e-mail : Pratomo.guntursatrio@gmail.com
ABSTRAK
Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam
dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut
gejalanya. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Antibiotik merupakan
substansi kimiawi yang di hasilkan oleh mikroorganisme yang mempunyai kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Antibiotik
merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh
bakteri. Penggunaan antibiotik akan menguntungkan dan memberikan efek bila
diresepkan dan dikonsumsi sesuai dengan aturan. Penggunaan antibiotik yang tidak
pada fungsinya akan mengakibatkan resiko penurunan keefetivitas obat itu sendiri (
resistensi antibiotik ), sampai pada resiko munculnya penyakit baru akibat penggunaan
yang salah. Desa Anjir Mambulau adalah desa yang berada di wilayah provinsi
Kalimantan Tengah khususnya bagian dari kabupaten Kapuas, kecamatan Kapuas
hilir, Masyarkat desa ini lebih banyak mempeoleh obat-obat di warung dan
menggunakan obat berdasarkan pengalaman dan saran dari kerabat terdekat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
terutama masyarakata desa Anjir Mambulau tentang penggunaan obat antibiotic,
menggunakan metode deskriptif menggunakan kuesioner yang telah di validasi,
kepada sampel dari populasi masyarakat desa menggunakan teknik purposive
sampling, angket berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden yang
sifat nya semi terbuka yang dirancang oleh peneliti. Hasil penelitian yang didapat dari
309 orang responden didapatkan persentase sebesar 35.50 % hal tersebut
menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Desa Anjir Mambulau Tengah
terhadap penggunaan antibiotik masuk dalam kategori tingkat pengetahuan kurang.
ABSTRACT
dan 1 orang perawat sehingga pemberian Resistensi adalah suatu sifat tidak
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) terganggunya kehidupan sel mikroba oleh
tentang antibiotik masih jarang diberikan antibiotik. Resistensi sel mikroba merupakan
kepada pasien di sarana kesehatan tersebut, suatu mekanisme alamiah pertahanan hidup
sehingga masyarakat lebih memilih untuk mikroba (Neal,2006). Pada infeksi oleh
membeli antibiotik sendiri di warung-warung bakteri adakalanya tidak bekerja lagi terhadap
terdekat. bakteri-bakteri tertentu yang ternyata memiliki
Pada awalnya antibiotic dikenal daya tahan kuat dan menunjukkan resistensi
dengan istilah antibiosis, yang berarti terhadap obat tersebut. Bahaya dan
substansi yang dapat menghambat resistensi adalah jelas yaitu pengobatan
pertumbuhan organisme hidup yang lain, dan penyakit menjadi sangat sulit dan progresnya
berasal dari mikroorganisme. Namun pada menjadi lama, juga resiko timbulnya
perkembangannya, antibiosis ini disebut komplikasi atau kematian [4].
sebagai antibiotik dan istilah ini tidak hanya Faktor utama penyebab resistensi
terbatas untuk substansi yang berasal dari antibiotik salah satunya adalah akibat
mikroorganisme, melainkan semua substansi penggunaan antibiotik yang irrasional seperti,
yang diketahui memiliki kemampuan untuk waktu penggunaan yang terlalu singkat, dosis
menghalangi pertumbuhan organisme lain terlalu rendah, maupun diagnosis penyakit
khususnya mikroorganism [3]. salah [5]. Hal ini mengakibatkan tidak
Antibiotik adalah zat yang secara tercapainya efek terapeutik yang diharapkan,
alami dihasilkan oleh suatu mikroorganisme meningkatnya morbiditas dan mortalitas, serta
untuk menghambat patogenisitas semakin bertambahnya biaya pengobatan
mikroorganisme yang lain [3]. Obat yang yang harus dikeluarkan oleh pasien. Terdapat
digunakan untuk membasmi mikroba beberapa faktor lain seperti [5].
penyebab infeksi pada manusia harus
1) Faktor terkait pasien
memiliki sifat toksisitas selektif setinggi
Pasien memiliki pandangan bahwa antibiotik
mungkin. Pengertian lain dari Antibiotik
dihentikan penggunaannya apabila merasa
adalah (L, anti = lawan, bios = hidup) adalah
sudah sembuh walaupun antibiotik masih
zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi atau
tersisa.
bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau
2) Dokter sebagai penulis resep
menghambat pertumbuhan kuman,
Kurangnya pengetahuan mengenai pemilihan
sedangkan toksisitasnya bagi manusia
antibiotik secara empirik.
relative kecil [4]
3) Rumah sakit
Epidemi dan endemi infeksi yang diakibatkan penggunaan antibiotik secara terbatas
oleh resisten beberapa strain diikuti oleh (restricted), dan penerapan kewenangan
penggunaan antibiotik secara intens di rumah dalam penggunaan antibiotik tertentu
sakit, khususnya di unit perawatan intensif (reservedanti biotic).
dimana akan mengarah pada terjadinya d. Indikasi ketat penggunaan antibiotik
resistensi antibiotik. dimulai dengan menegakkan diagnosis
penyakit infeksi, menggunakan informasi
klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium
4) Antibiotik yang dijual secara bebas
seperti mikrobiologi, serologi, dan penunjang
Antibiotik yang dijual bebas akan
lainnya. Antibiotik tidak diberikan pada
memudahkan masyarakat membeli antibiotik
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
tanpa adanya diagnosis dan resep dari dokter
atau penyakit yang dapat sembuh sendiri
sebelumnya.
(self-limited).
Penelitian ini bertujuan mengetahui
e. Pemilihan jenis antibiotik harus
tingkat pengetahuan masyarakat di desa Anjir
berdasar pada:
Mambulau tentang penggunaan obat
1) Informasi tentang spektrum kuman
khususnya obat golongan antibiotik.
penyebab infeksi dan pola kepekaan kuman
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
terhadap antibiotik.
Republik Indonesia No.
2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang 2) Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau
Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, perkiraan kuman penyebab infeksi.
prinsip penggunaan antibiotik bijak (Prudent)
3) Profil farmakokinetik dan
yaitu:
farmakodinamik antibiotik.
a. Penggunaan antibiotik bijak yaitu 4) Melakukan de-eskalasi setelah
penggunaan antibiotik dengan spektrum mempertimbangkan hasil mikrobiologi dan
sempit, pada indikasi yang ketat dengan keadaan klinis pasien serta ketersediaan
dosis yang adekuat, interval dan lama obat.
pemberian yang tepat. 5) Costeffective: obat dipilih atas dasar
b. Kebijakan penggunaan antibiotik yangpaling costeffective dan aman.
(antibioticpolicy) ditandai dengan pembatasan f. Penerapan penggunaan antibiotik
penggunaan antibiotik dan mengutamakan secara bijak dilakukan dengan beberapa
penggunaan antibiotik lini pertama. langkah sebagai berikut:
c. Pembatasan penggunaan antibiotik 1.) Meningkatkan pemahaman tenaga
dapat dilakukan dengan menerapkan kesehatan terhadap penggunaan antibiotik
pedoman penggunaan antibiotik, penerapan secara bijak.
2.) Meningkatkan ketersediaan dan mutu Dalam penelitian ini digunakan alat
fasilitas penunjang, dengan penguatan pada ukur berupa angket (questionnare). Angket
laboratorium hematologi, imunologi, dan yang berisi pertanyaan yang dijawab
mikrobiologi atau laboratorium lain yang langsung oleh responden tanpa diwakilkan
berkaitan dengan penyakit infeksi. oleh orang lain. Angket tersebut berisi daftar
3.) Menjamin ketersediaan tenaga pertanyaan yang disusun peneliti.
kesehatan yang kompeten di bidang infeksi. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
4.) Mengembangkan sistem penanganan oleh peneliti yakni Pengetahuan,
penyakit infeksi secara tim (teamwork). Penggunaan, dan Cara menggunakan Obat
5.) Membentuk tim pengendali dan Antibiotika Responden tinggal memberikan
pemantau penggunaan antibiotik secara bijak jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh
yang bersifat multi disiplin. peneliti dengan pilihan jawaban “Ya” dan
6.) Memantau penggunaan antibiotik “Tidak” lalu apabila memilih jawaban “Ya”
secara intensif dan berkesinambungan. maka harus memberikan alasan atas pilihan
jawaban tersebut
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan Peneliti menggunakan teknik analisa
dalam melaksanakan penelitian ini adalah presentase, setelah dilakukan pengumpulan
menggunakan metode “Deskriptif". Metode data lalu disajikan dalam bentuk tabel.
penelitian deskriptif adalah metode penelitian Adapun rumus persentase yang
yang dilakukan untuk mengetahui nilai merupakan proporsi pada hitungan 100%
variabel mandiri atau lebih (independen) berdasarkan Sibagariang (2010) dalam
tanpa membuat perbandingan atau bukunya yaitu metode penelitian
menggambungkan antara variabel satu mengemukakan :
dengan yang lain. Metode deskriptif dapat
disimpulkan sebagai sebuah metode yang
bertujuan untuk melukiskan atau
Keterangan :
menggambarkan keadaan di lapangan secara
P =Persentase
sistematis dengan fakta-fakta dan interpretasi
F =Frekuensi
yang tepat dan data yang saling
N =Responden
berhubungan, serta bukan hanya untuk
100% = Pengali Tetap
mencapai kebenaran mutlak tetapi pada
hakekatnya mencapai pemahaman observasi
(Sugiyono, 2012).