MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Teknik Komunikasi dan Bahasa Siaran
Dosen Pengampu : Adeni, S.Kom.I.,M.A
Disusun Oleh
Dwi Fitroh Hermawati (1701026003)
Teknik merupakan suatu cara untuk melakukan suatu hal. Teknik komunikasi yaitu suatu
cara yang digunakan dalam berkomunikasi. Menurut Effendy (2015, 8) ada empat macam teknik
komunikasi, yaitu Komunikasi Informatif, Komunikasi Persuasif, Komunikasi Instruktif/Koersif
dan Hubungan Manusiawi.
1. Informative Communication
1
a. Berdasarkan fakta
b. Tidak mengada-ada
d. Terperinci
2. Persuasive Communication
Kata persuasif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti bersifat
membujuk secara halus (supaya menjadi yakin). Komunikasi persuasif menurut Suryanto
(2015: 354) adalah komunikasi yang bertujuan mengubah atau memengaruhi kepercayaan,
sikap dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan yang diharapkan oleh
komunikator. Komunikasi persuasif lebih menekankan sisi psikologis. Komunikasi persuasif
dilakukan dengan halus dan tanpa adanya paksaan. Hasilnya adalah komunikan akan
menerima pesan dengan suka rela tanpa adanya perasaan terpaksa.
Menurut Suryanto (2015: 354), sikap-sikap individu atau kelompok yang hendak
dipengaruhi terdiri atas tiga komponen, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif.
a. Kognitif, merupakan perilaku individu yang mencapai tingkat tahu pada objek yang
diperkenalkan.
b. Afektif, merupakan perilaku individu yang mempunyai kecenderungan untuk suka atau
tidak pada objek.
c. Konatif, merupakan perilaku individu yang sudah sampai tahap hingga individu
melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek.
Pertama, persuasi merupakan sebuah proses simbolik. Persuasi tidak dapat terjadi begitu saja,
melainkan melalui sebuah proses yang membutuhkan waktu, tahapan, dan secara aktif
melibatkan pengiriman dan penerimaan pesan. Persuasi apapun bentuknya selalu merupakan
2
proses simbolik. Persuader menggunakan simbol-simbol (kata, gambar, lambang, dan
sebagainya) untuk membujuk khalayak atau penerima
Kedua, persuasi adalah tindakan yang disengaja untuk memengaruhi orang lain. Persuasi
melibatkan upaya yang sengaja untuk memengaruhi orang lain, yang dimulai dari intensi dan
kesadaran seseorang yang hendak melakukan persuasi (persuader).
Ketiga, persuasi dilakukan lewat pengiriman transmisi pesan. Jika seseorang ingin orang lain
berubah sikap atau perilakunya, tetapi tidak mengirimkan pesan, (hanya diam saja) maka
tidak bisa disebut persuasi.
Keempat, perubahan yang dituju adalah mengubah sikap atau perilaku. Orang atau lembaga
yang melakukan persuasi tidak hanya sekedar menyampaikan pesan, tetapi mempunyai
target. Targetnya adalah adanya perubahan atau peneguhan sikap dan perilaku.
Kelima, persuasi membutuhkan pilihan yang bebas. Khalayak yang menjadi target persuasi
bebas untuk mengikuti atau tidak mengikuti pesan persuasi
3. Coersive Communication
3
Komunikasi koersif (coercive communication) merupakan kebalikan dari komunikasi
persuasif. Kata koersi dalam KBBI memiliki arti sistem komunikasi yang menggunakan
paksaan dan kekerasan. Menurut Rosiana (2017: 111), komunikasi koersif ialah proses
penyampaian pesan kepada seseorang dengan cara memaksa, mengancam, atau memberi
sanksi untuk mengubah sikap, opini, dan tingkah laku.
Tujuan dari komunikasi koersif sama dengan komunikasi persuasif. Tujuannya adalah
merubah sikap dan tingkah laku (Aristyavani, 2017: 8). Letak perbedaannya adalah pada
caranya. Komunikasi persuasif dilakukan dengan cara halus, sedangkan komunikasi koersif
dilakukan dengan cara memaksa, mengancam, serta memberi sanksi. Akibatnya, perubahan
perilaku seseorang diikuti dengan rasa terpaksa, tidak suka rela, dan tidak senang.
Komunikasi koersif biasanya dilakukan oleh seseorang atau lembaga yang mempunyai
kukuasaan atau kewenangan atas komunikan. Tujuannya adalah agar komunikan mematuhi
serta menerima pesan yang komunikator sampaikan. Misalnya pimpinan perusahaan terhadap
karyawannya, polisi kepada masyarakat yang melanggar aturan, dan sebagainya.
4. Human Relations
Ada dua pengertian hubungan manusiawi, yakni hubungan manusiawi dalam arti
luas dan hubungan manusiawi dalam arti sempit.
4
Edward C. Lindeman dalam bukunya The Democratic Way of Life, mengatakan
bahwa “Hubungan manusiawi adalah komunikasi antarpersona (interpersonal
communication) untuk membuat orang lain mengerti dan menaruh simpati.” Orang
akan menaruh simpati jika dirinya dihargai. Dalam hubungan ini, William James,
seorang ahli ilmu jiwa dari Havard University, Amerika Serikat, mengatakan bahwa
“tiap manusia dalam hati kecilnya ingin dihormati dan dihargai” (Effendy, 2015: 140).
Keith Davis mengatakan bahwa human dignity (harga diri) merupakan etika
dan dasar moral bagi hubungan manusiawi. Hasil penyelidikan mengenai personal
wants (keinginan pribadi) telah menunjukkan bahwa tiap manusia ingin diperlakukan
sebagai human being (manusia) dengan respect (penghormatan) dan dignity
(penghargaan) (Effendy, 2015: 140).
Agar seseorang merasa bahwa dirinya dihargai sebagai layaknya manusia,
dapat ditunjukkan dengan berbagai cara bergantung pada situasi, kondisi, dan tujuan
dilakukannya human relations itu (Effendy, 2015: 140).
Hubungan manusiawi dalam arti sempit adalah juga interaksi antara seseorang
dengan orang lain. Akan tetapi, interaksi disini hanyalah dalam situasi kerja dan dalam
organisasi kekaryaan (work organization) (Effendy, 2015: 140).
Dalam organisasi kekaryaan, manusia merupakan strategic component, karena
mempunyai peranan yang sangat penting. Faktor manusia sangat berpengaruh pada
usaha mencapai tujuan organisasi: dapat memperlancar, dapat juga menghambat.
Dengan hubungan manusiawi, para pemimpin perusahaam dapat memecahkan
masalah yang timbul dalam situasi kerja karena faktor manusia, bahkan selanjutnya
dapat menggairahkan dan menggerakkannya ke arah yang lebih produktif (Effendy,
2015: 140-141).
5
Kesimpulan
1. Komunikasi Informatif
2. Komunikasi Persuasif
3. Komunikasi Koersif
4. Hubungan Manusiawi
6
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. 2015. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Maryana, Dina. 2016. Analisis Teknik Komunikasi Informatif BPJS Kesehatan dalam
Membentuk Pelayanan pada Pengguna Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di RSUD A.W.
Sjahranie Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi.
Rosiana, Kiki. 2017. Teknik Komunikasi Koersif Dinas Kesejahteraan Sosial dalam
Menanggulangi Gelandangan dan Pengemis di Kota Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi.