Thya 2
Thya 2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikatorpenilaian status kesehatan.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu
meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit ada satu perempuan yang
meninggal. Di indonesia menurut survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2009,
angka kematian ibu (AKI) 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di sumatera
barat 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut kementrian kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor utama kesehatan ibu
melahirkan adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%. Padasebuah laporan oleh
chikaki, dkk disebutkan perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan kematian maternal
terdiri atas solusio plasenta 19%, koagulopati 14%, robekan jalan lahir termasuk ruptur uteri
16%, plasenta previa 7% dan plasenta akreta atau inkreta dan perkreta 6% dan atonia uteri.
(Prawirohardjo, Sarwono. 2009)
Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan tersebut adalah plasenta
previa yaitu plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim (SBR) sedemikian rupa
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI). Pada beberaparumah
sakit umum pemerintah angka kejadian plasenta previa berkisar 1,7% sampai 2,9%, sedangkan di
negara maju kejadiannya lebih rendah yaitu <1%. (Prawirohardjo, Sarwono. 2008).
Penyebab terjadinya plasenta previa secara pasti sulit ditentukan namun ada beberapa
faktor yang meningkatkan terjadinya plasenta previa seperti jarak kehamilan, paritas tinggi dan
usia diatas 35 tahun (Prawirohardjo, Sarwono. 2008). Menurut hasul penelitian wardana (2007),
plasenta terjadi 1,3 lebih sering pada ibu yang sudah beberapa kali melahirkan (multipara) dari
pada ibu yang baru pertama kali melahirkan (primipara). Semakin tua umur ibu maka
kemungkinan untuk mendapatkan plasenta previa lebih besar. Pada ibu yang melahirkan dalam
usia >40 tahun berisiko 2,6 kali untuk terjadinya plasenta previa.
(Santoso. 2006). Plasenta previa juga sering terjadi pada kehamilan ganda dari pada kehamilan
tunggal. Uterus yang cacat ikut mempertinggi angka kejadiannya. Ibu yang mempunyai riwayat
secsio sesaria minimal satu kali mempunyai resiko 2,6 kali untuk menjadi plasenta previa pada
kehamilan selanjutnya. (Santoso, 2008)
1.2 Tinjauan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada persalinan
patologis dengan plasenta previa melalui pendekatan pola pikir manajemen asuhan kebidanan
secara komprehensif dan mendokumentasikannya dalam bentuk soap.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada persalinan dengan
plasenta previa.
b. Masiswa mampu menegakkan diagnosa, masalah, sertamenentukan kebutuhan pasien
berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin akan terjadi
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
e. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan sesuai dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan klien
f. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan yang telah direncanakan baik secara mandiri,
kolaborasi, rujuakan
g. Mahasiswa mampu menevaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan
h. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan yang dilakukan dalam bentuk soap
1.3 Manfaan Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilan dan dapat mengaplikasikan ilmu
dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan dengan pendikumentasian soap untu asuhan
persalinan dengan plasenta previa.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi institusi, khususnya di STIkes Mercubaktijaya Padang
dalam meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
plasenta previa.
1.4 Ruang Lingkup
Tuang lingkup studi kasus ini adalah mengetahui asuhan kebidanan pada “Ny. T”
G2P1A0H0 dengan plasenta previa di RSUD tahun 2013.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Penanganan Aktif
Kriteria untuk penanganan aktif yaitu :
1) Usia kehamilan >34minggu
2) Perdarahan >200 cc
3) Keadaanumum ibu dan janin tidak baik
Rencana penanganan aktif yaitu :
1) Kolaborasi dengan dojter SpOG untuk dilakukan tindakan secsio sesaria
c. Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan kemungkinan diketahui status perkawinan, umur waktu kawin,
berapa lama kawin baru hamil
d. Riwayat Menstruasi
Pada riwayat menstruasi yang perlu ditanyakan atau diketahui yaitu menarche (untuk
mengetahui usia pertama haid. Usia menarche dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa,
lingkungan, iklim dan keadaan umum), siklus (untuk mengetahui klien mempunyai siklus normal
atau tidak), lamanya (jika lama haid ≥15 hari berarti abnormal dan kemungkinan adanya
gangguan yang mempengaruhinya), banyaknya(untuk mengetahui apakah ada gejala kelainan
banyaknya darah haid), nyeri haid (untuk mengetahui apakah klien menderita nyeri setiap haid)
e. Riwayat Obstetrik yang lalu
komplik
tangg usia jenis tempat bayi nifas
n asi penolo
al kehamil persalin persalin
o ib bay ng pb/bb/ keada loch lakta
lahir an an an
u i jk an ea si
Pada riwayat obstetri yang lalu perlu dikaji pada kasus plasenta previa yaitu riwayat operasi
rahim atau memiliki kelainan rahim, riwayat kehamilan kembar (alam, 2012) dan riwayat
plasenta previa sebelumnya (http://bidanku.com/kehamilan-dengan-plasenta-previa diakses pada
10 november 2013)
f. Riwayat kehamilan sekarang
Kemungkinan klien merasa mual, muntah serta perdarahan, kapan pergerakan janin pertama kali
dirasakan. Apakah ibu telah melakukan kunjungan antenatal dengan tenaga kesehatan, ibu
mendapat imunisasi TT dan belum ada tanda-tanda persalinan.
Pada klien dengan plasenta previa terjadiperdarahan bewarna merah segar pada TM III,
perdarahan sedikit dan sesekali mungkin terjadi pada TM I dan TM II.perdarahan biasanya tidak
disertasi rasa sakit walaupun kram rahim pada beberapa wanita. Sebagian wanita tidak
mengalami perdarahan sama sekali (http://majalahkesehatan.com/plasenta-previa-bila-plasenta-
menutupi-jalan-lahirdiakses pada tanggal 10 november 2013)
g. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu : kemungkinan klien pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
DM, dan mengalami operasi dinding rahim.
Pada kasus plasenta previa, salah satu faktor penyebab terjadinya plasenta previa yaitu riwayat
pembedahan rahim (cunningham, 2008)
h. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita penyakit turunan, penyakit menular, riwayat
kehamilan kembar atau riwayat kehamilan postterm
Pada klien dengan plasenta previa, salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya plasenta
previa yaitu kehamilan kembar
i. Riwayat kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah klien sudah pernah atau belum menggunakan alat kontrasepsi
j. Riwayat seksualitas
Untuk mengetahui apakah ibu mengalami masalah selama berhubungan atau tidak
Pada kasus plaenta previa, berhubungan seks dapat memicu perdarahan yang dapat
membahayakan jiwa ibu dan janinya. Jangankan berhubungan seks, tidak berhubungan pun
perdarahan bisa mungkin terjadi. Itulah mengapa jika ada gangguan plasenta previa hubungan
seks dilarang dilakukan sampai dokter mengizinkan setelah sebelumnya melakukan pemeriksaan
menyeluruh (http:/female.kompas.com/read/2011/05/20/10330768/ diakses pada tanggal 1
november 2013).
k. Riwayat sosial, ekonomi dan budaya
Kemungkinan hubungan klien dengan suami, keluarga dan masyarakat baik, kemungkinan
ekonomi yang kurang mencukupi, adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi kehamilan dan
persalinan
l. Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan dengan baik
m. Riwayat psikologi
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga dengan baik terhadap kehamilan dan
persalinan. Kemungkinan klien dan suami mengharapkan dan senang dengan kehamilan ini atau
kemungkinan klien cemas dan gelisah dengan kehamilannya.
Pada klien dengan plasenta previa, secara psikologis klien mengalami kekhawatiran serta
kecemasan tentang kelangsungan bayi di dalam kandungannya saat harus menjalani bedrest
(http:bidanku.com/kondisi-psikologi-saat-bed-rest diakses pada tanggal 10 november 2013)
n. Kebutuhan dasar
Kemingkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses
eliminasi, aktifitas sehati-hari, istirahat, personal hygien, kebiasaan-kebiasaan yang
mempengaruhi saat hamil dan bersalin
2) Data Objektif
Dapat dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus :
a. Pemeriksaan umum
Pada klien dengan plasenta previa, dapat dijumpai tenakan darah, nadi dan pernapasan dalam
batas normal, tekanan darah turun, nadi dan pernapasan meningkat, dan daerah ujung menjadi
dingin, serta tampak anemis (norma, dkk. 2013)
b. Pemeriksaan khusus
1. Secara inspeksi
secara inspeksi yaitu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki. Yang dinilai
pada inspeksi yaitu kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit rambut, muka,
konjungtiva, sklera, hidung, telinga, mulut, leher, payudara, abdomen, genitalia dan ekstremitas.
Pada klien dengan plasenta previa, yang perlu dikaji pada pemeriksaan inspeksi yaitu :
a) Mata :conjungtiva terlihat pucat dan anemis
hal ini disebabkan oleh perdarahan yang banyak (sofian, 2012)
b) Genitalia : perdarahan pervagianam yang keluar banyak, sedikit, darah beku dan sebagainya
(sofian, 2012)
2. Secara palpasi
Pada klien dengan plasenta previa, hasil pemeriksaan palpasi abdomen yang didapat yaitu :
a) Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
b) Sering dijumpai kesalahan letak janin
c) Bila cukup pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu bantalanpada segmen bawah rahim,
terutama pada ibu yang kurus
d) Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau
terapung (floating) atau di atas pintu atas panggul (sofian,2012)
3. Secara auskultasi
Secara auskultasi, kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin, frekuensinya teratur atau
tidak.
Pada klien dengan plasenta previa, denyut jantung janin dapat bervariasi dari normal sampai
asfiksia dan kematian dalam rahim (norma, dkk. 2013).
4. Pemeriksaan inspekulo
Pada klien dengan plasenta previa, pemeriksaan inspekulo dilakukan untuk memastikan apakah
perdarahan berasal dari segmen bawah rahim atau kelainan serviks, vagina dan varises pecah
(yeyeh, 2010).
5. Pemeriksaan dalam
Pada kasus plasenta previa, pemeriksaan dalam adalah senjatayang paling ampuh di bidang
obstetrik untuk mendiagnosa plasenta previa. Walaupun ampuh, namun harus berhati-hati karena
bahaya yang besar (sofian, 2013)
Pemeriksaan dalam dilakukan hanya di atas meja operasi dan siap untuk mengambil tindakan.
Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta di sekitar ostium uteri internum (norma, dkk. 2013)
c. Pemeriksaan radio-isotop
1. Plasentografi jaringan lunak
yaitu membuat foto dengan sinar rontgen lemah untuk mencoba melokalisir plasenta. Hasil foto
dibaca oleh ahli radiologi yang berpengalaman.
2. Sitografi
yaitu mula-mula kandung kemih dikosongkan, lalu masukkan 40 cc larutan NaCl 12,5%, kepala
janin ditekan ke arah pintu atas panggul, lalu dibuat foto. Bila jarak kepala dan kandung kemih
berselisih 1 cm, makaterdapat kemungkinan plasenta previa.
3. Plasentografi Indirek
yaitu membuat foto seri lateral dan anteroposterior yaitu ibu dalam posisi berdiri atau duduk
setengah berdiri. Lalu foto dibaca oleh ahli radiologi berpengalaman dengan cara menghitung
jarak antara kepala-simpisis dan kepala-promontorium.
4. Arteriografi
yaitu dengan memasukkan zat kontras ke dalam arteri femoralis. Karena plasenta sangat kaya
akan pembuluh darah, maka ia akan banyak menyerap zat kontras, ini akan jelas terlihat pada
foto dan juga lokasinya.
5. Amniografi
dengan memasukkan zat kontras ke dalam rongga amnion, lalu bibuat foto dan dilihat dimana
terdapat daerah kososng (diluar janin) dalam rongga rahim
6. Radioisotop
yaitu dengan menyuntikkan zat radio aktif, biasanya RISA (radioiodinated serum albumin)
secara intravena, lalu diikuti dengan detektor GMC (sofian, 2012)
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan plasenta previa yaitu :
1. Ultrasonografi (USG) : pemeriksaan dilakukan untu penentuan lokasi plasenta dan tidak
menimbulkan bahaya radiasi pada janin(sofian, 2012)
2. Kardiokotografi (KTG) : dilakukan pada kehamilan >28 minggu
3. Labolatorium : darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan operasi, perlu diperiksa
faktor pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah sewaktu. Pemeriksaan hanya
dilakukan atas indikasi medis (norma, dkk. 2013)
6. Langkah VI : implementasi
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Memberi dukungan psikologis pada ibu
c. Menganjurkan ibu istirahat bedrest (tirah baring)
d. Memenuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisi ibu
e. Memenuhi kebutuhan personal hygien ibu
f. Mengatur cairan infus dan drip adona 1 ampul
g. Melakukan observasi TTV, perdarahan dan DJJ
h. Memberikan terapi sesuai anjuran dokter spesialis obgyn
i. Menganjurkan keluarga untuk menyiapkan golongan darah A sebanyak 2 kantong
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik, dkk, 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kehamilan. Jakarta : Trans Info Media
Nugroho, Taufan, 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Mose,dkk 2012. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Patologi, Edisi 3. Jakarta : EGC
Sofiian, A, 2011. Sipnosis Obstetri, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : EGC
Sofiian, A, 2011. Sipnosis Obstetri, Edisi 3, Jilid 2. Jakarta : EGC
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Jakarta : Trans Info Media
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Buku Pengantar Obtetri. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2008. Buku Pengantar Obtetri. Jakarta : EGC
Norma, Nita, dkk, 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Kasus. Yogyakarta : Nuha
Medika
Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2011. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rachmaningtyas, Ayu 2013, Data SDKI 2012 Angka Kematian Ibu Melonjak, diakses pada tanggal 10
November 2013,http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/25/15/787480/data-sdki-2012-
angka-kematian-ibu-melonjak
Progestian, Prima 2012, Penyebab Infertilitas/Ketidaksuburan Pada Wanita diakses pada tanggal 12
November2013, http://drprima.com/kandungan/penyebab-infertilitasketidaksuburan-pada-
wanita.html
Ayah Bunda, 2012, Plasenta Previa Dalam Kehamilan diakses pada tanggal 12 november
2013,http://ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/placenta.previa.pada.kehamilan/001/0
01/642/1/4
Antar Sumbar, 2013, Kematian Ibu dan Bayi Sumbar Jauh dari Target MDGs diakses pada tanggal 15
November 2013,http://www.antarasumbar.com/berita/pariaman/d/6/291693/kematian-ibu-dan-
bayi-sumbar-jauh-dari-target-mdgs.html
Rachmaningtyas, Ayu 2013, Data SDKI 2012 Angka Kematian Ibu Melonjak, diakses pada tanggal 15
November 2013,http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/25/15/787480/data-sdki-2012-
angka-kematian-ibu-melonjak