Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa inggris), berasal
dari kata “to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehinnga
manajemen dapat diartikan bagaimana cara megatur, membimbing dan memimpin
semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang sedang dikerjakan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumya. Sedangkan pengertian
umumnya manajemen adalah proses merencana, mengorganisasi, mengarahkan,
serta mengawasi kegiatan mencapai secara efisien dan efektif tujuan organisasi
atau manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Manajemen merupakan ilmu dan seni di mana terdapat 4 utama fungsi
yaitu dalam manajemen: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Pengarahan (Acuating) dan Pengawasan (Controling). Selain penjelasan tentang
apa yang di maksud pengantar manajemen dan proses manajemen diatas terdapat
juga evolusi teori-teori manajemen klasik, dan Bagamaina teori manajemen dapat
berevolusi.

1.1. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksut dengan manajemen?
1.2.2. Apa saja jenis-jenis dan bentuk organisasi?
1.2.3. Apa saja pertimbangan penentuan organisasi?
1.2.4. Apa tujuan manajemen?

1.2. Tujuan
1.3.1. Untuk menegatuhi mengenai manajemen dalam memulai bisnis
1.3.2. Untuk mengetahui mengenai jenis-jenis dan bentuk organisasi
1.3.3. Untuk mengetahui apa saja pertimbangan penentuan organisasi
1.3.4. Untuk mengetahui apa saja tujuan yang terdapat dalam manajemen

BAB II
PEMBAHASAN

1
2.1 Pengertian Manajemen
Istilah “manajemen” yang digunakan berasal dari istilah bahasa Inggris
“management”. Di Indonesia hingga kini belum ada keseragaman dalam
menterjemahkan istilah management kedalam bahasa Indonesia. Ada beraneka
ragam terjemahannya, antara lain kepemimpinan, ketatalaksanaan, pengurusan,
pembinaan, penguasaan, pengelolaan, dan manajemen. Disamping
keanekaragaman terjemahan tersebut, beberapa penulis di Indonesia langsung
menggunakan istilah management, tidak menterjemahkannya kedalam bahasa
Indonesia, seperti Panglaykim dan Hazil dalam buku mereka Management Suatu
Pengantar, Oey Liang Lee dalam bukunya Pola Management (terjemahan dari
karya Lyndall F. Urwick yang berjudul The Pattern of Management), JMA
Tuhuteru dalam bukunya Karya Management (buku ini terjemahan dari karya
Louis A. Allen yang berjudul the Profession of Management), Manullang dalam
bukunya Organisasi dan Management, dan lain-lainnya.
Sehubungan dengan adanya keanekaragaman penerjemahan tersebut,
penulis sependapat dengan Pariata Westra (1981) untuk menggunakan istilah
manajemen dengan alasan:
1) Penggunaan istilah manajemen ini jelas tidak akan dapat mengubah arti
semula dan yang sebenarnya dari istilah bahasa Inggris management;
sebagaimana alasan yang ditimbulkan oleh masing-masing penterjemah
diatas satu sama lain saling menyatakan bahwa terjemahan lainnya
“kurang cocok” atau “tidak sepenuhnya tepat” dengan arti sebenarnya
istilah management itu.
2) Tidak dipakai istilah “management” disini, agar ucapan atau bacaan untuk
personifikasi atau orang yang bertanggung jawab menjalakan management
tidak dibaca “manager” (ma-na-ger) dalam bahasa Indonesia.
3) Untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Suasana dan cara
ini diterima, asal kata asing yang hendak di-Indonesia-kan dengan cara ini
memang dalam khasanah bahasa Indonesia (maupun bahasa-bahasa daerah
di Indonesia) tidak ada.
Meskipun istilah management yang diterjemahkan beraneka ragam
kedalam istilah Indonesia itu sudah digunakan sejak beberapa abad yang lalu,
khususnya di Inggris, akan tetapi manajemen belum merupakan suatu subyek

2
pelajaran apalagi sebagai ilmu. Manajemen sebagai ilmu yang dipelajari atau
diajarkan baru lahir pada awal abad 20 ini. Lalu timbul definisi-definisi
tentang apakah yang dimaksud manajemen (management).
Sampai saat ini belum ada kesepakatan diantara para ahli maupun
praktisi manajemen tentang batasan atau definisi manajemen. Para penulis
memberikan definisi menurut kebutuhan atau penekanan maksud masing-
masing. Tiadanya kesepakatan pendapat mengenai batasan manajemen ini
merupakan cirri yang biasa terjadi pada berbagai bidang studi. Namun seperti
dikemukakan oleh Aris Suparman dalam bukunya Dasar-dasar manajemen,
perbedaan-perbedaan tersebut tidak akan merupakan masalah serius bagi
mereka yang akan mempelajari manajemen, dikarenakan hal-hal sebagai
berikut:
a. Sekalipun terdapat banyak definisi namun sebagian besar umumnya
menunjukkan dasar yang hampir sama.
b. Didalam mempelajari manajemen perlu diketahui bagaimana
manajemen didefinisikan. Namun tidak ada keharusan bagi seseorang
untuk sepenuhnya mengikuti atau menyetujui definisi tersebut.
c. Apabila untuk mempelajari ataupun mendalami manajemen
dipersyaratkan agar menunggu, yaitu sampai adanya definisi tunggal
yang berlaku untuk manajemen, maka kita tidak akan pernah mulai,
karena sulit untuk diperoleh definisi yang bersifat universal.
Untuk memperjelas pengertian manajemen, dibawah ini dikutip
beberapa definisi tentang manajemen. Pendapat-pendapat berikut ini saling
berbeda satu sama lain walaupun terdapat unsur kesamaannya. Dari
perbedaan-perbedaan pendapat (yang disebabkan karena perbedaan dalam
meletakkan titik berat sudut pandangan) serta kesamaan-kesamaan itu
diharapkan dapat diperoleh pandangan yang lebih jelas dan menyeluruh
tentang manajemen ini.

1. G. R. Terry :
Management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated
object tives by the use of human being and other resources. (Manajemen
merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang

3
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya).
2. John D. Millet :
Management is the process of directing and facilitating the work of
people organized in formal group to achieve a desired goal. (Manajemen
adalah proses pembimbingan dan penyediaan fasilitas kerja dari orang-orang
yang terorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki).
3. Ordway Tead :
Management is the process and agency which direct and guides the
operations of an organization in the realizing of established aims.
(Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta
membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan).
4. Ralph C. Davis :
Management is the function of executive leadership anywere.
(Manajemen adalah fungsi dari setiap pimpinan eksekutif dimana pun
posisinya).
5. John F. Mee :
Management is the art of securing maximum prosperity and happiness
for both employer and employee and give the public the best possible service.
(Manajemen adalah seni mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang
minimal supaya tercapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal baik bagi
pimpinan maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik
mungkin kepada masyarakat).
6. Robert Tannenbaum dkk. :
The use of formal authority to organize, direct, or control responsible
suborninates in order that all contributions be coordinated in the attainment
or and enterprise purpose. (Penggunaan suatu kekuasaan formal untuk
mengorganisasikan, mengerakkan, atau mengendalikan para bawahan agar
supaya semua kontribusi dapat dikoordinasikan untuk mencapai tujuan
perusahaan).
7. Edwin B. Flippo :
The coordination of all resources through the process of planning and
cotrolling of the enterprise’s operations so that objectives can achieved

4
economically and effectively. (Koordinasi dari semua sumber daya melalui
proses perencanaan dan pengendalian dari operasi atau kegiatan-kegiatan
perusahaan, sehingga sasaran dapat dicapai secara ekonomis dan efektif).

A. Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian
fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan
dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu
tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen,
sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri
dari empat fungsi, yaitu:
a) Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya
yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan
datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target
dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang,
misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan,
bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam
persaingan global, dan lain sebagainya.
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan di
desain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua
pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.
c) Pengarahan
Menggerakkan atau melaksanakan atau actuating adalah proses untuk
menjalanakan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalanakan
organisasi para pimpinan atau manajer harus menggerakkan bawahannya
(para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan

5
cara memimpin, member perintah, member petunjuk, dan member motivasi.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan berpedoman pada rencana yang
telah disusun.
d) Pengawasan
Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

2.2 Jenis-jenis dan Bentuk Organisasi


Organisasi berasal dari kata organon (yunani) yang berarti alat. Organisasi
merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi adalah system
kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk
kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian
kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi
yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang ,
material, mesin, metode , lingkungan), sarana- parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah
setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan
dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan
dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.” Dan menurut
Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system
kerjasama antara dua orang atau lebih (Define organization as a system of
cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang
sama.”

6
Menurut Dimock, Mengatakan bahwa: Organization is the systematic
bringing together of interdependent part to form a unifid whole thought which
authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose,
(Organisasi adalah Perpaduan secara sistematis dari pada bagian-bagian yang
saling ketergantungsn atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasasn dalam usaha mencapai tujuan
yang telah ditentukan).

A. Jenis-jenis organisasi yang umum dibedakan menjadi duia.


1. Bentuk organisasi yang ditinjau dari jumlah pimpinan puncak dapat
dibedakan:
a. Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak satu orang,
misalnya perusahaan perseorangan.
b. Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih dari satu
orang atau dewan, misalnya perseroan terbatas atau firma.

2. Bentuk organisasi berdasarkan hubungan wewenangnya dibedakan


menjadi:
a. Wewenang lini adalah wewenang yang menimbulkan
tanggung jawab atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.
b. Wewenang staf adalah wewenang yang membantu agar orang
yang mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam
mencapai tujuan-tujuan perusahaan.
c. Wewenang fungsional adalah wewenang yang diberikan
kepada seseorang atau departemen untuk dapat mengambil
keputusan mengenai hal-hal yang berada di departemen yang
lain.

B. Bentuk struktur orgnaisasi adalah sebagai berikut:


1. Organisasi Garis atau Lini
Organisasi Garis atau Lini adalah organisasi yang semata-mata
memiliki hubungan wewenang lini dalam organisasinya. Organisasi garis
atau lini merupakan bentuk organisasi yang berskala kecil, dengan jumlah
karyawan yang sedikit.
Ciri yang terdapat dalam organisasi yang berbentuk garis atau lini.
1. Jumlah karyawan relatif sedikit.
2. Struktur organisasi masih sederhana dan kecil.
3. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan.

7
4. Pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal,
segala keputusan atau kebijaksanaan dan tanggung jawab berada
pada satu tangan.
5. Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung
melalui suatu garis wewnang.
6. Pimpinan dengan karyawan biasanya salimg mengenal dan dapat
berhubungan setiap kerja.
7. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung
jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada dalam unitnya.
8. Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi, sehingga alat-alat yang
diperlukan tidak beraneka ragam.
Organisasi ini memiliki beberapa keuntungan:
1. Kesatuan pimpinan terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada
dalam satu tangan.
2. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.
3. Proses pegambilan keputusan dan instruki berjalan cepat, tidak
bertele-tele.
4. Garis pimpinan tegas karena pimpinan langsung berhubungan
dengan karyawan.
5. Disiplin dan militansi kerja para karyawan pada umumnya tinggi.
6. Rasa solidaritas para karyawan pada umumnya tinggi, karena
saling mengenal.
7. Pengendalian secara ketat terhadap kegiatan para bawahan dapat
dilaksanakan.
Kelemahan organisasi garis atau lini adalah:
1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan sering kali tidak dapat dibedakan
dengan tujuan organisasi.
2. Ada kecenderungan pimpinan untuk bertindak secara otoriter dan
diktator.
3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas karena
wewenang untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan
ada pada pimpinan.
4. Organisasi secara keseluruhan terlalu bergantung pada satu orang
sehingga kalau pimpinan tidak mampu atau berhalangan, seluruh
organisasi terancam kehancuran.

8
Bagan organisasi lini dapat dilihat berikut ini

2. Organisasi Lini dan Staff


Terdapat dua kelompok wewenang dalam organisasi yaitu wewenang
lini dan wewenang staf. Wewenang lini adalah wewenang yang dapat
merealisasikan tujuan organisasi secara langsung. Wewenang staf adalah
karyawan yang tidak dapat merealisasikan tujuan perusahaan secara
langsung, tetapi hanya memberikan bantuan pelayanan, saran-saran untuk
mempermudah tugas wewenang lini.
Dalam organisasi wewenang staf dibagi menjadi dua kategori :
1. Staf ahli (spesialist staf) terdiri dari empat jenis:
1. Staf penasihat (advisory staff)
Tugasnya adalah memberikan petunjuk, bukan
mendapatkan petunjuk dari atasannya mengenai suatu
permasalahan.
2. Staf pelayan (service staf)
Tugasnya adalah melaksanakan aktivitas yang terpisah dari
pekerjaan lini.

9
3. Staf pengendali (control staff)
Staf pengendali adalah unit-unit yang mempunyai
wewenang staf yang melaksanakan control baik secara
langsung maupun tidak langsung atas unit-unit pada struktur
organisasi. Contoh staf manajer bukan saja menasihati, tetapi
juga mengontrol
2. Staf pribadi (personal staff) meliputi dua jenis :
1. Pembantu (assisten)
Pembantu terdiri dari seorang atau beberapa orang. Yang
tidak mempunyai garis wewenang yang formal, tetapi biasanya
diserahi functional staff authority atas sejumlah aktivitas.
Tujuan utamanya adalah memperluas kapasitas manajer lini
untuk menyelesaikan pekerjaan yang banyak.
2. Staff umum (general staff)
Staf umum adalah golongan yang dikoordinasikan dan
bertindak melalui atasannya. Staf umum merupakan penasihat,
pelayan, pengendali, atau staf fungsional.
Ciri umum organisasi lini dan staf :
1. Jumlah karyawannya relatif banyak.
2. Organisasinya besar dan bersifat kompleks.
3. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.
4. Pimpinan dan karyawan semuanya tidak begitu saling mengenal.
5. Spesialisasi dengan beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan
secara maksimal.
6. Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai
bawahan-bawahan tertentu dan setiap bawahan hanya mempunyai
seorang atasan langsung
Kebaikan organisasi lini dan staf antara lain:
1. Asas kesatuan pimpinan telah dipertahankan sebab pimpinan tetap
berada pada satu tangan.
2. Adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf dan
pelaksana.
3. Tipe organisasi lini dan staf fleksibel, karena dapat diterapkan pada
organisasi besar atau kecil, pemerintah atau swasta.
4. Asas the right man on the right place lebih mudah dilaksanakan.
5. Pengambilan kepitusan relatif mudah karena mendapat bantuan
pemikiran, saran-saran, dan usul dari staf.

10
6. Koordinasi mudah dilaksanakan karena sudah ada pembidangan
tugas yang jelas.
7. Disiplin dan moral karyawan tinggi karena tugasnya sesuai dengan
spesialisasinya.
8. Keuntungan dari spesialisasinya dapat diperoleh.
9. Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan karena
bekerja sesuai dengan keahlian dan keterampilan
Kelemahan organisasi lini dan staf antara lain:
1. Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah
dan bantuan nasihat.
2. Solidaritas para karyawan kurang sebab tidak saling mengenal.
3. Persaingan kurang sehat sering terjadi karena setiap unit
menganggap tugasnyalah yang terpenting.
Bagan organisasi lini dan staf

3. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional merupakan organisasi yang terdiri dari beberapa
fungsi. Penyusuan organisasi didasarkan pada sifat dan macam-macam
fungsi yang harus dilaksanakan. Pucuk pimpinan dalam hal ini
mendelegasikan wewenang kepada manjer dibawahnya dan
meneruskannya kepada pelaksana, hanya mengenai tugas tertentu. Dengan
demikian para bawahan akan mendapat perintah dari beberapa atasan yang

11
masing-masing menguasai suatu keahlian teretntu dan bertanggung jawab
sepenuhnya atas bidangnya masing-masing.
Ciri-ciri organisasi fungsional:
1. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
2. Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan
secara optimal.
3. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
4. Koordinasi menyeluruh pada umumnya cukup pada level
manajemen atas.
5. Koordinasi antara karyawan yang menjalanakan fungsi yang sama
biasanya mudah karena masing-masing sudah mempunyai
pengertian mendalam mengenai bdiangnya.
Kelebihan organisasi fungsional sebagai berikut:
1. Spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
2. Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing.
3. Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
4. Koordinasi secara menyeluruh biasanya diperlukan pada level
manajemen atas.
5. Solidaritas, moral dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi
yang sama biasanya tinggi.
Kelemahan organisasi fungsional sebagai berikut:
1. Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan.
2. Para karyawan sulit mengadakan tour of duty atau tour of area,
sebagai akibat spesialisasi, tanpa terlebih dahulu melalui
pendidikan dan pelatihan.
3. Para karyawan terlalu mementingkan bidangnya saja, sehingga
koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.
4. Memungkinkan timbulnya semangat kelompok yang berlebihan
pada karyawan yang melakukan fungsi yang sama sehingga dapat
menimbulkan pengelompokkan ikatan karyawan yang sempit
Bagan organisasi fungsional

12
2.3 Pertimbangan Penentuan Organisasi
1. Tujuan dan bentuk badan usaha perusahaan
Pendidikan perusahaan biasanya memiliki tujuan tertentu dan
bentuk badan usaha tersendiri.
2. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang kita miliki biasanya berkaitan erat
dengan jumlah aktivitas usaha.
3. Jumlah aktivitas
Jumlah aktvitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
melakukan kegiatan. Semakin banyak kegiatan, maka rentang kendali
yang dibutuhkan banyak dan jangkauan atau cabang yang dimiliki pun
luas.
4. Fleksibilitas
Kemungkinan perusahaan untuk berkembang ke depan juga perlu
dipikirkan secara matang.

5. Efisiensi
Besarnya organisasi yang dibentuk akan berpengaruh terhadap
biaya yang akan dikeluarkan. Maka perlu adanya efisiensi biaya yang akan
dikeluarkan.

2.4 Tujuan Pengorganisasian

13
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan
setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus
(spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila
pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan bidang
keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:
1. Membantu Koordinasi
Memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar
tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif.
Koordinasi dibutuhkan tatkala harus membagi unit kerja yang terpisah dan
tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
2. Memperlancar Pengawasan
Membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota
manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan
demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi secara
keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya
walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional
yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula
secara terpadu.
3. Maksimalisasi Manfaat Spesialisasi
Membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat
memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat
pengguna.
4. Penghematan Biaya
Tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan
demikian pelaku organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan
menambah unit kerja baru yang notabene menyangkut penambahan tenaga
kerja yang relatif banyak membutuhkan biaya tambahanberupa gaji/upah.
Penambahan unit kerja sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan nilai

14
sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang
berlebihan.
5. Meningkatkan Kerukunan Hubungan antar Manusia
Masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling
melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa saling
membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk ini pihak
manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman
rasa solidaritas dan berusaha menampung serta menyelesaikan berbagai
perbedaan yang bersifat individual.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen merupakan kegiatan pokok yang dilakukan seorang
pimpinan karena dia menjabat sebagai manajer untuk mengolah input
menjadi output melalui proses manajemen. Dengan demikian, istilah
manajemen mengacu kepada suatu proses mengkoordonai dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien
dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Organisasi memiliki pengertian sekelompok orang (dua atau lebih)
yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi juga sangat berhubungan dengan
manajemen dan tata kerja karena organisasi secara keseluruhan atau
sebagai suatu keselurahan memerlukan manajemen untuk mengatur
sistem tata kerja.
Manajemen dan organisasi sangat berhubungan erat, manajemen
merupakan atau berarti sebagai kepemimpinan, sedangkan dalam
organisasi juga terdapat kepemimpinan. Dengan demikian untuk
menyusun organisasi yang baik dan dapat mencapai tujuan di perlukan
manajemen yang baik juga.

3.2. Saran

Untuk berlangsungnya proses kegiatan organisasi agar dapat


berjalan dengan lancar, efesien, dan efektif maka di perlukanlah kerjasama
dari berbagai bidang di dalam organisasi dengan cara menjalakan semua
fungsi dari manajemen dengan sebaik-baiknya dan meminimalkan
kesalahan serta memperkirakan akibat yang mungkin timbul akibat dari
keputusan atau tindakan yang diambil.

16

Anda mungkin juga menyukai