Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS

PADA NY.Y T DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN USIA KEHAMILAN


37 MINGGU 2 HARI

DI RUANGAN VK IGD - RSUP SANGLAH DENPASAR

TANGGAL 27 NOVEMBER – 2018

OLEH :
ANJELINA LUPU KAKA

16211052

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA HUSADA MANDIRI
KUPANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya normotensif,atau kenaikan
tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg
Preeklamsi pada kehamilan adalah kelainan multifungsi endokel pembuluh darah atau
vaskuler yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20
minggu ,mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan mengaktifkan endotel
yang menimbulkan terjadinya hipertensi ,edema,dan di jumpai proteinuria, 300 mg
perjam dan fluktuatif saat pengambilan urin sewaktu ( Brooks MD, 2011 ) .
Hipertensi pada kehamilan masih menempati urutan kedua dalam penyebab kematian
ibu di Indonesia ,yaitu 26,9 % di tahun 2012 dan meningkat menjadi 27,1 di tahun 2013
.pencegahan untuk terjadinya komplikasi perlu di lakukan dengan cara deteksi dini dan
monitoring penyebab kematian ibu dengan pemeriksaan laboratorium yang tepat dan
terarah pada setiap ibu hamil ,bersalin dan nifas agar dapat di lakukan intervensi lebih
awal. Hasil pemeriksaan laboratorium di gunakan untuk penetapan diagnosis ,pemberian
pengobatan,,pemantauan hasil pengobatan,dan pemantauan prognosis .dengan demikian
di harapkan hasil pemeriksaan laboratorium yang benar dan akurat turut berperan dan
membantu menurunkan angka kematian ibu selama masa kehamilan,persalinan dan nifas
(Kemen Kumhan 2002 ) .
1.2RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah
Bagaimana penatalaksanaan manajemen kebidanan pada kasus hipertensi dalam
kehamilan pada Ny.Y.T Di Ruang VK RSUP SANGLAH DENPASAR BALI ?

1.3 TUJUAN
a. Tujuan umum
melakukan asuhan kebidanan dengan pendekatan manajemen Kebidanan pada
NY.Y T dengan Hipertensi dalam kehamilan Di Ruang VK RSUP Sanglah
Denpasar – Bali.
b. Tujuan khusus
1. mengidentifikasi pengkajian pada NY.Y.T dengan Hipertensi di ruangan VK
RSUP Sanglah Denpasar Bali.
2. mengidentifikasi diagnosa pada NY. Y .T dengan Hipertensi di ruangan VK
RSUP Sanglah Denpasar Bali.
3. mengantisipasi masalah potensial pada NY.Y .T dengan Hipertensi di ruangan
Poli Anak RSUP Sanglah Denpasar Bali.
4. mengidentifikasi tindakan segera pada NY.Y .T dengan Hipertensi di ruangan
VK RSUP Sanglah Denpasar Bali.
5. merencanakan asuhan kebidanan pada NY.Y T dengan Hipertensi di ruangan
VK RSUP Sanglah Denpasar Bali.
6. melaksanakan asuhan kebidaan pada NY. Y T dengan Hipertensi di ruangan
VK RSUP Sanglah Denpasar Bali.
7. mengevaluasi asuhan kebidanan pada NY. Y T dengan Hipertensin di ruangan
VK RSUP Sanglah Denpasar Bali.
8. melakukan pendokumentasian pada NY.Y T dengan Hipertensi di ruangan VK
RSUP Sanglah Denpasar Bali
1.1 MANFAAT
1. Bagi masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang penyebab dan dampak dari Hipertensi
2. Bagi institusi
Memberikan penambahan informasi tentang Hipertensi khususnya bagi institusi
kesehatandan meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya kebidanan
pada pasien Hipertensi serta penatalaksanaannya.

3. Bagi peneliti
Mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan agar dapat melakukan
penatalaksanaan pada pasien dengan Hipertensi.
4. Bagi pengguna
a. Orang tua

Diharapkan bagi para ibu untuk lebih waspada kepada kesehatan anaknya
dan para orang tua dapat mengenal ciri – ciri Hipertensi
b. Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, membangun


kerangka empiri (hasil lapangan) dan sebagai masukan bagi pihak yang ingin
mengembangkan penelitian lebih lanjut,terutama berkaitan dengan informasi
kesehatan tentang Hipertensi
BAB II

TINJAUAN TEORI

1.2 Pengertian
Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung
dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan
pada wanita yang sebelumnya normotensif,tekanan darah mencapai 140/90 mmHg.atau
kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal
(Junaidi, 2010)
1.3 Epidemologi
Hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalis maternal
dan perinatal .hipertensi di perkirakan menjadi komplikasi sekitar 7-10 % seluruh
kehamilan.dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama hamil setengah sampai dua
pertiganya didiagnosis preeklamsi atau eklamsia (Bobak, 2005)
Di Indonesia mortalitas dan marbiditas hipertensi pada kehamilan juga masih cukup
tinggi. Hal ini di sebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, dan juga perewatan dalam
persalinan masih di tangani petugas non medis serta system rurjukan yang belum
senpurna.hipertensi pada kehamilan dapat di pahami semua tenaga medik baik di pusat
maupun di daerah (Prawihardjo, 2013) .
1.4 Klasifikasi
Klasifikasi yang di pakai di Indonesia adalah berdasarkan The National High Blood
Education program working group on High Blood Perssure in Pregnancy (NHBEP,
2000) yaitu :
1. Hipertensi kronik
Merupakan hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali di diagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan .
2. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
protenuria .eklamsia adalah preeklamsi yang disertai kejang-kejang dan atau
koma.
3. Preeklamsia dengan hipertensi kronik (preeclamsia superimposed upon chronic
hipertention) adalah hiprtensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau
hipertensi kronik di sertai protenuria.
4. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai protenuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau
kematian dengan tanda-tanda preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (Prawihardjo,
2013) .
1.5 Faktor resiko
Hipertensi dalam kehamilan merupakan gangguan multifaktorial.beberapa faktor resiko
dari hipertensi dalam kehamilan adalah (Katsiki, 2010) :
1. Faktor maternal
a. Usia maternal
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30 tahun.
Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di <20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia
20-29 tahun .dampak dari usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi
selama kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai resiko yang lebih besar
mengalami hipretensi dalam kehamilan dan meningkat lagi saat usia 20 tahun
(Manuaba C,2007) .
b. Primigravida
Sekitar 85 % hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan pertama. Jika
ditinjau dari kejadian hipertensi dalam kehamilan, graviditas paling aman adalah
kehamilan kedua sampai ketiga.
c. Riwayat keluarga
Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Hal tersebut
terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan hipertensi dalam kehamilan.
d. Riwayat hipertensi
Riwayat hipertensi kronis yang di alami selama kehamilan dapat
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, dimana komplikasi
tersebut dapat mengakibatkan superimpose preeklamsi dan hipertensi kronis
dalam kehamilan.
e. Tingginya indeks masa tubuh
Tingginya indeks masa tubuh merupakan masalah gizi karena kelebihan
kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi faktor resiko terjadinya
berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi dalam
kehamilan, penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis penyakit lainya.
2. Faktor kehamilan
Faktor kehamilan seperti molahilatidosa, kehamilan ganda berhubungan
dengan hipertensi dalam kehamilan. Preeklamsi dan eklamsi mempunyai resiko 3 kali
lebih terjadi pada kehamilan ganda.
1.6 patofisiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum di ketahui dengan jelas.
banyak teori di kemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak
ada satupun di anggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang yang banyak dianut
adalah (Prawihardjo, 2013) :
1. Teori kelainan vaskulirisasi plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterine dan artero ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut
menembus miometrium berupa arteri arkunata, arteri arkunata member cabang arteri
radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan memberi
cabang arteri spiralis.
Pada hamil normal dengan sebab yang jelas terjadi invasi trofoblas ke dalam
lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebut,sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
jarinagn sekitar arteri spiralis sehingga jarinagn matriks menjadi gembur dan
memudahkan lumen spiralis megalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi
lumen arteri apiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan
resistensi vascular, dan peningkatan aliran darah pada utero plasenta. Akibatnya
aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga
dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik.pada hipertensi dalam kehamilan
tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan
matris sekitarnya.
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endokel
a. Iskemia plasenta dan pembentukan oksigen /radikal bebas sebagaimana
dijelaskanpada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam kehamilan trrjadi
kegagalan “remodeling arteri spiralis”dengan akibat plasenta mengalami
iskemia.
Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima molekul yang
mempunyai electron yang tidak berpasangan. salah satu oksidan penting yang
di hasilkan iskemia plasenta adalah hidroksil yang sangat toksis, khususnya
terhadap membrane sel endokel pembuluh darah. Produksi oksidan pada
manusia adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk
perlindungan tubuh. Adanya radikal bebas dalam darah, maka hipertensi dalam
kehamilan disebut “toxaemia”
b. Peroksida lemak sebagai oksidan dalam kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khusunya
perokida lemak meningkat, sedangkan oksidan misalnya vitamin E pada
hipertensi dalam kehamilan menurun sehingga dominan kadar oksidan
peroksida lemak yang relatif tinggi. Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal
bebas yang sangat toksik ini akan beredar di seluruh tubuh melalui aliran darah
dan akan merusak membrane sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah
mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya berhubungan
dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak tidak jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil yang akan
berubah menjadi akan asam lemak.
c. Disfungsi sel endotel
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan di
mulai dari membrane endotel, keadaan ini disebut dengan disfungsi endotel.
Pada waktu terjadi kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi sel
endotel, maka akan terjadi :
1. Gangguan metabolism prostaglandin, yaitu karena salah satu fungsi
endotel adalah memproduksi prostaglandin .
2. Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan.
3. Perubahan khas pada sel endotel
4. Peningkatan faktor koagulasi
3. Teori intoleransi antara ibu dan janin
Faktor imologik berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan dengan
fakta sebagai berikut :
a. Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam
kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.
b. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih besar
terjadi hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang
sebelummnya.
c. Seks oral mempunya resiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam kehamilan
ialah makin lama periode ini, maka makin kecil terjadinya hipertensi dalam
kehamilan.
4. Teori adaptasi kardiovaskular
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan
vasopresor.refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap bahan
vasopresor,atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan
respon vasokonstiksi.pada kehamilan normal terjadinya refrakter pembuluh darah
tehadap bahan vasopresor dilindungi oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel
endotel pembuluh darah.hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan
vasopresor akan hilang bila di beri prostaglandin sintesa incubator (bahan yang
menghambat produksi prostaglandin )
1.7 manifestasi klinik
hipertensi dalam kehamilan merupakan penyakit teoritis,sehingga terdapat berbagai
usulan mengenai pembagian klinik. Pembagian klinik hipertensi dalam kehamilan adalah
sebagai berikut (Manuaba, 2007) :
a. hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi kehamilan
1. Preeklamsi
Preeklamsi adalah suatu sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan antivasi endotel. Diagnosis preeklamsi
ditegakkan jika terjadi hipertensi disertai dengan proteinuria dan atau edema yang
terjadi akibat kehamilan setelah 20 minggu. Proteinuria didefinisikan sebagai
terdapat 300 mg atau lebih protein dalam urin 24 jam atau 30 mg secara menetap
pada sampel acak urin.
2. Eklamsia

Eklamsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita dengan preeklamsi


yang tidak dapat di sebebkan oleh hal lain .kejang bersifat grand mal atau tonik
klonik generalisata dan mungkin timbul sebelum,selama atau setelah
persalinan.eklamsia paling sering terjadi pada akhir trimester dan menjadi sering
mendekati aterm. Pada umumnya kejang di mulai dari makin memburuknya
preeklamsia dan terjadi nyeri kepala bagian frontal, gangguan penglihatan,mual
dan nyeri epigastrium (Prawihardjo,2013)
Konvolusi eklamsia di bagi menjadi 4 tingkat (Prawihardjo, 2013)

1. Tingkat awal
Keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata penderita terbuka tanpa
melihat kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan kepala di
putar ke kanan atau ke kiri.
2. Tingkat kejang tonik
Berlangsung kurang lebih 30 detik . Dalam tingkat ini seluruh otot
menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangannya mengenggam dan kaki
membengkok ke dalam. Pernapasan berhenti, muka terlihat sianotik dan
lidah dapat tergigit.
3. Tingkat kejang klonik
Berlangsung antara 1 atau 2 menit kejang tonik menghilang. Semua otot
berkontraksi secara berulang-ulang dalam tempo yang cepat . mulut
membuka dan menutup sehingga lidah dapat tergigit disertai mata
menonjol. Dari mulut keluar ludah yang berbusa, muka menu jukan
kongesti dan sianotik. Penderita menjadi tak sadar kejang klonik ini dapat
menjadi demikian hebat, sehingga penderita dapat terjatuh dari tempat
tidur. Akhirnya kejang berhenti dan penderita menarik napas secara
mendengkul.
4. Tingkat koma
Lamanya ketidak sadaran selalu sama. Secara perlahan-lahan penderita
menjadi sadar lagi,akan tetapi menjadi sadar pula bahwa sebelum itu
timbul serangan baru yangberulang,sehingga penderita tetap dalam
keadaan koma. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan
suhu meningkat sampai 40 c.
b. Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi menahun
a. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah tekanan darah >140/90 mmHg yang
didapatkan sebelum kehamilan atau senbelum umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan . Berdasarkan
penyebabnya hipertensi kronis di bagi menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan
sekunder.pada hipertensi sekunder penyebabnya tidak di ketahui secara pasti
atau idiopatik. Hipertensi jenis ini terjadi 90-95 %dari semua kasus hipertensi.
Sedangkan pada hipertensi sekunder penyebab di ketahui secara spesifik yang
berhubungan dengan penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit
kardiovaskuler (Manuaba, 2007) .
b. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional didapat pada wanita dengan tekanan darah >140/90
mmHg atau lebih untuk pertama kali selama kehamilan tetapi belum mengalami
protenuria. Hipertensi gestasional di sebut transien hipertensi apabila tidak
terjadi preeklamsi dan tekanan darah kembali normal dalam 12 minggu
postpartum. Dalam klasifikasi ini, diagnosis akhis akhir bahwa yang
bersangkutan tidak mengalami preeklamsi hanya dapat saat dibuat
postpartum.namun peril di ketahui bahwa wanita dengan hiprtensi gestasional
dapat memperlihatkan tanda-tanda lain yang berkaitan dengan preeklamsi
misalnya nyeri kepala, nyeri epigastrium atau trombositopenia yang akan
mempengaruhi penatalaksanaan .
1.8 Diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada pasien mengenai adanya gejala, penyakit terdahulu,
penyakit keluarga, dan gaya hidup sehari-hari. Gejala dapat berupa nyeri kepala,
gangguan visus, rasa panas di muka, dispneu, nyeri dada, mual muntah dan kejang.
Penyulit terdahulu seperti hipertensi dalam kehamilan, penyulit pada pemakaian alat
kontrasepsi hormonaldan penyakit ginjal. Riwayat gaya hidup meliputi keadaan
lingkungan, merokok dan minum alkohol.
2. Pemeriksaan fisik
Evalusi tekanan darah dilakukan dengan cara meminta pasien dalam posisi duduk di
kursi dengan punggung bersandar pada sandaran kursi, lengan yang di ukur tekanan
darahnya, diletakan setinggi jantung dan bila perlu lengan di beri penyangga. Lengan
atas harus di bebaskan dari baju yang terlalu ketat melingkarinya. Pada wanita hamil
tidak memungkinkan duduk dapat miring kea rah kiri. Pasien dalam waktu 30 menit
sebelumnya tidak boleh minum kopi dan obat dan tidak minum obat-obatan stimulant
adrenergik serta istirahat setidaknya 5 menit sebelum di lakukan pengukuran tekanan
darah.
Alat yang di pakai untuk mengukur tekanan darah adalah sphygmomanometer
. letakan manset ditengah arteri brachialis pada lengan kanan ,sisi bawah manset
kurang lebih 2,5 cm di atas fosa antecubital. Manset harus melingkari sekurang
kurangnya 80 % dari lingkaran lengan atas dan menutupi 2/3 lengan atas.
Menentukan tekanan sistolik palpasi dengan cara palpasi pada arteri radialis dekat
pergelangan tangan dengan dua jari sambil pompa sampai denyut nadi artei
menghilang. Baca berapa nilai tekanan ini pada manometer, kemudian buka kunci
pompa. Selanjutnya untuk mengukur tekanan darah, cuff di pompa secara cepat
sampai 20-30 mmHg di atas tekanan sistolik palpasi. Tentukan tekanan darah sistolik
dengan terdengarnya suara pertama dan tekanan darah diastolik pada waktu
menghilangnya denyut arteri brachialis. Pengukuran tekanan darah dengan posisi
duduk sangat praktik untuk srining. Namun pengukuran tekanan darah dengan posisi
berbaring lebih memberikan hasil yang bermakna khususnya untuk melihat hasil
terapi.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang perlu di lakukan dalam kasus hipertensi dalam kehamilan sebagai
komplikasi kehamilan adalah protenuria,untuk diagnosis dini preekalmsi yang
merupakan akibat dari hipertensi kahamilan. Pemeriksaan protenuria dapat di lakukan
dengan dua metode, yaitu esbach dan dipstick. Pengukuran secara esbach di katakana
proteinuria jika di dapatkan protein >300 mg dari 24 jam jumlah urin. Nilai tersebut
setara dengan kadar porteinuria >30 mg/dL (positif dipstick dari urin acak tengah
yang tidak menunjukan tanda-tanda infeksi.

1.9 Penatalaksanaan
1. Segera rawat
Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya
2. Jika tidak bernapas :
a. Bebaskan jalan napas
b. Beri O2
c. Intubasi jika perlu
3. Jika pasien tidak sadar atau koma
a. Bebaskan jalan napasbaringkan pada satu sisi
b. Ukur suhu
c. Periksa apakah ada kaku tengkuk

Jenis antihipertensi yang digunakan pada hipertensi kronik, ialah:


1. A-Metildopa
Suatu 02-reseptor agois
Dosis awal 500 mg x perhari, maksimal 3 gram perhari
2. Cancium-channel –blockers
Nifedipin : dosis bervariasi antara 30-90 mg perhari
3. Diuretic thiazide
Tidak diberikan karena meganggu volume plasma meganggu aliran darah utero-
plasenta

Sedangkan untuk mencegah terjadinya hipertensi dalam kehamilan dapat dilakukan


beberapahal sebagai berikut

1. Pembatasan kalori, cairan, dan diet rendah garam tidak mencegah hipretensi karena
kehamilan, malah dapat membahayakan janin
2. Manfaat aspirin, kalsium dan lain-lain dalam hipertensi kehamilan belum terbukti
3. Yang lebih perlu adalah deteksi dini dan penanganan cepat tepat. Kasus harus
ditindaklanjuti secara regular dan diberi penerapan yang jelas bilamana harus kembali
ke pelayanan kesehatan. Dalam rencana pendidikan keluarga (suami, orang tua,
mertua dll) harus dilibatkan sejak awal
4. Pemasukan cairan terlalu banyak

1.10 Komplikai dan bahaya


1. Hipertensi kronik
Jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, sulit
membedakan antara preeklamsi dan hipertensi kronik, dalam hal demikian, tangani
karena hipertensi kehamilan
a. Proteinuria
-Secret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urin, sehingga dapat
terjadi proteinuria
-katerisasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan infeksi
-infeksi kandung kencing, anemia berat, payah jantung, partum lama, juga dapat
menyebabkan proteinuria
-darah dalam urin
b. Kejang dan koma
Eklamsi harus di DD dengan epilepsy, malaria selebral, trauma kepala, dll
Komplikasi :
1. Iskemia
-Pertumbuhan janin terlambat
-Kematian janin
-Persalinan premature
-Solusio plasenta
2. Spasme arteriolar
-Perdarahan serebral
-Gagal jantung
-Gangguan pembekuan darah
3. Kejang koma
-Trauma karena kejang
-Aspirasi cairan, muntahan akibat perdarahan
4. Penanganan tidak tepat
-Pneumonia
-Infeksi saluran kemih
-Kelebihan cairan
-Komplikasi anestesi
1.11 Danpak hipertensi kronik pada ibu dan janin
1. Dampak pada ibu
Bila perempuan hamil terdapat monoterapiuntuk hipertensinya, dan hipertensi yang
dapa terkendali, maka hipertensi kronik tidak berpengaruh buruk pada kehamilan,
meski tetap mempunyai resiko solusio plasenta. Hipertensi kronik yang diperberat
oleh kehamilan akan member tanda kenaikan darah mendadak, yang akhirnya disusul
proteinuria, dan tekanan darah sistolik > 200 mmHg, dengan akibat oliguria dan
gangguan ginjal. Penyulit pada hipertensi kronik ialah solusio plasenta : resiko
terjadinya solusio plasenta 2-3 kali pada hipertensi dan superimposed preeklamsia.
2. Dampak bagi janin
Dampak hipertensi kronik pada janin ialah pertumbuhan janin terhambat atau fetal
growth restriction. Insidens fetal growth berbanding langsung dengan derajat
hipertensi yang disebabkan menurunnya perfusi uteroplasenta, sehingga menimbulkan
insufisiensi placenta. Dampak lain pada janin ialah peningkatan persalinan preterm.
Menejemen asuhan kebidanan menurut Varney (7 langkah) meliputi :

1.Langkah I : Pengumpulan data dasar

Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang klien /


orang yang minta asuhan. Pengumpulan data mengenai seseorang tidak akan
selesai jika setiap informasi

yang dapat diperoleh hendak dikumpulkan. Maka dari itu sebelumnya


harus mempertanyakan : data apa yang cocok dalam situasi kesehatan
seseorang pada saat bersangkutan. Data yang tepat adalah data yang relefan
dengan situasi yang sedang ditinjau.Data yang mempunyai pengaruh atas/
berhubungan dengan situasi yang sedang ditinjau.

Kegiatan pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan

dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan

berlangsung. Data secara garis besar, di klasifikasikan menjadi data

subjektif dan objektif.

Pada waktu pengimpulan data subjektif bidan harus mengembangkan

antar personal yang efektif dengan pasien/klien yang diwawancarai, lebih

memperhatikan hal -hal yang menjadi keluhan utama pasien dan yang

mencemaskan berupaya mendapat data fakta yang sangat bermakna dalam

kaitan dengan masalah pasien.

2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Dilakukan indentifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah

dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data

yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang

spesifik.
3. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Mengidentifikasikasikan masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa potensial lain berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan penceghan,

sambil mengamati klien bidan diharapkan dan bersiap siap bila

diagnosa/ masalah potensial ini benar-benar terjadi.

4. Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera

Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana bidan perlu

tindakan segera demi keselamatan bayi dan balita, beberapa data

menunjukan situasi yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan

lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien untuk menentukan

asuhan pasien yang paling tepat.

5. Langkah V : Merencanakan asuhan yang komperhesif menyeluruh

Pada langkah ini direcanakan asuhan yangmenyeluruh ditentukan

oleh langkah sebelumnya.Langka ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi,

pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dilengkapi.

6. Langkah VI : Melaksanakan perencanaan

Rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan

pada langkah 5 dilaksanakan secara efesien dan aman. Dalam langkah

ini bidan dapat berkolaborasi dengan dokter dalam manajemen asuhan

bagi pasien yang mengalami komplikasi.


7. Langkah VII : Evaluasi

Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan apakah benar-benar telah terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan diagnosa.Rencana tersebut dapat dianggap

efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

1.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada ibu Hipertensi


1. Data subyektif :

a. Identitas data pasien dan orangtua

Menurut darwan budi suyanto, identitas merupakan bagian

terpenting dalam suatu anamesis. Identitas diperlukan untuk

memastikan bahwa anak yang diperiksa benar-benar adalah anak yang

dimaksud.

b. Alasan datang/kunjungan

Pada pengkajian alasan kunjungan meliputi apa yang menjadi

alasan pasien untuk datang ke rumah sakit yaitu apakah bayi baru lahir

ataukah ada alasan bahwa pasien datang dengan keluhan seperti malas

minum, earna kulit bayi kuking atau ada alasan yang lainnya.

c. Keluhan utama

Anamesis ini dimulai dengan keluhan utama yaitu keluhan atau gejala

yang menyebabkan pasien dibawa oleh orangtua berobat misalnya orang tua

mengeluh tubuh bayi kuning ataupun bayi malas minum.

d. Riwayat perkawinanan

Pengkajian riwayat perkawinan meliputi usia menikah, lama pernikahan,


menikah berapa kali, dan status pernikahan syah atau tidak.
e. Riwayat obstetri

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, hamil ke berapa,

umur kehamilan, jenis kelamin, jenis persalinan, penolong komplikasi

persalinan dan keadaannya.

f. Riwayat Kehamilan

Berapa kali ANC, imunisasi TT, merasakan gerakan janin pertama,


keluhan pada TM I, II, dan TM III, HPHT, serta HPL.

g. Riwayat persalinan

Riwayat perslainan harus ditanya dengan teliti termasuk tanggal, tempat

kelahiran, siapa yang menolong misalnya.

dokter, bidan atau dukun, cara kelahiran misalnya spontan

,dibantu dengan alat, atau secara SC, umur kehamilannya (UK) apakah

< 37 minggu (preterem) atau > 37 minggu (aterem), adanya kehamilan

ganda, keadaan segera setelah lahir dan morbiditas pada kelahiran

pada hari pertama misalnya apakah bayi mengalami asfiksia,hipotermi

atau ikterus dalam 24 jam. Masa kehamilan pasien juga perlu

ditanyakan apakah cukup bulan atau tidak.

h. Riwayat imunisasi

Status imunisasi harus ditanyakan secara rutin khususnya BCG, DPT,

Polio, Campak dan hepatitis B. Kemudian dapat dilihat pada Kartu Menuju

Sehat ( KMS ).

i. Riwayat penyakit

Riwayat penyakit meliputi riwayat penyakit keluarga, keturunan kembar,


dan riwaayat operasi.
j. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Pengkajian pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari meliputi pola

nutrisi pada neonatus dengan ikterus diberikan lebih banyak nutrisi

berupa ASI eksklusif dengan frekuensi secara on demand atau paling

tidak 3 jam sekali, pola eliminasi pada bayi dengan ikterus biasanya

feses berwarna kuning, personal hygiene, dan istirahat.

k. Data psikolososial

Data psikososial misalnya seperti apakah kehadiran bayinya

disambut dengan baik atau tidak, siapa yang merawatnya apakah bayi

dirawat oleh kedua orang tua kandung, oleh neneknya, atau diasuh oleh

orang lain

2. Data obyektif :

a. Pemeriksaan umum

Pada pemeriksaan umum terdiri dari keadaan umum, kesadaran pasien,

tanda-tanda vital meliputi nadi, tensi, suhu, respirasi.

b. Pemeriksaan Fisik Inspeksi :

Kepala : Adakah caput susadenum,


bagaimana warna

rambut, terdapat bekas luka atau


tidak, bagaimana keadaan
suturanya.
Wajah : Terdapat pucat, odem atau tidak

pada muka, pewarnaan

pada muka bagaimana

apakah pucat,

kuning, atau biru.


Mata : Cekung atau tidak, pewarnaan
pada konjungtiva pucat,
kemerahan atau putih, dan
warna sklera kuning atau
merah muda.
Mulut dan : Apakah terdapat karies atau
gigi tidak, mulut bersih atau
tidak, berwarna pucat,
biru,atau kemerahan.
Mulut dan : Apakah terdapat karies atau
gigi tidak, mulut bersih atau
tidak, berwarna pucat,
biru, atau kemerahan.
Leher :adakah pembesaran pada
Kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, dan getah bening .
: Ada tarikan dinding dada atau
Dada tidak, simetris atau
tidak, serta pewarnaan pada bagian dada apakah

kuning atau kemerahan.

Abdomen : Kembung atau tidak, keadaan talipusat apakah


kering atau basah,terdapat tanda-tanda
infeksi talipusat atau tidak, pewarnana
pada bagian abdomen kuning atau
kemerahan, serta dinding abdomen.

Genetalia

: Ada lubang ureter, atau adanya kelainan pada


bagian genetalia untuk jenis kelamin laki-
laki apakah ada penis,apakah ada 2 testis
dalam 1 scrotum apakah penis berlubang
di ujung dan untuk jenis kelamin
perempuan apakah labia mayora kanan
dan kiri menutupi labia minora kanan dan
kiri atau tudak, terdapat wagina atau tidak,
terdapat clitoris atau tidak.
Anus : Berlubang apa tidak
Ekstrimitas
: Adanya kelainan pada bagian ektrimitas seperti
pembengkak pada bagian kaki dan tangan
adakah fraktur pada bagian ekstremitas
serta pewarnaan pada bagian ekstremitas
apakah kuning atau tidak.

: Setelah di inspeksi dilakukan pemeriksaan


Palpasi lanjut
dengan meraba telapak tangan sehingga dapat ditentukan bentuk, besar ,

tepi permukaan serta konsistensi organ.

Perkusi : Tujuan nya untuk mengetahui perbedaan suara

ketuk sehingga dapat ditentukan batas batas suatu organ pada paru, jantung dan

hati.

a. Data Penunjang

Melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui jenis penyakit

3. Analisa/Diagnosa :

Data yang telah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga ditemukan

masalah atau diagnosa yang spesifik. Interpretasi data pada bayi seperti :

a. Diagnosa : Asuhan kebidanan pada neonatus umur 0-28 hari dengan

ikterus

Dasarnya :

1) Data subyektif

2) Data obyektif

b. Masalah : kurangnya pengetahuan `tentang penyakit Hipertensi

c. Kebutuhan : KIE tentang penyakit bayi


4. Diagnosa potensial

Diagnosa potensial pada penyakit ikterus antar lain : terjadi

akumulasi bilirubin dalam darah sehingga kulit (terutama) dan atau

sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan dan muncul pewarnaan

kuning pada permukaan kulit, bayi mengalami dehidrasi/kekurangan

cairan, serta berpotensial juga terjadi kern ikterus.

5. Antisipasi

Antisipasi yang dilakukan pada neonatus dengan penyakit ikterus

adalah melakukan pemeriksaan laboratorium berupa cek bilirubin 24

jam sekali, memberikan asi secara ekslusif, serta bila kadar bilirubin <

10 mg/dl pada bayi prematur dan < 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan

maka lakukan fototerapi.

6. Rencana

Rencana tindakan nya dengan cara Jemur dimatahari pagi jam 7-9

selama 10 menit, badan bayi telanjang, mata ditutup, terus diberi ASI

dan banyak minum untuk bayi dengan ikterus neonatorum fisiologis dan

perencanaan untuk fototerapi dan pemenuhan nutrisi untuk bayi dengan

ikterus

patologis.

7. Evaluasi

Evaluasi atau hasil yang diharapkan dari asuhan pada neonatus adalah

tidak terjadi akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit (terutama) dan

sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan serta tidak terjadi komplikasi yang

lebih berat, dan adakah kesenjangan antara teori dengan praktik atau tidak
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU Y T G5P4A1AH4 UMUR KEHAMILAN 37


MINGGU 2 HARI JANIN HIDUP, TUNGGAL, INTRAUTERIN, PRESENTASI
KEPALA, DENGAN HIPERTENSI INPARTU KALA I FASE AKTIF DI RSUP
SANGLAH DENPASAR BALI RUANG VK IGD

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 27 November 2018
Tempat : VK IGD
Jam : 14.05WITA
Oleh Mahasiswi : ANJELINA LUPU KAKA

A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Ibu : NY.Y Nama : TN.D
Suami
Umur : 41 tahun Umur : 45 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bang : Flores Suku/Bang : Flores
sa /Indonesia sa /Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Pratama Alamat : Jl. Pratama
tanjung benoa tanjung benoa

2. Keluhan Utama
Ibu di rujuk dari RS Bali Jimbaran ke RSUP Sanglah Bali Pada tanggal 27
November 2018 jam 13.00 WITA

3. Riwayat kehamilan
HPHT : 22-2-2018
TP : 29-11-2018
Antenatal : di BPM ,
Frekuensi : Trimester I : 2 kali, Trimester II : 2 kali ,
Trimester III : 2 kali
Gerakan janin : Dirasakan saat minggu ke 16
USG : 2 kali
Imunisasi : TT1 ( umur kehamilan 4 bulan )
Keluhan saat hamil : Pada trimester pertama ibu sering merasa mual-muntah

3. Menstruasi
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 4-5 hari
Volume : 40 cc
Keluhan saat haid : Tidak ada

4. Riwayat Persalinan Sekarang


No Tahun Jenis Penolong JK BB Nifas
Lahir persalinan
1. HamilIni G5P4A 1AH3

5. Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi


KB pil

6. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak mengalami tekanan tekanan darah tinggi, ibu tidak
mempunyai riwayat jantung, asma, malaria, epilepsi, dan tidak ada penyakit menular
seksual
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada
Riwayat operasi : Tidak ada
Riwayat alergi : Tidak ada
Riwayat transfusi darah : Tidak ada
Masih dalam pengobatan : Tidak ada

7. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (
Hipertensi ), dan tidak mempunyai riwayat kencing manis ( Diabetes militus), dalam
keluarga tidak ada keturunan kembar, dan tidak ada penyakit menular seksual.

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Keluhan bernafas : baik
b. Nutrisi
Ibu mengatakan makan terakhir pada pukul : 06.00 WITA, jenis : nasi,
sayur, tempe, daging, minum terahir pada pukul : 06.00 WITA, jenis : air
putih, nafsu makan : baik.
c. Eliminasi
Ibu mengatakan BAB terakhir pukul 19.00 WITA ( 01-12-2018 ), konsisten :
biasa , BAK terakhir pukul 14.15 . Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat
BAB dan BAK.
d. Istirahat tidur selama hamil
Ibu mengatakan pada malam hari tidur 6 jam tidak ada keluhan saat tidur
malam , siang hari tidur 2 jam tidak ada keluhan.
e. Psikologis
Ibu mengatakan sangat bahagia dan kooperatif dengan kehamilan saat ini,
ibu siap melahirkan pada saatnya.
f. Sosial :
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan keluarga sangat baik,
Ibu mengatakan saat bersalin ingin di damping oleh suami, semua
perlengkapan persalinan sudah di persiapkan
Ibu mengatakan tidak ada spritul dan ritual yang dilakukan baik saat hamil,
bersalin dan setelah bayi lahir.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 140/90 mmHg
N : 83x/menit
S : 36oC
RR : 20x/menit
Tinggi badan : 154 cm
BB sebelum hamil : 46 kg
BB selama hamil : 58 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak berwarna
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan
Muka : Tidak oedema, tidak ada cloasma
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva merah mudah, sklera
putih
Hidung : Bentuk simetris, bersih, tidak polip
Telinga : Bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe serta
tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada : Bentuk payudara simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada pengeluaran colustrum
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi usus buntu, tidak ada
nyei tekan
Genitalia : Tidak adanya tanda-tanda REEDA (Red, Edema,
Discharge, Approximately), pengeluaran air ketuban
(jumlah, warna, bau) dan lender merah muda
kecoklatan.
Ekstremitas : Oedema pada kaki ki/ka (-), kuku tidak pucat, tidak
varises.

b. Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari dibawah px (28 cm), teraba lunak, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba panjang dan keras seperti
papan (punggung kanan) dan bagian kiri bagian
kecil janin
Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras melenting
(kepala).
Leopold IV : Divergen

c. Auskultasi
Dada : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
DJJ : Frekuensi teratur 130x/ menit, puntum maksimum diatas
pusat sebelah kanan

d. Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksandinding vagina dalambatas normal, portiolunakmendatar,
pembukaan 4 cm, kantongketubannegatif, presentasikepala ubun-ubun kanan
melintang, tidak teraba bagian kecil atau tali pusat.

e. Perkusi :Reflek Patella ki/ka : +/+

f. Skala nyeri : 6

g. His : 4-5 kali 40-450

h. Pemeriksaan penunjang

2. USG
3. LAB
WBC : 21.6 Albumin : 2,8
Ne : 19,1 PC : 0,98
Hb : 11 Na : 138
MCV : 75,8 K : 2,64
MCH : 24,7 Protein : +3
PLT : 300,3 Silinder : 60,2
OT : 30,4 Bakteri : 311
PT : 8,8 Leukosit : 4
Eritrosit : 2

I. ANALISA MASALAH DAN DIANGNOSA


Diagnosa Masalah Data Dasar
Ibu I.N G5P4A1AH3 DS : Ibu di rujuk dari RS Bali Jimbaran ke
Umur Kehamilan 37 rumah sakit umum pusat sanglah pada
Minggu 2 hari, Janin pukul 13.55 WITA karena ibu
Hidup, Tunggal, mengatakan pada jam 06.00 WITA keluar
Intrauterin, Presentasi cairan dari jalan lahir.
Kepala.

DO : Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36oC
RR : 20x/menit
Tinggi badan : 154 cm
BB sebelum hamil : 47 kg
BB selama hamil : 51 kg
Inspeksi : kaki kiri/kanan oedema (-)
Genetalia : Tidak adanya tanda-tanda
REEDA (Red, Edema, Discharge,
Approximately), pengeluaran dari
ketuban (jumlah, warna, bau), dan lendir
merah muda kecoklatan
Palpasi : Dalam Batas Normal

Leopold I : TFU 2 jari dibawah px


(28 cm), teraba lunak,
tidak melenting
(bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba
panjang dan keras
seperti papan
(punggung kanan) dan
bagian kiri bagian kecil
janin

LeopoldIII : Bagian terbawah janin


teraba keras melenting
(kepala).
LeopoldIV : Divergen

Dada : Tidak ada bunyi wheezing


dan ronchi
DJJ : Frekuensi teratur 130 x/
menit, puntum maksimum
diatas pusat sebelah kanan

Pemeriksaan Dalam :
Pada pemeriksan dinding vagina
dalambatas normal, portio lunak
mendatar, pembukaan 4 cm, kantong
ketuban negatif, presentasi kepala, ubun-
ubun. kanan melintang, tidak teraba
bagian kecil atau tali pusat.
Perkusi :Reflek Patella ki/ka : +/+
Skala nyeri : 6
His : 4-5 kali 40-450
Pemeriksaan penunjang
Protein urine : +3

II. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Resiko syok

III. TINDAKAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi .

IV. PERENCANAAN
Tanggal : 27 November 2018
Jam : 14.05WITA
Diagnose :G5P4A1AH3 UK 37 minggu 2 hari, janin tunggal, intrauterin, presentasi kepala,
dengan hipertensi dalam kehamilan
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.
R/ informasi yang diberikan dapat memberi informasi pemahaman pada ibu dan
keluarga agar lebih kooperatif dalam asuhan yang diberikan.
2. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
R/ meminimalisir terjadinya penular mikroorganisme.
3. Observasi KU dan TTV
R/ mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Berikan dukungan moral kepada ibu dengan cara menyampikan hasil pemeriksaan
dan tindakan yang akan dilakukan.
R/ membantu mengurangi kecemasan ibu.
5. Berikan informed consent pada ibu sebelum melakukan tindakan.
R/ sebagai bukti persetujuan tindakan adalah kemauan sendiri dari pasien dan tidak
ada paksaan dari pihak manapun..
6. Persiapan alat-alat untuk melakkukan tindakan kuratse
R/memudahkan petugas untuk melakukan tindakan.
7. Persiapan kebutuhan pasien yaitu pakaian ibu meliputi baju,kain,celana dan softex.
R/persiapan sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kenyamanan pasien.
8. Beri dukungan untuk mengkomsumsi makanan bergizi seperti nasi, sayuran hijau,
ikan, daging, telur tempe dan buah-buahan.
R/ Nutrisi dalam makanan bergizi membantu meningkatkan kondisi kesehatan ibu
9. Jelaskan pada ibu untuk tetap memperhatikan pola istirahat yang cukup
R/Istirahat yang cukup membantu metabolisme sel
10. kolaborasi dengan dokter
R/ Ketepatan dalam pemberian dan tindakan lebih lanjut
11. Dokumentasi hasil pemeriksaan
R/ Sebagai bahan tanggung jawab dan tanggung gugat

V. PELAKSANAAN
Tanggal : 27 November 2018
Jam : 14.05WITA
Diagnose : G5P4A1AH3 UK 37minggu 2 hari, janin tunggal,intrauterin,presentasi
kepala, dengan Hipertensi.

1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilukan.
M/ Ibu dan keluarga mengerti dan bersdia menerima tindakan yang akan diberikan.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kuratase untuk mencegah
infeksi yang mungkin terjadi..
M/ Tangan telah menjadi bersih.
3. Melakukan pemeriksaan TTV
M/ Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.
4. Memberikan dukungan moril kepada ibu agar tidak terlalu merasa cemas dengan
keadaannya.
M/ Orang tua merasa senang dengan dukungan yang diberikan.
5. Memberikan informed consent pada ibu sebelum melakukan tindakan.
M/ Informed consent telah ditanda tangani oleh ibu.
6. Mempersiapkan alat untuk melakukan tindakan kuratase.
M/ Alat telah disiapkan dan siap untuk dipakai.
7. Mempersiapkan kebutuhan pasien yaitu pakaian ibu dan softex.
M/ Kebutuhan ibu telah disediakan.
8. Memberikan dukungan agar tetap mengkonsumsi makanan bergizi agar tetap
menjaga kondisi kesehatan .
M/ Orang tua mengatakan telah mengkonsumsi semua makanan yang telah di
berikan.
9. Menjelaskan orang tua untuk melakukan perubahan posisi pada anak secara teratur .
M/ ibu mengerti dan bersedia melakukan penjelasan yang disampaikan.
10. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi, oxytocin 1 ampul
dalam cairan RL, Amoxilin 250 mg methylergometthrine 0,125mg. paracetamol 500
mg da tablet tambah darah.
M/ kolaborasi telah dilakukan
11. Dokumentasi hasil pemeriksaan
M/ Sebagai bahan tanggung jawab dan tanggung gugat dan tindak lanjut asuhan.

IV. EVALUASI
Tanggal : 27 November 2018
Jam : 14.05WITA
Diagnose :G5P4A1AH3 UK 37minggu 2 hari, janin tunggal,intrauterin,presentasi kepala,
dengan Hipertensi.

1. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia menerima tindakan yang akan diberikan
2. Petugas telah melakukan cuci tangan
3. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.
4. Orang tua merasa senang dengan dukungan yang diberikan
5. Informed consent telah ditanda tangani oleh ibu.
6. Alat telah disiapkan dan siap untuk dipakai
7. Kebutuhan ibu telah disediakan
8. Orang tua mengatakan telah mengkonsumsi semua makanan yang telah di berikan.
9. Ibu mengerti dan bersedia melakukan penjelasan yang disampaikan
10. Kolaborasi telah dilakukan
11. Pendokumentasian telah dilakukan
Lembar observasi post partum

Jam His DJJ Kontraksi Pengeluaran


pervaginam
14.10 4x/10’- 25- 150x/menit (+) baik Ketuban
30”
15.10 4x/10’- 25- 152x/menit (+) baik Ketuban
30”
16.00 5x/10’- 30- 144x/menit (+) baik Ketuban
35”
16.40 5x/10’- 40- 140x/menit (+) baik Ketuban
45”

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Tanggal Jam Kegiatan


27/11/2018 14:05
S : Sakit perut hilang timbul sejak pagi jam 05.30
WITA dan keluar air pervaginam sejak pukul
06.00 WITA, gerakan anak dirasakan baik
O : Keadaan umum baik, kesadaran,
composmentis, TD : 140/90 mmHg, N :
80x/menit, R : 20x/menit, S : 36,0C, HIS 2 x
dalam 10 menit durasi 20-25 detik, skala nyeri
2, resiko jatuh 7, DJJ: (+) 142x/menit, ketuban
A : G5P4A1AH 37 Minggu 2 hari Janin Hidup,
Tunggal, partus kala I ( keluar air)
P : Lanjutkan observasi
27/11/2018 16.50
S : Ibu ingin mengedan
O : Keadaan umum baik, kesadaran,
composmentis, TD :140/80 mmHg, N :
88x/menit, R : 20x/menit, S : 36,70C, kontraksi
uterus baik, mata anemia -/-, abdomen : His 4-
5 kali/10menit selama 40-45 detik, DJJ
130x/menit, skala nyeri : 6, resiko jatuh :7

A : P5A1AH4, 37 minggu 2 hari tunggal/hidup


partus kala II + nyeri persalinan
P : Pimpin persalinan
27/12/2018 16 :59
S : Ibu mengeluh mules
O : Keadaan umum baik, kesadaran,
composmentis, TD : 140/90 mmHg N :
88x/menit RR : 20x/menit S: 36,70C, HIS 4-
5x dalam 10 menit durasi 40-45 detik, DJJ:
130x/menit, ketuban (+) skala nyeri : 4 resiko
jatuh : 7
A : P5A1AH4 partus kala III, dengan risiko retensio
plasenta
P : Memfasilitasi dokter melakukan manejemen
aktif kala III.
27/11/2018 17: 05
S : Ibu mengeluh nyeri luka perineum
O : Keadaan umum baik, kesadaran,
composmentis, TD : 140/90 mmHg, N :
88x/menit, R : 20x/menit, S : 36,80C, TFU 2
Jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahan
tidak ada, pain score 2, resiko jatuh 7
A : P5A1AH4 post partum Hari 0
P : Observasi 2 jam post partum

19.05 S : Nyeri luka jahitan


O : Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis,
tekanan darah :140/90, nadi:80x/menit, pernafasan
: 20xmenit, suhu : 360c , skor nyeri :2, resiko
jatuh:7 kontraksi uterus baik, perdarahan aktif (-)
A :P5A1AH4 Partus spontan pervaginam, presentasi
belakang kepala, post partum 0 hari , anemia ringan
P : Lanjutan perawatan nifas

LAPORAN PARTUS

Tanggal/Jam Catatan jalannya partus, pemeriksaan,


tindakan dan sebagainya
28/11/2018 Ibu dipimpin meneran saat puncak his, dalam
posisi setengah duduk , Saat kepala crowning
perineum teraba kaku dan tebal, di lakukan
peresat ritgen, tangan kanan menahan
perineum dan tangan kiri menahan difleksi
kepala agar tidak terjadi robekan yang luas,
kemudian dilakukan episiotomi. Dengan
suboksiput sebagai hipomoklion, berturut –
turut lahir ubun – ubun kecil, ubun – ubun
besar, dahi, hidung, mulut, dagu, sampai
seluruh kepala lahir, seluruh wajah, dan
mulut di bersihkan dengan kasa steril sambil
menunggu putar paksi luar terjadi, di lakukan
evaluasi lilitan tali pusat, lilitan tidak ada.
Dengan kedua tangan pada kepala bayi di
pegang secara biperintal di lakukan tarikan ke
bawah untuk melakukan bahu depan dan
tarikan ke atas untuk melakukan bahu
belakang sangga bahu untuk melahirkan
seluruh badan dan ekstremitas bayi.
Lahir bayi laki-laki, berat badan : gram,
panjang badan :51 cm, A-S : 8/9 , anus ( + ) ,
kelainan kongenital (-)
Manajemen kala III : lanjutkan oksitosin 10
IU IM
Peregangan tali pusat
terkendali
Masase fundus uteri
Lahir plasenta komplit, hematoma (-), kalsifikas (-).
Evaluasi : - Perdarahan akut
- Kontraksi uterus baik
- Laserasi perineum derajat II - heating perinium

Persalinan Selesai
A : P5A1AH4, partus spontan belakang kepala, post partum hari ke-0
P : Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian obat.
Parecetamol 500 mg tablet tiap 8 jam p.o
Amoxicilin 500 mg tablet tiap 8 jam p.o
Sulfasferosus 300 mg tablet tiap 12 jam p.o
M : keluhan, vitan sign, kontraksi, perdarahan
KIE : Mobilisasi diniS
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian Data


a. Data Subjektif
1. Identitas
Pasien bernama ibu Ny.Y umur 41 tahun, berjenis kelamin perempuan,
agama islam. Yang bertanggung jawab kepada pasien adalah Tn. D umur 45
tahun, pekerjaan wiraswasta.
2. Keluhan utama
Saat di kaji ibu mengatakan di rujuk dari RS Bali Jimbaran ke RSUP Sanglah
Bali Pada tanggal 27 November 2018 jam 13.55 WITA karena Ibu mengatakan
tidak ada keluhan.

b. Data Objektif
Berdasarkan data objektif yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik
yaitu kesadaran composmentis, TD: 140/90 S : 36,7 °C, Nadi : 88x/menit,
pernafasan : 20 x/menit, berat badan : 68 kg, tinggi badan: 154cm. Pada pemeriksaan
fisik kepala: tidak ada kelainan, rambut : bersih, tidak rontok, wajah : Oval, tidak
ada oedema, mata dan hidung tidak ada kelainan, mulut dan tenggorokan : tidak ada
polip, tidak ada mucus, mukosa bibir lembab, gigi ada karang gigi, telinga : simestris
dan tidak ada serumen, dada dan abdomen : simetris, tidak ada pembesaran, tidak
ada massa dan tidak ada nyeri tekan, ekstremitas ka/ki : tidak ada kelainan.

4.2 Analisa Masalah dan Diagnosa, Antisipasi Masalah Potensial, dan Tindakan
Segera
Analisa masalah dan diagnosa terdiri atas penenuan diagnosa dan data dasar. Pada
kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena dalam kasus Ny.y
terdapat keluhan, tanda gejala sama antara teori dan keluhan pada pasien saat
dilakukan pemeriksaan.
Diagnosa potensial dilakukan untuk menentukan antisipasi masalah potensial
yang harus dilakukan pada ibu dengan hipertensi . Pada kasus ibu Y muncul antisipasi
masalah potensial yaitu resiko terjadinya infeksi pada ibu dan bayi.
Antisipasi masalah dilakukan pengidentifikasian, tindakan segera dan konsultasi
kepada dokter dengan pemberian terapi obat – obatan. Dalam langkah ini tidak terdapat
kesenjangan antara kasus dengan teori. Pada kasus Ny.Y diberikan terapi obat oleh
dokter.
4.5 Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
Perencanaan tindakan asuhan yang menyeluruh ditemukan dengan langkah–
langkah sebelumnya. Langkah ini disusun sesuai dengan hasil pembahasan rencana
asuhan bersama klien, kemudian membuat keputusan bersama sebelum
melaksanakannya. Rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan, dilaksanakan
secara efisiensi dan aman. Perencanaan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan dan dengan
keterlibatan klien. Klien dan keluarga yang mengetahui kondisi kesehatan serta mampu
mengambil keputusan yang benar. Di dalam teori, melaksanakan proses–proses
kebidanan sesuai dengan kewenangan proses – proses kebidanan sesuai kewenangan
bidan. Di dalam praktek lapangan, melaksanakan asuhan kebidanan sesuai apa yang
sudah direncanakan kepada klien tanpa ada tindakan menyimpang dari rencana yang
telah disusun sebelumnya. Langkah terakhir melakukan evaluasi keefektifan asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan apakah benar – benar terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan
masalah. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu Y dengan hipertensi dalam
kehamilan, penyusun mengevaluasi masalah yang ada sehingga dapat dilihat
perkembangannya.
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Dari uraian pada bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
Pengkajian yang dilakukan pada Ny. Y didapatkan data subyektif dan data obyektif.
Dari tes tekanan darah 140/90
a. saat ini nafsu makan baik, Dari data obyektif ditemukan keadaan umum baik
b. Diagnosa kebidanan saat melakukan pengkajian adalah ibu dengan Hipertensi
c. Intervensi kebidanan pada diagnosa anak dengan Hipertensi adalah menganjurkan
keluarga menjaga kebersihan diri, makanan yang bergizi, istirahat yang cukup,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat, dan kembali kontrol bila
jika ada keluhan.
d. Evaluasi yang dicapai adalah orang tua mengerti dengan semua penjelasan dan
akan menjaga kebersihan diri, makanan yang gizi, istirahat yang cukup, kolaborasi
dengan dokter telah dilakukan dan terapi obat sudah diberikan.
5.2. Saran
a) Bagi Rumah Sakit
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi secara objektif tentang hipertensi
sehingga dapat menjadi pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan
memberikan pendidikan kesehatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dengan masalah serupa.
b) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai dokumentasi pada perpustakaan serta
dapat dikembangkan lebih luas untuk penelitian selanjutnya.
c) Bagi Pembaca Lain
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan ataupun referensi dalam
melakukan pembelajaran baik secara teori maupun praktik.
d) Bagi Pasien
Diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami lebih jauh mengenai penyakit yang
diderita olehnya, dan dapat meningkatkan kemungkinan penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta :
JHPIEGO.

Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta :YBP-SP .

Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta :YBP-SP.

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Elemen : Bandung

Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Anda mungkin juga menyukai