Anda di halaman 1dari 13

221

REALITAS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA


SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

Dian Ramadan Lazuardi


Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Lubuklinggau
(ddngirl@email.com/087894648508)

ABSTRAK
Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang dari pada republik ini sendiri.
Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh
sebelum Indonesia merdeka. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24
tahun 2009 mengamanatkan kepada pemerintah agar mengembangkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional, memelihara dan mempertahankan bahasa daerah,
dan mengusahakan internasionalisasi bahasa Indonesia. Amanat konstitusional tersebut
tentu saja bukanlah tugas yang mudah, mengingat kompleksitas kebahasan yang ada di
dalam konteks masyarakat yang global ini. Makalah ini akan memotret realitas kekinian
bahasa Indonesia yang sejatinya menjadi salah satu kebanggaan dan jati diri bangsa
Indonesia. Dalam konteks ini, konstitusi negara telah mencoba merumuskan upaya
pemartabatan bahasa nasional tersebut. Namun, disisi lain akan tergambar kondisi
bahasa Indonesia sebagaimana digunakan oleh para penuturnya yang menyiratkan
ketidakbanggaan menjadi pengguna bahasa Indonesia. Penulis meyakini, salah satu
sumber penyebabnya adalah karena situasi kebahasaan saat bahasa Indonesia
dinyatakan sebagai bahasa nasional pada 28 Oktober 1928 yaitu bahasa Indonesia yang
diambil dari bahasa Melayu, bagaimanapun bukan merupakan atau tidak menjadi nilai
budaya inti bangsa Indonesia, yang akibatnya kebanggaan dan rasa memiliki secara
hakiki terhadap bahasa nasional itu dapat luntur seiring dengan perkembangan zaman
yang meliputinya. Oleh karena itu, makalah ini menawarkan sejumlah peluang untuk
tetap menjadikan bahasa Indonesia hidup dan bermartabat dalam terpaan dan
kencangnya angin globalisasi.

Kata kunci: Realitas, bahasa Indonesia, bahasa persatuan

1. Pendahuluan dijaga demi keutuhan Negara Kesatuan


Indonesia adalah negara Republik Indonesia (NKRI) tercinta.
kesatuan yang memiliki kekayaan Sebagai salah satu janji dalam ”Sumpah
budaya. Dengan semboyan ”Bhinneka Pemuda”, bahasa Indonesia diangkat
Tunggal Ika”, maka meskipun berdeda- sebagai bahasa pemersatu bangsa.
beda budayanya masyarakat Indonesia Bahasa Indonesia sebagai bahasa
tetap satu juga, yaitu satu tanah air, satu pemersatu bangsa lahir dengan latar
bangsa, dan satu bahasa. Itulah ”Sumpah psikologis, bahwa pemiliknya adalah
Pemuda” yang telah diikrarkan jauh bangsa yang sama-sama pernah terjajah
sebelum Indonesia merdeka, pada dan tertindas, sehingga ingin bersatu
tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah agar menjadi bangsa yang kuat. Untuk
pemuda itu sampai sekarang masih terus itu dirasakan perlunya alat pemersatu

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


222

yang dijunjung dan dimiliki bersama, pada tempatnya, penggunaan kata atau
yaitu bahasa Indonesia. Dalam frasa bahasa asing yang berlebihan,
perjalanannya hingga kini, kedudukan penciptaan ‘bahasa gaul’ yang over-
dan fungsi bahasa Indonesia telah creative, pembuatan kebijakan yang
dikuatkan sebagai bahasa resmi salah kaprah, merupakan sejumlah
kenegaraan melalui Undang- Undang contoh yang bisa dinisbatkan sebagai
Dasar 1945 pasal 36, dan Undang- upaya pelemahan status bahasa
Undang Republik Indonesia Nomor 24 Indonesia. Makalah ini akan menilik
Tahun 2009. Dengan kedudukan bahasa gejala-gejala kontradiktif seperti
Indonesia yang mantap dasar hukumnya disebutkan di atas seraya menawarkan
itu, seharusnya nasib kehidupannya pun sejumlah langkah yang dapat diambil
mantap di kalangan masyarakat untuk menjamin pelaksanaan bahasa
pemiliknya.Namun tidak demikian nasional itu berada pada jalur yang
faktanya di lapangan, sebab bila dikehendaki keberhasilannya.
dicermati tampak bahwa fungsi bahasa
Indonesia di kalangan masyarakat 2. SeputarKelahiranBahasaNasional
pemiliknya kini banyak yang mulai Indonesia dan Status
tergeser oleh bahasa asing. Kedudukan NilaiBudayaIntinya.
dan fungsi bahasa Indonesia sebagai Istilah bahasa Indonesia lahir di
bahasa nasional sesungguhnya akan tengah-tengah perjuangan bangsa
tetap terhormat jika bangsa Indonesia Indonesia untuk merdeka daripenjajah
sebagai pemiliknya mampu bersikap Belanda yang telah sangat lama
positif terhadapnya. Sikap positif itu akan menghuni negeri Indonesia. Para
menempatkan bangsa ini pada status (pemuda) pejuang yangmemimpin
yang lebih bermartabat. Bangsa yang pergerakan Indonesia merdeka saat itu
bermartabat adalah bangsa yang mampu berasal dari berbagai suku bangsa.
menghormati dan bangga terhadap Beberapa diantara mereka merupakan
kekayaan budayanya sendiri. Dalam pemimpin dari pergerakan organisasi
konteks ini adalah bahasa Indonesia lokal atau bersifat kesukuan. Takayal lagi,
sebagai bahasa nasional, sekaligus mereka pun bertutur dalam bahasa
lambang identitas jati diri dan daerahnya.Namun demikian, pada
kebanggaan bangsa. pergerakan yang lebih menasional,
bahasa daerah tidak dapat
Namun demikian, upaya digunakanuntuk berkomunikasi di antara
pemartabatan yang diusung melalui mereka. Mereka harus menyepakati
politik bahasa nasional ini, tampaknya sebuah bahasa pengantar yangbisa
tidak senantiasa sejalan dengan realitas menyamakan visi pergerakan mereka.
yang ditemukan dalam masyarakat Para pejuang itu menyadari bahwa
pengguna bahasa Indonesia. Mereka kebersamaan dalamperjuangan harus
seolah-olah melakukan ‘pemberontakan’ diikat oleh kesamaan visi, dan visi
terhadap bahasa Indonesia, yang pada tersebut akan mudah dimengerti dan
gilirannya, baik secara sadar ataupun dipahamibersama manakala di antara
tidak, justru melemahkan bahkan mereka ada bahasa yang sama untuk
merusak martabat bahasa Indonesia itu memahaminya. Di sinilahkesadaran
sendiri. Gejala alih/ganti kode yang tidak mereka muncul, bahwa bahasa daerah

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


223

masing-masing tidak mungkin digunakan terhadap kematian atau setidaknya


untukmenyatukan visi perjuangan penolakan untuk terus didorong
mereka. Saat itu, bahasa Melayu telah berkembang dan maju. Justru kesamaan
secara luas digunakan sebagailingua visi perjuangan Indonesia merdeklah
franca, bahasa pergaulan di berbagai yang kemudian terus mengokohkan
kalangan. Ekologi bahasa Melayu keberadaan bahasa Indonesia di tengah-
memberikan ruangyang sangat luas tengah perjuangan mereka. Alih-alih ia
kepada para pemimpin perjuangan mati muda, bahasa Indonesia
Indonesia merdeka untuk menjatuhkan memperoleh dukungan sangat kuat dari
pilihanmereka kepada bahasa Melayu warga bangsa Indonesia untuk terus
tersebut sebagai bahasa persatuan di berkembang dan memperoleh
antara mereka. Saat itu, pada28 Oktober pengayaan dari unsur-unsur bahasa
1928, mereka tampil ke muka daerah (dan kemudian bahasa asing).
menyatakan memiliki sebuah bahasa Bahkan, pascakemerdekaan, bahasa
persatuan, yangmereka junjung tinggi Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa
dengan nama bahasa Indonesia. resmi Negara. Namun demikian,
ancaman terhadap kematian bahasa
Kelahiran bahasa Indonesia Indonesia tidak kemudian surut.
dalam situasi seperti itu menyisakan Setidaknya, kalau mengamati status
sejumlah pertanyaan apabiladikaitkan bahasa Indonesia di hadapan para
dengan jati diri bahasa Indonesia itu pencetus dan para penuturnya, ia bukan
sendiri. Yang manakah sebetulnya yang merupakan bagian dari inti budaya
disebutdengan bahasa Indonesia itu? masyarakat bangsa Indonesia. Bahasa
Kalau dia diturunkan dari bahasa Melayu, Indonesia adalah bahasa yang sengaja
mengapa ia tidak disebut bahasa Melayu diciptakan untuk kepentingan politik
saja? Seberapa beda ia dengan bahasa perjuangan. Ia tidak tumbuh dan
Melayu? Siapa pemilik bahasa Indonesia berkembang dari atau sebagai ciri hakiki
itu? Akan dibawa ke mana para penuturnya. Dalam hal ini,
perkembangan bahasa Indonesia itu Smolicz&Secombe (dalam Santoso,
kelak? Dan masih banyak pertanyaan lain 2012:28) menyatakan bahwa apabila
yang bisa ditujukan kepada situasi bahasa bukan merupakan nilai budaya
kelahirannya tersebut. Sejatinya, sebuah inti sebuah masyarakat, ia akan rentan
bahasa akan menjadi milik dan identitas terhadap penglepasan dan apabila ada
para penuturnya. Situasi kelahiran upaya pemertahanan, maka upaya itu
bahasa Indonesia seperti digambarkan di tidak akan terlalu kuat menopang
atas tidak memungkinkan ada salah satu kekokohan daya hidup bahasa tersebut.
pihak yang akan berani menyatakan Di sisi lain, sikap para penutur terhadap
bahwa bahasa Indonesia adalah milik bahasa tersebut pun dikhawatirkan tidak
sebuah kelompok perjuangan atau akan terlalu kuat/positif. Ancaman yang
bahkan milik salah satu suku. Ia bersifat internal inilah yang perlu
melainkan menjadi identitas kelompok memperoleh perhatian khusus dalam
yang dinisbatkan kepada seluruh warga perencanaan kebijakan atau politik
bangsa Indonesia. Sebagai identitas dari bahasa nasional.
kelompok yang sangat besar dan luas itu,
bahasa Indonesia sangat rentan

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


224

3. SikapBahasa (Language Attitude) berjangka panjang, sebagian mengenai


Istilah sikap (attitude) digunakan bahasa, dan objek bahasa, yang
pertama kalinya oleh Herbert Spencer memberikan kecenderungan seseorang
(dalam Azwar, 2003:5) menyatakan untuk bereaksi dengan cara tertentu
bahwa sikap merupakan suatu yang disenanginya. Sikap bahasa akan
kecenderungan individu untuk menerima terlihat melalui perilaku berbahasa atau
atau menolak sesuatu berdasarkan perilaku tuturnya. Namun tidak setiap
penilaian apakah sesuatu itu berharga perilaku tutur mencerminkan sikap
atau tidak bagi dirinya. Tokoh bidang bahasa penuturnya. Demikian pula
pengukuran sikap, Thurstone dan Likert sebaliknya, sikap bahasa penutur tidak
(dalam Azwar, 2003:5), berpendapat selamanya tercermin dalam perilaku
bahwa sikap adalah suatu bentuk tuturnya.
evaluasi atau reaksi perasaan
mendukung, memihak (favorable), 4. RealitasKekinianPenggunaanBahasaN
maupun tidak mendukung, atau tidak asional
memihak (unfavorable), pada suatu Walaupun sudah bisa dipastikan
objek yang dihadapinya. Sementara itu bahwa belum semua lapisan masyarakat
menurut Gerung (dalam Sunarto& bangsa Indonesiamenggunakannya,
Hartono, 2002:170), sikap dapat bahasa Indonesia kini sudah semakin
diartikan sebagai kesediaan bereaksi dari luas dipakai oleh berbagai kalangan di
suatu individu terhadap suatu hal, tanahair. Setiap kelompok pengguna
berkaitan dengan motif yang mendasari bahasa Indonesia ini unik sesuai dengan
tingkah laku yang berupa perannya masing-masing.Pada bagian ini
kecenderungan, namun belum akan disajikan hasil pengamatan sekilas
merupakan aktivitas. pandang tentang penggunaan
bahasaIndonesia di/oleh tiga kelompok
Sejalan dengan definisi sikap, pengguna bahasa yang masing-masing
Kridalaksana (2001:197) menyampaikan memiliki peran yang amatberbeda. Kita
bahwa sikap bahasaadalah posisi mental akan melihat bagaimana mereka
atau perasaan sesorang terhadap bahasa menggunakan bahasa Indonesia dan
sendiri atau orang lain. Sikap merupakan bagaimanapenggunaan tersebut
fenomena kejiwaan, yang biasanya berpengaruh terhadap potensi
termanifestasi dalam bentuk tindakan kelangsungan bahasa Indonesia ke
atau perilaku. Namun berbagai hasil depan.
penelitian menunjukkan bahwa apa yang
tampak dalam perilaku tidak selalu a. Di media massa
menunjukkan sikapnya. Begitu pula Peran dan pengaruh media, baik
sebaliknya, sikap seseorang tidak cetak maupun elektronik, dalam upaya
selamanya tercermin dalam perilakunya. mengembangkandanmembinapertumbu
Sebagaimana halnya dengan sikap pada han bahasa Indonesia sangat
umumnya, sikap bahasa juga merupakan instrumental.Dengan jangkauan
peristiwa kejiwaan sehingga tidak dapat yangamat luas dan kekuatannya yang
diamati secara langsung. Menurut dahsyat dalam mempengaruhi para
Anderson, sikap bahasa adalah tata pengguna bahasa,media telah banyak
keyakinan atau kognisi yang relatif membentuk prilaku berbahasa mereka.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


225

Penggunaan bahasa di mediamassa banyak bercampur antara kata/istilah


dapat dibedakan ke dalam dua jenis. untuk digunakan sebagai ragam resmi-
Pertama, bahasa yang dipakai oleh para tidakresmi dan baku-tidak baku. Kedua,
awakmedia itu, baik wartawan, penyiar, khusus terkait dengan penggunaan
ataupun reporter, yang dapat disebut istilah yang diambildari bahasa asing, hal
sebagai pewarta,dan yang kedua adalah itu dapat juga menjadi isyarat tentang
bahasa yang digunakan oleh pemilik atau terbatasnya penguasaan kosakata yang
sumber berita.Para pewarta dimiliki para pewarta akan bahasa
menggunakan bahasa dengan tujuan Indonesia atau ketidakmampuan
utama menyampaikan berita kepadapara menemukanpadanan dalam bahasa
pembaca, pendengar, atau pemirsa Indonesia. Namun demikian, cara yang
sebagai sasaran pemberitaan. Walaupun ditempuh para pewarta bisa juga karena
sejatinyamereka tidak pada tempatnya memiliki alasan lain seperti ingin
untuk memberikan opini tentang sebuah ‘menonjolkan’ bahasa asing dalam berita
isi berita, gayapemberitaan dan pilihan yangdibawanya.
kata serta kalimat yang dipakai
sebetulnya bisa mencerminkanopini Mata acara lokal dengan judul
mereka. Yang lebih banyak bisa berbahasa Indonesia tampaknya tidak
mempengaruhi perilaku berbahasa para mengherankan, karenamemang acara
pembaca,pendengar, atau pemirsa tersebut ditayangkan di televisi lokal
sebetulnya bukan isi berita atau opini dengan target pemirsa penutur
yang disajikan pewarta,tetapi lebih pada bahasaIndonesia. Pilihan kata/leksikon
pilihan kata yang digunakan para yang digunakan di media ini pun tidak
khususnya istilah baru atau istilah untuk terlalu jauhdipersoalkan, sebab
daribahasa asing hasil kreasi para kita masih melihat hal itu ada dalam
pewarta yang secara sengaja dimasukkan batas-batas yang wajar dan
ke dalam beritayang dibawanya. Mereka mudahdipahami maksudnya. Judul mata
sering beranggapan bahwa istilah baru acara tetap menggunakan kata dan/atau
yang digunakan di mediamemiliki tingkat ungkapan yangsingkat, walaupun
keberterimaan lebih luas atau terkadang menimbulkan makna taksa,
keterpahaman lebih tinggi, mengingat baik karena bersifat metaforismaupun
parapewarta akan senantiasa memilih karena polisemi. Namun, sesuai dengan
kata yang paling mudah dan paling cepat prinsipnya yang hakiki, media akan
dipahami parapendengar, pembaca, dan selalumencari leksikon yang diyakini
pemirsa. akan bisa menarik perhatian para
pemirsa. Akan tetapi,persoalannya
Di satu sisi, anggapan itu mungkin menjadi lain manakala kita melihat gejala
benar adanya. Akantetapi, di sisi lain, tersebut dari sudut pandang
kreativitas yang ditunjukkan para sikappenutur/pengguna bahasa tersebut
pewarta dalam menyampaikan terhadap bahasa
beritamenyiratkan setidaknya dua hal. nasionalnya.Mencampuradukkan bahasa
Pertama, para pewarta itu tidak Indonesia dengan bahasa asing atau
memahami secara utuhragam yang tepat bahkan menggunakanbahasa asing
untuk digunakan dalam menyampaikan secara sengaja untuk judul sebuah mata
berita, sehingga pilihan katamenjadi acara televisi lokal,

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


226

bagaimanapunmenunjukkan sikap berbahasa sangat beragam dan memiliki


penutur bahasa yang kurang positif daya tarik tersendiri bagi para pembaca,
terhadap bahasanya. Kita ambilmisalnya pendengar, dan pemirsa. Setali tiga uang.
contoh judul acara Tukang Bubur Naik Bahasa yang unik yang dikreasi oleh para
Haji: theSeries, EnglishTeacher Tukang sumber/pemilik berita ini sering kali
menjadi bahan tayangan yang menarik
Pecel, Economic Challenges, Go Spot, bagi para pewarta. Mereka secara
Spotlite, On theSpot, Sports7 Akhir berulang-ulang menayangkan
Pekan, BreakingNews, dan sebagainya. pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh
Semua acara itu disajikan dalam bahasa sumber berita. Penayangan yang
Indonesia, dengan target pemirsa berulang, apalagi berisi ekspresi yang
penutur bahasa Indonesia. Hal yang ‘unik’, akan bisa menjadi modus bagi
sama dapat pula ditemukan pada media para pengguna bahasa untuk menirunya.
cetakyang penulis amati. Pengamatan Apalagi, ekspresi bahasa itu berasal dari
terhadap tiga surat kabar besar, yakni para tokoh atau pesohor yang menjadi
Republika, Media Indonesia, dan Pikiran idola masyarakat. Dapat dipastikan, para
Rakyat.Pada surat kabar dan ini judul pengguna bahasa tidak akan terlalu
beberapa tajuknya secara peduli dengan ketepatan, kelayakan,
disengajamenggunakan (campuran) atau kesesuaian penggunaan ekspresi
bahasa asing (baca: Inggris). Misalnya, bahasa itu, sebab mereka lebih
kita menemukan Islam Digest, memperhatikan tokoh di balik pembuat
KickOff(Republika), Freshion, Interlude, ekspresi bahasa itu.
Sportainment, Backpacker, Foodaholic,
BacktoBoseh(Pikiran Rakyat), Kick Andy, Model berbahasa para pejabat
Move, Event, Intermezzo(Media publik, tokoh masyarakat, atau pesohor
Indonesia), detikNews, detikFinance, tingkat nasional yang terpotret oleh
detikHot(detik.com),Travelounge, Tempo masyarakat awam punya peluang yang
Store(Tempo.com), Entertainment, besar untuk dijadikan model berbahasa
Health, Female, Travel (kompas.com), mereka. Ia bagai gelombang besar dan
Home Nasional, Entertainment, Lifestyle. kuat yang melaju ke pinggiran, bisa
menghanyutkan benda-benda yang ada
Sulit mencari alasan yang tepat di pinggiran itu dan ikut tersapu bersama
untuk memberikan pembenaran deras dan kuatnya gelombang.
terhadap penggunaan bahasa seperti itu, Penyebaran model berbahasa musiman
kalau bukan tujuan yang amat seperti bentukan Ali TopanAnak Jalanan
tendensius atau sensasional. Apalagi, dan Pramborspada tahun 80-an, Debby
seperti kita percayai, bahasa Indonesia Sahertian di awal tahun 2000-an, model
kini berada dalam masa pertumbuhan berbahasa Alaydi akhir 2000-an, gaya
yangmemerlukan pembinaan Syahrini, tayangan pada acara Silet oleh
berkelanjutan. Bahasa yang digunakan Peni Rose yang Lebay, dan yang terkini
oleh sumber/pemilik berita dapat fenomena celotehan Vicky Prasetyo.
berasal dari para pejabat publik Begitu cepat masing-masing cara
dipemerintahan, tokoh masyarakat, para berbahasa itu menyebar dan ditiru,
pesohor, atau bahkan anggota bukan hanya oleh masyarakat awam
masyarakat biasa. Cara mereka tetapi juga oleh masyarakat terdidik,

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


227

termasuk tokoh-tokoh masyarakat. maksudnya. Namun demikian, karena


Memang benar bahwa cara berbahasa jangkauan sebarannya relatif tidak luas,
seperti disebutkan di atas itu merupakan pengaruh yang ditimbulkannya pun tidak
gejala sesat yang akan hilang dalam seluas dan sekuat yang dibuat oleh
waktu tidak terlalu lama. Akan tetapi, kelompok pertama. Cara mereka
apabila cara-cara berbahasa seperti itu berbahasa hanya dapat diamati pada
semakin luas digunakan oleh masyarakat lingkup yang sangat terbatas di
dan dicontohkan penggunaanya oleh wilayahnya, dan mereka pun tidak
tokoh-tokoh, serta diperkuat oleh memiliki harapan bahwa bahasa mereka
tayangan dalam media yang beragam menjadi salah satu model untuk
saluran (cetak dan elektronik), maka hal kemudian diikuti oleh pihak lain.
itu dikhawatirkan akan mengganggu
perkembangan bahasa Indonesia yang Ditemukan di tempat umum yang
sedang tumbuh itu. Apalagi, para umumnya dilalui oleh masyarakat
pengguna bahasa Indonesia kini lebih kebanyakan. Melihat tempat dan sasaran
banyak terdiri atas kaum muda yang dari pemajanannya pun dapat dipastikan
sedang tumbuh dan mencari identitas bahwa pesan itu untuk masyarakat
diri. Bukan hal yang mustahil apabila awam. Akan lebih efektif apabila pesan-
kelak kemudian hari, bahasa Indonesia pesan itu disampaikan dalam bahasa
mereka tidak ajeg dalam bentuk, yakni Indonesia yang sederhana dan jelas.
dalam konstruksi kalimatnya, dan tidak Namun demikian, pemilik pesan itu tidak
jelas dalam isi, yakni dalam pesan yang menghiraukan hal tersebut, tetapi justru
ingin disampaikannya. Akibatnya, lebih memilih unuk mengambil istilah
mereka menjadi pengguna bahasa dari bahasa Inggris dan mencampurnya
Indonesia yang kurang cermat. Padahal, dengan bahasa Indonesia. Masyarakat
kecermatan berbahasa merupakan awam mungkin tidak terlalu paham
cerminan dari kecermatan berpikir dan makna istilah yang dipungutnya. Akan
bernalar. Oleh karena itu, sebagai wujud tetapi, istilah-istilah itu telah luas dipakai
tanggung jawabnya, media massa, oleh penutur lainnya, yang besar
pejabat publik, tokoh masyarakat, dan kemungkinan berasal dari kelompok ‘elit’
pesohor sudah selayaknya ikut atau telah banyak bergaul dan
membangun kecerdasan masyarakat itu terpengaruh oleh cara berbahasa
melalui pemberian contoh berbahasa kelompok ‘elit’. Maka, mereka pun
yang pantas dan layak, sesuai dengan mengikuti apa yang mereka dengar
ranahnya. dan/atau lihat dari sekelilingnya. Ikut-
ikutan ini tampak dari, misalnya,
b. Olehmasyarakat ketidakcermatan dalam menulis ejaan
Hasil pengamatan penulis istilah yang dipungut. Gejala keragaman
menunjukkan bahwa penawaran produk berbahasa yang ditunjukkan oleh
barang dan jasa merupakan ranah yang masyarakat kelompok ‘elit’ dan awam
paling banyak mengandung penggunaan ini, khususnya dalam hal campur/alih
bahasa yang tidak tepat dan tidak kode, merupakan salah satu bukti kuat
pantas. Selain adanya campur kode dan tentang adanya gelombang penggerusan
salah ejaan, ditemukan pula pemakaian bahasa nasional oleh bahasa asing,
ekspresi yang tidak tepat dan tidak jelas khususnya bahasa Inggris.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


228

Ketika gejala yang sama muncul akhir ini tidak seutuhnya sejalandengan
pada awal tahun 80-an dan kini berulang rumusan politik bahasa. Sampai sebelum
dengan lebih kuat, sebetulnya bukan Mahkamah Konstitusi Republik
karena gagalnya model perencanaan Indonesiamembuat amar putusan yang
bahasa nasional. Politik bahasa yang menyatakan bahwa penyelenggaraan
dibuat Pemerintah telah secara jelas pendidikan yang dikenal engan rintisan
menggariskan status masing-masing sekolah berstandar internasional (RSBI)
bahasa, yakni jawab pengembangan dan bertentangan dengan Undang-Undang
pembinaannya. Namun, mengingat Dasar dan oleh karenanya harus
bahasa Indonesia belum bisa dijadikan dihentikan, pembinaan keterampilan
sebagai salah satu kebanggaan dan jati berbahasaIndonesia di tingkat
diri penuturnya, pengaruh dan tuntutan persekolahan nyaris memperoleh
yang kuat dari lingkungan (global) untuk tekanan yang luar biasa beratnya.
ikut menggunakan bahasa asing telah
meruntuhkan atau setidaknya mengikis Terpaan lainnya adalah
nasionalisme yang awalnya dibangun diberikannya keleluasaan kepada pihak
oleh para pencetus gagasan menjadikan sekolah untuk menentukansendiri
bahasa Indonesia sebagai bahasa pelajaran muatan lokal yang akan
nasional yang fungsinya mempersatukan diberikan kepada siswanya. Banyak
rasa kebangsaan bangsa Indonesia. sekolah, baik diperkotaan maupun di
Gagasan ini kemudian memperoleh pedesaan, yang kemudian memilih
penguatan konstitusional yang bahasa Inggris sebagai matapelajaran
menjadikan bahasa Indonesia sebagai muatan lokal.Untuk sekolah-sekolah
bahasa resmi Negara dengan garis politik dengan status RSBI, bahasa Inggris
bahasa yang termaktub dalam Undang- digunakan sebagai bahasapengantar
undang nomor 24 tahun 2009. untuk beberapa mata pelajaran tertentu.
Tujuannya adalah untuk
c. Dalamduniapendidikan memajankansiswa kepada wacana
Sekolah bisa menjadi alat yang akademik dalam bahasa Inggris, sehingga
efektif untuk meneruskan rumusan apabila siswa masuk kedalam percaturan
politik bahasa yang telahdigariskan akademik yang lebih global, mereka bisa
dalam konstitusi dan peraturan berwacana dengan
perundang-undangan lainnya. Sebagai sejawatnya.Sementara itu, pemilihan
wahanapendidikan jalur formal, sekolah bahasa Inggris menjadi muatan lokal
bisa diharapkan menjadi saluran yang bahkan pada pendidikan dikelas-kelas
sangat penting dalam membina awal pendidikan dasar dan juga
keterampilan dan kecermatan berbahasa prasekolah, selain sebagai upaya
siswa. Keterampilan berbahasa siswadan untukmemajankan siswa kepada bahasa
warga masyarakat pada umumnya bisa internasional itu, juga tampaknya lebih
dikatakan lebih banyak merupakan hasil merupakan upayauntuk menaikkan
daripembinaan yang dilakukan di masa gengsi sekolah. Betapa tidak. Sekolah
persekolahan. Dengan demikian, peran yang memiliki muatan lokal
dan tanggungjawab sekolah menjadi bahasaInggris berani tampil
sangat penting.Namun demikian, mengiklankan diri sebagai sekolah
tampaknya, kebijakan pendidikan akhir- unggul dan akibatnya memungutbiaya

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


229

pendidikan yang lebih bahkan sangat anak itu sendiri. Pada usia prasekolah,
mahal. anak masih sedang belajar
mengonstruksi bahasa ibunya dan
Kebijakan pendidikan seperti sesekali secara terbatas dipajankan juga
disebutkan di atas tadi, sampai sejauh kepada bahasa kedua. Bagaimanapun,
tertentu, dapat menjadiancaman konsep-konsep linguistik kedua bahasa
terhadap keberhasilan penerapan politik ini belum secara kokoh tertanam dalam
bahasa. Pihak sekolah (kepala minda anak. Maka, apabila ada bahasa
sekolahdan guru) akan berupaya lain lagi yang harus dipelajari, potensi
memacu keterampilan berbahasa Inggris kekacauan akan makin besar. Bukannya
semua pihak yang terlibatsecara proses transfer positif yang akan terjadi,
langsung dalam proses pembelajaran melainkan interferensi negatiflah yang
mata-mata pelajaran tertentu tadi. lebih mungkin terjadi. Guru yang tidak
Sementara,siswa juga akan berusaha berpengalaman dan tidak memiliki
mengedepankan penguasaan bahasa pengetahuan yang cukup tentang proses
Inggris mereka agar berhasildalam pembelajaran yang ideal pada tingkat
pembelajarannya. Bisa jadi, pembinaan prasekolah akan lebih banyak
keterampilan berbahasa Indonesia tidak menyampaikan materi berupa hafalan
menjadi fokus pihak sekolah dan siswa. konsep nyata (concretethings) kepada
Akibatnya, keterampilan berbahasa anak-anak didiknya. Proses
Indonesia siswakhususnya menjadi tidak pembelajarannya dilakukan secara
kokoh, karena memang tidak diarahkan heuristik dengan mencampur kode
oleh pihak sekolah, yangawalnya justru secara intensif pada setiap tuturannya.
diharapkan menjadi salah satu garda Cara-cara seperti ini bisa menjadi
terdepan dalam pembinaan ini.Di lain propaganda negatif untuk siswa. Mereka
pihak, pemajanan yang terlalu awal dapat mengira bahwa berbahasa bisa
terhadap bahasa asing sementara dilakukan secara bebas, termasuk kalau
penguasaan bahasa ibu atau bahasa harus mencampur-campur kode dari dua
nasional belum kokoh akan lebih banyak bahasa. Anggapan ini akan
menjadi gangguan ataumerusak menumbuhkan sikap bahasa yang tidak
perkembangan bahasa ibu atau bahasa positif dari para siswa. Akibatnya,
nasional. bukannya rasa bangga berbahasa
Pemajanan bahasa Inggris kepada Indonesia, tetapi justru menganggap
anak-anak prasekolah oleh para guru enteng bahasa nasional tersebut.
bisa juga berpotensi mengganggu 5. UsulanJalanKeluar
perkembangan bahasa anak. Guru Memang berat tantangan yang dihadapi
bahasa Inggris di jenjang prasekolah untuk memartabatkan bahasa nasional di
belum tentu ahli dalam pembelajaran tengah-tengahkenyataan seperti
bahasa Inggris untuk anak. Kegiatan digambarkan di atas. Akan tetapi, hal itu
belajar mengajar dengan materi
bukan berarti bahwa kitatidak perlu
pembelajaran yang tidak secara cermat
melakukan upaya dan berbenah agar pada
memperhatikan perkembangan
kebahasaan siswa justru akan akhirnya bahasa Indonesia dapat
membahayakan perkembangan bahasa tampilsebagai bahasa yang bermartabat.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


230

Sudah terbukti bahwa politik bahasa ekonomis. Masing-masing model


yang sifatnya hanyaperintah dari atas ke dipaparkan berikut ini:
bawah (top downpolicy) belum berhasil
Model sosiologis-fungsional
menjamin tumbuhnya
Melaluicaraini,
kebanggaanmemiliki dan menggunakan mestidiupayakantumbuhnyakesadaranba
bahasa Indonesia di kalangan para hwabahasamerupakansatu-
penuturnya.Dari keempat satunyaalatfungsional yang
jenisperencanaan/politik bahasa (korpus, memberikandampakkomunikatif total.
status, pemerolehan, dan gengsi), Artinya,
tampaknya perencanaanpemerolehan setiappenuturmestisampaikepadakeyaki
nanbahwabahasa Indonesia
dan gengsi menghadapi persoalan yang
memilikipotensi yang
lebih rumit. perencanaan gengsi belum cukupuntukmemenuhisemuakebutuhank
mampu mewujudkan bahasaIndonesia omunikasipenuturnya (sufficiency
sebagai bahasa yang memiliki gengsi principle). Bahasa Indonesia
tinggi di kalangan para penuturnya. Oleh bisadigunakanpadaberbagairanah,
karenaitu, kegagalan model baikresmimaupuntidakresmi,
danuntukmembicarakananekatopik.
kebijakan/politik bahasa ini harus
Kalautahapinisudahtercapai,
diperbaikimelalui upaya
makadiharapkanwibawadangengsipenut
pendekatanlingua franca plus (cf. urbahasa
elaboratedcode).Melalui pendekatan ini, Indonesiaakantumbuhdengansendirinya.
bahasa Indonesia difungsikanbukan Pengokohanfungsisosial-
hanya sebagai bahasa pengantar seperti fungsionalbahasa Indonesia
di awal pertumbuhannya,tetapi bisa inidapatdilakukan,
misalnyamelaluiIndonesianisasi.
Jugaberfungsi dan berperan sebagai
Memangbenarbahwagerakanmonolingua
bahasa ilmu, bahasa bisnis, bahasa lisasiinisejauhtentuakanbertentangande
sastra, dan cerminan hargadiri penutur nganupayapemertahanandan/ataupelind
dan bangsanya. unganbahasadaerah.
Tahapinidiperlukangunamembenahiterle
Bahasa Indonesia bukan hanya bihduluposisibahasa Indonesia
menjadi tali pengikat antarsukubangsa ketikaberhadapandengankuatnyagerusa
untuk bisa saling memahami isi npengaruhbahasaasing.
komunikasi di antara mereka. Lebih jauh Walaupunbahasa Indonesia
daripada itu,bahasa Indonesia naik sulitbahkantidakmungkinmenjadibagiand
arinilaibudayaintipenuturbahasa
perannya menjadi instrumen yang akan
Indonesia, apabilabahasa Indonesia
digunakan penuturnya dalamsetiap sudahbisamemerankanfungsisosial-
komunikasinya. Menurut Patji (2011) ada fungsionalnya, lama
dua model implementasi, yaitu kelamaanpenuturbahasa Indonesia
modelsosiologis-fungsional dan model akanmenjadikanbahasa Indonesia
sebagaisalahsatukekayaan yang

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


231

akandipeliharabahkandiwariskannyakepa Kondisisepertiiniakanmenjadihambatand
dagenerasiberikutnya. alammeningkatkandayasaingdandayapak
Peningkatankesadaransepertiiniakansejal aibahasa Indonesia
andengannaiknyaperan, fungsi, padatransaksiekonomi.
dangengsibahasa Indonesia di Kemajuanekonomipadabeberapanegara
dalamkehidupanmereka. berkembangseperti China, Thailand, dan
Model Vietnam, misalnya,
inijugamenyiratkanmaknabahwasetiappe telahikutmendorongperkembangandand
nuturbahasa Indonesia menjadi ayasaingmasing-masingbahasa di
‘dutabahasa’. Masing- tengahderasnyagelombangpengaruhpen
masingakanmemberikancontohberbahas ggunaanbahasaInggrisdalamprodukbaran
a yangcermatdanpantas hal ini gdanjasa yang merekahasilkan.
ikutmenentukanperkembanganbahasa BahasaIndonesia pun
Indonesia di masyarakat. bisaberperansepertiituapabiladukunganp
Kondisiinisejalanjugadenganpandangand olitikdansosialbenar-
anwatakmasyarakat Indonesia yang benarberpihakkepadakeinginanuntukme
lebihpartriarkal, numbuhkembangkanbahasa Indonesia.
yakniakanmengikuticontohperilakubaikd
ari orang-orang yang dituakan. Penutup
Dalamkaitanini, tokoh- Upayapemartabatanbahasanasionalserin
tokohtadisejatinyamenjadi model gkalidigangguolehadanyakepentingan
berbahasabagiwarganya. Namun, yang
denganmenyadarkan agar setiap orang tidakmemahaminilaipentingnyasebuahb
menjadidutabahasadan model ahasasebagaijatidiribangsa.
berbahasa, Memangbenarbahwabahasa Indonesia
perilakubaikdalamberbahasaitubukanha saatinibelummenjadibagiandarinilaiintib
nyaakanditurunkansecaravertikaldalamp udayamasyarakatbangsa Indonesia,
olapartriarkal, merujukkepadasejarahkelahiran (istilah)
tetapijugaakanmenyebarsecarahorizonta bahasa Indonesia pada 28 Oktober 1928.
l. Cara Akibatnya, sikappenuturbahasa
iniakanbisamempercepatkesadaranparap Indonesia kepadabahasanya pun
enuturdalammeningkatkanmartabatbah tidakterlalupositif.
asa Indonesia. Kondisiinidiperparahdengan model-
model berbahasasesaat yang
Model ekonomis secarakebetulanditunjukkandalamdandik
Mobilitasekonomimerupakankuncidaripe okohkanoleh media massadantokoh-
ndekatanpengembanganbahasamelaluic tokohmasyarakatsertapesohor yang
araini, pasar Indonesia yang kemudiandiikutiolehwargamasyarakat.
begituluasbelumbisamenciptakanpening Padatingkatdanfasetertentu pun
katanmobilitasekonomi yang berati Pemerintahsepertitidakmenyadaribahwa
pasarinimasihbersifatmenerima ‘titipan’ kebijakan yang dibuatnya,
daripihakluartimbangmengedepankanpr khususnyaterkaitdengankebijakanpendid
odukbarangdanjasadaridalamnegerisendi ikanjustrutelahmelemahkanposisidanper
ri. kembanganbahasa Indonesia.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


232

Kalauhaliniterjadi, Santoso, A. 2012. Studi Bahasa Kritis:


makasesungguhnyabahasanasionalsedan Menguak Bahasa Membongkar
gmengalamipembusukan, Kuasa.Bandung: Penerbit Mandar
olehpenuturnyasendiri. Maju
Dengandemikian,
upayauntukmengangkatderajatbahasa Subroto, Edi,dkk. 2007. Model
Indonesia menjadibahasa yang Pelestarian dan Pengembangan
jauhlebihbermartabatdariposisisaatinida Kemampuan Berbahasa Jawa
nbisamemberikankebanggaankepada Krama di Kalangan Generasi
para penuturnyamenjadisemakinberat. Muda Wilayah Surakarta dan
Perluupaya Sekitarnya. Laporan Hasil
yangbisamenyatukanlangkahdanmenya PenelitianHibah Penelitian Tim
makanirama di antarasemuapihak. Pascasarjana HPTP Tahun I Tahap
Olehkarenaitu, perencanaanbahasa I.
Indonesia sebagailingua franca plus Notulen Seminar
bisamenjadisalahsatu agenda yang Notulis : Rio Kurniawan, M.Pd.
perludipertimbangkan.
Hepy Susanty
Referensi Pertanyaan:
Azwar, Saefuddin. 2003. Sikap Manusia Bagaimana peran bahasa Indonesia
Teori dan Pengukurannya. dalam pendidikan?
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jawaban:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia telah diatur oleh UU
Bahasa. 2011. Undang-Undang sebagai bahasa pengantar pendidikan
Republik Indonesia Nomor 24
sehingga dalam konteks pendidikan kita
Tahun 2009 tentang Bendera,
mesti menggunakan bahasa Indonesia,
Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan. Jakarta: walau dalam beberapa kali kesempatan
Kementerian Pendidikan dan kita bisa menggunakan bahasa daerah,
Kebudayaan. namun penggunaan bahasa daerah
tersebut hanyalah sebagai alat
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus
Linguistik. Jakarta: PT Gramedia pembantu agar peserta didik paham
Pustaka Utama. akan materi yang diajarkan. Optimalisasi
keterampilan bahasa juga menjadi tolak
Patji (2011). Bahasa Etnis di Indonesia
ukur yang penting dalam kaitannya
terancam Punah.
dengan pemersatu bangsa.
http://www.tempo.co/read/news
/2011/12/16/079372002/169-
Bahasa-Etnis-di- Maya Fransiska
IndonesiaTerancam-Punah. Pertanyaan:
Diakses 17 September 2015.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


233

Berikan contoh dan solusi bahasa


Indonesia bisa menjadi alat pemersatu
dan pemertahanan NKRI?

Jawaban:
Contohnya dengan menggunakan EYD
yang benar dalam penulisan dan
berbicara dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar pula.
Solusi dalam kaitan bahasa Indonesia
menajdi alat pemersatu dan
pemertahanan NKRI yaitu dengan cara
menghargai bahasa sendiri dan
mengoptimalisasikan penggunaan EYD.

Hesti Wiranata
Pertanyaan:
Seberapa penting Bahasa Inggris (Asing)
digunakan?

Jawaban:
Bahasa Inggris (Asing) penting namun
jauh lebih penting Bahasa Indonesia
karena itu merupakan identitas bangsa
kita. Dalam penggunaan bahasa Inggris
kita harus tahu konteks dan proporsinya.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

Anda mungkin juga menyukai