RESPIRASI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul
Respirasi
B. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap laju respirasi kecambah.
C. Latar Belakang
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi
sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang
berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda.
Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak
berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang
diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar harus
bergerak, harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus
menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan pertumbuhan.
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan
dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta
diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada
organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang
dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan
hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-
zat anorganik H2O dan CO2oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan
cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu
klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi
diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah
suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disimilasi) dimana energi yang tersimpan
dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses–proses kehidupan.
Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam sel, berlangsung
secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerobik ini diperlukan oksigen dan
dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam proses respirasi secara anaerob
dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa lain karbondioksida.
Pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan
secara kimiawi pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis.
Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen akan menghasilkan energi. Karena semua
bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi
pada sel yang telah diterangkan.
Dalam kegiatan praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
suhu/temperatur terhadap kecepatan/laju respirasi. Harapan kami setelah melakukan praktikum
ini, agar dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang proses respirasi serta
faktor-faktot yang mempengaruhinya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Respirasi
Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi, sering menyerap O2 dan
melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Namun seperti kita ketahui,respirasi lebih dari
sekadar pertukaran gas secara sederhana. Proses keseluruhanmerupakan reaksi oksidasi-
reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2 dan O2 yang diserap direduksi menjadi H2O.
Pati, fruktan, sukrosa, atau gula yanglainnya, lemak, asam organik, bahkan protein dapat
bertindak sebagai substratrespirasi (Salisbury dan Ross, 1995: 57).
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkanenergi.
Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhanmaupun sel hewan
dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupunmalam hari. Sebagaimana
kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidupmemerlukan energi begitu juga dengan
tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan
tingkat tinggi respirasi terjadi baik padaakar, batang maupun daun dan secara kimia pada
respirasi aerobik padakarbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi
pembakaranglukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi karena semua bagian
tumbuhantersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi padasel
(Neil A Campbell, 2002: 160).
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam seltumbuhan
tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnyadiantaranya adalah
beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan
sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan dan spesies tertentu).Sec
ara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil Titrasi
Perlakuan Volume HCl yang dibutuhkan Rata-rata
Titrasi I Titrasi II volume HCl
Kelompok 1 Perlakuan 33 31,75 32,875
(Kulkas) Blanko 33,4 31.5 32,45
Kelompok 2 Perlakuan 21 20 20,5
(Suhu Ruang) Blanko 38 28 33
Kelompok 3 Perlakuan 21,4 21,5 21,45
(Inkubator) Blanko 27,5 28,5 28
Kelompok 4 Perlakuan 23,5 22,5 23
(Inkubator) Blanko 32,75 32,5 32,625
Kelompok 5 Perlakuan 27 28 27,5
(Suhu Ruang) Blanko 21,5 21,7 21,6
Kelompok 6 Perlakuan 25,5 26,5 26
(Kulkas) Blanko 29,5 27,5 28,5
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada Hari Rabu, 25 April 2018 pukul 11.10 -
12.50 WIB yang berjudul “Respirasi”, memiliki tujuan antara lain mengetahui pengaruh
suhu terhadap laju respirasi kecambah.
Dalam percobaan kali ini, bahan yang digunakan adalah kecambah kacang hijau,
larutan KOH 0,5N, larutan HCl 0,1N, dan indikator PP. Peralatan yang digunakan dalam
praktikum ini antara lain botol jam, kasa, karet, plastik, erlenmeyer, seperangkat alat titrasi,
pipet tetes, dan termometer ruang.
Pertama kecambah ditimbang sebanyak 5 gram. Kemudian dibungkus dengan kasa.
Selanjutnya, botol jam disiapkan dan masing-masing botol diisi dengan 100mL KOH 0,5N.
Lalu bungkusan kecambah dimasukkan ke dalam salah satu botol jam dengan cara
digantungkan dengan karet pada mulut botol, kemudian mulut botol ditutup dengan plastik.
Dan botol jam lainnya yang telah berisi 100mL KOH 0,5N hanya ditutup dengan plastik
(sebagai variabel kontrol). Kedua botol tersebut dimasukkan ke dalam inkubator bersuhu
40°C selama kurang lebih 24 jam. Setelah 24 jam, botol jam dikeluarkan dari inkubator
untuk dilakukan titrasi sebagai jalan untuk mengetahui banyaknya CO2 hasil respirasi
kecambahnya. Selanjutnya, larutan KOH dari botol jam diambil sebanyak 25mL kemudian
dituang ke dalam labu erlenmeyer. Larutan KOH dalam labu erlenmeyer ditetesi indikator
PP sebanyak satu tetes, sehingga larutan berubah warna menjadi merah muda. Larutan HCl
0,1N disiapkan di alat titrasi dan larutan KOH dititrir dengan larutan HCl. Titrasi
dihentikan tepat saat warna merah muda hilang. Setelah itu, volume HCl yang dibutuhkan
dicatat dan percobaan diulangi sebanyak dua kali. Untuk KOH kontrol juga dilakukan hal
yang sama. Langkah yang terakhir yaitu data dari kelompok lain dikumpulkan dan CO2
hasil respirasi dihitung.
Respirasi adalah proses oksidasi dalam sel untuk melepaskan energi yang diperlukan
dalam berbagai aktivitas organisme hidup. Respirasi sebagai suatu proses oksidasi yang
terdiri dari tahapan-tahapan reaksi dan juga respirasi merupakan oksidasi selular dimana
energi yang disimpan dalam molekul-molekul makanan dilepaskan dan digunakan oleh sel.
Dalam reaksi tersebut, H2O dan CO2 adalah hasil akhir dan energi terlepas.
Kecambah dibungkus dengan kain kasa, karena kain kasa memiliki pori-pori yang
cukup besar, sehingga dapat memudahkan pertukaran gas oksigen dan karbondioksida saat
proses respirasi. Kemudian kecambah dimasukkan ke dalam botol dan ditutup rapat,
dengan tujuan agar tidak ada gangguan dari luar yang masuk ke botol yang dapat
mempengaruhi hasil pengamatan seperti oksigen dari luar yang masuk ke botol atau
karbondioksida yang keluar dari botol. Larutan di dalam botol merupakan larutan basa kuat,
yaitu KOH. KOH berfungsi sebagai larutan yang dapat berikatan dengan karbondioksida
dan akan membentuk kalium bikarbonat yang merupakan karbondioksida terlarut.
Titrasi yang dilakukan adalah titrasi asidimetri, yaitu titrasi penetralan basa (KOH)
dengan menggunakan asam (HCl). Fungsi titrasi ini untuk mengetahui jumlah CO2 yang
terikat KOH.
Larutan KOH berubah warna dari bening menjadi merah muda setelah ditetesi
indikator PP. Indikator PP berfungsi untuk memudahkan kita dalam mengamati perubahan
warna ketika larutan dititrasi. Setelah larutan KOH dititrasi dengan HCl, maka warna yang
semula merah muda dapat berubah menjadi bening kembali. Hal ini menunjukkan bahwa
larutan basa telah bereaksi sempurna dengan asam sehingga larutan menjadi netral.
Jumlah karbondioksida yang dilepaskan oleh kecambah pada proses respirasi aerob
berbanding lurus dengan jumlah HCl yang diteteskan ketika titrasi. Dengan kata lain,
semakin banyak karbondioksida yang dilepaskan maka semakin banyak HCl yang
diperlukan saat titrasi, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa suhu turut mempengaruhi laju
respirasi aerob. Rangkaian kecambah pada suhu yang lebih tinggi, yaitu 40°C melepaskan
lebih banyak CO2 daripada rangkaian kecambah pada suhu
26°C………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Seperti pada makhluk hidup lainnya, kecambah bernapas membutuhkan oksigen dan
menghembuskan karbon dioksida serta uap air.
2. Laju kecepatan respirasi pada kecambah bergantung pada beberapa faktor diantaranya
jumlah kecambah, massa, umur, suhu serta substrat kecambah
B. Saran
Untuk praktikumnya sudah baik semoga bisa dipertahankan dan akan leboh baik lagi.
Daftar Pustaka
Lampiran