HIPERTENSI
HIPERTENSI
OLEH :
ANJELINA LUPU KAKA
16211052
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
a. Tujuan umum
melakukan asuhan kebidanan dengan pendekatan manajemen Kebidanan pada
NY.Y T dengan Hipertensi dalam kehamilan Di Ruang VK RSUP Sanglah
Denpasar – Bali.
b. Tujuan khusus
1. mengidentifikasi pengkajian pada NY.Y.T dengan Hipertensi di ruangan VK
RSUP Sanglah Denpasar Bali.
2. mengidentifikasi diagnosa pada NY. Y .T dengan Hipertensi di ruangan VK
RSUP Sanglah Denpasar Bali.
3. mengantisipasi masalah potensial pada NY.Y .T dengan Hipertensi di ruangan
Poli Anak RSUP Sanglah Denpasar Bali.
4. mengidentifikasi tindakan segera pada NY.Y .T dengan Hipertensi di ruangan
VK RSUP Sanglah Denpasar Bali.
5. merencanakan asuhan kebidanan pada NY.Y T dengan Hipertensi di ruangan
VK RSUP Sanglah Denpasar Bali.
6. melaksanakan asuhan kebidaan pada NY. Y T dengan Hipertensi di ruangan
VK RSUP Sanglah Denpasar Bali.
7. mengevaluasi asuhan kebidanan pada NY. Y T dengan Hipertensin di ruangan
VK RSUP Sanglah Denpasar Bali.
8. melakukan pendokumentasian pada NY.Y T dengan Hipertensi di ruangan VK
RSUP Sanglah Denpasar Bali
1.1 MANFAAT
1. Bagi masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang penyebab dan dampak dari Hipertensi
2. Bagi institusi
Memberikan penambahan informasi tentang Hipertensi khususnya bagi institusi
kesehatandan meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya kebidanan
pada pasien Hipertensi serta penatalaksanaannya.
3. Bagi peneliti
Mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan agar dapat melakukan
penatalaksanaan pada pasien dengan Hipertensi.
4. Bagi pengguna
a. Orang tua
Diharapkan bagi para ibu untuk lebih waspada kepada kesehatan anaknya
dan para orang tua dapat mengenal ciri – ciri Hipertensi
b. Mahasiswa
TINJAUAN TEORI
1.2 Pengertian
Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung
dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan
pada wanita yang sebelumnya normotensif,tekanan darah mencapai 140/90 mmHg.atau
kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal
(Junaidi, 2010)
1.3 Epidemologi
Hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalis maternal
dan perinatal .hipertensi di perkirakan menjadi komplikasi sekitar 7-10 % seluruh
kehamilan.dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama hamil setengah sampai dua
pertiganya didiagnosis preeklamsi atau eklamsia (Bobak, 2005)
Di Indonesia mortalitas dan marbiditas hipertensi pada kehamilan juga masih cukup
tinggi. Hal ini di sebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, dan juga perewatan dalam
persalinan masih di tangani petugas non medis serta system rurjukan yang belum
senpurna.hipertensi pada kehamilan dapat di pahami semua tenaga medik baik di pusat
maupun di daerah (Prawihardjo, 2013) .
1.4 Klasifikasi
Klasifikasi yang di pakai di Indonesia adalah berdasarkan The National High Blood
Education program working group on High Blood Perssure in Pregnancy (NHBEP,
2000) yaitu :
1. Hipertensi kronik
Merupakan hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali di diagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan .
2. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
protenuria .eklamsia adalah preeklamsi yang disertai kejang-kejang dan atau
koma.
3. Preeklamsia dengan hipertensi kronik (preeclamsia superimposed upon chronic
hipertention) adalah hiprtensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau
hipertensi kronik di sertai protenuria.
4. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai protenuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau
kematian dengan tanda-tanda preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (Prawihardjo,
2013) .
1.5 Faktor resiko
Hipertensi dalam kehamilan merupakan gangguan multifaktorial.beberapa faktor resiko
dari hipertensi dalam kehamilan adalah (Katsiki, 2010) :
1. Faktor maternal
a. Usia maternal
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30 tahun.
Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di <20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia
20-29 tahun .dampak dari usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi
selama kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai resiko yang lebih besar
mengalami hipretensi dalam kehamilan dan meningkat lagi saat usia 20 tahun
(Manuaba C,2007) .
b. Primigravida
Sekitar 85 % hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan pertama. Jika
ditinjau dari kejadian hipertensi dalam kehamilan, graviditas paling aman adalah
kehamilan kedua sampai ketiga.
c. Riwayat keluarga
Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Hal tersebut
terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan hipertensi dalam kehamilan.
d. Riwayat hipertensi
Riwayat hipertensi kronis yang di alami selama kehamilan dapat
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, dimana komplikasi
tersebut dapat mengakibatkan superimpose preeklamsi dan hipertensi kronis
dalam kehamilan.
e. Tingginya indeks masa tubuh
Tingginya indeks masa tubuh merupakan masalah gizi karena kelebihan
kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi faktor resiko terjadinya
berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi dalam
kehamilan, penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis penyakit lainya.
2. Faktor kehamilan
Faktor kehamilan seperti molahilatidosa, kehamilan ganda berhubungan
dengan hipertensi dalam kehamilan. Preeklamsi dan eklamsi mempunyai resiko 3 kali
lebih terjadi pada kehamilan ganda.
1.6 patofisiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum di ketahui dengan jelas.
banyak teori di kemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak
ada satupun di anggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang yang banyak dianut
adalah (Prawihardjo, 2013) :
1. Teori kelainan vaskulirisasi plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterine dan artero ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut
menembus miometrium berupa arteri arkunata, arteri arkunata member cabang arteri
radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan memberi
cabang arteri spiralis.
Pada hamil normal dengan sebab yang jelas terjadi invasi trofoblas ke dalam
lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebut,sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
jarinagn sekitar arteri spiralis sehingga jarinagn matriks menjadi gembur dan
memudahkan lumen spiralis megalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi
lumen arteri apiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan
resistensi vascular, dan peningkatan aliran darah pada utero plasenta. Akibatnya
aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga
dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik.pada hipertensi dalam kehamilan
tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan
matris sekitarnya.
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endokel
a. Iskemia plasenta dan pembentukan oksigen /radikal bebas sebagaimana
dijelaskanpada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam kehamilan trrjadi
kegagalan “remodeling arteri spiralis”dengan akibat plasenta mengalami
iskemia.
Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima molekul yang
mempunyai electron yang tidak berpasangan. salah satu oksidan penting yang
di hasilkan iskemia plasenta adalah hidroksil yang sangat toksis, khususnya
terhadap membrane sel endokel pembuluh darah. Produksi oksidan pada
manusia adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk
perlindungan tubuh. Adanya radikal bebas dalam darah, maka hipertensi dalam
kehamilan disebut “toxaemia”
b. Peroksida lemak sebagai oksidan dalam kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khusunya
perokida lemak meningkat, sedangkan oksidan misalnya vitamin E pada
hipertensi dalam kehamilan menurun sehingga dominan kadar oksidan
peroksida lemak yang relatif tinggi. Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal
bebas yang sangat toksik ini akan beredar di seluruh tubuh melalui aliran darah
dan akan merusak membrane sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah
mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya berhubungan
dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak tidak jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil yang akan
berubah menjadi akan asam lemak.
c. Disfungsi sel endotel
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan di
mulai dari membrane endotel, keadaan ini disebut dengan disfungsi endotel.
Pada waktu terjadi kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi sel
endotel, maka akan terjadi :
1. Gangguan metabolism prostaglandin, yaitu karena salah satu fungsi
endotel adalah memproduksi prostaglandin .
2. Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan.
3. Perubahan khas pada sel endotel
4. Peningkatan faktor koagulasi
3. Teori intoleransi antara ibu dan janin
Faktor imologik berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan dengan
fakta sebagai berikut :
a. Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam
kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.
b. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih besar
terjadi hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang
sebelummnya.
c. Seks oral mempunya resiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam kehamilan
ialah makin lama periode ini, maka makin kecil terjadinya hipertensi dalam
kehamilan.
4. Teori adaptasi kardiovaskular
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan
vasopresor.refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap bahan
vasopresor,atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan
respon vasokonstiksi.pada kehamilan normal terjadinya refrakter pembuluh darah
tehadap bahan vasopresor dilindungi oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel
endotel pembuluh darah.hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan
vasopresor akan hilang bila di beri prostaglandin sintesa incubator (bahan yang
menghambat produksi prostaglandin )
1.7 manifestasi klinik
hipertensi dalam kehamilan merupakan penyakit teoritis,sehingga terdapat berbagai
usulan mengenai pembagian klinik. Pembagian klinik hipertensi dalam kehamilan adalah
sebagai berikut (Manuaba, 2007) :
a. hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi kehamilan
1. Preeklamsi
Preeklamsi adalah suatu sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan antivasi endotel. Diagnosis preeklamsi
ditegakkan jika terjadi hipertensi disertai dengan proteinuria dan atau edema yang
terjadi akibat kehamilan setelah 20 minggu. Proteinuria didefinisikan sebagai
terdapat 300 mg atau lebih protein dalam urin 24 jam atau 30 mg secara menetap
pada sampel acak urin.
2. Eklamsia
1. Tingkat awal
Keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata penderita terbuka tanpa
melihat kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan kepala di
putar ke kanan atau ke kiri.
2. Tingkat kejang tonik
Berlangsung kurang lebih 30 detik . Dalam tingkat ini seluruh otot
menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangannya mengenggam dan kaki
membengkok ke dalam. Pernapasan berhenti, muka terlihat sianotik dan
lidah dapat tergigit.
3. Tingkat kejang klonik
Berlangsung antara 1 atau 2 menit kejang tonik menghilang. Semua otot
berkontraksi secara berulang-ulang dalam tempo yang cepat . mulut
membuka dan menutup sehingga lidah dapat tergigit disertai mata
menonjol. Dari mulut keluar ludah yang berbusa, muka menu jukan
kongesti dan sianotik. Penderita menjadi tak sadar kejang klonik ini dapat
menjadi demikian hebat, sehingga penderita dapat terjatuh dari tempat
tidur. Akhirnya kejang berhenti dan penderita menarik napas secara
mendengkul.
4. Tingkat koma
Lamanya ketidak sadaran selalu sama. Secara perlahan-lahan penderita
menjadi sadar lagi,akan tetapi menjadi sadar pula bahwa sebelum itu
timbul serangan baru yangberulang,sehingga penderita tetap dalam
keadaan koma. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan
suhu meningkat sampai 40 c.
b. Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi menahun
a. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah tekanan darah >140/90 mmHg yang
didapatkan sebelum kehamilan atau senbelum umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan . Berdasarkan
penyebabnya hipertensi kronis di bagi menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan
sekunder.pada hipertensi sekunder penyebabnya tidak di ketahui secara pasti
atau idiopatik. Hipertensi jenis ini terjadi 90-95 %dari semua kasus hipertensi.
Sedangkan pada hipertensi sekunder penyebab di ketahui secara spesifik yang
berhubungan dengan penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit
kardiovaskuler (Manuaba, 2007) .
b. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional didapat pada wanita dengan tekanan darah >140/90
mmHg atau lebih untuk pertama kali selama kehamilan tetapi belum mengalami
protenuria. Hipertensi gestasional di sebut transien hipertensi apabila tidak
terjadi preeklamsi dan tekanan darah kembali normal dalam 12 minggu
postpartum. Dalam klasifikasi ini, diagnosis akhis akhir bahwa yang
bersangkutan tidak mengalami preeklamsi hanya dapat saat dibuat
postpartum.namun peril di ketahui bahwa wanita dengan hiprtensi gestasional
dapat memperlihatkan tanda-tanda lain yang berkaitan dengan preeklamsi
misalnya nyeri kepala, nyeri epigastrium atau trombositopenia yang akan
mempengaruhi penatalaksanaan .
1.8 Diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada pasien mengenai adanya gejala, penyakit terdahulu,
penyakit keluarga, dan gaya hidup sehari-hari. Gejala dapat berupa nyeri kepala,
gangguan visus, rasa panas di muka, dispneu, nyeri dada, mual muntah dan kejang.
Penyulit terdahulu seperti hipertensi dalam kehamilan, penyulit pada pemakaian alat
kontrasepsi hormonaldan penyakit ginjal. Riwayat gaya hidup meliputi keadaan
lingkungan, merokok dan minum alkohol.
2. Pemeriksaan fisik
Evalusi tekanan darah dilakukan dengan cara meminta pasien dalam posisi duduk di
kursi dengan punggung bersandar pada sandaran kursi, lengan yang di ukur tekanan
darahnya, diletakan setinggi jantung dan bila perlu lengan di beri penyangga. Lengan
atas harus di bebaskan dari baju yang terlalu ketat melingkarinya. Pada wanita hamil
tidak memungkinkan duduk dapat miring kea rah kiri. Pasien dalam waktu 30 menit
sebelumnya tidak boleh minum kopi dan obat dan tidak minum obat-obatan stimulant
adrenergik serta istirahat setidaknya 5 menit sebelum di lakukan pengukuran tekanan
darah.
Alat yang di pakai untuk mengukur tekanan darah adalah sphygmomanometer
. letakan manset ditengah arteri brachialis pada lengan kanan ,sisi bawah manset
kurang lebih 2,5 cm di atas fosa antecubital. Manset harus melingkari sekurang
kurangnya 80 % dari lingkaran lengan atas dan menutupi 2/3 lengan atas.
Menentukan tekanan sistolik palpasi dengan cara palpasi pada arteri radialis dekat
pergelangan tangan dengan dua jari sambil pompa sampai denyut nadi artei
menghilang. Baca berapa nilai tekanan ini pada manometer, kemudian buka kunci
pompa. Selanjutnya untuk mengukur tekanan darah, cuff di pompa secara cepat
sampai 20-30 mmHg di atas tekanan sistolik palpasi. Tentukan tekanan darah sistolik
dengan terdengarnya suara pertama dan tekanan darah diastolik pada waktu
menghilangnya denyut arteri brachialis. Pengukuran tekanan darah dengan posisi
duduk sangat praktik untuk srining. Namun pengukuran tekanan darah dengan posisi
berbaring lebih memberikan hasil yang bermakna khususnya untuk melihat hasil
terapi.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang perlu di lakukan dalam kasus hipertensi dalam kehamilan sebagai
komplikasi kehamilan adalah protenuria,untuk diagnosis dini preekalmsi yang
merupakan akibat dari hipertensi kahamilan. Pemeriksaan protenuria dapat di lakukan
dengan dua metode, yaitu esbach dan dipstick. Pengukuran secara esbach di katakana
proteinuria jika di dapatkan protein >300 mg dari 24 jam jumlah urin. Nilai tersebut
setara dengan kadar porteinuria >30 mg/dL (positif dipstick dari urin acak tengah
yang tidak menunjukan tanda-tanda infeksi.
1.9 Penatalaksanaan
1. Segera rawat
Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya
2. Jika tidak bernapas :
a. Bebaskan jalan napas
b. Beri O2
c. Intubasi jika perlu
3. Jika pasien tidak sadar atau koma
a. Bebaskan jalan napasbaringkan pada satu sisi
b. Ukur suhu
c. Periksa apakah ada kaku tengkuk
1. Pembatasan kalori, cairan, dan diet rendah garam tidak mencegah hipretensi karena
kehamilan, malah dapat membahayakan janin
2. Manfaat aspirin, kalsium dan lain-lain dalam hipertensi kehamilan belum terbukti
3. Yang lebih perlu adalah deteksi dini dan penanganan cepat tepat. Kasus harus
ditindaklanjuti secara regular dan diberi penerapan yang jelas bilamana harus kembali
ke pelayanan kesehatan. Dalam rencana pendidikan keluarga (suami, orang tua,
mertua dll) harus dilibatkan sejak awal
4. Pemasukan cairan terlalu banyak
memperhatikan hal -hal yang menjadi keluhan utama pasien dan yang
spesifik.
3. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
dimaksud.
b. Alasan datang/kunjungan
alasan pasien untuk datang ke rumah sakit yaitu apakah bayi baru lahir
ataukah ada alasan bahwa pasien datang dengan keluhan seperti malas
minum, earna kulit bayi kuking atau ada alasan yang lainnya.
c. Keluhan utama
Anamesis ini dimulai dengan keluhan utama yaitu keluhan atau gejala
yang menyebabkan pasien dibawa oleh orangtua berobat misalnya orang tua
d. Riwayat perkawinanan
f. Riwayat Kehamilan
g. Riwayat persalinan
,dibantu dengan alat, atau secara SC, umur kehamilannya (UK) apakah
h. Riwayat imunisasi
Polio, Campak dan hepatitis B. Kemudian dapat dilihat pada Kartu Menuju
Sehat ( KMS ).
i. Riwayat penyakit
tidak 3 jam sekali, pola eliminasi pada bayi dengan ikterus biasanya
k. Data psikolososial
disambut dengan baik atau tidak, siapa yang merawatnya apakah bayi
dirawat oleh kedua orang tua kandung, oleh neneknya, atau diasuh oleh
orang lain
2. Data obyektif :
a. Pemeriksaan umum
apakah pucat,
Genetalia
ketuk sehingga dapat ditentukan batas batas suatu organ pada paru, jantung dan
hati.
a. Data Penunjang
3. Analisa/Diagnosa :
masalah atau diagnosa yang spesifik. Interpretasi data pada bayi seperti :
ikterus
Dasarnya :
1) Data subyektif
2) Data obyektif
5. Antisipasi
jam sekali, memberikan asi secara ekslusif, serta bila kadar bilirubin <
10 mg/dl pada bayi prematur dan < 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan
6. Rencana
Rencana tindakan nya dengan cara Jemur dimatahari pagi jam 7-9
selama 10 menit, badan bayi telanjang, mata ditutup, terus diberi ASI
dan banyak minum untuk bayi dengan ikterus neonatorum fisiologis dan
ikterus
patologis.
7. Evaluasi
Evaluasi atau hasil yang diharapkan dari asuhan pada neonatus adalah
tidak terjadi akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit (terutama) dan
sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan serta tidak terjadi komplikasi yang
lebih berat, dan adakah kesenjangan antara teori dengan praktik atau tidak
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 27 November 2018
Tempat : VK IGD
Jam : 14.05WITA
Oleh Mahasiswi : ANJELINA LUPU KAKA
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Ibu : NY.Y Nama : TN.D
Suami
Umur : 41 tahun Umur : 45 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bang : Flores Suku/Bang : Flores
sa /Indonesia sa /Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Pratama Alamat : Jl. Pratama
tanjung benoa tanjung benoa
2. Keluhan Utama
Ibu di rujuk dari RS Bali Jimbaran ke RSUP Sanglah Bali Pada tanggal 27
November 2018 jam 13.00 WITA
3. Riwayat kehamilan
HPHT : 22-2-2018
TP : 29-11-2018
Antenatal : di BPM ,
Frekuensi : Trimester I : 2 kali, Trimester II : 2 kali ,
Trimester III : 2 kali
Gerakan janin : Dirasakan saat minggu ke 16
USG : 2 kali
Imunisasi : TT1 ( umur kehamilan 4 bulan )
Keluhan saat hamil : Pada trimester pertama ibu sering merasa mual-muntah
3. Menstruasi
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 4-5 hari
Volume : 40 cc
Keluhan saat haid : Tidak ada
6. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak mengalami tekanan tekanan darah tinggi, ibu tidak
mempunyai riwayat jantung, asma, malaria, epilepsi, dan tidak ada penyakit menular
seksual
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada
Riwayat operasi : Tidak ada
Riwayat alergi : Tidak ada
Riwayat transfusi darah : Tidak ada
Masih dalam pengobatan : Tidak ada
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 140/90 mmHg
N : 83x/menit
S : 36oC
RR : 20x/menit
Tinggi badan : 154 cm
BB sebelum hamil : 46 kg
BB selama hamil : 58 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak berwarna
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan
Muka : Tidak oedema, tidak ada cloasma
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva merah mudah, sklera
putih
Hidung : Bentuk simetris, bersih, tidak polip
Telinga : Bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe serta
tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada : Bentuk payudara simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada pengeluaran colustrum
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi usus buntu, tidak ada
nyei tekan
Genitalia : Tidak adanya tanda-tanda REEDA (Red, Edema,
Discharge, Approximately), pengeluaran air ketuban
(jumlah, warna, bau) dan lender merah muda
kecoklatan.
Ekstremitas : Oedema pada kaki ki/ka (-), kuku tidak pucat, tidak
varises.
b. Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari dibawah px (28 cm), teraba lunak, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba panjang dan keras seperti
papan (punggung kanan) dan bagian kiri bagian
kecil janin
Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras melenting
(kepala).
Leopold IV : Divergen
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
DJJ : Frekuensi teratur 130x/ menit, puntum maksimum diatas
pusat sebelah kanan
d. Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksandinding vagina dalambatas normal, portiolunakmendatar,
pembukaan 4 cm, kantongketubannegatif, presentasikepala ubun-ubun kanan
melintang, tidak teraba bagian kecil atau tali pusat.
f. Skala nyeri : 6
h. Pemeriksaan penunjang
2. USG
3. LAB
WBC : 21.6 Albumin : 2,8
Ne : 19,1 PC : 0,98
Hb : 11 Na : 138
MCV : 75,8 K : 2,64
MCH : 24,7 Protein : +3
PLT : 300,3 Silinder : 60,2
OT : 30,4 Bakteri : 311
PT : 8,8 Leukosit : 4
Eritrosit : 2
Pemeriksaan Dalam :
Pada pemeriksan dinding vagina
dalambatas normal, portio lunak
mendatar, pembukaan 4 cm, kantong
ketuban negatif, presentasi kepala, ubun-
ubun. kanan melintang, tidak teraba
bagian kecil atau tali pusat.
Perkusi :Reflek Patella ki/ka : +/+
Skala nyeri : 6
His : 4-5 kali 40-450
Pemeriksaan penunjang
Protein urine : +3
IV. PERENCANAAN
Tanggal : 27 November 2018
Jam : 14.05WITA
Diagnose :G5P4A1AH3 UK 37 minggu 2 hari, janin tunggal, intrauterin, presentasi kepala,
dengan hipertensi dalam kehamilan
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.
R/ informasi yang diberikan dapat memberi informasi pemahaman pada ibu dan
keluarga agar lebih kooperatif dalam asuhan yang diberikan.
2. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
R/ meminimalisir terjadinya penular mikroorganisme.
3. Observasi KU dan TTV
R/ mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Berikan dukungan moral kepada ibu dengan cara menyampikan hasil pemeriksaan
dan tindakan yang akan dilakukan.
R/ membantu mengurangi kecemasan ibu.
5. Berikan informed consent pada ibu sebelum melakukan tindakan.
R/ sebagai bukti persetujuan tindakan adalah kemauan sendiri dari pasien dan tidak
ada paksaan dari pihak manapun..
6. Persiapan alat-alat untuk melakkukan tindakan kuratse
R/memudahkan petugas untuk melakukan tindakan.
7. Persiapan kebutuhan pasien yaitu pakaian ibu meliputi baju,kain,celana dan softex.
R/persiapan sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kenyamanan pasien.
8. Beri dukungan untuk mengkomsumsi makanan bergizi seperti nasi, sayuran hijau,
ikan, daging, telur tempe dan buah-buahan.
R/ Nutrisi dalam makanan bergizi membantu meningkatkan kondisi kesehatan ibu
9. Jelaskan pada ibu untuk tetap memperhatikan pola istirahat yang cukup
R/Istirahat yang cukup membantu metabolisme sel
10. kolaborasi dengan dokter
R/ Ketepatan dalam pemberian dan tindakan lebih lanjut
11. Dokumentasi hasil pemeriksaan
R/ Sebagai bahan tanggung jawab dan tanggung gugat
V. PELAKSANAAN
Tanggal : 27 November 2018
Jam : 14.05WITA
Diagnose : G5P4A1AH3 UK 37minggu 2 hari, janin tunggal,intrauterin,presentasi
kepala, dengan Hipertensi.
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilukan.
M/ Ibu dan keluarga mengerti dan bersdia menerima tindakan yang akan diberikan.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kuratase untuk mencegah
infeksi yang mungkin terjadi..
M/ Tangan telah menjadi bersih.
3. Melakukan pemeriksaan TTV
M/ Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.
4. Memberikan dukungan moril kepada ibu agar tidak terlalu merasa cemas dengan
keadaannya.
M/ Orang tua merasa senang dengan dukungan yang diberikan.
5. Memberikan informed consent pada ibu sebelum melakukan tindakan.
M/ Informed consent telah ditanda tangani oleh ibu.
6. Mempersiapkan alat untuk melakukan tindakan kuratase.
M/ Alat telah disiapkan dan siap untuk dipakai.
7. Mempersiapkan kebutuhan pasien yaitu pakaian ibu dan softex.
M/ Kebutuhan ibu telah disediakan.
8. Memberikan dukungan agar tetap mengkonsumsi makanan bergizi agar tetap
menjaga kondisi kesehatan .
M/ Orang tua mengatakan telah mengkonsumsi semua makanan yang telah di
berikan.
9. Menjelaskan orang tua untuk melakukan perubahan posisi pada anak secara teratur .
M/ ibu mengerti dan bersedia melakukan penjelasan yang disampaikan.
10. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi, oxytocin 1 ampul
dalam cairan RL, Amoxilin 250 mg methylergometthrine 0,125mg. paracetamol 500
mg da tablet tambah darah.
M/ kolaborasi telah dilakukan
11. Dokumentasi hasil pemeriksaan
M/ Sebagai bahan tanggung jawab dan tanggung gugat dan tindak lanjut asuhan.
IV. EVALUASI
Tanggal : 27 November 2018
Jam : 14.05WITA
Diagnose :G5P4A1AH3 UK 37minggu 2 hari, janin tunggal,intrauterin,presentasi kepala,
dengan Hipertensi.
1. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia menerima tindakan yang akan diberikan
2. Petugas telah melakukan cuci tangan
3. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.
4. Orang tua merasa senang dengan dukungan yang diberikan
5. Informed consent telah ditanda tangani oleh ibu.
6. Alat telah disiapkan dan siap untuk dipakai
7. Kebutuhan ibu telah disediakan
8. Orang tua mengatakan telah mengkonsumsi semua makanan yang telah di berikan.
9. Ibu mengerti dan bersedia melakukan penjelasan yang disampaikan
10. Kolaborasi telah dilakukan
11. Pendokumentasian telah dilakukan
Lembar observasi post partum
LAPORAN PARTUS
Persalinan Selesai
A : P5A1AH4, partus spontan belakang kepala, post partum hari ke-0
P : Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian obat.
Parecetamol 500 mg tablet tiap 8 jam p.o
Amoxicilin 500 mg tablet tiap 8 jam p.o
Sulfasferosus 300 mg tablet tiap 12 jam p.o
M : keluhan, vitan sign, kontraksi, perdarahan
KIE : Mobilisasi diniS
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Data Objektif
Berdasarkan data objektif yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik
yaitu kesadaran composmentis, TD: 140/90 S : 36,7 °C, Nadi : 88x/menit,
pernafasan : 20 x/menit, berat badan : 68 kg, tinggi badan: 154cm. Pada pemeriksaan
fisik kepala: tidak ada kelainan, rambut : bersih, tidak rontok, wajah : Oval, tidak
ada oedema, mata dan hidung tidak ada kelainan, mulut dan tenggorokan : tidak ada
polip, tidak ada mucus, mukosa bibir lembab, gigi ada karang gigi, telinga : simestris
dan tidak ada serumen, dada dan abdomen : simetris, tidak ada pembesaran, tidak
ada massa dan tidak ada nyeri tekan, ekstremitas ka/ki : tidak ada kelainan.
4.2 Analisa Masalah dan Diagnosa, Antisipasi Masalah Potensial, dan Tindakan
Segera
Analisa masalah dan diagnosa terdiri atas penenuan diagnosa dan data dasar. Pada
kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena dalam kasus Ny.y
terdapat keluhan, tanda gejala sama antara teori dan keluhan pada pasien saat
dilakukan pemeriksaan.
Diagnosa potensial dilakukan untuk menentukan antisipasi masalah potensial
yang harus dilakukan pada ibu dengan hipertensi . Pada kasus ibu Y muncul antisipasi
masalah potensial yaitu resiko terjadinya infeksi pada ibu dan bayi.
Antisipasi masalah dilakukan pengidentifikasian, tindakan segera dan konsultasi
kepada dokter dengan pemberian terapi obat – obatan. Dalam langkah ini tidak terdapat
kesenjangan antara kasus dengan teori. Pada kasus Ny.Y diberikan terapi obat oleh
dokter.
4.5 Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
Perencanaan tindakan asuhan yang menyeluruh ditemukan dengan langkah–
langkah sebelumnya. Langkah ini disusun sesuai dengan hasil pembahasan rencana
asuhan bersama klien, kemudian membuat keputusan bersama sebelum
melaksanakannya. Rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan, dilaksanakan
secara efisiensi dan aman. Perencanaan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan dan dengan
keterlibatan klien. Klien dan keluarga yang mengetahui kondisi kesehatan serta mampu
mengambil keputusan yang benar. Di dalam teori, melaksanakan proses–proses
kebidanan sesuai dengan kewenangan proses – proses kebidanan sesuai kewenangan
bidan. Di dalam praktek lapangan, melaksanakan asuhan kebidanan sesuai apa yang
sudah direncanakan kepada klien tanpa ada tindakan menyimpang dari rencana yang
telah disusun sebelumnya. Langkah terakhir melakukan evaluasi keefektifan asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan apakah benar – benar terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan
masalah. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu Y dengan hipertensi dalam
kehamilan, penyusun mengevaluasi masalah yang ada sehingga dapat dilihat
perkembangannya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari uraian pada bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
Pengkajian yang dilakukan pada Ny. Y didapatkan data subyektif dan data obyektif.
Dari tes tekanan darah 140/90
a. saat ini nafsu makan baik, Dari data obyektif ditemukan keadaan umum baik
b. Diagnosa kebidanan saat melakukan pengkajian adalah ibu dengan Hipertensi
c. Intervensi kebidanan pada diagnosa anak dengan Hipertensi adalah menganjurkan
keluarga menjaga kebersihan diri, makanan yang bergizi, istirahat yang cukup,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat, dan kembali kontrol bila
jika ada keluhan.
d. Evaluasi yang dicapai adalah orang tua mengerti dengan semua penjelasan dan
akan menjaga kebersihan diri, makanan yang gizi, istirahat yang cukup, kolaborasi
dengan dokter telah dilakukan dan terapi obat sudah diberikan.
5.2. Saran
a) Bagi Rumah Sakit
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi secara objektif tentang hipertensi
sehingga dapat menjadi pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan
memberikan pendidikan kesehatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dengan masalah serupa.
b) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai dokumentasi pada perpustakaan serta
dapat dikembangkan lebih luas untuk penelitian selanjutnya.
c) Bagi Pembaca Lain
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan ataupun referensi dalam
melakukan pembelajaran baik secara teori maupun praktik.
d) Bagi Pasien
Diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami lebih jauh mengenai penyakit yang
diderita olehnya, dan dapat meningkatkan kemungkinan penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta :
JHPIEGO.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta :YBP-SP .
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta :YBP-SP.