Anda di halaman 1dari 2

A.

MAKNA DAN PERANAN MUSIK TRADISIONAL MANCANEGARA DALAM


PERKEMBANGANYA
1. Periode kuno hingga Abad ke-14
Bangsa Yunani dan Romawi memuja Orpheus, musisi mitologis yang dikaitkan dengan
keberadaan dewa Apollo. Alat musik pada masa itu masih menghas
ilkan bunyi monofonik atau bunyi tunggal tanpa harmoni. Alat musik yang umum dimainkan
bangsa Yunani Kuno adalah kithara, alat musik petik, dan aulos, alat musik tiup.
Setelah agama Kristen berkembang, semua alat musik peninggalan kebudayaan Yunani dan
Romawi tidak boleh digunakan. Sebagai gantinya, diciptakan bentuk musik baru untuk puji-
pujian, yaitu paduan suara. Di kemudian hari, melodi tersebut, berkembang dengan adanya
pembagian vokal, dikenal dengan sebutan organum.
Sistem penulisan notasi musik baru diciptakan pada abad ke-11 oleh Guido d’Arezzo,
seorang pendeta dari Italia. Sistem ini kemudian mengalami penyempurnaan sekaligus
penyederhanaan pada akhir abad ke-13.
2. Periode Renaissance
Pada abad ke-15, mucul aliran kebudayaan baru yang disebut renaissance. Perkembangan
musik pada periode ini diawali dengan pemberontakan John Dunstable, komposer
berkebangsaan Inggris, terhadap gubahan musik pad periode sebelumnya yang dirasakan
terlalu rumit untuk dinikmati. Pada periode inilah mulai diperkenalkan sebuah sajian paduan
suara yang disebut kanon.
3. Periode Barok
Pada akhir abad ke-16, lahir musisi-musisi yang ingin lebih menyederhanakan lagi komposisi
musik yang sudah ada, melengkapi dengan teks yang mudah dipahami, dan bereksperimen
dengan lebih banyak vokal dan instrumen. Salah satunya adalah Cludio Monteverdi yang
memperkenalkan sajan musik dramatis dengan sebutan opera. Selain itu, muncul pula genre
musik baru yang lainya, seperti instrumentalia, kantata, oratorio, sonata, dan concerto. Musisi
yang terkemuka pada masa ini, antara lain, Antonio Vivaldi (Italia), dua musisi Prancis: Jean
Baptiste Lully dan Jean Phillips Rameu, serta dua musisi Jerman: Johan Sebastian Bach dan
George Friderich Handel.
4. Periode Klasik
Pertengahan abad ke-18, musisi generasi baru menginginkan komposisi musik yang lebih
spontan dan tidak terlalu intelektual. Masa keemasan periode klasik terbentuk ketika lahir
sekelompok musisi yang dikenal sebagai lulusan sekolah musik klasik Wina (Austria).
Musisi-musisi yang paling penting pada masa itu adalah Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus
Mozart, dan Ljudwig van Beethoven.
5. Periode Romantik
Komposer-komposer Jerman seperti Beethoven merespon gerakan Sturmund Drang dan
menjadikan perganrtian gaya musikal dan sikap estetik yang lebih personal, nasionalostik,
bebas, dan menjadikan ciri khas Romantik. Batasa romantik berasal dari sastra Jerman pada
akhir abad ke-18, seorang penulis Franco-Swiss bernama Mme de Stael mengaitkan gagasan-
gagasan baru dengan gerakan yang terjadi pada tahun 1813 sebagai sesuatu yang asli,
modern, populer, natural, religius, dan pemerlakuan institusi-institusi sosial. Maka musik
Romantik berbeda dari gaya yang emosional dan acap kali dikatakan berlawanan dengan
klasik karena wataknya yang emosional, subjektif, nasionais, individual, eksostis, melarikan
diri, nafsu bebas, dan bahkan tidak rasional.
6. Periode Modern

Eksperimen musik pada masa ini diawali dengan harmonisasi dengan diperkenalkanya sistem
12 nada oleh Schoenberg diawal tahun 1920’an. Musik elektronik pertama kali oleh Pierre
Schaeffer, seorang komponis yang juga insinyur berkebangsaan Prancis, pada tahun 1948.
Gebrakan ini memicu perkembangan alat musik elektronis dengan pesat

Anda mungkin juga menyukai