Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

Vol. 7, No. 1, [Januari-Juni], 2019 : 21-30

Pajak, Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing

Radhi Abdul Halim Rachmat


Universitas Widyatama, Bandung, Indonesia
Abstract
The practice of transfer pricing is mostly carried out by multinational companies that want high profits through tax
avoidance. in addition, bonus giving is also one of the motivations for obtaining high profits. This study aims to
examine the effect of tax and bonus mechanisms on the company's decision to conduct transfer pricing. The research
population used in this study were manufacturing companies listed on the IDX (Indonesia Stock Exchange) period
2013 - 2017 which amounted to 142 companies and research samples totaling 23 companies using purposive sampling
method. The analysis technique used in this study used logistic regression analysis. The results of the research
partially indicate that tax has a significant effect on transfer pricing and the bonus mechanism has a significant effect
on transfer pricing. The impact of transfer pricing has the potential to harm state revenues in the taxation sector,
because companies will divert their taxable profits to countries that have lower tax rates.

Keywords. tax; bonus mechanism; transfer pricing practices

Abstrak
Praktik transfer pricing mayoritas dilakukan oleh perusahaan multinasional yang menginginkan laba tinggi melalui
penghindaran pajak. selain itu, pemberian bonus juga merupakan salah satu motivasi untuk mendapatkan laba yang
tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pajak dan mekanisme bonus terhadap keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing. Populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2013 – 2017 yang berjumlah 142 perusahaan dan
sampel penelitiam yang berjumlah 23 perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis
yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian secara parsial
menunjukkan bahwa pajak berpengaruh signifikan terhadap transfer pricing dan mekanisme bonus berpengaruh
signifikan terhadap transfer pricing. Dampak transfer pricing berpotensi merugikan pendapatan negara pada sektor
perpajakan, dikarenakan perusahaan akan mengalihkan laba kena pajaknya pada negara yang memiliki tarif pajak
yang lebih rendah

Kata Kunci. pajak; mekanisme bonus; praktik transfer pricing

Corresponding author. Email. radhi.abdul@widyatama.ac.id

How to cite this article : Abdul, R., & Rachmat, H. (2019). Pajak , Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Dan Keuangan, 7(1), 21–30. Retrieved from
http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK/article/view/15801

History of article. Received: Agustus 2018, Revision: Oktober 2018, Published: Januari 2019

PENDAHULUAN berkurangnya potensi penerimaan negara dari


Transfer pricing menjadi sebuah isu sangat sektor pajak suatu negara karena perusahaan
yang menarik untuk di teliti di dalam bidang cenderung menggeser kewajiban
perpajakan seiring semakin bekembangannya perpajakannya dari negara yang memiliki tarif
perusahaan multinasional. menurut Suandy pajak yang tinggi (high tax countries) ke
(2011: 74), banyak studi yang menunjukan negara yang menerapkan tarif pajak rendah
lebih dari 80% perusahaan-perusahaan (low tax countries). Direktur Jenderal Pajak,
multinasional (MNC) melihat transfer pricing Ken Dwijugiasteadi, mengungkapkan bahwa
sebagai suatu isu perpajakan internasional terdapat 2000 perusahaan multinasional yang
utama, dan lebih dari setengah perusahaan beroperasi di Infonesia tidak membayar pajak
mengatakan bahwa isu ini merupakan isu yang penghasilan badan 10 tahun terakhir karena
penting. transfer pricing dapat mengakibatkan alasan merugi. Menurut perhitungan Ditjen

21 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Radhi Abdul Halim Rachmat/ Pajak, Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing

Pajak, negara berpotensi kehilangan 1.300 Transfer Pricing : Empirikal study”.


Triliun Rupiah akibat dari praktik transfer Penelitian ini menggunakan perusahaan
pricing. Bahkan lebih dipertegas lagi menurut manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
informasi internal Ditjen Pajak bahwa Indonesia tahun 2011-2015 sebagai sampel.
kehilangan tersebut kebanyakan akibat adanya Karena perusahaan manufaktur di indonesia
pembayaran Bunga, Royalti serta Intragroup banyak yang merupakan perusahaan yang
Service, sehingga Ditjen Pajak percaya bahwa memiliki hubungan istimewa dengan
dengan menyetop pembayaran tersebut negara perusahaan yang ada diluar negeri.
sudah tidak perlu menambah hutang lagi
(Haeruman, 2014). Kegiatan usaha melalui KAJIAN PUSTAKA
transfer pricing dapat menghindari pajak Transfer Pricing
berganda (Price water house Coopers, 2009, Pengertian transfer pricing dapat dibedakan
dalam Hartati et al., 2014). Transfer pricing menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat
sering mengalami masalah dalam aspek netral dan pengertian yang bersifat pejorative.
penyalahgunaan pajak, karena transfer pricing Pengertian netral mengasumsikan bahwa
menyangkut masalah bea cukai, ketentuan transfer pricing adalah strategi dan taktik
anti-dumping, perubahan pengalihan bisnis tanpa motif pengurangan beban pajak.
penghasilan, dan perubahan dasar pengenaan Sedangkan pengertian pejorative
pajak (tax base) dari satu wajib pajak kepada mengasumsikan transfer pricing sebagai upaya
wajib pajak lain. Dengan kata lain, realitanya untuk menghemat beban pajak dengan cara
adalah transfer pricing dapat menimbulkan menggeser laba ke negara yang mempunyai
kemungkinan rekayasa jumlah pajak yang tarif pajak yang rendah (Suandy, 2011).
terutang atas perusahaan yang mempunyai Transfer pricing adalah kebijakan suatu
hubungan istimewa tersebut (Hartati et al., perusahaan dalam menentukan harga transfer
2014). suatu transaksi.Transfer pricing adalah
kebijakan suatu perusahaan dalam menentukan
Selain didasarkan pada penghidaran beban harga transfer suatu transaksi. Transfer pricing
pajak yang lebih besar, praktik transfer pricing dapat terjadi dalam satu perusahaan
pun dapat dipengaruhi oleh alasan non pajak (intracompany) dan antar perusahaan
seperti mekanisme bonus. Bonus adalah (intercompany) yang terikat dalam hubungan
bentuk penghargaan yang diberikan oleh istimewa (Ikatan Akuntan Indonesia, 2013).
pemilik perusahaan melalui Rapat Umum Transfer pricing sering juga disebut dengan
Pemegang Saham (RUPS) kepada manajemen intracompany pricing, intercorporate pricing,
terutama anggota direksi setiap tahun apabila interdivisional atau internal pricing yang
kinerja dinilai baik. Penilaian kinerja merupakan harga yang diperhitungkan untuk
perusahaan dapat dinilai berdasarkan keperluan pengendalian manajemen atas
perolehan laba. Hal tersebut yang memotivasi transfer barang dan jasa antar anggota (grup
manajemen untuk merekayasa atau mengatur perusahaan) (Hadi Muttaqin, 2012). Menurut
laba bersih dengan maksud mendapatkan Plasschaet (1998), definisi transfer pricing
bonus yang akan mereka terima (Purwanti, adalah suatu rekayasa manipulasi harga secara
2010). Transfer pricing adalah salah satu cara sistematis dengan maksud mengurangi laba,
yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan membuat seolah-olah perusahaan rugi,
tersebut. menghindari pajak atau bea di suatu negara.
Plasschaert memberikan definisi transfer
Berdasarkan latar belakang yang telah pricing sebagai suatu rekayasa harga yang
diuraikan, maka penelitian akan menguji membuat seolah perusahaan rugi sehingga
“Pajak, Mekanisme Bonus dan Praktik

22 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 7, No. 1, [Januari-Juni], 2019 : 21-30

mengurangi pajak yang seharusnya dikenakan 2005). Lo et al (2010) menemukan bahwa


di suatu negara. Rekayasa tersebut bisa manajer lebih menyukai untuk meningkatkan
memanfaatkan tarif pajak di suatu negara laporan laba dengan cara meningkatkan laba
dengan menggeser laba tersebut ke tarif pajak dari penjualan pihak terkait jika bonus
yang paling rendah (Gunadi, 1994: 9;Yuniasih didasarkan pada laporan laba perusahaan
dkk, 2011). Transfer pricing biasanya dengan menggunakan Index Trend Laba
ditetapkan untuk produk-produk antara Bersih (ITRENDLB). Hartati et al (2014) dan
(intermediate product) yang merupakan Nurjanah et al (2016) bahwa direksi untuk
barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok oleh mendapatkan bonus dari pemilik perusahaan
divisi penjual kepada divisi pembeli. Pasal 1 akan berusaha untuk memaksimalkan
ayat (8) Peraturan Direktur Jenderal Pajak peningkatan laba perusahaan secara
Nomor PER-43/PJ/2010 yang diubah terakhir keseluruhan dengan memanfaatkan transfer
dengan PER- 32/PJ/2011, mendefinisikan pricing. Pemberian bonus tidak hanya
penentuan harga transfer (transfer pricing) didasarkan pada perolehan besarnya laba pada
sebagai penentuan harga dalam transaksi setiap periode, melainkan juga pada kinerja
antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan direksi dalam mengelola perusahaan, sehingga
istimewa. pihak direksi cenderung akan menunjukkan
kinerjanya terhadap pemilik perusahaan untuk
Tax memperoleh sebuah penghargan atau bonus.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
Negara berdasarkan Undang – Undang (yang Pajak dan Keputusan Transfer Pricing
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa Salah satu alasan perusahaan melakukan
timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat transfer pricing adalah pajak. Dengan
ditunjukkan dan yang digunakan untuk meminimalisir beban pajak perusahaan
membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, melalui transfer pricing dapat meningkatkan
2011). pajak memiliki unsur-unsur yaitu iuran keuntungan. Motivasi pajak dalam transfer
dari rakyat kepada negara, berdasar pada pricing pada perusahaan multinasional
Undang-Undang, tanpa adanya kontraprestasi dilaksanakan dengan cara memindahkan
secara langsung dari Negara, dan kewajiban perpajakannya ke negara dengan
dipergunakan untuk membiayai rumah tangga tarif pajak rendah, dimana perusahaan
Negara. Salah satu cara untuk mengukur memiliki grup atau divisi yang beroperasi di
seberapa baik sebuah perusahaan mengelola negara tersebut. Perusahaan multinasional
pajaknya adalah dengan melihat tarif pajak melakukan transfer pricing untuk
efektifnya (Liansheng et al., 2007). meminimalkan beban pajak perusahaan secara
PricewaterhouseCoopers (PWC) merumuskan global (Gusnardi, 2010). Penelitian tersebut
effective tax rate (ETR) sebagai pajak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penghasilan terutang dibagi dengan Yuniasih, Rasmini, dan Wirakusuma (2011)
penghasilan sebelum pajak (Handayani, 2013). yang menunjukkan bahwa pajak berpengaruh
positif terhadap transfer pricing. Berdasarkan
Mekanisme Bonus uraian tersebut maka hipotesis pertama
Mekanisme bonus adalah imbalan yang penelitian ini adalah :
diberikan pemilik perusahaan kepada manajer H1 : Pajak berpengaruh terhadap
karena memenuhi sasaran kinerja perusahaan, keputusan perusahaan melakukan praktik
seorang manajer mungkin memperoleh bonus transfer pricing.
berdasarkan laba bersih, atau menurut target
kenaikan laba bersih (Hansen dan Mowen,

23 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Radhi Abdul Halim Rachmat/ Pajak, Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing

Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing


Salah satu cara direksi untuk mendapatkan
METODE PENELITIAN
bonus yaitu dengan memaksimalkan laba.
Metode yang digunakan dalam penelitian
Bonus merupakan kompensasi tambahan atau
penghargaan yang diberikan kepada pegawai ini adalah penelitian eksplanatori. Penelitian
atas keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan eksplanatori adalah penelitian yang bertujuan
yang ditargetkan oleh perusahaan. Mekanisme untuk menelaah kausalitas antarvariabel yang
bonus berdasarkan laba merupakan cara yang menjelaskan suatu fenomena tertentu dan
paling sering digunakan perusahaan dalam menjelaskan hubungan antara variabel-
memberikan penghargaan kepada direksi atau variabel penelitian dan menguji hipotesis yang
manajer (Thesa Refgia, 2017). Skema bonus telah diajukan (Zulganef, 2008: 23). Tujuan
direksi juga dapat diartikan sebagai pemberian penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis
imbalan di luar gaji pokok kepada direksi dan menjelaskan hubungan variabel-variabel
perusahaan atas hasil kerja yang dilakukan yang diteliti. Penelitian ini menggunakan
dengan melihat kinerja direksi itu sendiri. pendekaan kuantitatif yang menekankan pada
Maka, karena berdasarkan tingkat laba direksi
pengujian teori melalui pengukuran variabel
atau manajer dapat memanipulasi laba tersebut
penelitian dengan angka dan melakukan
untuk memaksimalkan penerimaan bonus
(Irpan, 2010). Lo et al (2010) menemukan analisis data dengan prosedur statistik
bahwa manajer lebih menyukai untuk (Sugiyono, 2012: 50). Sedangkan karakteristik
meningkatkan laporan laba dengan cara penelitian bersifat replikasi, sehingga hasil uji
meningkatkan laba dari penjualan pihak terkait hipotesis harus didukung oleh penelitian-
jika bonus didasarkan pada laporan laba penelitian sebelumnya, yang diulang dengan
perusahaan. Semakin tinggi laba perusahaan kondisi lain yang kurang lebih sama.
secara keseluruhan yang dicapai, maka
semakin tinggi apresiasi yang diberikan oleh Population and Sampel
pemilik kepada direksi. Oleh sebab itu, praktik
transfer pricing dipilih oleh direksi untuk Populasi dalam penelitian ini adalah
memaksimalkan laba perusahaan. mungkin perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
menaikan laba perusahaan secara keseluruhan Efek Indonesia periode 2013-2017 sebanyak
dengan cara melakukan praktik transfer 142 perusahaan. Perusahaan manufaktur
pricing. Merujuk pada penilitian yang dipilih karena praktik transfer pricing lebih
dilakukan oleh Hartati dkk (2014) sering terjadi pada sektor ini. Teknik
membuktikan bahwa pemilik perusahaan akan penentuan sampel yang digunakan dalam
mempertimbangkan pencapaian laba penelitian ini adalah non probability sampling.
perusahaan yang dicapai secara keseluruhan Non probability sampling adalah teknik
untuk melakukan penilaian atas prestasi pengambilan sampel yang tidak memberi
kinerja direksinya sehingga para direksi akan peluang atau kesempatan yang sama bagi
berusaha semaksimal mungkin menaikkan setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
laba perusahaan secara keseluruhan dengan sampel. Dalam penelitian ini, teknik non
cara melakukan praktik transfer pricing. probability sampling yang digunakan adalah
Hipotesis yang dirumuskan adalah: purposive sampling. Purposive sampling
H2: Mekanisme bonus adalah penentuan sampel dengan
berpengaruh terhadap keputusan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 218).
perusahaan melakukan praktik transfer
pricing.

24 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 7, No. 1, [Januari-Juni], 2019 : 21-30

Tabel 1. Kriteria tax expense dengan pretax income (Mardiasmo


2003: 87).
No Kriteria Total Variabel independen ketiga adalah
1 Perusahaan manufaktur yang mekanisme bonus. Mekanisme bonus adalah
terdaftar di Bursa Efek 142 imbalan yang diberikan pemilik perusahaan
Indonesia Periode 2013-2017 kepada manajer karena memenuhi sasaran
2 Perusahaan manufaktur yang kinerja perusahaan, seorang manajer mungkin
tidak dikendalikan oleh (82) memperoleh bonus berdasarkan laba bersih,
perusahaan asing atau menurut target kenaikan laba bersih
3 Perusahaan manufaktur yang (Hansen dan Mowen, 2005: 132). Mekanisme
(33)
mengalami kerugian bonus dihitung dari index trend laba rugi
4 Perusahaan manufaktur yang (ITRENDLB) (Gusti Ayu, 2017: 1015).
datanya tidak tersedia secara
(4)
lengkap dan melakukan
delisting HASIL DAN PEMBAHASAN
Perusahaan yang memenuhi Uji Multikolinearitas
23
kriteria Uji multikolinearitas adalah keadaan
dimana pada model regresi ditemukan adanya
korelasi yang sempurna atau mendekati
Variabel dependen pada penelitian ini sempurna antar variabel independen. Pada
adalah transfer pricing, yang diukur model regresi yang baik seharusnya tidak
menggunakan metode dummy. Metode dummy terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati
adalah metode yang digunakan untuk sempurna di antara variabel bebas (korelasinya
menjadikan variabel kualitatif menjadi 1 atau mendekati 1). Untuk mengetahui suatu
variabel kuantitatif (Ghozali, 2011: 160). model regresi bebas dari multikolinearitas,
Dengan menggunakan metode dummy, yaitu dengan melihat angka VIF (Variance
transfer pricing dikategorikan berdasarkan Inflation Factor) harus kurang dari 10 dan
perusahaan yang melakukan dan tidak angka tolerance lebih dari 0,1. Berdasarkan
melakukan penjualan kepada pihak yang nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada
mempunyai hubungan istimewa. Perusahaan tabel di bawah ini, nilai tolerance untuk
yang melakukan penjualan kepada pihak yang seluruh variabel bebas > 0,1 dan nilai VIF
mempunyai hubungan istimewa diberi nilai 1 seluruh variabel bebas < 10. Dengan demikian
dan perusahaan yang tidak melakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
penjualan kepada pihak yang mempunyai multikolinearitas pada data tersebut.
hubungan istimewa diberi nilai 0.
Variabel independen pertama dalam
pernelitian ini adalah pajak. Pajak dalam Table 2. Uji Multikolinearitas
penelitian ini diukur dengan menggunakan
GAAP-ETR. GAAP-ETR adalah salah satu
jenis effective tax rate yang dapat mengukur
adanya tax avoidance. GAAP-ETR ini adalah
effective tax rate berdasarkan pelaporan
akuntansi keuangan yang berlaku. Pengukuran
tax avoidance dengan menggunakan GAAP-
ETR telah digunakan oleh sejumlah besar
peneliti, yakni dengan cara membandingkan

25 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Radhi Abdul Halim Rachmat/ Pajak, Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing

Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Test) Tabel 4. Summary of Parameter Model
Estimation Result Y
Uji kelayakan model (goodness of fit
test) diperlukan untuk memastikan tidak Model R
Nagelkerke’s R2
B SE β t
(R Square) Change
adanya kelemahan atas kesimpulan dari model
regresi logistik yang diperoleh. Untuk Model 1 .857

memvalidasi kecocokan model atau goodness Constan -9,129 1.855 .000 .000

of fit test digunakan uji Hosmer and - 1.664 198.287** .001


Pajak
Lemeshow test dimana hipotesisnya adalah 5.290**

sebagai berikut: .- 1.815


Bonus 3771.421** .005
8.235**

Ho : Terdapat perbedaan antara model *** Significance at the 0.01 level; ** Significance at the 0.05 level; * Significance
dengan data (model tidak fit). at the 0.1 level

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai


Ha : Tidak Terdapat perbedaan antara Nagelkerke’s R Square yang diperoleh adalah
model dengan data (model fit). sebesar 0,857 atau 85,7%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa secara simultan pajak dan
Model regresi logistik yang baik adalah model
mekanisme bonus dalam memberikan
yang mampu memprediksi nilai yang
kontribusi pengaruh sebesar 85,7% terhadap
diobservasinya atau model yang dapat diterima
transfer pricing, sedangkan sebanyak 14,3%
karena cocok dengan data observasinya (fit
sisanya merupakan besar kontribusi pengaruh
dengan data). Jika nilai Sig. yang diperoleh
yang diberikan oleh faktor lain yang tidak
lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol (Ho)
diteliti.
ditolak. Dengan menggunakan program SPSS
21.0, diperoleh hasil uji Hosmer and Sedangkan Uji Wald (Wald statistic)
Lemeshow dengan hasil sebagai berikut: digunakan untuk menguji hipotesis secara
parsial. Apabila probabilitas (sig) lebih besar
Tabel 3
dari 0,05 maka variabel independen tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Adapun jika probabilitas
(sig.) lebih kecil dari 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen
Sumber: Output SPSS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Berdasarkan tabel output di atas,
diketahui nilai Sig. yang diperoleh adalah Berdasarkan tabel 3 nilai taksiran koefisien
sebesar 0,004 dan lebih kecil dari 0,05, regresi logistik yang tersaji (variables in the
sehingga sesuai dengan kriteria pengujian equation) nilai Sig. variabel pajak adalah
hipotesis adalah menerima Ha dan menolak sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 yang
Ho. Artinya tidak terdapat perbedaan antara menunjukkan bahwa secara parsial pajak
model dengan data, sehingga model dapat berpengaruh signifikan terhadap transfer
dikatakan fit atau dengan kata lain model telah pricing.
mampu memprediksi nilai observasinya
dengan tepat. Variabel mekanisme bonus memiliki nilai
Sig. yang diperoleh adalah sebesar 0,000 dan
lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa

26 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 7, No. 1, [Januari-Juni], 2019 : 21-30

secara parsial mekanisme bonus berpengaruh dapat mempengaruhi perolehan bonus yang
signifikan terhadap transfer pricing. akan di terima. salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh direksi untuk meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN kinerja perushaan yaitu dengan cara
Hasil dari penelitian ini membuktikan menaikkan laba perusahaan pada setiap
bahwa motivasi pajak dapat mempengaruhi
keputusan perusahaan untuk melakukan tahunnya. Maka cara yang paling mudah untuk
praktik transfer pricing. Hal ini didasarkan diterapkan yaitu dengan melakukan
pada nilai hasil pengolahan statistik yang manajemen laba atau bisa disebut dengan
menunjukan probabilitas sebesar 0,001 yang perekayasaan laporan keuangan. Transfer
lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian pricing dipercaya merupakan salah satu cara
yakni 0,05. Praktik Transfer pricing diyakini yang dapat dilakukan untuk meningkatkan laba
dapat mengakibatkan berkurang potensi yang diharapkan.
penerimaan pajak suatu negara dikarenakan
perusahaan multinasional cenderung
DAFTAR PUSTAKA
menggeser kewajiban perpajakannya dari
negara-negara yang memiliki tarif pajak yang Brown. K. B. 2012. A Comparative Look at
tinggi (high tax countries) ke negara-negara Regulation of Corporate Tax
yang menerapkan tarif pajak rendah (low tax
countries). Oleh karena itu, banyak perusahaan Avoidance. New York: Springer.
multinasional yang melakukan praktik transfer
pricing sebagai alat untuk meminimalkan Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
jumlah pajak yang harus dibayar. Sedangkan
bagi perusahaan dengan melakukan praktik Multivariete dengan Program IBM
transfer pricing dipercaya mampu SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit
meningkatkan laba perusahaan karena dapat
meminimalisir beban pajak menjadi lebih Universitas Diponegoro.
rendah. Temuan ini memperkuat penelitian
yang dilakukan oleh (Clausing, 2003) yang Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
menyatakan bahwa motivasi pajak
Multivariete dengan Program SPSS.
mempengaruhi income shifting behavior di
amerika serikat. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Hasil lainnya menunjukan bahwa Diponegoro.
mekanisme bonus dapat mempengaruhi
perusahaan dalam melaksanakan kebijakan Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Model
transfer pricing .Hal ini didasarkan pada nilai Pelatihan Pajak Brevet C.Cetakan ke-6
probabilitas sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.
tingkat signifikansi 0,05. Pemberian bonus
kepada manajemen merupakan salah satu
Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar
strategi untuk meningkatkan motivasi
manajemen perusahaan atau direksi yang Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan
bertujuan untuk meningkatkan kinerja Akuntansi Indonesia..
perusahaan. Disisi lain manajemen akan
berupaya untuk dapat meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan, karena dengan
peningkatan kinerja perusahaan tentu saja

27 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Radhi Abdul Halim Rachmat/ Pajak, Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing

Hansen Don R, Maryanne M. Mowen. 2005. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Raih


Akuntansi Manajemen. Jakarta: Asa Sukses
Erlangga.
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi
Horngren, T, Charles, Srikant M, Datar, dan Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
George Foster. 2008. Akuntansi Biaya:
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis.
Dengan Penekanan Manajeria.
Bandung.Pusat Bahasa Depdiknas.
Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Jogiyanto, H.M. 2012. Metodologi Penelitian
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Bisnis. Edisi Kelima . Cetakan
Alfabeta.
Pertama. BPFE-Yogyakarta.
Yogyakarta Suliyanto, 2011. Ekonometrika Terapan: Teori
dan Aplikasi dengan SPSS. Andi.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi
Yogyakarta.
2011, Andi, Yogyakarta.
Sylvain R.F. Plasschaert. 1988. Pschedular,
Nuryaman, dan Veronica Christina. 2015.
Global & Dualistic Pattern of
Metodologi Penelitian Akuntansi dan
Bisnis: Teori dan Praktik. Cetakan Income Taxation. Netherland : IBFD.

Pertama. Bogor: Ghalia Indonesia Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Tahun 2008 tentang Perubahan atas

PER-32/PJ/2011 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983


tentang Pajak Penghasilan.
Republik Indonesia. 2008. Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Penghasilan. Jakarta 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan


Umum dan Tata Cara Perpajakan
Sekaran, Uma. 2009. Research Methods For
Business: Metodologi Penelitian Untuk Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta:

Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Salemba Empat.

Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan

Mukhlis, Iman. 2012. Dimensi Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta:

Ekonomi Perpajakan dalam Graha Ilmu.

28 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 7, No. 1, [Januari-Juni], 2019 : 21-30

Jurnal : Terhadap Effective Tax Rate. Jurnal


Ayu, Gusti dan I Ketut Sujana. 2017. Universitas Diponegoro
Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, dan Julaikah, Nurul, 2014, “Hampir Semua
Tunneling Incentive Pada Indikasi Perusahaan Asing Akali Bayar Pajak”,
Melakukan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi Merdeka, diakses dari
Universitas Udayana http://m.merdeka.com pada tanggal 15
Clausing, K. A. (2003). T ax-motivated April 2014
transfer pricing and US intrafirm trade,
Kiswanto, N., dan Anna Purwaningsih, 2014.
87, 2207–2223.
Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing,
https://doi.org/10.1016/S0047-
dan Ukuran Perusahaan Terhadap
2727(02)00015-4
Transfer Pricing Pada Perusahaan
Dyreng, et al. 2010. The Effect of Executives Manufaktur di BEI Tahun 2010-2013.
on Corporate Tax Avoidance.The Accounting Jurnal Universitas Atma Jaya.
Review, 85, 1163-
Machfoedz. 1994. Pengaruh Rasio Keungam
1189. Terhadap Perubahan Laba. Jurnal Riset
Hartati, W., et al,. 2014. Analisis Pengaruh Akuntansi Indonesia.
Pajak dan Mekanisme Bonus Terhadap Purwanti, Lilik. 2010. Kecakapan Managerial,
Keputusan Transfer pricing: Studi Skema Bonus, Managemen Laba, dan
Empiris Pada Seluruh Perusahaan Kinerja Perusahaan. Jurnal Aplikasi
yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Manajemen Vol. 8. No. 2.
Simposium Nasional Akuntansi 2014.
Rusydi. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan
Handayani, Desi dan Wulandari, Hesty. 2014. Terhadap Aggressive Tax Avoidance
Pengaruh Kepemilikan Pemerintah Di Indonesia. Jurnal Akuntansi
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Multiparadigma Vol. 4 No. 2.
Tarif Pajak Efektif Perusahaan. Jurnal
Sari, Diana. 2004. Transfer Pricing dan Aspek
Akuntansi Keuangan dan Bisnis. Vol.
Perpajakannya. Jurnal Bisnis,
7, Hal. 01-10.
Manajemen dan Ekonomi Vol.6 No.2
Hashemi Rodhian, Zulaikha. 2013. Pengaruh Universitas Widyatama.
Krakteristik Corporate Governance

29 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Radhi Abdul Halim Rachmat/ Pajak, Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing

Suryatiningsih, N. dan Siregar, S. V. 2009.


Pengaruh Skema Bonus Direksi
Terhadap Aktivitas Manajemen Laba:
Studi Empiris Pada BUMN Periode
Tahun 2003-2006. Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi, Pontianak. 23-26
Juli: 1-30.

Yuniasih, Wayan, et al,. 2012. Pengaruh Pajak


Dan Tunneling Incentive Pada
Keputusan Transfer Pricing
Perusahaan Manufaktur Yang Listing
Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Universitas Udayana.

30 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v7i1.15801 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK

Anda mungkin juga menyukai