Anda di halaman 1dari 4

Sedotans

“Kami ucapkan selamat pada kalian, para lulusan dokter baru, tapi jangan berpikir
bahwa pembelajaran kalian selesai sampai disini, justru ini merupakan awal dari profesi
pembelajaran kalian, karena ilmu kedokteran itu harus terus kalianpelajari SEUMUR
HIDUP” salah satu ucapan saat upacara sumpah dokter.

Gue Dani, anak pertama dari 2 bersaudara, adik gue namanya Sophie, gue tinggal
bareng Ibu dan Sophie, ayah gue udah menggal sekitar 3 tahun yang lalu. Gue, Rafa, Iza, dan
Avta, kita adalah sekumpulan dokter tampans yang telah selesai mengucapkan sumpah
dokter. Gue dan Afta udah deket dan sahabatan sekitar 8 tahun, dan sama-sama menjadi
lulusan kedokteran. ”Wuahhhh, gokil Rafa!!!” teriak Iza setelah keluar ruangan. “Ga salah lo
jadi lulusan terbaik, IPK lo aja nyaris 4.00” lanjut Iza sambil buka map nilai. “Cih, biasa aja,
semua orang juga bisa” jawab Rafa songong. “Ya karena IPK koas itu kan untung-untungan,
tergantung pengujinya” dijawab ledekan dari Avta. “APA!! Jadi maksud lo guecuma modal
hoki?” Rafa teriak engga terima. “Ngapain sih kalian ngeributin ipk, lulus aja udah syukur,
lagian pasien sekarat gabakal nanya ipk kita berapa, kan? Yang penting bisa bertindak
menolong mereka. Eh?” ucapan gue yang tiba-tiba buat mereka liatin gue ga percaya sama
apa yang gue omongin. “Aduuh... temen gue yang satu ini bijak banget. Gue terharu, sini
peluk dulu” Iza yang tiba-tiba main peluk aja. “Kakak! Selamat atas pelantikan dokternya,
kak” suara Sophie dari jauh yang nyamperin gue dan tiba-tiba “Selamat ya kak Avta!” dan
ternyata dia engga nyamperin gue dong dia nyamperin Avta yang ada di belakang gue.
“Dasar adik durhaka! Kakaknya sendiri ga dikasih bunga!” jawab gue yang ga terima.“Eh?
Ada kak Dani? Soalnya ngeliat kak Avta yang pakai jas gitu terlalu silau, kak Dani jadi gak
kelihatan” ejek Sophie. “Alasan apa itu!” “Hehehe Cuma bercandaok, selamat ya Dr. Dani,
maaf ya aku menumpahkan kopi ke baju kakak, jadi kakak terpaksa pakai jas milik ayah yang
kegedean” jawab Sophie. “Teman-teman! Ayo foto disini” seru Iza.

Sehari setelah hari bahagia itu tiba-tiba saat malem ada banyak panggilan dan chat
dari grub dimana anak-anak mau pada kumpul di rumah Avta. “Jadi apa rencana kalian?
Karena kemungkinan untuk intership di Jakarta sangat kecil, jadi mau ga mau kita harus
punya rencana lainnya, yaitu pilihan wahana di daerah selain Jakarta. Setidaknya kita punya
info soal daerah yang kita tuju” pembuka dari Iza. “Kalau menurut gue sih, mau intership
dimanapun nanti, pasti akan menyenangkan kalau kita berempat bisa bareng kan?” jawab
Avta yang tiba-tiba bisa ngomong kek begitu.”Hmmm, sebenernya gue punya rencana yang
bagus buat kita. Kita pilih daerah yang tidak banyak orang tahu, Kota Bontang?” salah satu
pendapat dari Iza. “Tapi bukannya Kalimantan itu banyak pelet dan santet ya?” jawab gue.

Setelah kumpul-kumpul gue pulang. “Ibu, aku bingung, andaikan aku harus pergi jauh
selama setahun, menurut ibu gimana?” tanya gue yang sampai rumah langsung ketemu Ibu.
Dan gue ceritain semua ke Ibu.“Kalian berencana untuk intership di Kalimantan? Lalu
kenapa kamu bingung? Bukannya seru pergi bareng temen-temen” jawab Ibu. “Bukan itu
maalahnya, bu. Ibu tidak tahu? Mitosnya kan kalau kita minumair sungain Mahakam disana,
kita gabakal balik lagi!” jawab gue. “Kalo gitu ya jangan minum air sungainya, beli akua aja,
kan lebih bersih” jawab ibu sambil tertawa. Setelah lama cerita dan berargumen dengan ibu
gue lebih tenang dan merasa akan baik-baik aja.

Besoknya kita berempat pergi ke warnet buat pemilihan wahana. Nasib kami selama
setahun kedepan ditentukan dalam 3 menit. “Tapi kenapa mereka semua sama sekali ga
kelihatan tegang? Amit-amit tapi kalo sampe ga dapet di Bontang” batin keresahan gue. “Dan
kenapa bengong? Udah mulai tuh!” teriak Iza. Setelah Iza login, dia berhasil dapetin wilayah
di RSMS Bontang. Kemudian disusul Rava. Setelah itu gue coba login dan password gue
salah, terisan gue danAvta yang belum login. “Dani, belum bisa login?” tanya Avta yang
sedikit kawatir. “Belum,Ta gue juga ga ngerti kenapa” jawab gue sedikit ketakutan. “Dani!
Kayaknya password lo salah gara-gara capslocknya nyala deh, liat tuh” teriak Rava yang
kebetulan tau. Setelah semua selesai. “Akhirnya kita semua dapet wahana rumah sakit yang
sama” ucap gue sambil keluar warnet.

Dua hari setelah kejadian itu gue juga udah harus siap-siap buat kemasi barang
bawaan gue yang bakal dipake untuk setahun kedepan. “Eh, kakak lagi siap- siap ya?” Sophie
yang tiba-tiba masuk ke kamar. “ Kakak lupa sesuatu nih, itu boneka beruang dodolnya.
Kakak ga boleh pelupa gitu, sampai sana jangan lupa kabari aku dan ibu ya, jangan lupa
makan, kunci pintu...” oceh Sophie yang tiba-tiba nangis.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. “Dani! Sini kumpul” lambai Iza


kearah gue. “Lah kenapa lo bawa boneka segala, kayak bayi aja” ejek Iza sambil ketawa.
“lah suka-suka gue dong!” elak gue. “Ini temen lo yang satu lagi Za?” suara salah seorang.
“Eh iya, Bal” toleh Iza ketemennya.”Halo, gue Iqbal. Salam kenal yaa” sapa Iqbal ke arah
gue. “Ah iya gue Dani, salam kenal” jawab gue ke Iqbal. Jadi Iqbal itu temennya Iza dari
universitas lain yang kebetulan juga dia intership ke Bontang. “Hei, bocil!” sapa Afta sambil
kucek-kucek rambut gue. Setelah semua udah pada kumpul semua kita berangkat bareng-
bareng.

Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan. “Wah! Ternyata


bandara balikpapan megah ya! Ga kalah sama Jakarta” ucap gue sambil liat bandara. “Yah,
Balikpapan kan termasuk kota industri yang besar dan banyak pendatang, wajar sih kalau
fasilitasnya megah” cerita Afta yang panjang lebar. Disisi lain juga gue berharap semoga
perjalanan kami ini tak terlupakan.

Pagi hari hotel di Balikpapan. “Hoi!! Temen-temen pada kumpul yok!” teriak Rava
untuk kumpulin kita semua. Disini juga bukan cuma kami cowo berempat, ada juga Farah
danEmmi yang berasal dari Yogjakarta. Kelompok kami berjumlah 15 orang, 6 perempuan
dan 9 laki-laki. Berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Semoga sajakami kompak ya.
Setelah semua sudah sarapn dan siap, kami harus melanjutkan perjalana dari Balikpapan ke
Bontang yang harus menghabiskan waktu sekitar 5-6 jam.

Sore hari kita sudah sampai di rumah sakit. “Wah luas ya rumah sakitnya! Jarang
nemu rumah sakit yang hijau gini di Jakarta” ucap Rafa sambil ngeliat rumah sakit. “Udah
sampai semuan kan? Ayo semua kumpul!” seru Iqbal yang sudah sampai duluan. “Oh iya,
barusan gue ditelpon sama pembimbing kita, karena udah kesorean, kita disuruh istirahat aja
di rumah dinas. Besok pagi baru orientasi. Ada satu rumah dinas yang disediain katanya,
nanti kita bareng-bareng kesana” jelas Afta.

Keesokan paginya. “Eh Dani, lo ngapain pagi-pagi udah pake cosplay kek cewe
begitu, urat malu lo dah putus yaa?” ledek Iza sambil ngetawain gue. “GUE INI EMANG
CEWE BEGOO!! LO PIKIR SELAMA INI GUE APA!!” teriak gue ke Iza. Mentang
mentang gue sering pake celana, masa dia ngira gue cowo. Saat ini juga kehidupan intership
gue dimulai.

Seteleh itu semua hari demi hari, bulan demi bulan kita lewatin bersama hingga 1
tahun pun telah usai. Kami semua yang rindu dengan keluarga yang akhirnya dapat kembali
ke daerah asal kita. Gue dan temen-temen gue merasa bahwa pertemanan kita semakin kuat
walaupun disini gue cewe sendiri. Mereka udah seperti kakak gue yang bisa ngelindungi gue.
Gue sayang kalian semua guys, love you.
Resensi

Nama saya Flora Sukma A. D. M. Saya merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara.
Saya bersekolah di SMA N 1 Surakarta. Saya menulis cerpen yang berjudul “Sedotans” judul
itu adalah singkatan dari sekumpulan dokter tampans. Dalam isi cerpen tersebut menceritakan
dimana seorang cewe yang memiliki teman cowo-cowo yang dimana salah satunya tidak
mengerti bahwa penulis atau sudut pandangnya adalah seorang cewe. Pertemanan mereka
menjadi tambah erat setelah mereka menjalani intership. Itu adalah sedikit gambaran dari
cerpenyang saya buat. Selamat membaca.

Anda mungkin juga menyukai