemerontakan bangsa Afgan tersebut terjadi pertama kali pada tahun 1709 M.
di bawah pimpinan Mir Vays yang berhasil merebut wilayah Qandahar.
Pemberontakan lainnya terjadi di Heart, suku Ardabil Afganistan berhasil
menduduki Mashad. Mir Vays diganti oleh Mir Mahmud sebagai penguasa
Qandahar. Ia berhasil mempersatukan pasukan dengan pasukan Ardabil. Dengan
kekuatan gabungan ini, Mir Mahmud berusaha memperluas wilayah kekuasaanya
dengan merebut negri-negri Afgan dari Kekuasaan Safawi. Ia bahkan berusaha
menguasai Persia.
Karena desakan dan ancaman Mir Mahmud, Syah Husein akhirnya mengakui
kekuasaan Mir Mahmud dan menganggkatnya sebagai gubernur di Qandahar
dengan gelar Husein Quli Khan (budak Husein). Dengan pengakuan ini, Mir
Mahmud menjadi lebih leluasa bergerak. Pada tahun 1721 M, ia dapat merebut
Kirman. Tak lama kemudian, ia dan pasukannya menyerang Isfahan,
mengepungnya selama enam bulan dan memaksa Syah Husein untuk menyerah
tanpa syarat. Pada tanggal 12 Oktober 1722 M, Syah Husein menyerah dan 25
Oktober Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan.
11
Salah seorang putra Husein, bernama Thahmasp II, dengan dukungan penuh
suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah dan
berkuasa atas Persia dengan pusat kekuasaanya di Kota Astarabat. Pada tahun
1726 M. Thahmasp II bekerjasama dengan Nadir Khan dari suku Afshar untuk
memerangi dan mengusir bangsa Afghan yang menduduki Isfahan. Asyraf,
pengganti Mi Mahmud, yang berkuasa di Isfahan digempur dan dikalahkan oleh
pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf sendiri terbunuh dalam peperangan
itu. Dengan demikian, kerajaan Safawi kembali berkuasa. Namun pada bulan
Agustus 1732 M. Thahmasp II di pecat oleh Nadir Khan dan digantikan oleh
Abbas III yang ketika itu masih sangat kecil. Empat tahun setelah itu, 8 Maret
1736 M, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Abbas III.
12
Faktor eksternal di antara sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerjaan
Safawiyah ialah konflik berkepanjangan dengan Kerajaan Usmani. Bagi Kerajaan
Usmani, berdirinya Kerajaan Safawiyah yang beraliran Syiah merupakan ancaman
langsung terhadap wilayah kekuasaanya. Konflik antara dua kerajaan tersebut
berlangsung lama, meskipun pernah berhenti sejenak ketika tercapai perdamaian
pada masa Syah Abbas I.
13
3.1 KESIMPULAN
Kerajaan Safawiyah berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di kota
Azerbaijan. Nama Sfawiyah diambil dari nama pendirinya Safi Al-Din. Kerajaan
Safawiyah adalah salah satu kerajaan yang pernah ada dalam periode pertengahan
dan banyak menghasilkan capaian-capaian kemajuan dalam bidang plitik,
ekonomi, ilmu pengetahuan, dan seni arsitektur yang monumental.
Sejarah Turki Usmani berdiri pada awal mula abad ke-13 dari Sultan Alauddin
yang menghadiahkan sebidang tanah untuk mereka karena telah membantu
melawan Byzantium. Masa kejayaan Turki Usmani yaitu ketika pada masa
Sulaiman al-Qanuni yang memerintah, dengan kekuatan dan tatanan pemerintahan
yang baik dan semua terorgansisir dari bidang kemiliteran, bidang kebudayaan
bahkan bidang Ilmu pengetahuan. Tapi tidak lama setelah sepeninggalnya
Sulaiman al-Qanuni Turki Usmani mengalami kemerosotan hal itu dipengaruhi
karena perebutan kekuasaan oleh putera-puteranya dan lemahnya kepribadian
mereka dalam memimpin. Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Turki
Usmani yaitu
2. Heterogenitas penduduk.
4. Budaya pungli.
14
6. Merosotnya ekonomi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dr Abd. Rahim Yunus, Drs. Abu Haif, 2013, Sejarah Islam Pertengahan,
Yogyakarta : penerbit ombak
16