PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui definisi dan tujuan penggunaan Usada Rare.
2. Mengetahui jenis, cara pengolahan dan tujuan pengobatan dari tanaman
yang digunakan dalam Usada Rare.
3. Menjelaskan tanaman yang digunakan dalam Usada Rare yang telah
terbukti secara ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Dasar pengobatan
Dalam Usada Rare pendekatan yang dilakukan untuk pengobatan
adalah secara empiris, berdasarkan pengalaman nenek moyang. Biasanya
untuk memulai pengobatan dapat dilihat dari kondisi fisik dan pernapasan
pada pasien.
bayi
9 Bawang Allium cepa mengobati bawang merah, umbi
Merah L. penyakit tunjung, dan adas dibuat
belahan pada minyak urut.
anak
10 Dapdap Erythrina mengobati weding, dapdap, weding
variegata L. sariawan kendal, betuka, kulit turi
pada bayi merah, sulasih-harum,
gegambiran anom, adas,
sari lungid, pula sari,
berangbang dibakar pada
abu panas, semua dipakai
tum dan dikukus,
diminumkan.
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliosida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Foeniculum
Spesies : Foeniculum vulgare Mill.
a. Kandungan Kimia
Adas mengandung minyak atsiri (Oleum Foenculi) 1-6%,
mengandung 50-60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen,
dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12%
minyak lemak (Agromedia, 2008).
b. Efek Farmakologi Menurut Penelitian
1. Antibakteri
Dalam suatu penelitian yang dilakukan Gulfraz et al.,
(2008)menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah adas, ekstrak
etanol buah adas, dan minyak adas dengan konsentrasi ekstrak 100
μg/disc mempunyai aktivitas antibakteri terhadap E. coli dengan
diameter zona hambat masing-masing 14 mm, 12 mm, dan 16
mm.Aktivitas antimikroba dari minyak Foeniculum vulgare dinilai
dengan menggunakan difusi cakram serta metode konsentrasi
penghambatan minimum (MIC). Minyak adas menunjukkan
penghambatan terhadap Bacillus cereus, Bacillus magaterium,
Bacillus pumilus, Bacillus substilis, Eschericha coli, Klebsiella
pneumonia, Micrococcus lutus, Pseudomonos pupida, Pseudomonos
syringae, dan Candida albicans dibandingkan dengan ekstrak
metanol dan etanol. Diamati bahwa minyak atsiri dan ekstrak biji
Foeniculum vulgare menunjukkan tingkat aktivitas antimikroba
yang berbeda tergantung pada dosis yang diterapkan.
a. Kandungan Kimia
Pada buah delima mengandung senyawa saponin, flavonoid dan
polifenol. Senyawa yang terkandung di dalam kulit batang, bunga dan
buahnya juga adalah tanin (Hutapea, 2000)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia L
Spesies : Kaempferia galanga L.
b. Kandungan Kimia
Rimpang kencur mengandung saponin, flavonoid, dan senyawa-
senyawa polifenol, di samping minyak atsiri (2,4-3,9%) yang
mengandung sineol, borneol, kamfer, etil alkohol, asam metal-kaneelat,
2,4,6-trimetil oktan, etilsinamat, limonen dioksida, asam etil ester 3-(4-
metoksifenil)-2-propenoat, dan etil pmetoksisinamat. Senyawa yang
berperan sebagai antiinflamasi yaitu etilp-metoksisinamat (Hasanah
dkk., 2011).
3.1 Kesimpulan
1. Pentingnya pengembangan Usada adalah supaya dapat dapat semakin
dikenal oleh masyarakat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Usada sebagai warisan nenek moyang juga dapat tetap dilestarikan.
Pengembangan dari usada juga diharapkan dapat menjadi peluang untuk
dikembangkannya obat obat baru dimasa yang akan datang.
2. Efek farmakologis tanaman yang telah terbukti:
a. Adas (Foeniculum vulgare Mill.) : antibakteri.
b. Delima (Punica granatum L.) : antibakteri.
c. Kencur (Kaempferia galanga L.) : antiinflamasi.
DAFTAR PUSTAKA