2, Oktober 2015
Abstract
Dysmenorrhea is increasing and excessive pain during menstruation. There is some pain management to overcome the
pain of dysmenorrhea, one of which is with yoga. This study aims to determine the effectiveness of yoga to decrease the
intensity of dysmenorrhea pain. The design of this research study "Quasy experiment" using "non-equivalent kontrol
group" which is divided into an experimental group and a control group. The study was conducted at SMK Negeri 7
Pekanbaru, the number of 30 students were taken using simple random sampling technique. Measuring instruments used
are observasi.Tindakan sheet was conducted for 45 minutes 3x to rest 5 minutes each treatment. The analysis used
univariate and bivariate analysis using the Mann Whitney and Wilcoxon. The study found a decrease in the intensity of
dysmenorrhea pain in the experimental group after given yoga (p value 0,000 < α 0,05) The results of this study that
merekomdasikan yoga can be used for young women, especially women who have dysmenorrhea to reduce the intensity
of pain dysmenorrhoea.
1258
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
hasil penelitian ini dapat menjadi dasar sumber memenuhi kriteria inklusi. Teknik
data bagi peneliti selanjutnya yang ingin pengambilan sampel yang digunakan yaitu
melakukan penelitian, terutama tentang teknik random sampling dengan sistem undian
mengaplikasikan teknik yoga terhadap untuk menetapkan 15 sampel kelompok
penurunan nyeri dismenore. eksperimen dan 15 sampel kelompok kontrol.
diharapkan dan yang diterima oleh orang responden. Hasil nya menunjukkan
kebudayaan mereka. bahwa responden mengalami penurunan
Hasil penelitian yang telah dilakukan di intensitas nyeri dengan (p-value = 0,000).
SMK Negeri 7 Pekanbaru pada 30 responden Pujiastuti (2014), yoga hanya melibatkan
yang dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu sistem otot dan respirasi dan tidak
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. membutuhkan alat lain sehingga mudah
Kelompok eksperimen diberikan yoga selama dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu.
45 menit sedangkan kelompok kontrol tidak Sehingga, latihan seperti dengan
diberikan perlakukan. Pada kedua kelompok menggerakkan panggul, dengan posisi lutut,
dilakukan pengukuran intensitas nyeri dada dan latihan pemanasan dapat bermanfaat
dismenorea menggunakan Numeric Rating untuk mengurangi dismenore.
Scale (NRS). Yoga adalah suatu cara tehnik
Pengukuran intensitas nyeri dismenorea relaksasi, tehnik relaksasi memberikan efek
didapatkan hasil rata-rata penurunan intensitas distraksi yang dapat mengurangkan nyeri kram
nyeri dismenorea sebelum diberikan yoga abdomen akibat dismenorea (Pujiastuti &
yaitu 5,20 pada kelompok eksperimen dan Sindhu, 2014). Efek relaksasi juga
5,13 pada kelompok kontrol. Sedangkan rata- memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rata penurunan intensitas nyeri dismenorea rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, emosi
setelah diberikan yoga yaitu 4,20 pada serta menstimulus pelepasan endorfin (Simkin,
kelompok eksperimen dan 5,20 pada Whalley, & Keppler, 2008). Pelepasan
kelompok kontrol. endorfin dapat meningkatkan respons saraf
parasimpatis yang mengakibatkan vasodilatasi
Hasil uji Mann-Whitney untuk pembuluh darah seluruh tubuh dan uterus serta
perbandingan intensitas nyeri sesudah antara meningkatkan aliran darah uterus sehingga
kelompok eksperimen yang diberikan mengurangi intensitas nyeri dismenorea
perlakuan dengan kelompok kontrol yang (Ernawati et al., 2010).
tidak diberikan perlakuan menunjukkan nilai
p-value 0,000 nilai p-value < α (0,05), artinya Setelah yoga didapatkan bahwa intensitas
yoga efektif dalam menurunkan intensitas nyeri dismenorea yang dialami responden
nyeri dismenore. Hasil akhir menunjukkan mengalami penurunan. Menurut Simkin et al
bahwa responden mengalami penurunan (2008) pernapasan lambat bertujuan untuk
tingkat stress dengan p-value 0,000 < α (0,05), memberikan efek rileks serta kontrol diri
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,
rata-rata penurunan intensitas nyeri stres fisik dan emosi pada nyeri. Selain itu,
dismenorea setelah diberikan yoga pada sesuai pendapat dari Anggriana (2010) lakukan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pemanasan ringan dengan tarik nafas dalam
yang tidak diberikan intervensi, sehingga Ha dengan menghitung 1,2,3 didalam hati dan
diterima. Bare dan Smeltzer (2002) tingkat hembuskan secara perlahan-lahan, kemudian
stress juga mempengaruhi terhadap kejadian lemaskan otot-otot tangan, kaki, pinggang dan
dismenore karena stress menimbulkan leher. Tujuannya untuk menaikkan suhu tubuh,
penekanan sensasi saraf-saraf pinggul dan meningkatkan deyut nadi dan mengurangi
otot-otot punggung bahwa sehingga kemungkinan cidera.
menyebabkan dismenore. Siswi yang mengalami dismenorea yang
Penelitian lain yang mendukung diberikan yoga merasakan rasa rileks yang
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan mengurangi kontraksi uterus dan kram
oleh Kartika (2012) tentang penurunan tingkat abdomen. Efek relaksasi menyebabkan
dismenore pada mahasiswa Fakutas Ilmu peningkatan respons saraf parasimpatis yang
Keperawatan UNPAD dengan menggunakan mengakibatkann efek vasodilatasi pembuluh
yoga. Penelitian tersebut dilakukan pada 20 darah uterus sehingga aliran darah uterus
1262
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
1264
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
1265