BAB 1
PENDAHULUAN
subklinis pada balita dan anak, namun dapat menyebabkan sakit berat pada
retina, dan palsi serebral. Sitomegalovirus bawaan terjadi pada 0,5% - 1,5 %
kelahiran. Ketika infeksi primer mengenai ibu selama kehamilan, 35% kasus virus
akan ditransmisi ke janin. Sebanyak 10% bayi yang tidak terinfeksi tidak memiliki
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etiologi
dengan struktur DNA rantai ganda. Virus ini disebut cytomegalovirus karena
sel yang terinfeksi akan membepapasar hingga dua kali lipat dibandingkan sel
yang tidak terinfeksi. Struktur virus ini terbagi menjadi 3 yaitu capsid, tegumen,
dan envelope. Capsid berisi genome virus dan dikelilingi oleh lapisan tegument
2.2 Epidemiologi
Infeksi CMV merupakan infeksi kongenital yang paling umum terjadi baik di
negara maju maupun negara berkembang. CMV Kongenital terjadi pada 0,5% -
Transmisi ke fetus terjadi pada 32,4% kasus dari infeksi primer dan 1,1 -1,7%
3
terjadi karena infeksi non-primer. Infeksi primer dilaporkan lebih banyak terkena
pada trimester awal kehamilan dibandikan pada trimester kedua kehamilan. Saat
infeksi simtomatis dan 10% dari infeksi asimtomatis berkembang menjadi SNHL
2.3 Transmisi
Secara alamiah infeksi CMV sangat komnpleks, dapat bersifat primer atau
rekuren. Infeksi primer berarti infeksi untuk pertama kali dengan CMV, sedangkan
infeksi rekuren merupakan reaktivasi dari infeksi laten atau reinfeksi oleh strain
CMV baru. CMV dapat ditransmisikan melalui kontak dengan individu yang
membawa infeksi CMV, dapat ditularkan pada ibu hamil atau wanita usia produktif,
serviks, saliva, air susu ibu, dan organ yang ditransplantasi. Dengan keberasaannya
pada cairan semen dan sekret serviks, infeksi CMV dapat ditularkan melalui
hubungan seksual dari pasangan yang seropositif. Transmisi CMV ke fetus dan bayi
1. In utero : melalui jalur transplasenta, lewat viremia dalam darah ibu dan
3. Postnatal : meminum air susu ibu yang mengandung CMV atau melalui
Infeksi dari CMV dapat bermanifestasi pada saat kehamilan maupun saat bayi
telah lahir. Infeksi CMV dapat mengakibatkan kematian neonatus, IUGR, bayi lahir
mati, dan kelahiram preterm. Selain efek pada bayi, dapat juga timbul komplikasi
Sebagian besar anak yang lahir dengan infeksi CMV kongenital bersifat
manapun pada anak namun tidak menunjukan kelainan pada klinis, hasil
Manifestasi klasik dari CMV kongenital seringkali disebut trias klasik, terdiri
atas kuning (62%), ptekie (58%), hepatosplenomegali (50%). Sering bayi lahir
dalam kondisi prematur dan kecil masa kehamilan (KMK). Dapat juga muncul
direk. Trombositopenia terjadi pada 1/3 kasus dan bertahan dalam 1 minggu.
Gambar 2. (1) CT Scan kepala gambaran ventrikulomegali dan kalsifikasi paraventrikuler. (2)
gambaran MRI diffuse polymicrogyria
sumber gambar : (1) https://emedicine.medscape.com/article/963090-overview.
(2)Kim CS. Congenital and Perinatal Cytomegalovirus Infection. Korean Jurnal of Pediatric. 2010. 53(1) : 14-20.
Gambar 4. Bayi baru lahir dengan infeksi CMV kongenital terdapat hepatospelomegali dan
petechiae
sumber gambar : Leung A, Sauve R. Congenital Cytomegalovirus Infection. Journal of the National Medical
Asscosiation. 2003. Vol 95(3) 215.
6
bulan dengan progresifitas awal pada usia 18 bulan. Beberapa pasien dapat
Penurunan pendengaran ini dicuragi karena efek sitopatik virus dan respon
inflamasi lokal pada telinga dalam. Selain itu juga terjadi infeksi kronik pada
endolabirin dan CNS. Hal ini dibuktikan dengan didapatkan gambaran histologis
pada bayi yang terkena infeksi CMV kongenital dan menunjukan kerusakan pada
Lebih dari 70% CMV kongenital simtomatik akan menderita sekuele jangka
retardasi mental, keterlambatan bicara dan belajar, epilepsi, atrofi optik, dan non-
atau tanpa dampak pada pendengaran. Gejala yang paling mudah ditemui pada CID
adalah jaundice, hepatosplenomegaly, dan petekie pada bayi kecil masa kehamilan
gejala dengan satu atau beberapa manifestasi seperti yang tertera (tabel 1)10.
2.5. Diagnosis
pemeriksaan penunjang. Anamnesis pada ibu hamil tentang riwaya Anamnesis pada
asthenia, disertai atau tanpa demam atau flu-like symptoms. Infeksi CMV maternal
mendapat infeksi dalam kehamilan, dengan kemungkinan 32% bayi baru lahir
menderita CMV kongenital bila ibu infeksi primer, dan 1,4% bila ibu infeksi
rekuren atau past infection. Pada keadaan ini direkomendasikan untuk dilakukan
pendengaran pada uji tapis pendengaran. Pada keadaan ini direkomendasika untuk
dilakukan evaluasi CMV kongenital pada bayi baru lahir6. Pemeriksaan penunjang
yang didapatkan lewat : (1) Isolasi virus lewat urin, (2) identifikasi CMV-DNA
lewat PCR pada sampel urin, darah, saliva, dan cairan serebrospinal sebelum usia
3 minggu, (3) Deteksi antigen CMV-IgM dalam darah7. Jika terjadi peningkatan
IgM CMV sebelum usia 2-3 minggu mengindikasikan infeksi CMV kongenital.
9
Meskipun peningkatan kuat pada IgM dapat mengarah kepada infeksi CMV
kongenital, namun pemeriksaan antibodi ini tidak dianjurkan sebagai alat diagnosis
Polymerase Chain Reaction (PCR) virus atau biakan urin dan saliva bayi baru lahir
sulit untuk menilai apakah infeksi perinatal atau kongenital. Pemeriksaan PCR
memiliki sensitivitas 89% dan spesifitas 96%. Sampel urin harus didinginkan (4o)
namun tidak sampai beku atau disimpan pada temperatur ruangngan. Keberadaan
virus masih 95% pada urin setelah 7 hari didinginkan, dan menurun menjadi 50%
setelah 1 bulan6,7.
Diagnosis infeksi CMV selain dilakukan saat bayi lahir, dapat juga dilakukan
untuk diagnosis maternal yaitu pemeriksaan serologik IgG dan IgM spesifik CMV.
dapat terjadi pada infeksi primer maupun non primer. Pemeriksaan IgG avidity
menilai ikatan/afinitas antibodi IgG terhadap protein virus. Peningkatan IgM dan
afinitas yang rendah dari antibodi IgG menunjukan infeksi primer. Jika hal ini
dideteksi pada masa kehamilan 12-16 minggu dapat mengindikasikan resiko infeksi
kongenital5.
10
kecurigaan atau teleh terkonfirmasi dengan infeksi primer pada umur kehamilan
sampai 20 minggu. Diagnosis pranatal dilakukan dengan metode PCR dan isolasi
virus pada cairan ketuban yang diperoleh dengan amniosentesis. Paling baik
dikerjakan pada umur kehamilan 21-23. Pemeriksaan USG juga dapat dijakdikan
kalsifikasi intrahepatik7.
lainya seperti Toxoplasmosis dan Rubella, dan infeksi lainya berupa sifilis, Herpes
gambaran katarak kongenital dan kelainan jantung bawaan. Vesikel pada kulit,
mata dan mulut lebih mengarah ke infeksi HSV. Gambaran yang mengarah kepada
hidrops11.
Monospot positif pada infeksi EBV dan negatif pada infeksi CMV12.
11
suportif. Pemberian ASI harus diusahakan pada anak. Transfusi sel darah merah
atau trombosit dapat diberikan jika terjadi anemia berat atau trombositopenia berat.
selama 6 minggu. Terapi dengan ganciclovir selama 6 minggu dapat diberikan pada
pasien CMV kongenital dengan keterlibatan CNS, namun tidak harus rutin
diterapkan. Tambahan 1-2 minggu dapat diberikan jika gejala dan tanda tidak
kunjung membaik7.
12
2.8 Pencegahan
dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan dan menghindari kotak dengan
saliva, urin, dan bahan-bahan yang dapat menularkan CMV. Pencegahan infeksi
fetomaternal dari ibu yang menderita infeksi CMV sehingga tidak menularkan ke
dengan wanita yang tidak menerima HIG, dan resiko menderita CMV kongenital
virus dari ibu ke bayi lewat ASI. Metode pasteurisasi ini juga bisa diterapkan pada
1. Metode Pretoria
- ASI sebanyak 50-100 ml ditempatkan dalam wadah kaca / sisa selai 450
ml.
2. Metode Heating
- ASI 50-100 ml kedalam wadah kaca 450 ml, buka tutup wadah, dan
- Tuangkan air 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir
- Bila telah timbul gelembung pindahkan wadah dengan cepat dari air dan
infeksi CMV. Secara prinsip, terdapat 4 kelompok populasi yang tepat untuk
diberikan proteksi dari infeksi CMV yaitu wanita usia subur dengan seronegatif,
wanita usia subur seropositif, resipien transplantasi organ yang didonasikan dari
indvidu seropositif, dan resipien hematogenous stem cell seropositif. Salah satu
jenis kandidat vaksin yang telah diteliti yaitu vaksin rekombinan Glikoprotein B
dengan adjuvan. Vaksin ini dapat memberikan antibodi anti-gB. Namun penelitian
2.9 Prognosis
Infeksi selama kehamilan awal dapat memunculkan sekuele yang lebih parah
dibanding infeksi pada kehamilan yang tidak awal. Kira-kira 50-90% penderita
dan abnormalitas pada CT Scan otak. Sementara bayi dengan lingkar kepala normal
dan gambaran CT Scan normal menunjukan perkembangan kognitif yang baik. Hal
ini menunjukan CT Scan dan MRI merupakan prediktor paling sensitif dan spesifik
untuk neurodevelopmental7.
14
SNHD merupakan sekuele CMV kongenital yang paling sering, baik pada
dengan kehilangan pendengaran muncul saat lahir atau periode neonator, dan 40%
terjadi onset lambat. Bayi prematur dengan infeksi CMV serius saat perinatal
BAB 3
KESIMPULAN
infeksi kongenital Beberapa infeksi kongenital yang telah diketahui, dikenal dengan
retina, dan palsi serebral. Infeksi CMV Kongenital adalah kelainan bawaan yang
virus akan ditransmisi dari ibu ke janin. CMV dapat ditransmisikan melalui kontak
dengan individu yang membawa infeksi CMV, dapat ditularkan pada ibu hamil atau
wanita usia produktif, dan dapat juga ditransmisikan lewat jalut fetomeaternal.
Manifestasi klasik dari CMV kongenital seringkali disebut trias klasik, terdiri
neurologis.
pemeriksaan penunjang. Anamnesis pada ibu hamil tentang riwaya Anamnesis pada
16
(PCR) virus atau biakan urin dan saliva bayi baru lahir sampai minggu ke 2-3
kehidupan.
mg/kgBB tiap 12 jam. Pemberian ganciclovir pada bayi terinfeksi selama 2 minggu
dapat diterapkan. Tambahan 1-2 minggu dapat diberikan jika gejala dan tanda tidak
kunjung membaik.
Prognosis dari infeksi CMV Kongenital tergantung dari usia kehamilan saat
diinfeksi, gambaran radiologis CT Scan dan MRI, dan apakah bayi prematur atau
tidak. Bayi dengan CMV Kongenital simtptomatik memiliki mortality rate 20-30%.
DAFTAR PUSTAKA
1. Marcdante JK, Kliegman MR, Jenson BH, Behrman ER. 2014. Nelson Ilmu
258 – 264.
11(5):449-465.
2014. 5-15.
18
10. Boppana SB, Ross SA, Fowler KB. Congenital Cytomegalovirus Infection :
Elsevier. 2012.
519-524.
13. Plotkin SA, Boppana SB. Vaccination against the human cytomegalovirus.