Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TEKKPAN

NAMA : MOCHAMMAD RIZKY MAHESA P. NIM : 071001700082

1.

- Pengaruh dari clorida yang bersifat hampir netral mengisi pada bagian bawah
sistem air sedangkan pada bagian atasnya adalah zona dua fasa. Pemisahan fasa uap
yang terjadi didekat permukaan menyebabkan terbentuknya fumarole dipermukaan.
Outflow atau air panas yang muncul dipermukaan (mata air panas) adalah air klorida.
Ex. Di Taupo Volcanic Zone, NZ
- Pengaruh dari steam features adalah hampir semua fumarole yang
merupakan manifestasi permukaan dari sistim dominasi air memancarkan
uap panas yang basah. Temperatur uap umumnya tidak dapat lebih dari 100oC.

2.

Gas Removal System


Uap panas bumi mengandung kotoran seperti zat padat yang terlarut dan non-
condensable gases (NCG). Kandungan NCG di dalam uap panas bumi bervariasi dari
hampir nol hingga 15 % berat tergantung lokasi dari sumur. Pada suatu PLTP, setelah
diekspansi di dalam turbin, uap panas bumi dikondensasi oleh air pendingin di dalam
kondensor, sementara NCG tetap dalam kondisi gas. Akumulasi dari NCG di dalam
kondensor menyebabkan tekanan kondensor naik, yang pada gilirannya
mengurangi output power dari turbin. Untuk menjaga tekanan kondensor tetap rendah,
NCG harus dikeluarkan secara terus menerus dari kondensor dengan menggunakan gas
removal system. Dengan demikian, gas removal system merupakan peralatan penting
pada sistem PLTP, karena berfungsi untuk mempertahankan kondisi vakum di dalam
kondensor dengan cara mengeluarkan NCG dan kondenser dan membuangnya
langsung ke atmosfir.

Peralatan ekstraksi gas yang biasa digunakan di PLTP-PLTP di Indonesia


adalah steam jet ejector dan Liquid ring Vacuum pump (LRVP). Pemilihan tipe gas
removal system sangat penting mengingat cukup tingginya kandungan non-
condensable gas (NCG) dalam uap. Kriteria utama dalam pemilihan peralatan gas
removal system sebagai berikut:

 Tekanan kondenser (derajat kevakuman kondenser)


 Jumlah laju alir massa gas yang akan diambil dari kondenser
 Konsumsi energi yang dibutuhkan oleh peralatan gas ekstraksi
 Jumlah massa dan temperatur air pendingin yang dibutuhkan dalam condenser

A. Steam Jet Ejector

Steam jet ejector pertama kali ditemukan oleh Le Blance dan Charles
Parsons. Steam ejector bekerja dengan memanfaatkan panas buang dari sistem
pembangkit daya, ruang pembakaran dan pada mesin industri untuk menghasilkan
proses refrigerasi. Steam jet ejector secara umum terdiri empat bagian yaitu: divergen
nosel (primary nozzle), ruang hisap (suction chamber), constan area duct atau throat
section atau mixing tube dan diffuser.

Prosesnya dapat dilihat pada gambar dibawah yaitu dimulai dengan uap
bertekanan dan temperatur tinggi dari boiler (disebut dengan primary fluid atau motive
fluid) masuk ke primary nozzle dan keluar mencapai kecepatan supersonic sehingga
akan menarik secondary fliud yang bertekanan dan temperatur rendah dari suction
chamber bercampur di mixing chamber, kemudian kecepatannya akan turun menjadi
subsonik seiring laju aliran ke diffuser dan tekanan akan meningkat. Jadi peran steam
jet ejector disini adalah sebagai pengganti kompresor pada siklus kompresi uap yaitu
menaikkan tekanan aliran dari evaporator melalui suction chamber. (Fahris, 2010)

Tingkat kevakuman atau tekanan yang dapat dicapai oleh steam jet
ejector bervariasi antara 0,13 bar a untuk single stage sampai dengan 0,03 bar a
untuk two stage steam jet ejector. Kebutuhan uap untuk motive steam tergantung dari
jumlah aliran gas yang akan diekstraksi. Kondisi motive steam harus uap kering dan
jenuh. Jika terdapat moisture dalam steam, separator dan steam trap dapat ditambahkan
untuk meningkatkan kualitas steam. Minimum dryness steam yang dianjurkan adalah
99.5%. Kualitas uap yang buruk tidak akan membahayakan sistem, tetapi dapat
menyebabkan erosi di steam nozzle dan diffuser.
B. Liquid ring Vacuum pump (LRVP)

LRVP merupakan kelompok pompa positive displacement. Karakteristik


pompa ini adalah menyalurkan energi dari impeler ke fluida yang dipompakan
melalui cincin cairan. LRVP terdiri atas rotor tunggal dengan satu set baling-baling di
bagian depannya seperti terlihat pada gambar dibawah:

Prinsip kerja LRVP adalah menaikkan tekanan gas dengan memutar baling-
baling impeler (impeller vanes) dalam sebuah silinder casing yang eksentris. Ketika
impeler dari pompa berputar, gaya sentrifugal akan melempar liquid membentuk
lingkaran konsentris di sekeliling casing dan melakukan kerja kompresi. Fluida yang
biasanya air akan membentuk cincin silinder pada bagian dalam casing. Cincin air ini
menghasilkan sealingdi bagian antara baling-baling impeler yang membentuk ruang
bertekanan. Posisi impeler terhadap casing menyebabkan melebarnya jarak antara
blade impeler dengan casing di sisi inlet dan menyempitnya jarak di sisi
keluaran. Eccentricity antara perputaran sumbu impeler dengan sumbu geometris
casing menghasilkan sebuah siklus volume ditutup oleh baling-baling dan liquid ring.
Kemudian gas ditarik masuk ke dalam pompa melalui inlet port di bagian akhir casing.
Gas selanjutnya terjebak di dalam ruang kompresi yang terbentuk oleh impeller
vanes dan liquid ring.Kemudian adanya putaran impeler, Liquid ring akan menekan
gas dan mendorongnya ke luar ke outlet port. Cairan yang ada di bagian keluaran gas
kemudian dipisahkan yang selanjutnya didinginkan atau disirkulasikan dalam sebuah
sistem pemisahan. (Lehmann, 1995). LRVP memiliki kapasitas antara 3 s.d 27 m3/jam
dan pada umumnya digunakan untuk tekanan antara 0,13 s.d. 5,5 bar a bahkan
adakalanya digunakan sampai pada tekanan 7 bara a. LRVP biasanya digunakan
sebagai peralatan gas removal system pada tekanan tingkat kedua mengikuti steam
ejector tingkat pertama bila kapasitas fluida dari sumur yang masuk relatif rendah.
(HEI, 2011).

C. Intercondenser dan Aftercondenser

Intercondenser merupakan kondenser yang dipasang setelah stage pertama


steam jet ejector, sementara aftercondenser dipasang setelah stagekedua steam jet
ejector untuk ejector system. Tujuan dari
pemasangan intercondenser dan aftercondenser ini adalah untuk
mengkondensasi motive steam dan steam yang terikut dengan NCG pada proses
pembuangan NCG. Kondensat yang dihasilkan lalu dialirkan ke kondenser utama
sedangkan NCG dibuang melalui cooling tower stack.

3. (a) Water Bore Water : air yang terbawa oleh uap pada saat memasuki separator
yang selanjutnya akan di treatment untuk di injeksikan kembali kedalam sumur

(b) Condensate Discharge : Chemical of any material

4. Pengukuran yang harus dilakukan pada waktu pemboran pada umumnya


pengukuran tekanan dan temperatur. Selain itu juga biasanya temperatur lumpur
yang masuk dan keluar selalu diukur. Demikian pula komposisinya. Peningkatan
temperatur lumpur merupakan suatu indikasi bahwa lumpur kontak dengan zona
bertemperatur lebih tinggi. Secara alamiah, fluida panas bumi membawa unsur-
unsur logam berat ke permukaan, salah satunya unsur arsen. Arsen (As) muncul
bersama dengan kontaminan lingkungan lainnya seperti merkuri (Hg), antimon (Sb),
selenium (Se), talium (TI), boron (B) , lithium (Li), fluoride (F) dan hidrogen sulfida
(H2S). Salah satu hasil uji produksi adalah kurva produksi (output curve), yaitu kurva
yang menggambarkan kemampuan produksi sumur dalam bentuk gambar, yaitu
berupa hubungan antara laju alir masa total, laju alir masa uap, enthalpy dan fraksi
uap atau dryness.

5. Tipe dari batuan reservoir karena pada dasarnya sistim panas bumi terbentuk
sebagai hasil dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara
konduksidan secara konveksi.

6. Tempat yang beresiko memiliki kandungan gas beracun adalah di lubang sumur yang
sedang digali dan juga laboratorium komersial, tambang bawah tanah, pabrik
penyulingan gas, pabrik petrokimia, pabrik pengolahan sulfur dan lain sebagainya.
Pada penanganan bahaya gas H2S, SO2 para pekerja di lapangan seharusnya sudah
dilengkapi dengan alat pendeteksi gas beracun seperti PPA atau centrifugal
degasser.
7. Data yang yang ada pada table summarizing penting untuk fluida dan batuan
reservoir. Parameter-parameter yang penting adalah permeability, permeability-
thickness, porosity, reservoir temperature dan konsentrasi dari dissolved solids dan
non-condensable gas.

Anda mungkin juga menyukai