Anda di halaman 1dari 14

Makalah Ilmu Negara

Disusun Oleh :

Langga Populinanda

1904551110

Ilmu hukum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan YME yang telah

memberikan begitu banyak nikmat kepada penulis makalah ini untuk dapat menuangkan isi

pikiran dan gagasannya . Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah

mendapatkan berkat-Nya baik hidup maupun kehidupan.

Dengan berkat dan anugrah-Nya pula saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini

yang merupakan tugas mata kuliah Ilmu Negara. Penulis sampaikan terimakasih sebesar-

besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan, Prof. Dr. Drs. Yohanes Usfunan,

S.H., M.Hum karena dengan pengajarannya saya mampu menyusun makalah ilmu negara ini.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan

kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan

khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

Denpasar , 4 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Unsur-Unsur Negara................................................................................................................... 2
2.2 Rakyat ......................................................................................................................................... 2
2.3 Wilayah....................................................................................................................................... 4
2.4 Pemerintah ................................................................................................................................. 8
2.5 Pengakuan Negara Lain .............................................................................................................. 9
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 10
3.2 Saran........................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara merupakan saduran dari kata “state” dari bahasa inggris , staat dari bahasa
Belanda, yang berasal dari kata statum atau status (bahasa latin), yang berarti menempatkan
dalam keadaan berdiri atau membuat berdiri. Di Indonesia, kata negara berasal dari kata nagari
yang berarti kota, wilayah dan penguasa.
Pengertian umum dari negara adalah sebuah organisasi yang mengatur rakyat dengan
pembebanan hak dimana terdapat unsur rakyat, wilayah permanen, dan pemerintah yang
berdaulat. Dalam arti luas negara dapat diartikan sebagai kesatuan sosial (masyarakat) yang
diatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama. Selain itu, Negara
merupakan perwujudan dari kekuasaan politik sehingga masing-masing ideologi partai politik
dapat dibawa ke ranah tujuan Bersama.
Persyaratan berdirinya Negara juga disepakati dalam konvensi Montevideo tahun 1934,
yakni adanya rakyat (penghuni), wilayah yang permanen, penguasa yang berdaulat, sanggup
berhubungan dengan negara lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Unsur-unsur apakah yang membentuk suatu negara yang berdaulat?

2. Apa yang dimaksud dengan unsur-unsur negara dan apa penjelasan dari amsing-masing
unsur tersebut?

1.3 Tujuan

1. Agar mahasiswa mampu memahami negara dan unsur-unsurnya secara mendasar.

2. Untuk memahami bagaimana suatu negara mendapatkan wilayah, pemerintah, penduduk


dan hubungan bilateral dengan negara lain menurut konvensi montevideo.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 WILAYAH
Wilayah adalah tempat melaksakan kegiatan berlangsungnya negara dalam suatu negara itu
bertempat tinggal rakyat dengan suatu pemerintahan yang mengatur. Dalam suatu negara
harus terkandung aturan yang mengatur rakyat dan pemerintahnya. Wilayah negara minimal
harus memiliki darat dan udara contohnya negara Vatikan tetapi ada juga yang memiliki semua
syarat-syarat wilayah seperti darat ,laut ,dan udara. Penentuan wilayah suatu negara umumnya
diatur dengan perjanjian dengan negara lain. Biasanya biasa dilakukan antara dua negara
(Bilateral) ataupun antara banyak negara sekaligus (Multilateral).

Suatu bangsa harus memiliki tempat yang menetap dan tidak bias berpindah-pindah ke
tempat yang lainnya tanpa ada persetujuan orang lain. Wilayah suatu negara luasnya
bergantung pada batas-batas wilayah negara lain. Ada beberapa pengecualian untuk batas-
batas suatu negara itu. Contohnya adalah gedung perwakilan duta besar negara lain yang
memiliki yurisdiksi sendiri namun berada di wilayah negara lain.

a. Wilayah Darat
Wilayah darat merupakan yang berada di permukaan yang lebih kering dengan segala kekayaan
alam yang tergantung di dalamnya. Adanya wilayah darat diadakan dengan berdasarkan
perjanjian dengan negara lain seperti perjanjian antara Indonesia dan Malaysia di pulau
Kalimantan ataupun wilayah antara NTT dengan Timor Leste.

Batas wilayah darat dibagi menjadi :

1. Batas alamiah suatu negara dapat berupa sungai, danau, pegunungan atau lembah.
2. Batas buatan. Perbatasan buatan suatu negara dapat berupa pagar tembok, pagar
kawat berduri, tiang-tiang, dan tembok.
3. Perbatasan menurut ilmu pasti. Perbatasan suatu negara menurut ilmu pasti biasanya
ditentukan dengan menggunakan garis lintang atau garis bujur pada peta bumi.

2
Misalnya batas antara Korea Utara dan Korea Selatan adalan 38 derajat garis Lintang
Utara.

b. Wilayah Laut
Wilayah laut suatu negara adalah semua perairan yang meliputi lautan, danau, dan sungai
yang berada dalam batas-batas negara itu. Lautan yang merupakan wilayah suatu negara
disebut laut teritorial. Sedangkan lautan di luar laut teritorial disebut laut bebas (high sea).
Batas wilayah laut suatu negara ditentukan melalui konvensi hukum laut internasional.
Dalam konvensi hukum laut PBB yang ke-3 tahun 1982, Indonesia berhasil memperjuangkan
konsep negara kepulauan atau Archipelago State untuk dicantumkan dalam pasal-pasal khusus
yaitu Pasal 46 sampai 54 UNCLOS 1982. Dalam konvensi hukum laut internasional tersebut,
ditetapkan batas-batas laut Indonesia.

c. Wilayah Udara
Wilayah udara suatu negara adalah udara yang berada di atas wilayah darat dan laut
(perairan) teritorial suatu negara, termasuk dalam wilayah itu. Tidak ada ketentuan batas
wilayah udara, selama kekuasaan negara yang bersangkutan dapat dipertahankan.
Dalam masa damai, pada umumnya wilayah udara suatu negara boleh dilalui oleh pesawat-
pesawat terbang dari negara lain, kecuali apabila oleh pemerintah suatu negara ditentukan lain.
Pada masa sekarang setiap pesawat yang terbang di atas wilayah negara lain harus mendapat
izin dari negara yang bersangkutan, jika tidak mendapat izin sebelumnya, maka pesawat
terbang negara asing tidak boleh terbang melalui wilayah udara negara tertentu.
Pada saat sekarang wilayah udara suatu negara sulit untuk dipertahankan. Hal ini
dikarenakan kemajuan dan perkembangan teknologi semakin pesat, sehingga sulit bagi suatu
negara yang tidak memiliki peralatan yang canggih untuk mempertahankan wilayah udaranya.
Contoh sulitnya mengejar penerbangan roket luar angkasa (Spuntnik dari Uni Soviet dan Apollo
dari Amerika Serikat) yang mengelilingi bumi dan melewati wilayah udara hampir semua negara
di dunia.

2.2 RAKYAT

3
Rakyat suatu negara ialah semua orang yang berbeda di wilyah suatu negara dan tunduk pada
kekuasaan dari negara tersebut. Pada awalanya asas pokok yang dipergunakan sebagai dasar
dalam menentukan seseorang sebagai rakyat ialah asas keturunan (ius sanguinis). Rakyat dari
suatu negara itu mula-mula hanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai satu keturunan,
satu nenek moyang. Bagi negara yang menganut sistem ini, pertalian daerah menjadi faktor
yang sangat penting.
Akan tetapi sejak wilayah negara kedatangan orang-orang dari negara lain, kemudian
bertempat tinggal dan tunduk pada kekuasaan di bawah negara itu, maka faktor tempat tinggal
menentukan status kewarganegaraan seseorang. Seseorang yang menjadi rakyat suatu negara
atau warga negara berdasarkan tempat tinggal atau tempat kelahiran disebut asas tempat
tinggal atau tempat kelahiran (ius soli)
Rakyat suatu negara adalah semua orang yang berdiam dalam wilayah suatu negara dan
tunduk pada kekuasaan dari negara tersebut. Rakyat suatu negara dapat dibedakan atas dua
golongan yaitu penduduk dan bukan penduduk.
Penduduk adalam mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
peraturan negara yang bersangkutan, sehingga orang itu diperkenakan mempunyai tempat
tinggal pokok (domisili) dalam suatu wilayah negara itu.Penduduk dibedakan atas warga negara
dan bukan warga negara.

a. Warga negara
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga
negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda Penduduk,
berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai
penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk
Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor
pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas
yang bersangkutan dalam tata hukum internasional.

4
b. Bukan warga negara
Bukan warga negara adalah warga negara asing yang berada diwilayah suatu negara untuk
semetara waktu dan tidak bermaksud tinggal diwilayah negara itu. Misalnya wisatawan asing,
duta besar negara lain.
Status warga negara dan bukan warga negara menimbulkan perbedaan hak dan
kewajibannya. Tiap negara menentukan undang-undang kewarganeragaraan. Undang-undang
itu yang menentukan siapa yang menjadi warga negara dan siapa yang dianggap warga negara
asing. Oleh karena itu istilah bangsa sering disamakan dengan istilah rakyat. Bangsa adalah
suatu pengertian politis, sedangkan rakyat merpakan pengertian dari sosiologis, Bangsa adalah
merupakan sekumpulan orang yang senasib dan mempunyai perasaan untuk bersatu karena
memiliki kesamaan asal keturunan, adat bahasa, dan sejarah, serta berpemerintahan sendiri.
Istilah yang dipergunakan untuk menyebut penghuni suatu negara, selain istilah rakyat,
digunakan pula istilah bangsa. Dalam kaitannya dengan bangsa menurut Jellinek, ada 4 macam
status bangsa

1. Status positif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk menuntut
tindakan positif dari negara mengenai perlindungan atas jiwa raga, hak milik,
kemerdekaan, dan sebagainya.
2. Status aktif, yaitu status yang memberkan hak kepada setiap warga negara untuk ikut
serta dalam pemerintahan. Dan untuk mewujudkan hal itu, setiap warga negara
mempunyai hak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota dewan.
3. Status negatif, yaitu status yang menjamin kepada warga negara, bahwa negara tidak
ikut campur terhadap hak-hak asasi negaranya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya tindakan yang sewenang-wenang dari negara.
4. Status pasif, yaitu status yang memberikan kewajian kepada setiap warga negara untuk
taat dan tunduk kepada segala pemerintah negaranya.

5
2.3 PEMERINTAHAN
Pemerintah mempunyai peranan penting dalam kehidupan negara, karena merekalah yang
berwenang untuk memutuskan dan melaksanakan aspirasi-aspirasi rakyat yaang dituangkan
dalam peraturan undang-undang. Pemerintah harus mempunyai kedaulatan atau kekuasaan
tertinggi untuk mengamankan, mempertahankan, menertibkan, dan melancarkan
pemerintahan negara.
Gunadi S. Dalam bukunya "Ilmu Negara" menyebutkan dua pengertian pemerintah, yaitu
dalam pengertian sempit dan luas. Dalam arti sempit pemerintah yang dimaksud hanyalah
pelaksana perundang-undangan (ekekutif). Pemerintah dalam arti luas adalah keseluruhan
badan pengurus negara yang meliputi, eksekutif, legislatif dan yudikatif
Pemerintah mempunyai dua macam kedaulatan yaitu kedaulatan kedalam dan kedaulatan
keluar. Pemerintah kedaulan kedalam adalah mengatur pemerintahan negaranya sendiri agar
ditaati oleh rakyatnya dan dapat melaksanakan ketertiban hukum dalam negara, sehingga
kesejahteraan terjamin. Sedangkan pemerintah berdaulat keluar adalah pemerintah mampu
mempertahankan kemerdekaan terhadap serangan pihak lain. Maka fungsi pertahanan negara
menjadi sangat penting terhadap segenap warga negara untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan dari segala bentuk ancaman.

Pengertian yang lebih luas lagi bahwa pemerintah meliputi kekuasaan militer atau angkatan
bersenjata baik darat ,laut ,dan udara ; pemerintahan legislatif; kekuasaan finansial seperti
kekuasaan untuk mengatur moneter atau fiscal yang biasanya diatur oleh bank sentral maupun
oleh Menteri keuangan; kekuasaan kehakiman atas nama negara atau nama lainnya yudisial;
dan kekuasaan eksekutif yang melaksanakan undang-undang dimana dilaksanakan oleh
presiden ataupun perdana mentri (sesuai bentuk pemerintahannya) dengan dibantu oleh
mentrinya.

2.4 PENGAKUAN NEGARA LAIN

6
Pengakuan dari negara lain bersifat deklaratif. Pengakuan terbentuknya suatu negara terbagi
menjadi dua, yaitu pengakuan de facto dan pengakuan de jure.

1. Pengakuan de facto
Pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan bahwa suatu negara telah
berdiri atau terbentuk karena telah memenuhi ketiga unsur pokok berdirinya negara, yaitu
wilayah, rakyat dan pemerintahan yang berdaulat.
Pengakuan de facto bersifat sementara. Pengakuan tersebut diberikan sambil menunggu
pengembangan selanjutnya dari negara yang baru berdiri. Apabila negara tersebut dapat
menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi segala hak dan kewajibannya sebagai bagian
dari masyarakat internasional maka akan mendapat pengakuan dari de jure.

2. Pengakuan de jure
Pengakuan de jure adalah pengakuan yang diberikan oleh negara lain terhadap sahnya suatu
negara menurut hukum internasional. dengan adanya pengakuan secara de jure, negara yang
baru itu mendapatkan suatu status baru sebagai anggota masyarakat internasional dimana
status itu memberikan hak dan kewajiban yang baru dalam keanggotaannya. Hak yang
dimaksud adalah hak untuk mendapat perlakuan sebagai negara yang berdaulat penuh oleh
negara-negara lain. Sedangkan kewajibannya adalah bertindak sebagai negara, dimana kita ikut
berpartisipasi terhadap situasi politik internasional.

Perbedaan pengakuan de facto dan pengakuan de jure sebagai berikut :

1. Negara atau pemerintah yang diakui secara de jure yang hanya dapat mengajukan klaim
atas harta yang berada dalam wilayah negara yang diakui.
2. Wakil dari negara yang diakui secara de facto, secara hukum tidak memiliki kekebalan
dan hak istimewa diplomatik penuh
3. Pengakuan de facto bersifat sementara, maka pengakuan ini dapat ditarik kembali oleh
negara yang memberikannya.

7
Apabila suatu negara yang berdaulat yang diakui secara de jure, memberikan kemerdekaan
suatu wilayah jajahan, maka negara yang baru merdeka tersebut harus diakui secara de jure

2.5 KONFERENSI MONTEVIDEO


Konvensi Montevideo tentang Hak dan Kewajiban Negara adalah perjanjian yang
ditandatangani di Montevideo , Uruguay pada tanggal 26 Desember 1933, selama Konferensi
Internasional Ketujuh Negara-negara Amerika . Konvensi mengkodifikasikan teori deklaratif
kenegaraan sebagai diterima sebagai bagian dari hukum kebiasaan internasional . Pada
konferensi tersebut, hadir Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt dan Sekretaris Negara
Cordell Hull.

hukum internasional adat

Sebagai penerimaan hukum kebiasaan internasional , Konvensi Montevideo hanya


mengkodifikasi norma-norma hukum yang ada dan prinsip-prinsipnya dan karenanya tidak
berlaku hanya untuk para penandatangan, tetapi untuk semua subjek hukum internasional
secara keseluruhan.
Konvensi Montevideo untuk definisi negara: dengan memiliki wilayah, populasi, dan otoritas
politik. Komite juga menemukan bahwa keberadaan negara adalah masalah kedaulatan,
sedangkan pengakuan oleh negara-negara lain adalah murni deklaratori dan bukan faktor
penentu status negara.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
sama-sama tinggal dalam satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang
mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia
tersebut.

Suatu negara baru bisa diakui kalau memiliki beberapa unsur-unsur, yaitu:

1. Rakyat ialah semua orang yang berada pada suatu wilayah Negara dan taat pada kekuasaan
pemerintahan tersebut. Rakyat juga yang mulai merencanakan merintis, mengendalikan dan
menyelenggarakan pemerintahan negara. Rakyat juga merupakan salah satu unsur yang
penting dalam sebuah negara karena tanpa ada rakyat maka negara juga tidak akan dapat
terbentuk. Didalam suatu rakyat dapat dibedakan menjadi dua yakni, penduduk dan bukan
penduduk dan warga negara dan bukan warga negara (Warga Negara Asing).

2. Wilayah, yaitu bagian atau tempat yang merupakan bagian tak terpisahkan dari negara.
Wilayah dalam suatu negara terdiri dari daratan, lautan, udara

3. Pemerintah yang berdaulat

Dalam arti sempit, pemerintah yang berdaulat adalah lembaga eksekutif (Presiden dan
kabinetnya), sementara dalam arti luas adalah semua badan yang berwenang mengelola
negara, termasuk di dalamnya legislatif (DPR), eksekutif (Presiden), yudikatif (MA),
eksaminatif/kontrol (BPK) dan konstitutif (MPR)

4. Pengakuan negara lain

Pengakuan negara lain sangat penting agar suatu negara bisa mendapatkan haknya di mata
internasional. Jenis pengakuan ini di antaranya:

9
a. De facto (fakta/fisik), yaitu kenyataan berdirinya suatu negara.

b. De jure (hukum), yaitu pengakuan secara tertulis dan resmi.

3.2 Saran

Sebagai seorang mahasiswa hokum, kita harus mengetahui dan memahami bagaimana
syarat suatu negara dapat terbentuk. Dengan mengetahui syarat-syarat tersebut maka
mahasiswa hokum dapat mengenali lebih dalam ilmu mengenai suatu negara.

10
DAFTAR PUSTAKA

Johan, Teuku. 2018. Perkembangan Ilmu Negara dalam Peradaban Globalisasi Dunia. Yogyakarta:
Deepublish

Suantra, I Nengah., Nurmawati, Made. 2017. Ilmu Negara. Denpasar: Uwais Inspirasi Indonesia

Huda, Ni’matul. 2010. Ilmu Negara. Jakarta: Rajawali Pers

11

Anda mungkin juga menyukai