Emosi Dalam Perspektif Islam
Emosi Dalam Perspektif Islam
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Emosi adalah kondisi psikologis yang dialami oleh hampir semua individu. Setiap
manusia pasti memiliki emosi, dan emosi akan selalu ada dalam diri manusia. Setiap
orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang emosi, beberapa orang mengatakan
bahwa emosi adalah sebuah perasaan yang timbul sebagai respon dari suatu hal yang
terjadi, sedangkan sebagian lainnya mengatakan bahwa emosi adalah tingkah laku yang
muncul sebagai ekspresi dari perasaan. Keberadaan emosi dalam diri manusia laksana
pisau, dimana pada saat yang bersamaan pisau dapat membantu dan membahayakan.
Pisau akan membantu ketika pisau digunakan untuk hal yang bermanfaat seperti untuk
memotong sayur saat memasak, sebaliknya akan berbahaya jika pisau digunakan untuk
bermain-main. Emosi yang dikontrol dengan baik dapat meningkatkan antusias,
kepuasan, saling percaya dan komitmen yang pada gilirannya berdampak besar terhadap
peningkatan kualitas kehidupan manusia. Sebaliknya, sebagaimana yang telah manusia
alami, emosi yang tidak terkontrol dengan baik sering berakibat buruk dan merugikan diri
manusia itu sendiri maupun orang lain.
Kajian al-Qur’an tentang emosional tidak terbatas pada telaah karakter, tapi juga
faktor. Faktor emosional diterangkan di dalam ayat-ayat al-Qur’an sejalan dengan
kenyataan dan dinamika kehidupan manusia itu sendiri. Ungkapan al-Qur’an tentang
emosi biasanya berupa gambaran tentang perilaku manusia dalam suatu situasi tertentu
(Zulkarnain, 2018). Untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini, manusia
membutuhkan Al-Qur’an sebagai petunjuk untuk menghadapi berbagai tantangan hidup,
tidak terkecuali dunia pendidikan.
Maka dari itu, penulis ingin menjelaskan lebih rinci lagi bagaimana emosi dalam
perspektif Islam/Al-Qur’an yang akan dijelaskan pada bab pembahasan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis, maka penulis
merumuskan beberapa masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. What the definition of emotion in islamic perspective?
2. What the kind of emotion in islamic perspective?
3. What the correlation of emotion between islamic perspective and psychoplogy
perspective?
C. Tujuan
Berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan oleh penulis, maka tujuan
dari penulisan malahan ini adalah sebagai berikut:
1. To know the definition of emotion in islamic perspective.
2. To know the kind of emotion in islamic perspective.
3. To know the corelation of emotion beetwen islamic perspective and
psychoplogy perspective.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definition of Emotion
Menurut Crow & Crow, emosi merupakan suatu keadaan yang bergejolak
pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dalam diri)
terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu,
(Hartati, 2004). Chaplin menjelaskan emosi bersifat lebih intens dibandingkan dengan
perasaan, sehingga perubahan jasmaniah yang ditimbulkan oleh emosi lebih jelas
dibandingkan perasaan. Aspek-aspek emosi mencakup perasaan subjektif, dasar
fisiologis perasaan emosional, pengaruh emosi terhadap persepsi, berpikir, dan
perilaku, lalu mencakup juga kelengkapan motivasional tertentu dan terakhir cara
emosi ditunjukkan dalam bahasa, ekspresi wajah, dan gesture, (Syukur, 2011).
Sedangkan menurut William James emosi merupakan kecenderungan untuk memiliki
perasaan khas bila berhadapan dengan obyek tertentu dalam lingkungannya
(Widyokartono, dkk, 1995). Dapat juga dikatakan bahwa emosi adalah ekspresi yang
muncul sebagai respon dari suatu hal yang terjadi. Misalnya ketika seseorang marah,
maka dia akan membanting pintu, berteriak, atau ada juga yang menangis sebagai
ekspresi dari emosi marah seseorang.
Kajian al-Qur’an tentang emosional tidak terbatas pada telaah karakter, tapi
juga faktor. Faktor emosional diterangkan di dalam ayat-ayat al-Qur’an sejalan
dengan kenyataan dan dinamika kehidupan manusia itu sendiri. Ungkapan al-Qur’an
tentang emosi biasanya berupa gambaran tentang perilaku manusia dalam suatu
situasi tertentu (Zulkarnain, 2018). Menurut perspektif Islam, emosional identik
dengan nafsu yang dianugerahkan oleh Allah SWT nafsu inilah yang akan
membawanya menjadi baik atau jelek, budiman atau preman, pemurah atau pemarah,
dan sebagainya. Ungkapan al-Qur’an tentang emosi digambarkan langsung bersama
peristiwa yang terjadi. Berbagai peristiwa emosional dijelaskan di dalam al-Qur’an.
KESIMPULAN