Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Artinya: “Menunut ilmu hukumnya wajib bagi orang islam laki-laki dan orang
islam perempuan”. (HR.
)18 :يز ْال َح ِكي ُم (آل عمران ِ ش ِهدَ هللاُ أَنَّهُ ََل ِإلَهَ ِإ ََّل ه َُو َو ْال َم ََلئِ َكةُ َوأُولُو ْال ِع ْل ِم قَائِ ًما ِب ْال ِقس
ُ ْط ََل ِإلَهَ إِ ََّل ه َُو ا ْل َع ِز َ
Artinya: “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang
berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia
(yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Ali
Imran: 18).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa yang menyatakan bahwa tiada yang
berhak disembah selain Allah adalah dzat Allah sendiri, lalu para malaikat dan
para ahli ilmu. Diletakkannya para ahli ilmu pada urutan ke-3 adalah sebuah
pengakuan Allah SWT, atas kemualian dan keutamaan para mereka.
Ibnu ‘Abbas ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa derajat para ahli ilmu
dan orang mukmin yang lain sejauh 700 derajat. Satu derajat sejauh perjalanan
500 tahun[5].
Artinya: “Orang-orang yang berilmu adalah ahli waris para nabi” (HR. Abu
Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Tentu sudah diketahui, bahwa tidak ada kedudukan di atas kenabian dan tidak ada
kemuliaan di atas kemulian mewarisi kedudukan kenabian tersebut.
ِ ت َو ْاْل َ ْر
)ض (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان َّ َي ْست َ ْغ ِف ُر ِل ْل َعا ِل ِم َما ِفي ال
ِ س َم َوا
Artinya: “Segala apa yang ada di langit dan bumi memintakan ampun untuk
orang yang berilmu”. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Artinya: “Perumpamaan apa yang dituliskan oleh Allah kepadaku yakni petunjuk
dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada
yang gemburyang dapat menerima air lalutumbuhlah padang rumput yang
banyak. Dari panya ada yang keras dapat menahan air dan tidak dapat
menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang tidak menolak
kepadanya, dan mengajar, dan perumpamaan orang yang pandai agama Allah
dan apa yang dituliskan kepadaku bermanfaat baginya, ia pandai dan mengajar,
dan perumpamaan orang yang tidak menolak kepadanya, dan ia tidak mau
menerima petunjuk Allah, yang mana saya di utus dengannya”. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Dari Sahal bin Sa’ad RA, ia menceritakan sabda Rasulullah SAW kepada Ali bin
Abi Thalib:
َ فَ َواَهللِ َْل َ ْن يَ ْهد
ِ َو, ِي هللاُ بِكَ َر ُج ًَل
)احدًا َخي ٌْر لَكَ ِم ْن ُح ْم ِر النَّعَ ِم (رواه البخاري ومسلم
Artinya: “Demi Allah! Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang karenamu,
maka itu lebih baik dari pada himar-himar ternak” )HR. Bukhari Muslim(
Artinya: “Barang siapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti
pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari phala-
pahala itu. Barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa seperti
dosa-dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa
itu” (HR. Muslim)
Artinya: “Jika anak Adam meninggal, maka terputuslah semua amalnya kecuali
dari tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang
mendoakannya” (HR. Muslim)
َو َم ْن أ َ َرادَ ْاْل ِخ َرة َ فَ َعلَ ْي ِه ِب ْال ِع ْل ِم, َم ْن أ َ َرادَ الدُّ ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه ِب ْال ِع ْل ِم
Keutamaan adalah kelebihan. Jika ada dua benda yang sama, sementara
salah satunya mempunyai kelebihan, maka benda itu bisa disebut utama, kalau
memang kelebihan yang dimaksud adalah kelebihan dalam sifat kesempurnaan.
Sesuatu yang indah dan disenangi ada tiga macam, yaitu: sesuatu yang
disenangi karena ada faktor lain diluarnya, sesuatu yang disenangi karena nilai
eksentriknya dan sesuatu yang dicari karena nilai eksentriknya juga karena ada
faktor lain diluarnya.
“Wahai Kumail, ilmu itu lebih utama dari pada harta karena ilmu itu
menjagamu, sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedang harta
adalah yang dihakimi. Harta menjadi berkurang jika dibelanjakan, sedangkan ilu
akan berkembang dengan diajarkan kepada orang lain”[10].
I. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang utama, mulia dan penting. Oleh
sebab itu semua harus menyadari tentang hal ini, untuk membentuk keshalehan
individu dan keshalehan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Paling
tidak setiap pendidik pada lembaga pendidikan manapun harus mampu menyadari
akan keutamaan dan pentingnya ilmu, lalu menyalurkannnya kepada peserta
didik, sehingga manfaat dan fungsi ilmu pengetahuan dapat dirasakan secara
menyeluruh, bukan sekadar formalitas belaka.
II. Saran-saran
Seperti yang telah disampaikan dimuka bahwa semua orang harus
menyadari dan meyakini akan keutamaan dan pentingnya ilmu, terutama bagi
kalangan pendidik. Untuk selanjutnya penulis merumuskan saran-saran sebagai
berikut:
1. Hendaknya kita lebih mendalam di dalam mempelajari keutamaan
dan pentingnya ilmu, baik yang bersumber dari al-Qur’an, hadits, kitab-
kitab para ulama islam, maupun para cendekiawan yang lain.
2. Hendaknya kita mengembangkan sikap bangga akan ilmu yang
telah kita raih, agar keutamaannya tampak menghiasi diri kita dan orang-
orang di sekitar kita.
3. Karena begitu besar keutamaan dan pentingnya ilmu, maka
hendaknya kita tidak berhenti begitu saja dalam menuntut ilmu. Sesuai
dengan sabda Rasulullah bahwa menuntut ilmu tetap diharuskan sampai
tubuh kita terkubur dalam liang lahat.
DAFTAR PUSTAKA