Naskah Lost!
Naskah Lost!
ditangannya.
Alvian : Hffft..
#Di Rumah.
Ayah : Itu bukan uang milikku, itu milik bosku! Kenapa mama seenaknya pakai hah?
IBu : mama juga membutuhkan uang! Bagaimana Jika rentenir itu datang?!
Ayah : BAGAIMANA JIKA AYAH YANG DIPECAT DAN TAK BISA BEKERJA LAGI HAH?!
Alvian menatap pintu kamar utama. Dengan santai ia berjalan memasuki kamarnya.
#Di Kamar
Alvian melirik kearah plastic putih. Dengan sigap ia meraih plastic itu dan mengeluarkan botol yang
ada di dalamnya. Lalu ia mengambil tiga butir pill dan meminumnya.
Alvian : Hah..hah..
Terdengar suara ketukkan dari arah jendela kamar Alvian. Dengan perlahan Alvian mendekati
jendelannya.
Tio : Ayolah aku adalah teman sekelasmu dan kau tidak tahu
Tio : aku sedang berjalan didekat sini bersama teman ku, karena ingat memiliki teman di deket
sini dan.. jadilah aku ada disini.
Bella : Jika dalam kehitungan ketiga kau tidak kembali akan ku bakar sepedamu
TIo : Baiklah dia adalah Bella teman sekelas kita juga. Dia duduk tepat disebelahku,
Bella : Satu..
Alvian : Mana..
Tio : Daahhh,,
Alvian sedang bersiap akan berangkat sekolah. Seperti biasa ia duduk di kursi makan bersiap
menyantap sarapannya.
Ayah : Apa yang ingin di hargai? Ide gila mu minjam uang ke bank?! Kau tahu berapa hutang kita
pada bank.
Ibu : Dari pada ayah di pecat dan tidak memiliki penghasilan. Bagaimana aku bisa membeli tas
mahal mama?
Alvian memasuki kelas, Keadaan kelas sudah ramai karena jam pelajaran pertama sudah mau mulai.
Alvian berjalan mendekati tempat duduknya yang berada di pojok ruangan.
Alvian : Hmm.. (Sambil menangkupkan wajahnya disela-sela tangan yang ia lipat di atas meja)
Alvian : (Menganggukan kepalanya, sambil mengambil buku tugas yang berada di tas dan di taro di
di depan Risa)
Alvian menatap jendela lama..Pikirannya melayang ke kejadian beberapa menit yang lalu. Dengan
cepat ia merogoh sakunya dan mengambil botol yang selalu ada bersamanya. Tanpa ragu ia
mengambil tiga butir pill itu. Tanpa Alvian sadari dari tadi Risa melihat gerak-geriknya.
Alvian kembali menangkupkan tanganya di meja. Itu tidak berlangsung lama karena tiba-tiba ada
seseorang yang melemparkan kertas ke arahnmya. Dengan malas ALvian mengambil kertas itu.
Matanya langsung mencari siapa yang melempar kertas itu. Matanya menangkap Bella dan Tio yang
sedang menatapnya sambil tersenyum lima jari.
Tio : Bagaimana jika nanti pulang dari sekolah kita bermain bersama?
Alvian : males
Tio : Kenapa kau jadi orang dingin sekali sih ?
Bella : Kami tidak menerima penolakkan sesampainya dirumah kau akan menemukan kami .
Baru saja Alvian akan membalas surat tersebut .Namun, pergerakkannya terhenti saat Risa
mengajaknya bicara.
Risa : Kau surat suratan dengan siapa? ( Melihat isi surat Alvian dengan bingung)
#Di Rumah
Alvian memasuki rumah. Kakinya melangkah memasuki dapur. Baru saja ia akan membuka pintu
kulkas . Namun, pergerakkannya harus terhenti karena melihat note yang tertempel di pintu kulkas.
‘Jika lapar makanan ada di kulkas tinggal di hangatkan.’ Alvian yang melihat itu hanya mendengus
lalu pergi menuju kamarnya.
Alvian menajamkan telingannya.Ketukkan dari arah jendelannya masih saja terdengar. Merasa tahu
siapa sang pelaku Alvian mengacuhkan ketukkan itu.
Alvian : (Mendiamkannya)
Bella : Gitu dong.. Dibukaiin kan gak enak masa ada maling se cantik gue.
Tio : amit-amit.
Alvian : Udah stop! Kalian ngapain kesini?! Dan bisa gak sih kalian datang dengan cara yang lebih
wajar sedikit?
Alvian memutarkan matannya malas.Namun, tiba- tiba teleponnya yang sedari tadi berada di
sakunya dirampas oleh Bella.
Lalu Bella dan Alvian keluar dari ruumah Alvian melalui ppagar yang ternyata tiidak ia kunci. Melihat
ituu alvian mengusap wajahnya kasar.
#Di sekolah.
Alvian : Gak…
Alvian : Makasiih.
Alvian melirik bangku diserong depannya. Alisnya terangkat sebelah saat melihat bangku itu kosong
tak berpenghuni. Tiba-tiba Alvian meraih teleponnya yang sedari tadi ada di atas meja dan
menaruhnya di telinga.
Alvian memasuki rumahnnya, Lagi lagi ia di sambut dengan suara teriakan saling menyalahkan dari
kamar kedua orang tuannya. Dengan malas ia memasuki kamarnya. Sesampainya di kamar ia
langsung mengambil botol yang ada dimeja belajarnnya dan memiinum lima butir pill itu. Alvian
menyandarkan dirinya pada tembok. Tangannya meraih telepon yang berada disakunya.
Alvian : Hmm??.... Apa diluar? Tumben biasannya juga lewat jendela….. Emang mau
kemana?.......(Berpikir) Baiklah.
Alvian keluar dari rumahnnya. Matannya menangkapp Bella dan Tioo yang sedang berdiri di depan
gerbangnya.
Tio :Iya dari pada terus berada di rumah yang seperti neraka kayal gitu.
# Taman
Tio :Oh iya ayo. Inget jangan ilang ilangan eh gak mungkin juga sih itu udah dikasih label nama .
Merekapun bermain uno di sana. Setelah beberapa kali bermain mereka memutuskan untuk
berhenti.
Alvian :Eh ngomong-ngomong nama pangjang kalian siapa?(Sambil memainkan kartu uno)
Bella :Yaudah
#Di sekolah
Sekarang sedang pelajaran olahraga.Seharusnya seluruh murid berada dilapangan.Namun, tidak
dengan tidak dengan dua siswa laki laki yang sedang berada di dalam kelas.
Benzo : Ya mana gue tau. Eh han itu ada hp nganggur.( Menunjuk ke meja seberang)
Raihan : Lumayan ini buat bayar utang kita. Udah hppnnya gak di password lagi.
Raihan :Sial… Udah taruh sana aja dulu.( Menaruh hp itu di dalam tas seseorang.)
#Waktu istirahat.
Waktu istirahatpun tiba semua murid berkeluaran menuju kantin hanya tiinggal beberapa orang
saja.
Risa :Tapi Tio kan dirawat dirumah sakit mana mungkin dia main sama kamu.
Alvian : Bukan namanya Cuma Tio yang duduk disana sama Bella.( Sambil menunjuk ke arah serong
depan)
Risa : Di kelas kita gak ada yang namannya Tio sama Bella.
Baru saja Risa ingin bertanya .Namun tiba-tiba Liana menghampiri mereka.
Alvian :Tidak.
Liana :Alah.. dasar maling! Mana ada maling yang ngaku. Aku akan adukan ini pada guru.
#pulang sekolah
Ibu : Aku butuh uang untuk melunasi emas yang aku beli.
Ayah : CK.. Aku sudah tidak tahan denganmu.. Ayo kita cerai.
Ibu : Bagus. Lagi pula kau sudah tidak memiliki apa apa lagi. Dan ohh… Alvian Kau saja yang
mengambil hak Asuhnya . Aku terlalu malas untuk mengasuhnnya.
Seketika Alvian menegang. Dengan kesal ia meremas surat yang ada di genggamannya dan
membuangnnya . Kakinya ia langkahkan menjauhi rumahnya.
#Taman
Alvian mendudukan dirinnya di bangku taman. Tangannya terangkat mengusap wajahnya dengan
kasar. Tiba- tiba Tio dan Bella datang dengan hebohnnya.
Tio :Eh kau kenapa wajahnya ditutup seperti itu? Lagi jerawatan? Gak perlu malu kali kalau sama
kita.
Tio dan Bella menatap alvian yang dari tadi tidak bergerak hanya untuk sekedar merespon mereka.
Tio dan Bella mencolek colek bahu Alvian.Namun, tiba-tiba Alvian berteriak.
Alvian : Surat panggilan orang tua, orang tua ingin cerai ,gak di anggap anak dan sekarang dua
orang pengacau.Hah lengkap sekali.
Bella :Tapi..
Alvian : Pergi
Tio dan Bella saling menatap sebentar . Lalu mereka kembali menatap Tio.
Tio : Yaudah kalau gitu kita pergi. Kalau kau membutuhkan kita kau tiinggal telpon saja.
Tio dan Bella meninggalkan Alvian sendiri. Tanpa Alvian sadari ayahnya melihat itu semua.
#Dirumah
Dua hari setelah itu Alvian selalu berada di dalam kamarnya dan tidak pernah keluar dari kamarnya.
Dan selama itu Ibunnya sudah tidak berada bersamannya. Hidupnya kosong dan setiap hari ia
menghabiskan waktunnya dengan menatap jendela. Ayahnya yang melihat itu merasa prihatin
padannya dan memanggilkan psikiater.
Ayah : Ya… Beberapa waktu belakangan ini aku dan iistriku sering bertengkar yang berujung pada
perceraian dan beberapa hari yang lalu saya menemukan surat panggilan dari sekolannya tergeletak
di depan pintu rumah.
Ayah : Aku baru tahu kemarin. Aku menemukan obat penenag di atas meja belajarnya.
Ayah : Yah.. saya melihatnnya dua hari yang lalu di taman setelah saya dan istri saya memutuskan
untuk bercerai.
Psikiater: Alvian terkena schizophrenia .Itu adalah penyakit jiwa yang menimbulkan halusinasi,pikiran
kacau, delusi dan perubahan bentuk prilaku. Penyakit gangguan jiwa ini di karenakan adanya
tekanan berat , karena mengonsumsi zat kimia berlebih dan genetika. Namun, anak bapak tidak di
sebabkan oleh genetika. Ini lebih ke tekanan dan karena efek obat penenang yang ia
konsumsi.Memang biasanya gangguan jiwa ini rentan menyerang para remaja dikarenakan emosi
mereka yang tidak stabil.
Psikiater: Itu semua tergantung Alvian dia ingin melepas halusinasi itu atau menyimpanya dan
membawa halusinasi itu bersamannya. Ini kartu nama saya , saya permisi.
Setelah pembicaraanya dengan Psikiater itu. Ayah Alvian berjalan menuju kamar Alvian. Dengan
perlahan ia membuka pintu itu.Matanya menemukan Alvian yang sedang menatap jendela dengan
tatapan kosong. Dengan langkah pelan ayahnya mendekat kea rah alvian.
THE END.