BAB I 08.01.009 Ran P PDF
BAB I 08.01.009 Ran P PDF
PENDAHULUAN
bagi pembentukan karakter anak didik yang religius, intelek, dan sekaligus
pengembangan potensi diri. Hal ini senada dengan amanat pada Pasal 3
1
2
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh
menyebutkan bahwa:
perundang undangan;
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah;
3
ketrampilan atau kejuruan dan muatan lokal. Kemudian ayat 3 terkait dengan
ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk peserta didik yang
berkarakter. Dalam bentuknya yang ideal, PKn bertujuan mendidik siswa agar
bisa berpartisipasi secara aktif dan efektif di lingkungan mereka, baik sebagai
banyak aspek, seperti spiritual, rasional, emosional, dan sosial; (2) civic
negara untuk mendidik siswanya; dan (3) civic participation, berdasarkan hak
negara (Depdiknas, 2001: 3). Berdasarkan tiga pendekatan ini, profil warga
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan prinsip dan konsep
dasar demokrasi.
Pengajaran oleh dua mata pelajaran ini tidak mampu memfilter berbagai
infiltrasi sikap-sikap radikal, eksklusif, dan fanatik yang muncul dari berbagai
faktor di luar sekolah. Hal tersebut senada dengan Presiden Megawati (Solo
yaitu sebatas hafalan-hafalan teks tanpa ada pemaknaan realitas. Teks kering
inilah yang menggiring para siswa hanya sekedar menjadi robot yang tidak
masyarakat seperti yang dibaca dalam teks, yang dilepaskan dari asbab al
dipertimbangkan. Guru mengajar hanya sesuai dengan teks yang mereka baca
khususnya peserta didik untuk menjadi insan yang mampu mencegah umat
melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis
Pasal 2 yaitu:
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan
beragama;
dan seni;
7
salah satu hal penting dalam mewujudkan sikap toleransi antarumat beragama,
hal ini dikarenakan dengan adanya penanaman nilai-nilai tersebut maka akan
mampu mencegah semangat ekslusifisme yang ada di sekolah. Oleh karena itu,
sekolah melalui pendidikan agama. Di sini fungsi dan tanggung jawab guru
tentu akan bertambah berat, karena guru harus memberikan penilaian yang
multikultur.
berbasis budaya, dan pusat pelayanan jasa yang berbasis lingkungan. Hal
adalah :
diterapkannya nilai-nilai luhur yang berasal dari budaya dan agama dalam
Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu, dan damai; menurunnya intensitas dan
frekuensi konflik sosial yang ditimbulkan karena isu SARA dan kesenjangan
sosial ekonomi.
26) yang menyatakan bahwa remaja awal antara 13-17 tahun, dan masa remaja
akhir antara 17-21 tahun. Selain hal tersebut alasan peneliti meneliti judul ini
faktor internal dan eksternal dari siswa itu sendiri. Adapun faktor internal
tersebut antara lain berupa motivasi belajar, intelegensi, kebiasaan, dan rasa
percaya diri siswa. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu faktor yang terdapat
B. Identifikasi Masalah
SMP.
C. Batasan Masalah
dapat lebih efektif dan efisien, maka peneliti hanya membatasi masalah
mengenai:
10
D. Rumusan Masalah
berikut:
Yogyakarta?
11
3. Upaya apa sajakah yang dilakukan oleh sekolah, dalam hal ini kepala
E. Tujuan Penelitian
antarumat beragama.
3. Untuk mengetahui upaya apa sajakah yang dilakukan oleh sekolah, dalam
Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
toleransi.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Lembaga
G. Batasan Istilah
1. Penanaman Nilai
atau seorang guru menanamkan suatu nilai kepada anak didiknya yang
ei 2012).
2. Toleransi Beragama
adalah sifat atau sikap toleran, batas ukur untuk penambahan atau,
dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas
pendidikan dasar”.