Anda di halaman 1dari 7

Studi Optimasi Distribusi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Pakis

Menggunakan Program Linier

Rizq Fajrianto¹, Widandi Soetopo², Lily Montarcih²


¹Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
²Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
e-mail : rizqfajrianto@gmail.com

ABSTRAK
Daerah Irigasi Pakis merupakan daerah irigasi yang mengalami defisit air. Studi ini
membahas optimasi pemanfaatan air. Analisa optimasi menggunakan metode program linier
dengan bantuan program solver. Selain pola tata tanam eksisting, direncanakan empat
alternatif pola tata tanam baru. Neraca air digunakan untuk membandingkan kebutuhan air
irigasi setiap pola tata tanam dengan ketersediaan air yang ada. Dari analisa debit andalan,
dipilih debit andalan 51% karena debit andalan 51% mendekati/mewakili debit-debit yang
sudah ada di Daerah Irigasi Pakis selama 10 tahun terakhir (2006 s.d 2015). Dari hasil
optimasi dengan program solver, maka untuk kondisi debit andalan 51% (normal) dipilih
pola tata tanam eksisting dengan intensitas tanam selama satu tahun sebesar 252,756%
dengan keuntungan sebesar Rp. 45.734.799.598,-.

Kata kunci: Irigasi, Neraca air, Optimasi, Keuntungan hasil pertanian

ABSTRACT
Pakis’s Irrigated area is an irrigated area that run into deficit condition of water. This study
discusses about optimization of water utilization. Optimization analysis using Linear
Programming methods and solver program. In addition to the existing cropped layout,
planned four new alternative of cropped layout. The water balance is used to compare the
needed of irrigation water per cropped layout with the existing water supply. From
dependable discharge analysis, dependable discharge 51% is chosen because dependable
discharge 51% approached/represented existing of discharges in Pakis’s irrigated area for
last ten years (2006 until 2015). From the optimization with program solver, For dependable
discharge 51% (normal), the existing cropped layout was chosen with cropped intensity for
a year in amount 252,756% and profit in amount Rp. 45.734.799.598,-.

Keywords: Irrigation, Water balance, Optimization, Agriculture profit.


1. PENDAHULUAN Dapat dilihat pada Gambar 1 bahwa
Air merupakan kebutuhan pokok bagi pada tahun 2015 masih terdapat defisit
pertanian sehingga ketersediaan air untuk ketersediaan air terhadap kebutuhan air
pertanian harus selalu ada. irigasi pada bulan Juni periode II, Agustus
Ketersediaan air dapat mengalami periode I, periode II, dan periode III,
kondisi kelebihan (surplus) atau September periode I, periode II, dan periode
kekurangan (defisit) akibat penentuan III serta pada Oktober periode I dan periode
pola tata tanam yang diterapkan maupun II.
ketersediaan lahan pertanian. Untuk Berdasarkan kondisi eksisting tersebut,
mengetahui ketersediaan air diperlukan maka perlu dilakukan penentuan pola tata
analisa neraca air. tanam yang lebih tepat agar pemanfaatan air
Sisa ketersediaan air yang berlebih yang ada tidak melebihi ketersediaan air
dapat digunakan untuk memaksimalkan yang ada dengan cara optimasi distribusi
produktivitas hasil pertanian sehingga pemanfaatan air menggunakan beberapa
keuntungan juga menjadi maksimal. Hal ini opsi alternatif pola tata tanam.
dapat analisa salah satunya menggunakan Program linier digunakan untuk
teknik optimasi. Mengoptimumkan identik menyelesaikan analisa studi dengan
dengan memaksimumkan sesuatu dengan bantuan program solver.
sumber daya yang terbatas. Optimasi dalam Tujuan dari studi ini adalah untuk
pengelolaan sumber daya air dibedakan mengoptimalkan pemanfaatan air yang
dalam dua kategori yaitu sebelum bangunan berlebih pada Daerah Irigasi Pakis sehingga
air jadi dan sesudah bangunan air itu jadi. terdapat keseimbangan pada neraca air
(Montarcih, 2010 : 15). Secara umum, serta meningkatkan keuntungan hasil
model optimasi adalah suatu proses produksi pertanian.
pemilihan alternatif yang terbaik diantara
sejumlah alternatif-alternatif solusi yang 2. METODOLOGI PENELITIAN
tersedia (Soetopo, 2012 : 71). Optimasi Daerah studi yang akan dikaji adalah
dalam hal ini yaitu mengoptimalkan Daerah Irigasi Pakis yang terletak di
pemanfaatan ketersediaan air yang ada 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Pakis dan
untuk irigasi sehingga distribusi Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang,
pemanfaatan air lebih efektif dan efisien dengan luas baku sawah 721 Ha. Peta lokasi
serta dapat menghasilkan keuntungan hasil sebagaimana pada Gambar 2 berikut ini :
produksi pertanian yang maksimal.
Daerah Irigasi Pakis memiliki luas baku
721 Ha dengan kebutuhan air irigasi yang
bervariatif.

Gambar 2. Peta Lokasi Daerah Studi


Sumber : petatematikindo.files.wordpress.co

Gambar 2. Merupakan peta administratif


Gambar 1. Neraca air kondisi eksisting di Kabupaten Malang. Lokasi studi berada
Daerah Irigasi Pakis tahun pada Kecamatan Pakis.
2014/2015
terendah diperoleh pada bulan Agustus
yaitu 0,441 m3/dt. Nilai tertinggi debit
andalan 75% diperoleh pada bulan Januari
yaitu sebesar 1,139 m3/dt dan nilai terendah
diperoleh pada bulan Oktober yaitu 0,803
m3/dt. Nilai tertinggi debit andalan 51%
diperoleh pada bulan Januari yaitu sebesar
1,192 m3/dt dan nilai terendah diperoleh
pada bulan Agustus yaitu 0,935 m3/dt. Nilai
tertinggi debit andalan 26% diperoleh pada
Gambar 3. Skema Jaringan Daerah Irigasi bulan Januari yaitu sebesar 2,373 m3/dt dan
Pakis nilai terendah diperoleh pada bulan Oktober
Sumber : Dinas Pengairan Kabupaten dan November yaitu 1,091 m3/dt. Hasil
Malang Perhitungan debit andalan menggunakan
probabilitas 97% (kering), 80%, 75%
Untuk mencapai tujuan yang (rendah), 51% (normal), dan 26% (cukup)
diharapkan maka diperlukan suatu langkah lalu dikonversi ke dalam satuan m3 untuk
pengerjaan secara sistematis. Adapun digunakan dalam analisa neraca air.
langkah-langkah pengerjaan studi sebagai
berikut : Tabel 1. Volume Andalan 97%
1. Perhitungan debit andalan 97% Musim Volume Andalan 97%
(kering), 80%, 75% (rendah), 51% MT I 662342.400
(normal), dan 26% (cukup). 445651.200
MT II
2. Perhitungan nilai evapotranspirasi
potensial. MT III 348624.000
3. Perhitungan curah hujan daerah. Sumber : Perhitungan, 2016
4. Uji konsistensi data curah hujan.
5. Perhitungan R80. Tabel 2. Volume Andalan 80%
6. Perhitungan kebutuhan air irigasi Musim Volume Andalan 80%
7. Perumusan model matematika. MT I 1050883.200
8. Perhitungan neraca air.
MT II 1053129.600
9. Perhitungan optimasi menggunakan
program linier dengan bantuan program MT III 800841.600
komputer solver. Sumber : Perhitungan, 2016
10. Rekapitulasi hasil luas lahan optimal
dan keuntungan hasil produksi Tabel 3. Volume Andalan 75%
maksimal. Musim Volume Andalan 75%
MT I 1093478.400
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Debit Andalan MT II 1086912.000
Perhitungan debit andalan MT III 944352.000
menggunakan probabilitas 97% (kering), Sumber : Perhitungan, 2016
80%, 75% (rendah), 51% (normal), dan
26% (cukup) (Sosrodarsono, 1987). Nilai Tabel 4. Volume Andalan 51%
tertinggi debit andalan 97% diperoleh pada Musim Volume Andalan 51%
bulan Januari yaitu sebesar 1,027 m3/dt dan
MT I 1155600.000
nilai terendah diperoleh pada bulan
Desember yaitu 0,096 m3/dt. Nilai tertinggi MT II 1133136.000
debit andalan 80% diperoleh pada bulan MT III 1058745.600
Januari yaitu sebesar 1,134 m3/dt dan nilai Sumber : Perhitungan, 2016
Tabel 5. Volume Andalan 26% PTT Alt 4 = Padi, Kedelai, Tebu –
Musim Volume Andalan 26% Padi, Kedelai, Tebu –
Padi, Kedelai, Tebu (Awal
MT I 1371427.200
tanam Desember periode
MT II 1454889.600 II)
MT III 1214179.200
Sumber : Perhitungan, 2016 Tabel 7. Kebutuhan Air Irigasi
Pola Tanam Volume Kebutuhan Air Irigasi (m3/Ha)
Musim
Perhitungan Kebutuhan Air irigasi DI Pakis Padi Jagung Kedelai Tebu
MT I 0.000 619.395 0.000
Perhitungan kebutuhan air irigasi Eksisting MT II 1031.605 837.776 869.721
berdasarkan penentuan pola tata tanam yang MT III 1490.567 1105.133 1119.745
diterapkan. Rumus yang digunakan yaitu MT I 0.000 0.000 0.000
metode Water Balance (KP-01, 1986). Alternatif 1 MT II 1031.605 0.000 869.721
MT III 1490.567 1105.133 1119.745
MT I 374.438 732.095 148.554
NFRpadi = Cu + Pd + NR + P - Reff Alternatif 2 MT II 20.576 663.632 167.538
MT III 0.000 1056.581 796.048
NFRpalawija = Cu + P - Reff MT I 374.438 732.095 148.554
Alternatif 3 MT II 252.603 663.632 167.538
MT III 1895.005 1056.581 1426.979
dimana : MT I 0.000 543.339 0.000
NFR = Kebutuhan air bersih di sawah Alternatif 4 MT II 1031.605 762.056 869.721
(mm/hari) MT III 1490.567 1003.204 1119.745
Cu = Kebutuhan air untuk tanaman Sumber : Perhitungan, 2016
(mm/hari)
Pd = Kebutuhan air untuk pengolahan Model Matematika Optimasi
tanah (mm/hari) Perumusan masalah dalam optimasi
P = Perkolasi (mm/hari) dengan Program Linier memiliki tiga
Reff = Curah hujan efektif (mm/hari) macam variabel, yaitu :
Variabel Keputusan
Berikut merupakan pola tata yang Dalam studi ini variabel putusan yang
dianalisa pada studi ini. diambil adalah pola penentuan luas lahan
PTT Eksisting = Padi, Jagung, Tebu – tiap jenis tanaman dalam satu daerah irigasi.
Padi, Jagung, Tebu – Variabel Tujuan
Padi, Jagung, Tebu (Awal Dalam studi ini variabel tujuan yang ingin
tanam Desember periode dicapai yaitu memaksimalkan nilai
II) keuntungan serta mengatasi neraca air
PTT Alt 1 = Padi, Tebu – irigasi yang tidak seimbang.
Padi, Tebu – Variabel kendala
Padi,Jagung,Tebu (Awal Bentuk fungsi kendala ini adalah luas lahan
tanam Desember periode yang bisa ditanami oleh tanaman untuk
II) setiap pola tata tanam di Daerah Irigasi
PTT Alt 2 = Padi, Jagung, Tebu – Pakis. Selain itu juga keterbatasan potensi
Padi, Jagung, Tebu – air yang ada di daerah irigasi juga
Jagung, Tebu (Awal merupakan variabel kendala yang menjadi
tanam Oktober periode pembatas.
II)
PTT Alt 3 = Padi, Jagung, Tebu –  Fungsi Tujuan (Maksimalisasi)
Padi, Jagung, Tebu – Z = A.X1a + B.X1b + C.X1c + A.X2a + B.X2b
Padi, Jagung, Tebu (Awal + C.X2c + A.X3a + B.X3b + C.X3c
tanam Oktober periode Keterangan :
II) Z = Nilai tujuan berupa
keuntungan maksimum (normal), dan 26% (cukup) dibandingkan
(Rp) dengan kebutuhan air irigasi PTT
A, B, C = Pendapatan produksi padi Eksisting, PTT Alternatif 1, PTT
(A), jagung (B), dan tebu Alternatif 2, PTT Alternatif 3, dan PTT
(C) (Rp/Ha) Alternatif 4. Setelah dilakukan optimasi,
X1a, X2a, X3a = Luasan tanaman padi pada sudah tidak ada kondisi defisit air.
tiap musim (Ha)
X1b, X2b, X3b = Luasan tanaman palawija  Intensitas Tanam
pada tiap musim (Ha) Nilai intensitas tanaman dinyatakan
X1c, X2c, X3c = Luasan tanaman tebu pada dalam prosentase untuk setiap musim
tiap musim (Ha) tanam selama satu tahun.
Nilai intensitas tanam optimum dengan
 Fungsi Kendala (constraint) ketersediaan air debit andalan 97% yaitu
- Luas Tanam Total : sebesar 153,082% untuk pola tata tanam
X1a + X1b + X1c ≤ Xt1 alternatif 2, 128,079% untuk pola tata
X2a + X2b + X2c ≤ Xt2 tanam eksisting, alternatif 1 dan alternatif
X3a + X3b + X3c ≤ Xt3 4, serta 92,059% untuk pola tata tanam
Keterangan : alternatif 3.
Xtn = luas total baku sawah Daerah Irigasi Nilai intensitas tanam optimum dengan
Pakis untuk setiap musim tanam ke- ketersediaan air debit andalan 80% yaitu
n sebesar 246,171% untuk pola tata tanam
- Volume Andalan Ketersediaan Air : eksisting, 241,989% untuk pola tata
Vp1.X1a + Vj1.X1b + Vt1.X1c ≤ Vs1 tanam alternatif 2, 234,150% untuk pola
Vp2.X2a + Vj2.X2b + Vt2.X2c ≤ Vs2 tata tanam alternatif 3, 226,900% untuk
Vp3.X3a + Vj3.X3b + Vt3.X3c ≤ Vs3 pola tata tanam alternatif 4, dan
Keterangan : 206,073% untuk pola tata tanam alternatif
Vp1,2,3 = Kebutuhan air padi tiap musim 1.
(m3/Ha) Nilai intensitas tanam optimum dengan
Vj1,2,3 = Kebutuhan air palawija tiap ketersediaan air debit andalan 75% yaitu
musim (m3/Ha) sebesar 281,148% untuk pola tata tanam
Vt1,2,3 = Kebutuhan air tebu tiap musim alternatif 2, 277,796% untuk pola tata
(m3/Ha) tanam alternatif 3, 246,423% untuk pola
Vs1,2,3 = Volume andalan ketersediaan air tata tanam alternatif 4, 246,316% untuk
pada musim tanam I, II, dan III pola tata tanam eksisting ,dan 206,089%
(m3) untuk pola tata tanam alternatif 1.
- Luas lahan Tebu : Nilai intensitas tanam optimum dengan
X1c ≤ Xte1 ketersediaan air debit andalan 51% yaitu
X2c ≤ Xte2 sebesar 284,831% untuk pola tata tanam
X3c ≤ Xte3 alternatif 2, 281,481% untuk pola tata
Dengan ketentuan nilai X1c = X2c = X3c tanam alternatif 3, 253,465% untuk pola
Keterangan : tata tanam alternatif 4, 252,756% untuk
Xten = Luas maksimum tanaman tebu pola tata tanam eksisting ,dan 217,851%
untuk setiap musim tanam 15 Ha untuk pola tata tanam alternatif 1.
Nilai intensitas tanam optimum dengan
Rekapitulasi Nilai Optimum ketersediaan air debit andalan 26% yaitu
 Neraca air sebesar 296,761% untuk pola tata tanam
Hasil neraca air diperoleh dari alternatif 2, 284,733% untuk pola tata
membandingkan debit andalan dengan tanam alternatif 3, 263,106% untuk pola
kebutuhan air irigasi. Debit andalan 97% tata tanam alternatif 4, 263,069% untuk
(kering), 80%, 75% (rendah), 51%
pola tata tanam eksisting ,dan 230,290% 46.191.692.423,- untuk pola tata tanam
untuk pola tata tanam alternatif 1. alternatif 4, Rp. 45.551.840.356,- untuk
pola tata tanam alternatif 1, dan Rp.
 Keuntungan Hasil Pertanian 42.849.298.862,- untuk pola tata tanam
Nilai keuntungan hasil pertanian alternatif 2.
dinyatakan dalam rupiah selama satu
tahun. 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Nilai keuntungan hasil pertanian dengan Kesimpulan
ketersediaan air debit andalan 97% yaitu Kesimpulan yang dapat diambil dari
sebesar Rp. 25.931.711.739,- untuk pola perhitungan dan analisa dari bab
tata tanam alternatif 2, Rp. sebelumnya adalah sebagai berikut :
25.535.757.079,- untuk pola tata tanam 1.Neraca air kondisi eksisting (masa tanam
eksisting, alternatif 1 dan alternatif 4, 2014/2015) yang ada di Daerah Irigasi
serta Rp. 11.775.137.354,- untuk pola tata Pakis menunjukkan bahwa masih terjadi
tanam alternatif 3. kekurangan air terhadap kebutuhan air
Nilai keuntungan hasil pertanian dengan irigasi di Daerah Irigasi Pakis. Dianalisa
ketersediaan air debit andalan 80% yaitu pula neraca air dengan berbagai macam
sebesar Rp. 40.881.650.129,- untuk pola kondisi ketersediaan, yaitu dengan debit
tata tanam eksisting, Rp. 37.963.309.448,- andalan 97% (kering), 80%, 75%
untuk pola tata tanam alternatif 1, Rp. (rendah), 51% (normal), dan 26% (cukup)
37.778.738.330,- untuk pola tata tanam yang dibandingkan dengan kebutuhan air
alternatif 4, Rp. 36.487.699.294,- untuk irigasi setiap pola tata tanam eksisting,
pola tata tanam alternatif 3, dan Rp. alternatif 1, alternatif 2, dan alternatif 3.
36.043.105.278,- untuk pola tata tanam Hasil dari neraca air tersebut tetap
alternatif 2. menunjukkan bahwa ketersediaan yang
Nilai keuntungan hasil pertanian dengan ada masih belum mampu mencukupi
ketersediaan air debit andalan 75% yaitu kebutuhan air irigasi berdasarkan pola tata
sebesar Rp. 43.808.432.474,- untuk pola tanam eksisting maupun berdasarkan pola
tata tanam eksisting, Rp. 41.826.875.335,- tanam alternatif 1, alternatif 2, dan
untuk pola tata tanam alternatif 3, Rp. alternatif 3.
41.720.967.975,- untuk pola tata tanam 2.Dari hasil perhitungan pola tata tanam
alternatif 4, Rp. 40.880.735.011,- untuk yang sudah dilakukan, kebutuhan air
pola tata tanam alternatif 1, dan Rp. irigasi berdasarkan pola tata tanam
39.814.423.828,- untuk pola tata tanam eksisting memiliki kisaran nilai antara
alternatif 2. 0,000 m3/dt sampai dengan 1,641 m3/dt.
Nilai keuntungan hasil pertanian dengan Kebutuhan air irigasi berdasarkan pola
ketersediaan air debit andalan 51% yaitu tata tanam alternatif 1 memiliki kisaran
sebesar Rp. 45.734.799.598,- untuk pola nilai antara 0,000 m3/dt sampai dengan
tata tanam eksisting, Rp. 43.936.348.857,- 1,641 m3/dt. Kebutuhan air irigasi
untuk pola tata tanam alternatif 4, Rp. berdasarkan pola tata tanam alternatif 2
43.800.215.552,- untuk pola tata tanam memiliki kisaran nilai antara 0,000 m3/dt
alternatif 3, Rp. 43.194.431.323,- untuk sampai dengan 1,782 m3/dt. Kebutuhan
pola tata tanam alternatif 1, dan Rp. air irigasi berdasarkan pola tata tanam
40.909.808.215,- untuk pola tata tanam alternatif 3 memiliki kisaran nilai antara
alternatif 2. 0,000 m3/dt sampai dengan 1,782 m3/dt.
Nilai keuntungan hasil pertanian dengan Dan untuk kebutuhan air irigasi
ketersediaan air debit andalan 26% yaitu berdasarkan pola tata tanam alternatif 4
sebesar Rp. 47.937.450.353,- untuk pola memiliki kisaran nilai antara 0,000 m3/dt
tata tanam eksisting, Rp. 46.883.191.978,- sampai dengan 1,628 m3/dt.
untuk pola tata tanam alternatif 3, Rp.
3.Setelah dilakukan analisa debit andalan, selama satu tahun sebesar 263,069% dan
debit andalan 51% merupakan debit menghasilkan keuntungan Rp.
andalan yang mendekati/mewakili debit- 47.937.450.353,-.
debit yang sudah ada selama 10 tahun
terakhir (tahun 2006 s.d 2015). Maka Saran
dipilihlah keuntungan hasil produksi 1.Untuk mengatasi kelebihan air maka perlu
maksimal yang sesuai dengan kondisi di dilakukan variasi kombinasi pola tanam
lapangan dengan kondisi ketersediaan air sehingga nantinya bisa menghasilkan
menggunakan debit andalan 51%. Dari keuntungan produksi yang lebih
hasil optimasi dengan bantuan solver, maksimal.
Untuk kondisi debit andalan 51% 2.Perlu dilakukan survei lebih lanjut dan
(normal) pola tata tanam yang terpilih menyeluruh apabila ada potensi perluasan
yaitu pola tata tanam eksisting (padi, lahan sawah sehingga kelebihan air dapat
jagung, tebu - padi, jagung, tebu - padi, dimanfaatkan lebih maksimal.
jagung, tebu) dengan intensitas tanam
pola tanam eksisting selama satu tahun DAFTAR PUSTAKA
sebesar 252,756% dan menghasilkan Ditjen Sumber Daya Air. 1986. Kriteria
keuntungan Rp. 45.734.799.598,-. Perencanaan Irigasi 01. Jakarta :
Dianalisa pula dengan ketersediaan debit Ditjen sumber Daya Air
andalan 97% (kering), 80%, 75% Limantara, LM dan Soetopo, W. 2010.
(rendah), dan 26% (cukup). Dari hasil Manajemen Sumber Daya Air.
optimasi dengan bantuan solver, maka Bandung : Lubuk Agung
untuk kondisi debit andalan 97% (kering) Patirajawane, F. 2016. Studi Optimasi
pola tata tanam yang terpilih yaitu pola Distribusi Pemanfaatan Air di
tata tanam alternatif 2 (padi, jagung, tebu Daerah irigasi Melik, Kabupaten
- padi, jagung, tebu - jagung, tebu) Jombang dengan Menggunakan
dengan intensitas tanam pola tanam Program Linear. Skripsi tidak
alternatif 2 selama satu tahun sebesar dipublikasikan. Malang :
153,082% dan menghasilkan keuntungan Universitas Brawijaya
Rp. 25.931.771.739,-. Untuk kondisi debit Soetopo, W. 2012. Model-Model Simulasi
andalan 80% pola tata tanam yang terpilih Stokastik untuk Sistem Sumber
yaitu pola tata tanam eksisting (padi, Daya Air. Malang : Citra Malang
jagung, tebu - padi, jagung, tebu - padi, Sosrodarsono, S dan Takeda, K.
jagung, tebu) dengan intensitas tanam 1987. Hidrologi untuk
pola tanam eksisting selama satu tahun pengairan. Jakarta : PT. Paradyna
sebesar 246,171% dan menghasilkan Paramita.
keuntungan Rp. 40.881.650.129,-. Untuk
kondisi debit andalan 75% (rendah) pola
tata tanam yang terpilih yaitu pola tata
tanam eksisting (padi, jagung, tebu - padi,
jagung, tebu - padi, jagung, tebu) dengan
intensitas tanam pola tanam eksisting
selama satu tahun sebesar 246,316% dan
menghasilkan keuntungan Rp.
43.808.432.474,-. Dan untuk kondisi
debit andalan 26% (cukup) pola tata
tanam yang terpilih yaitu pola tata tanam
eksisting (padi, jagung, tebu - padi,
jagung, tebu - padi, jagung, tebu) dengan
intensitas tanam pola tanam eksisting

Anda mungkin juga menyukai