Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 6

Volume Lalu Lintas, Kapasitas Jalan dan Indeks Tingkat Pelayanan (ITP)
Tugas Mata Kuliah Perencanaan Transportasi

YOGA BAHARI
NPM: 173410374
KELAS VB

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i


BAB I ................................................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 1
1.1. Kapasitas Jalan di Jalan Yos Sodarso ................................................................. 1
1.2. Volume Lalu Lintas di Jalan Yos Sodarso .......................................................... 5
1.3. Indeks Tingkat Pelayanan ................................................................................... 7
BAB II ............................................................................................................................. 10
PENUTUP....................................................................................................................... 10
2.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

i
BAB I
PEMBAHASAN

1.1. Kapasitas Jalan di Jalan Yos Sodarso


Jaringan jalan ada yang memakai pembatas median dan ada pula yang tidak,
sehingga dalam perhitungan kapasitas, keduanya dibedakan. Untuk ruas jalan berpembatas
median, kapasitas dihitung terpisah untuk setiap ara, sedangkan untuk ruas jalan tanpa
pembatas median, kapasitass dihitung untuk kedua arah. persamaan umum untuk
menghitung kapasitas suatu ruas jalan menurut metode Indonesian Highway Caapaciy
Manual ( IHCM, 1997 ) untuk daerah perkotaan adalah sebagai berikut:
Rumus untuk mencari kapasitas jalan:
C = C0 x FCw x FCSP x FCSF x FCCS (smp/jam)
Keterangan:
C : Kapasitas (smp/jam)
C0 : Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : Faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCSP : Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah (tidak berlaku untuk jala
satu arah).
FCSF : Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping
FCCS : Faktor koreksi kapassitass akibat ukuran kota (jumlah penduduk)

Daerah penelitian ini berlokasi di Jalan Yos Sodarso, Kelurahan Meranti Pandak,
Kota Pekanbaru dengan tipe jalan 4/2 D, yaitu dengan 4 lajur 2 jalur dengan pembatas
median.
Jalan Yos Sodarso memiliki lebar sebesar 2m/lajur. Sehingga, lebar satu jalurnya
sebesar 4m. Tahap-tahap yang dilakukan untuk menentukan nilai kapasitas yaitu, sebagai
berikut:

1. C0 (kapasitas dasar).
Kapsitas dasar C0 ditentukan berdasarkan tipe jalan sesuai dengan nilai
yang tertera pada MKJI, 1997. Untuk kapasitas dasar di Jalan Yos Sodarso dengan
tipe 4/2 D, telah ditentukan kapasitas dasarnya yaitu 6600 yang berdasarkan hasil
total dari total 4 lajur, yang mana nilai perlajurnya adalah 1650.

1
2. FCw (Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan)
Faktor koreksi kapasitas akibat lebar jalan di tentukan berdasarkan
lebar jalan efektif yang telah diatur dalam MKJI, 1997, untuk menentukan
faktor koreksi kapasitas untuk jalan Yos Sodarso dengan tipe 4 lajur dengan
pembatas median memiliki lebar 2m/lajur, dilihat dari tabel lebar 2m perlajur
tidak tertera ditabel tetapi jika dilihat lebih seksama peningkatan nilai FCw
meningkat secara teratur, setiap lebar jalan naik 0.25m nilai FCw naik 0,04,
maka dari perhitungan penulis didapatkan nilai dengan FCw= 0,76, lalu
dikalikan dengan 4 lajur maka didapat nilai FCw = 3,04

1
3. FCSP (Faktor Koreksi Kapsitas Akibat Pembagian Arah)
Penentuan faktor koreksi untuk pembagian arah didasarkan pada
kondisi arus lalulintas dari kedua arah atau untuk jalan dengan pembatas
median. Untuk jalan satu arah dan/atau jalan dengan pembatas median, faktor
koreksi kapasitas akibat pembagian arah adalah FCSP = 1.

4. FCSF (Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Gangguan Samping)


Faktor koreksi untuk ruas jalan yang mempunyai bahu jalan didasarkan
pada lebar bahu jalan efektif (WS) dan untuk faktor kapasitas dengan
gangguan samping lebar jalan yang mempunyai kereb dan gangguan pada sisi
jalan (WK). Untuk kawasan yang berada dijalan Yos Sodarso tidak
mempunyai kereb, sehingga perhitungannya menggunakan aturan MKJI 1997
yang berdasarkan lebar bahu jalan. Untuk menentukan nilai kelas gangguan
samping dilakukan 4 tahapan:

a) Menentukan jumlah pejalan kaki selama 2 jam/200m.


Di Jalan Yos Sodarso jumlah pejalan kaki selama 2 jam berjumlah
34 orang. Selanjutnya dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan
yaitu 0,5. Sehingga 34 x 0,5 = 17.

b) Menentukan jumlah kendaraan berhenti selama 2 jam/200m.


Di Jalan Yos Sodarso terdapat berbagai macam sarana
perekonomian maupun yang kecil hingga yang besar, sehingga
banyak kendaraan baik itu sepeda motor maupun kendaraan lainnya
yang berhenti untuk memenuhi kebutuhan dengan jumlah 243

2
kendaraan selama 2 jam penelitian. Di kalikan dengan bobot yang
telah ditentukan yaitu 1. Sehingga 243 x 1 = 243.
c) Menentukan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar selama 1
jam/200m.
Di Jalan Yos Sodarso selama 2 jam penelitian terdapat jumlah
kendaraan yang masuk dan keluar sebanyak 342, dikalikan dengan
bobot yang telah ditentukan yaitu 0,7. Sehingga 342 x 0,7 = 239,4.
d) Menentukan arus kendaraan bergerak lambat seperti (sepeda, becak,
delman, dan lain-lain).
Jumlah kendaraan yang melambat di Jalan Yos Sodarso selama
penelitian 2 jam sebanyak 19 kendaraan, dikalikan dengan bobot
yang telah ditentukan yaitu 0,4. Sehingga 19 x 0,4 = 7,6.
Total jumlah gangguan per 200m/jam (2 arah) di Jalan Yos Sodarso
yaitu = 17 + 243 + 234,4 + 7,6 = 502 yang merupakan kelas gangguan
samping dengan golongan “Tinggi” kode “H” dan kondisi khusus “daerah
niaga dengan aktivitas sisi jalan yang tinggi”.

Untuk mencari nilai FCSF yaitu dilihat dari faktor lebar bahu jalan
efektif dan kelas gangguan samping. Artinya, untuk tipe jalan 4/2 D dengan
kelas gangguan samping “Tinggi” dan lebar bahu jalan 0,8 m, diperoleh nilai
mendekati 1 dengan FCSF = 0,92.

3
5. FCCS (Faktor koreksi kapassitas akibat ukuran kota atau jumlah penduduk)
Untuk menentukan nilai FCcs yaitu dilihat dari jumlah penduduk yang
ada disuatu kota. Jumlah penduduk untuk Kota Pekanbaru sejumlah kurang
lebih 1,2 juta jiwa. Berdasarkan ketentuan MKJI, 1997, faktor koreksi
kapasitas dengan jumlah penduduk 1,2 juta jiwa masuk kedalam golongan 4
dengan nilai FCCS yaitu 1.

Setelah dilakukan beberapa tahap dapat disimpulkan bahwa:


C = C0 x FCw x FCSP x FCSF x FCCS
C = 6600 x 3,04 x 1 x 0,92 x 1
C = 18.458,88

4
1.2. Volume Lalu Lintas di Jalan Yos Sodarso
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau
garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan. Data pencacahan volume lalu
lintas adalah informasi yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen
sampai pengoperasian jalan. Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang
melintasi satu titik pengamat dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit).
Kawasan : Pekanbaru Hari : Sabtu
Nama Surveyor : Yoga Bahari Tanggal : 26 Oktober 2019
Jalan : Yos Sodarso Waktu : 06.00-08.00
Cuaca : Cerah Berawan Arah : 2 Arah, 4/2 D

Kendaraan Ringan Kendaraan Berat


Periode 15 Menit Motor ( MC )
( LV ) (HV)

06.00-06.15 295 51 4

06.15-06.30 308 55 3

06.30-06.45 310 53 1

06.45-07.00 315 56 2

07.00-07.15 356 62 0

07.15-07.30 329 65 4

07.30-07.45 322 64 4

07.45-08.00 312 78 5

TOTAL 2.547 484 23


Sumber: Hasil Survey, 2019.
Jenis kendaraan yang diperhitungkan diklasifikasikan dalam tiga macam
kendaraan yaitu:
1. Sepeda motor (Motor Cycle = MC), indeks untuk kendaraan bermotor
dengan roda dua, pada penelitian dengan jumlah 2547 kendaraan.

5
2. Kendaraan ringan (Light Vechicles = LV), indeks untuk kendaraan
bermotor dengan empat roda (mobil penumpang). Pada penelitian di Jalan
Yos Sodarso, LV dengan jumlah 484.
3. Kendaraan berat (Heavy Vechicles = HV), indeks untuk kendaraan
bermotor dengan roda lebih dari 4 (bus, truk dua gandar, truk tiga gandar,
dan kombinasinya yang sesuai), berdasarkan penelitian di Jalan Yos
Sodarso dengan nilai HV=23.
Kendaran tak bermotor (sepeda, becak, dan lain-lain), parkir pada badan jalan
dan pejalan kaki dianggap sebagai hambatan samping. Data jumlah kendaraan
kemudian dihitung dalam kendaraan perjam untuk setiap kendaraaan, dengan faktor
koreksi masing-masing kendaraan. Jumlah seluruh kendaraan selama 2 jam yang
melewati Jalan Yos Sodarso sebanyaak 3.054 kendaraan, dalam artian arus lalulintas
total dua arah > 1800. Oleh karena itu untuk mencari volume kendaraan dengan tipe
jalan 4/2 D yaitu:

 Untuk mencari nilai MC total keseluruhan kendaran beroda 2 dikalikan


dengan dengan bobot 1,2 yang telah ditentukan oleh MKJI, 1997.
MC = 1,2 x 2547 = 3.056,4
 Untuk mencari nilai LV yaitu total keseluruhan kendaraan beroda
empat dikalikan dengan dengan bobot 1 yang telah ditentukan oleh
MKJI, 1997.
LV = 1 x 484 = 484

6
 Untuk mencari nilai HV yaitu total keseluruhan kendaraan lebih dari
empat roda dikalikan dengan bobot 1,3 yang telah ditentukan oleh MKJI,
1997.
HV = 0,25 x 23 = 5,75
Volume Lalulintas di 2 jam pertama (06:00 – 08.00). Berikut ini adalah Persamaan
Volume Lalulintas.
QSMP = MC + LV + HV
Dimana :
QSMP = Volume Lalulintas
MC = Jumlah hasil ekuivalen Motor Cycle /2 jam
LV = Jumlah hasil ekuivalen Kendaraan Ringan /2 jam
HV = Jumlah hasil ekuivalen Kendaraan Berat/2 jam

QSMP = 3056,4 + 484 + 5,75


QSMP = 3.546,15 smp/2 Jam

Jadi Volume Lalulintas Jalan Yos Sodarso adalah 3.546,15 smp/2 Jam

1.3. Indeks Tingkat Pelayanan


LOS (Level of Service) atau tingkat pelayanan jalan adalah salah satu metode
yang digunakan untuk menilai kinerja jalan yang menjadi indikator dari kemacetan.
Suatu jalan dikategorikan mengalami kemacetan apabila hasil perhitungan LOS
menghasilkan nilai mendekati 1. Dalam menghitung LOS di suatu ruas jalan, terlebih
dahulu harus mengetahui kapasitas jalan (C) yang dapat dihitung dengan mengetahui
kapasitas dasar, faktor penyesuaian lebar jalan, faktor penyesuaian pemisah arah, faktor
penyesuaian pemisah arah, faktor penyesuaian hambatan samping, dan faktor
penyesuaian ukuran kota. Kapasitas jalan (C) sendiri sebenarnya memiliki definisi
sebagai jumlah kendaraan maksimal yang dapat ditampung di ruas jalan selama kondisi
tertentu (MKJI, 1997).

7
Volume adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu titik pada suatu jalur gerak
per satuan waktu yang biasanya digunakan satuan kendaran per waktu (Morlok, 1978).
Satuan yang digunakan dalam menghitung volume lalu lintas (V) adalah satuan mobil
penumpang (SMP). Untuk menunjukkan volume lalu lintas pada suatu ruas jalan maka
dilakukan dengan pengalian jumlah kendaraan yang menggunakan ruas jalan tersebut
dengan faktor ekivalensi mobil penumpang (EMP).
Level of Service (LOS) dapat diketahui dengan melakukan perhitungan
perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas dasar jalan (V/C). Dengan
melakukan perhitungan terhadap nilai LOS, maka dapat diketahui klasifikasi jalan atau
tingkat pelayanan pada suatu ruas jalan tertentu. Adapun standar nilai LOS dalam
menentukan klasifikasi jalan adalah sebagai berikut:

Tingkat
Rasio (V/C) Karakteristik Kecepatan
Pelayanan

Arus bebas, volume rendah dan


A < 0,20 kecepatan tinggi, pengemudi dapat ≥ 100 Km/Jam
memilih kecepatan yang dikehendaki

Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas


oleh lalu lintas, pengemudi masih
B 0,20 - 0,44 90 Km/Jam
dapat bebas dalam memilih
kecepatannya.

Arus stabil, kecepatan dapat dikontrol


C 0,45 - 0,74 ≥ 75 Km/Jam
oleh lalu lintas

Arus mulai tidak stabil, kecepatan


D 0,75 - 0,84 rendah dan berbeda-beda, volume 60 Km/Jam
mendekati kapasitas

Arus tidak stabil, kecepatan rendah


E 0,85 - 1 dan berbeda-beda, volume mendekati 50 Km/Jam
kapasitas

Arus yang terhambat, kecepatan


rendah, volume diatas kapasitas, sering
F >1 < 50 Km/Jam
terjadi kemacetan pada waktu yang
cukup lama.
Sumber: MKJI, 1997

8
Perhitungan Indeks Tingkat Pelayanan adalah sebagai berikut :
LOS = V\C
Dimana :
LOS = Level Of Service ( Tingkat Pelayanan Jalan)
V = Volume Kendaraan
C = Kapasitas Jalan

LOS = 3.546,15 \ 18.458,88


LOS = 0,19 Smp/2Jam

Nilai LOS yaitu 0,19 dengan Tingkat Pelayanan “A” dan kondisi “Arus bebas,
volume rendah dan kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan yang
dikehendaki”. Dengan kecepatan pengemudi 100 Km/Jam.

9
BAB II
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
Daerah penelitian yang berlokasi di Jalan Yos Sodarso, Meranti Pandak, Kota
Pekanbaru merupakan jalan dengan tipe 4/2 D, dalam artian 4 lajur 2 jalur dengan
pembatas median.
Jalan Yos Sodarso memiliki lebar sebesar 2m/lajur. Sehingga, lebar satu
jalurnya sebesar 4m. Untuk mencari nilai kapasitas dilakukan beberapa tahapan
seperti mencari nilai C0, FCw, FCSP , FCSF dan FCCS. Perhitungan dilakukan sesuai
dengan ketentuan MKJI, 1997, dan setelah nilai didapat, maka dikalian semuanya.
Oleh karena itu untuk jalan Yos Sodarso dengan tipe jalan 4/2 D, setelah dilakukan
perhitungan memperoleh nilai kapasitas sebesar 18.458,88.
Dan selanjutnya mencari nilai volume lalu lintas, yang dilihat dari jumlah
seluruh kendaraan selama 2 jam yang melewati Jalan Yos Sodarso sebanyak 3054
kendaraan, dalam artian arus lalulintas total dua arah > 1800. Selanjutkan menjari nila
LV, HV, dan MC. Sehingga totalnya bisa dikatan dengan volume lalulintas. Yang
berdasarkan hasil perhitungan volume lalu lintas di jalan Yos Sodarso dengan tipe 4/2
D adalah 3.546,15.
Untuk menentukan indeks tikat pelayanan maka terlebih dahulu menentukan
derajat kejenuhan (DS) yang didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas,
digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja ruas jalan. DS
tersebut didapatkan dari hasil bagi volume lalu lintas dengan kapasitas arus lalu lintas,
yang berjumlah 0,19.

10
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Republik Indonesia Direkctorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota
(BINKOT), 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), SWEROAD
bekerja sama degan PT Bina Karya (PERSERO).
Ofyar Z. Tamin. Perencanaan dan pemodelan transportasi Edisi Kedua. Bandung:
Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknik Bandung (ITB).

11

Anda mungkin juga menyukai