Anda di halaman 1dari 2

Ventilator bundle (VB) adalah serangkaian intervensi yang berhubungan dengan perawatan

pada pasien dengan ventilator mekanik yang ketika diimplentasikan bersama-sama akan
mencapai hasil signifikan dibandingkan bila diterapkan secara individual, yang terdiri dari 5
elemen antara lain: elevasi tempat tidur (Head Of Bed) 300 sampai 450 penghentian sementara
agen sedasi dan penilaian kesiapan ekstubasi, profilaksis thrombosis vena dalam, profilaksis
ulkus peptikum, Oral Care secara berkala dengan chlorhexidine (kecuali kontraindikasi medis).
1. Kebersihan tangan
Kebersihan tangan merupakan salah satu hal penting yang mendasar untuk pencegahan
infeksi HAI’s.
2. Oral Hygiene
Lakukan kebersihan mulut setiap 2 jam sekali dengan menggunakan air bersih dan setiap
12 jam sekali sikat gigi dengan pasta gigi dan larutan clorhexidine 0,2%
3. Head Up Bed 300 – 450
Atur posisi sesuai kondisi pasien atau jika tanpa kontra indikasi, sebaiknya posisi elevasi
30-45o
4. Close Suction
Penghisapan lendir sebaiknya dengan metode closed system dan teknik aseptic.
5. Tapering Off Sedasi
Lakukan pembatasan sedasi dan kesiapan weaning ventilator jika kondisi
memungkinkan segera lakukan ekstubasi.
6. Tracheal Tube (TT) Modification
Minimalisasi manipulasi ETT dan lakukan pengecekan rutin posisi ETT minimal setiap
shift. Karena TT yang menyediakan jalur kontinu antara rongga mulut dan saluran udara
distal, strategi pencegahan VAP telah difokuskan pada desain TT cuff untuk mencegah
aspirasi mikro.
7. Cuff pressure control
Tekanan manset rata-rata <20 cm H2O mendukung peningkatan sekresi antara manset
dan dinding trakea sementara jika >30 cm H2O dapat menyebabkan kerusakan mukosa
trakea. Lakukan pengecekan cuff pressure ETT minimal setiap shift (tekanan normal:
20-30 cm H2O) (Gunasekera & Gratrix, 2015).

Pencegahan terhadap VAP dibagi menjadi 2 kategori yakni strategi farmakologi yang bertujuan
untuk menurunkan kolonisasi saluran cerna terhadap kuman patogen serta strategi non
farmakologi yang bertujuan untuk menurunkan kejadian aspirasi (Wiryana, 2007). Pencegahan
non farmakologi lebih mudah dan lebih murah untuk dilaksanakan bila dibandingkan
pencegahan VAP secara farmakologi, yang meliputi menghindari intubasi trakea, penggunaan
ventilasi mekanik sesingkat mungkin, pembagian kerja penyedia kesehatan, subglottic
suctioning, intubasi non nasal, menghindari manipulasi yang tidak perlu pada sirkuit ventilator,
pemakaian heat and moisture exchangers, posisi setengah duduk, menghindari lambung penuh,
pencegahan terbentuknya biofilm, dan mencuci tangan dan pemakaian desinfektan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien. Sedangkan pencegahan VAP secara farmakologi meliputi
dekolonisasi traktus aerodigestif, pencegahan pembentukan biofilm kuman, dan menghindari
penggunaan profilaksis stress ulcer yang berlebihan. Meskipun pencegahan VAP secara non
farmakologi sudah menjadi prosedur baku namun angka kejadian VAP masih cukup tinggi,
sehingga masih perlu ditambahkan pencegahan VAP secara farmakologi.

Dapus:
Gunasekera, p., & gratrix, a. (2015). Ventilator-associated pneumonia. Bja education, 16(6),
198-202.
Fitriani, d. (2018). Hubungan pengetahuan perawat tentang pencegahan ventilator associated
pneumonia (vap) dengan peningkatan angka vap di ruang icu rumah sakit sari asih karawaci
tangerang. Edu dharma journal: jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat, 2(1), 46-61.
Made wiryana. (2007). Ventilator associated pneumonia . Jurnal penyakit dalam, 8(3), 254-
268. Diakses dari: https://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/view/3843/2839

Anda mungkin juga menyukai