Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA ANJIR MAMBULAU TENGAH


TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
Guntur Satrio Pratomo(1) Nuria Ayu Dewi(2)
1
Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

e-mail : Pratomo.guntursatrio@gmail.com

ABSTRAK
Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam
dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut
gejalanya. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Antibiotik merupakan
substansi kimiawi yang di hasilkan oleh mikroorganisme yang mempunyai kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Antibiotik
merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh
bakteri. Penggunaan antibiotik akan menguntungkan dan memberikan efek bila
diresepkan dan dikonsumsi sesuai dengan aturan. Penggunaan antibiotik yang tidak
pada fungsinya akan mengakibatkan resiko penurunan keefetivitas obat itu sendiri (
resistensi antibiotik ), sampai pada resiko munculnya penyakit baru akibat penggunaan
yang salah. Desa Anjir Mambulau adalah desa yang berada di wilayah provinsi
Kalimantan Tengah khususnya bagian dari kabupaten Kapuas, kecamatan Kapuas
hilir, Masyarkat desa ini lebih banyak mempeoleh obat-obat di warung dan
menggunakan obat berdasarkan pengalaman dan saran dari kerabat terdekat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
terutama masyarakata desa Anjir Mambulau tentang penggunaan obat antibiotic,
menggunakan metode deskriptif menggunakan kuesioner yang telah di validasi,
kepada sampel dari populasi masyarakat desa menggunakan teknik purposive
sampling, angket berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden yang
sifat nya semi terbuka yang dirancang oleh peneliti. Hasil penelitian yang didapat dari
309 orang responden didapatkan persentase sebesar 35.50 % hal tersebut
menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Desa Anjir Mambulau Tengah
terhadap penggunaan antibiotik masuk dalam kategori tingkat pengetahuan kurang.

Kata Kunci: Pengetahuan, Masyarakat Anjir Mambulau, Antibiotik

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 79


Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir Mambulau Terhadap Penggunaan Antibiotik

ABSTRACT

Medicineis all substances such as chemical, animal or vegetative in possible


dose that could heal, assuage or prevent the disease and its symptoms. Infectious
disease is still the most of health society problem, especially in developing country.
Antibiotics are chemical substances generated by microorganisms which have the
ability to obstruct the growth or eliminate another microorganisms. Antibiotics are the
most widely used medicine for infectious which caused by bacteria. The accurate
recipe and good consumption of antibiotics use will give well beneficial and effect for
the patient. Otherwise, using antibiotics which not suitable with the instruction will
conduce the decrease of the medicine function itself (antibiotics resistance), and could
make new disease caused by wrong application. Anjir Mambulau village is located in
Province of Central Kalimantan, particularly the part of Kapuas Hilir district, Kapuas.
These villagers mostly obtain the medicines from small shop and consume it based on
the experiences and family suggestions only.
The purpose of this research is to know the knowledge level of Anjir Mambulau
villagers about antibiotics use, using descriptive method with the valid questionnaire, to
the sample of the villagers population by purposive sampling technique, the
questionnaire contains any questions with semi-open waywhich made by the
researchers that should be answered by the respondent.This research sourced from
309 respondents results that 35,5% villagers of AnjirMambulau have not the cognize of
using antibiotics.

Keywords: Knowledge, Anjir Mambulau Villagers, Antibiotics

PENDAHULUAN Pada awalnya resistensi terjadi


Penyakit infeksi masih merupakan ditingkat rumah sakit, tetapi lambat laun juga
salah satu masalah ksesehatanmasyarakat berkembang di lingkungan masyarakat,
yang penting, khususnya di negara khususnya Streptococcus pneumoniae (SP),
berkembang. Salah satu obat andalan untuk Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli.
mengatasi masalah tersebut adalah Padahal dalam dalam Peraturan Menteri
antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, Kesehatan Republik Indonesia No. 2406 /
antijamur, antivirus, antiprotozoa. Antibiotik MENKES / PER / XII / 2011 Tentang
merupakan obat yang paling banyak Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik
digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh dinyatakan bahwa intensitas penggunaan
bakteri. Penggunaan antibiotika yang tidak antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan
tepat dapat menimbulkan beberapa akibat berbagai permasalahan dan merupakan
yaitu terjadinya resistensi kuman atau bakteri. ancaman global bagi kesehatan terutama
Resistensi terhadap antibiotika adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain
obatnya tidak mampu membunuh kuman atau memberi dampak terhadap mortalitas dan
kumannya menjadi kebal terhadap obat [1]

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 80


Guntur Satrio Pratomo

mobiditas, juga memberi dampak negatif Penggunaan Antibiotik dinyatakan lama


terhadap ekonomi sosial yang sangat tinggi. pemberian antibiotik empiris diberikan untuk
Menurut hasil RISKESDAS tahun jangka waktu minimal 48 –72 jam dan untuk
2013 menyebutkan bahwa proporsi rumah penggunaan selanjutnya perlu dilakukan
tangga yang menyimpan antibiotik tanpa evaluasi lebih lanjut mengenai penyakitnya.
resep dokter di Kalimantan Tengah yaitu Desa Anjir Mambulau Tengah
sebesar 93,4 %, nilai ini paling besar diantara terletak di Kecamatan Kapuas Timur
semua provinsi di Indonesia. Penggunaan Kabupaten Kapuas. Luas wilayah Desa Anjir
antibiotik akan menguntungkan dan Mambulau Tengah adalah 1775 Hektar yang
memberikan efek bila diresepkan dan tediri dari sawah 1174 hektar, ladang dan
dikonsumsi sesuai dengan aturan. Namun, kebun 489 hektar, pemukiman 71 hektar, dan
sekarang ini antibiotik telah digunakan secara yang lainnya 41 hektar. Jumlah penduduk di
bebas dan luas oleh masyarakat tanpa Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan
mengetahui dampak dari pemakaian tanpa kapuas Timur Kabupaten Kapuas Tahun
aturan. Penggunaan tanpa aturan 2016 berjumlah 2363 orang yang terdiri dari :
mengakibatkan keefektifan dari antibiotik Laki-laki 1173 jiwa, Perempuan 1190 jiwa,
akan berkurang [2] Kepala keluarga (KK) sebanyak 790 yang
Saat ini kejadian yang sering dijumpai tersebar di 13 (tiga belas) Rukun Tetangga
dimasyarakat, penggunaan antibiotik sudah (RT). Di desa Anjir Mambulau Tengah
tidak asing lagi dimana masyarakat kecamatan kapuas Timur Kabupaten Kapuas
menggunakan antibiotik layaknya sebagian besar masyarakatnya
menggunakan obat-obat bebas. Sebagian berpendidikan tingkat sekolah dasar (SD)
masyarakat menggunakan antibiotik sebagai sampai sekolah menengah atas (SMA). Mata
pengobatan sendiri (swamedikasi) tanpa pencaharian masyarakatnya rata-rata adalah
adanya peresepan dari dokter dan sebagai petani dan sebagian kecil sebagai
pengetahuan terhadap penggunaan antibiotik. pedagang, desa ini belum memiliki sarana
Hal ini terjadi mungkin disebabkan adanya kesehatan seperti apotek, toko obat, dan
kekeliruan mengenai anggapan bahwa puskesmas, dimana hanya ada 1 Puskesdes
antibiotik dapat mengobati segala macam yang memberikan pelayanan kepada pasien
penyakit yang sedang mereka derita tanpa dengan sangat terbatas yaitu waktu
mengetahui dengan jelas indikasi obat dan pelayanannya yang hanya buka pada hari
penyebab penyakitnya, padahal di pedoman senin-jumat pada pukul 08.00-11.00 WIB
yang di buat oleh Menteri Kesehatan tentang Puskesdes tersebut pun tidak memiliki tenaga
penggunaan obat antibiotik bahwa kefarmasian dimana hanya ada 1 orang bidan

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 81


Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir Mambulau Terhadap Penggunaan Antibiotik

dan 1 orang perawat sehingga pemberian Resistensi adalah suatu sifat tidak
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) terganggunya kehidupan sel mikroba oleh
tentang antibiotik masih jarang diberikan antibiotik. Resistensi sel mikroba merupakan
kepada pasien di sarana kesehatan tersebut, suatu mekanisme alamiah pertahanan hidup
sehingga masyarakat lebih memilih untuk mikroba (Neal,2006). Pada infeksi oleh
membeli antibiotik sendiri di warung-warung bakteri adakalanya tidak bekerja lagi terhadap
terdekat. bakteri-bakteri tertentu yang ternyata memiliki
Pada awalnya antibiotic dikenal daya tahan kuat dan menunjukkan resistensi
dengan istilah antibiosis, yang berarti terhadap obat tersebut. Bahaya dan
substansi yang dapat menghambat resistensi adalah jelas yaitu pengobatan
pertumbuhan organisme hidup yang lain, dan penyakit menjadi sangat sulit dan progresnya
berasal dari mikroorganisme. Namun pada menjadi lama, juga resiko timbulnya
perkembangannya, antibiosis ini disebut komplikasi atau kematian [4].
sebagai antibiotik dan istilah ini tidak hanya Faktor utama penyebab resistensi
terbatas untuk substansi yang berasal dari antibiotik salah satunya adalah akibat
mikroorganisme, melainkan semua substansi penggunaan antibiotik yang irrasional seperti,
yang diketahui memiliki kemampuan untuk waktu penggunaan yang terlalu singkat, dosis
menghalangi pertumbuhan organisme lain terlalu rendah, maupun diagnosis penyakit
khususnya mikroorganism [3]. salah [5]. Hal ini mengakibatkan tidak
Antibiotik adalah zat yang secara tercapainya efek terapeutik yang diharapkan,
alami dihasilkan oleh suatu mikroorganisme meningkatnya morbiditas dan mortalitas, serta
untuk menghambat patogenisitas semakin bertambahnya biaya pengobatan
mikroorganisme yang lain [3]. Obat yang yang harus dikeluarkan oleh pasien. Terdapat
digunakan untuk membasmi mikroba beberapa faktor lain seperti [5].
penyebab infeksi pada manusia harus
1) Faktor terkait pasien
memiliki sifat toksisitas selektif setinggi
Pasien memiliki pandangan bahwa antibiotik
mungkin. Pengertian lain dari Antibiotik
dihentikan penggunaannya apabila merasa
adalah (L, anti = lawan, bios = hidup) adalah
sudah sembuh walaupun antibiotik masih
zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi atau
tersisa.
bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau
2) Dokter sebagai penulis resep
menghambat pertumbuhan kuman,
Kurangnya pengetahuan mengenai pemilihan
sedangkan toksisitasnya bagi manusia
antibiotik secara empirik.
relative kecil [4]
3) Rumah sakit

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 82


Guntur Satrio Pratomo

Epidemi dan endemi infeksi yang diakibatkan penggunaan antibiotik secara terbatas
oleh resisten beberapa strain diikuti oleh (restricted), dan penerapan kewenangan
penggunaan antibiotik secara intens di rumah dalam penggunaan antibiotik tertentu
sakit, khususnya di unit perawatan intensif (reservedanti biotic).
dimana akan mengarah pada terjadinya d. Indikasi ketat penggunaan antibiotik
resistensi antibiotik. dimulai dengan menegakkan diagnosis
penyakit infeksi, menggunakan informasi
klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium
4) Antibiotik yang dijual secara bebas
seperti mikrobiologi, serologi, dan penunjang
Antibiotik yang dijual bebas akan
lainnya. Antibiotik tidak diberikan pada
memudahkan masyarakat membeli antibiotik
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
tanpa adanya diagnosis dan resep dari dokter
atau penyakit yang dapat sembuh sendiri
sebelumnya.
(self-limited).
Penelitian ini bertujuan mengetahui
e. Pemilihan jenis antibiotik harus
tingkat pengetahuan masyarakat di desa Anjir
berdasar pada:
Mambulau tentang penggunaan obat
1) Informasi tentang spektrum kuman
khususnya obat golongan antibiotik.
penyebab infeksi dan pola kepekaan kuman
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
terhadap antibiotik.
Republik Indonesia No.
2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang 2) Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau
Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, perkiraan kuman penyebab infeksi.
prinsip penggunaan antibiotik bijak (Prudent)
3) Profil farmakokinetik dan
yaitu:
farmakodinamik antibiotik.
a. Penggunaan antibiotik bijak yaitu 4) Melakukan de-eskalasi setelah
penggunaan antibiotik dengan spektrum mempertimbangkan hasil mikrobiologi dan
sempit, pada indikasi yang ketat dengan keadaan klinis pasien serta ketersediaan
dosis yang adekuat, interval dan lama obat.
pemberian yang tepat. 5) Costeffective: obat dipilih atas dasar
b. Kebijakan penggunaan antibiotik yangpaling costeffective dan aman.
(antibioticpolicy) ditandai dengan pembatasan f. Penerapan penggunaan antibiotik
penggunaan antibiotik dan mengutamakan secara bijak dilakukan dengan beberapa
penggunaan antibiotik lini pertama. langkah sebagai berikut:
c. Pembatasan penggunaan antibiotik 1.) Meningkatkan pemahaman tenaga
dapat dilakukan dengan menerapkan kesehatan terhadap penggunaan antibiotik
pedoman penggunaan antibiotik, penerapan secara bijak.

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 83


Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir Mambulau Terhadap Penggunaan Antibiotik

2.) Meningkatkan ketersediaan dan mutu Dalam penelitian ini digunakan alat
fasilitas penunjang, dengan penguatan pada ukur berupa angket (questionnare). Angket
laboratorium hematologi, imunologi, dan yang berisi pertanyaan yang dijawab
mikrobiologi atau laboratorium lain yang langsung oleh responden tanpa diwakilkan
berkaitan dengan penyakit infeksi. oleh orang lain. Angket tersebut berisi daftar
3.) Menjamin ketersediaan tenaga pertanyaan yang disusun peneliti.
kesehatan yang kompeten di bidang infeksi. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
4.) Mengembangkan sistem penanganan oleh peneliti yakni Pengetahuan,
penyakit infeksi secara tim (teamwork). Penggunaan, dan Cara menggunakan Obat
5.) Membentuk tim pengendali dan Antibiotika Responden tinggal memberikan
pemantau penggunaan antibiotik secara bijak jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh
yang bersifat multi disiplin. peneliti dengan pilihan jawaban “Ya” dan
6.) Memantau penggunaan antibiotik “Tidak” lalu apabila memilih jawaban “Ya”
secara intensif dan berkesinambungan. maka harus memberikan alasan atas pilihan
jawaban tersebut
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan Peneliti menggunakan teknik analisa
dalam melaksanakan penelitian ini adalah presentase, setelah dilakukan pengumpulan
menggunakan metode “Deskriptif". Metode data lalu disajikan dalam bentuk tabel.
penelitian deskriptif adalah metode penelitian Adapun rumus persentase yang
yang dilakukan untuk mengetahui nilai merupakan proporsi pada hitungan 100%
variabel mandiri atau lebih (independen) berdasarkan Sibagariang (2010) dalam
tanpa membuat perbandingan atau bukunya yaitu metode penelitian
menggambungkan antara variabel satu mengemukakan :
dengan yang lain. Metode deskriptif dapat
disimpulkan sebagai sebuah metode yang
bertujuan untuk melukiskan atau
Keterangan :
menggambarkan keadaan di lapangan secara
P =Persentase
sistematis dengan fakta-fakta dan interpretasi
F =Frekuensi
yang tepat dan data yang saling
N =Responden
berhubungan, serta bukan hanya untuk
100% = Pengali Tetap
mencapai kebenaran mutlak tetapi pada
hakekatnya mencapai pemahaman observasi
(Sugiyono, 2012).

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 84


Guntur Satrio Pratomo

Pengukuran pengetahuan responden mengetahui dan pernah mengkonsumsi


didasarkan pada jawaban responden dari antibiotik sebagian besar karena berobat di
semua pertanyaan yang diberikan [6].f puskesdes, hal ini menyebabkan cukup
1. Kategori baik, apabila responden banyak masyarakat yang mengetahui dan
mendapat nilai > 75% pernah mengkonsumsi antibiotik. Namun,
2. Kategori cukup, apabila responden sebagian jawaban dari responden
mendapat nilai 40-75% mengetahui antibiotik hanya dari contoh obat
3. Kategori kurang, apabila responden yang pernah mereka gunakan berdasarkan
mendapat nilai < 40% nama dagang tertentu seperti Amoxicilin,
Ampicilin, namun sebenarnya mereka tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN mengetahui bahwa antibiotik digunakan untuk
Pada indikator pertama pengetahuan mengobati penyakit yang disebabkan oleh
tentang antibiotik yang terdiri dari 3 (tiga) infeksi bakteri. Sebagian lainnya menyatakan
pertanyaan yaitu pertanyaan nomor 1,2 dan pernah mengkonsumsi antibiotik saat sakit
3. Berdasakan hasil penelitian yang gigi dan mengalami luka.
didapatkan indikator pengetahuan tentang
antibiotik memiliki presentase 48,87 % masuk Pada pertanyaan ketiga (Apakah Anda
dalam kategori tingkat pengetahuan cukup. pernah mendapatkan informasi mengenai
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui aturan pakai antibiotik?) didapat 32,69 %
apakah masyarakat mengetahui tentang masyarakat Desa Anjir Mambulau yang
antibiotik, seberapa banyak masyarakat yang menjawab “Ya” pada kuesioner/angket,
pernah menggunakan antibiotik, dan apakah masuk dalam kategori tingkat pengetahuan
masyarakat pernah mendapatkan informasi kurang, masyarakat yang mendapatkan
mengenai aturan pakai antibiotik yang benar. informasi mengenai antibiotik karena pernah
Pada pertanyaan pertama (Apakah Anda berobat di puskesmas atau dokter yang ada
mengetahui tentang antibiotik?) didapat di kota, dan didapat 67,31 % masyarakat
58,58% masyarakat yang menjawab “Ya” Desa Anjir Mambulau yang menjawab “Tidak”
pada kuesioner/angket, masuk dalam Hal ini disebabkan masih banyak masyarakat
kategori tingkat pengetahuan baik. Pada yang membeli sendiri antibiotik di warung-
pertanyaan kedua (Apakah Anda pernah warung terdekat sehingga mereka tidak
mengkonsumsi antibiotik?) didapat 55,34 % mendapatkankan informasi mengenai aturan
masyarakat yang menjawab “Ya” masuk pakai antibiotik.
dalam kategori cukup. Dari hasil yang didapat Pada indikator kedua, mengenai cara
dari angket Masyarakat Desa Anjir Mambulau penggunaan antibiotik terdiri dari 5 (lima)

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 85


Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir Mambulau Terhadap Penggunaan Antibiotik

pertanyaan, yaitu pada pertanyaan 4, 5, 6, masyarakat yang menjawab “Tidak” masuk


7,dan 8. Dari hasil yang didapat dari jawaban dalam kategoi cukup. Pada petanyaan
masyarakat berdasarkan pertanyaan pada keenam didapat 28,80% masyarakat yang
angket didapatkan persentase 28,22 % menjawab “Ya” masuk kategori kurang, pada
masuk dalam kategori kurang. Indikator ini pertanyaan ketujuh didapat 29,44 %
bertujuan untuk mengetahui apakah masyarakat yang menjawab “Ya” masuk
masyarakat paham ataupun tahu tentang dalam kategori kurang, dan pada petanyaan
cara penggunaan antibiotik yang benar, kedelapan didapat 14,23 % masuk dalam
seperti khasiat, lama minimal penggunaan, kategori kurang. Berdasarkan hasil pesentase
aturan pakai, dan akibat dari penggunaan pada indikator kedua, pengetahuan
antibiotik yang tidak benar. pada pertanyaan masyarakat Desa Anjir Mambulau Tengah
keempat (Apakah Anda mengetahui antibiotik masih kurang. Hal ini dikarenakan perilaku
digunakan untuk mengobati penyakit yang masyarakat yang biasa mengkonsmsi
disebabkan oleh bakteri?) didapat 22,01 % antibiotik berdasarkan pengalaman tanpa
masyarakat Desa Anjir Mambulau yang mengetahui pasti penggunaan antibiotik
menjawab “Ya”, masuk dalam kategori secara benar, dimana asalkan obat yang
kurang. Sebagian besar masyarakat Desa mereka pernah gunakan dirasa mampu untuk
Anjir Mambulau pernah mengkonsumsi mengobati penyakit yang mereka derita maka
antibiotik namun mereka tidak mengetahui mereka akan terus menggunakannya saat
bahwa indikasi dari antibiotik adalah merasa sakitnya kembali. Namun, hal
mengobati penyakit yang disebabkan oleh tersebut tidak dibarengi dengan penggunaan
bakteri. yang rasional. Karena kurangnya
Pada petanyaan kelima (Apakah pengetahuan masyarakat tentang
penyakit yang disebabkan oleh virus seperti penggunaan antibiotik yang rasional tersebut,
flu membutuhkan pengobatan dengan menyebabkan tingginya penggunaan
antibiotik ?) didapat 53,40 % masyarakat antibiotik yang tidak tepat dikalangan
Desa Anjir Mambulau yang menjawab “Ya”, masyarakat Desa Anjir Mambulau .
namun pada pertanyan ini jawaban yang Pada indikator ketiga, cara
diharapkan adalah “Tidak” karena antibiotik mendapatkan antibiotik berisi 2 (dua)
merupakan obat yang digunakan untuk pertanyaan, yaitu pada soal 9 dan 10. Dari
mengobati penyakit yang disebabkan oleh hasil yang didapat dari jawaban responden
bakteri tidak untuk mengobati penyakit yang berdasarkan petanyaan pada angket
disebebkan oleh virus. Dari pertanyaan persentase nilai yang didapat 28,64 % masuk
kelima tersebut sebanyak 46,60 % dalam kategori kurang. Indikator ini bertujuan

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 86


Guntur Satrio Pratomo

untuk mengetahui apakah masyarakat antibiotik, 4 (empat) pertanyaan dalam


mengetahui distribusi obat yang benar dan indikator penggunaan antibiotik, dan 2 (dua)
untuk membeli antibiotik seharusnya pertanyaan dalam indikator cara
menggunakan menggunakan resep dokter mendapatkan antibiotik. Hal ini menunjukan
karena antibiotik merupakan golongan obat bahwa pengetahuan maupun informasi
keras. Pada petanyaan kesembilan (Apakah mengenai antibiotik dan penggunaannya
dalam membeli antibiotik Anda selalu pada responden masih kurang, terutama
menggunakan resep dokter?) didapat 24,27 pada akibat yang ditimbulkan jika
% masyarakat Desa Anjir Mambulau yang menggunakan antibiotik secara tidak tepat hal
menjawab “Ya” masuk dalam kategori kurang. ini dibuktikan dari jawaban responden pada
Pada pertanyaan kesepuluh (Apakah Anda pertanyaan nomor 8 ( Apakah Anda
pernah membeli Antibiotik di warung atau mengetahui apabila antibiotik digunakan
toko obat?) didapat 66,99 % masyarakat secara tidak sesuai dengan aturan pakai
Desa Anjir Mambulau yang menjawab “Ya”. dapat menyebabkan resistensi?) dengan
Namun dalam pertanyaan ini jawaban yang persentase 14,23 % masuk dalam kriteria
diharapkan adalah “Tidak” karena Antibiotik kurang karena masyarakat belum banyak
merupakan golongan obat keras sehingga yang mengetahui apa itu resistensi dan apa
harus menggunakan resep dokter dalam faktor pemicu terjadinya resistensi
membeli antibiotik. Berdasarkan hasil antibiotik.Resistensi terhadap antibiotik
penelitian yang dilakukan perilaku adalah obatnya tidak mampu membunuh
masyarakat Desa Anjir Mambulau cenderung kuman atau kumannya menjadi kebal
membeli antibiotik diwarung dan toko obat terhadap obat yang diakibatkan dari
tanpa resep dokter, karena apabila membeli penggunaan antibiotik secara tidak tepat
diwarung lebih dekat dan mudah. seperti waktu yang terlalu singkat, maupun
Dari hasil penelitian tentang gambaran diagnosis penyakit yang salah. Kurangnya
tingkat pengetahuan masyarakat Desa Anjir pengetahuan masyarakat terkait dengan
Mambulau terhadap penggunaan antibiotik antibiotik dikarenakan tidak ada penyuluhan
dari 309 orang responden dengan 10 mengenai antibiotik terlebih lagi fasilitas
pertanyaan menunjukan 7 (tujuh) pertanyaan kesehatan dan tenaga kesehatan yang
yang persentasenya rendah yaitu dalam terbatas menyebabkan kurangnya pelayanan
kriteria kurang. Dimana 1 (satu) pertanyaan informasi obat untuk masyarakat Desa Anjir
dalam indikator pengetahuan tentang Mambulau.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 87


Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir Mambulau Terhadap Penggunaan Antibiotik

Sesuai dengan tujuan yang Tumbang Runen tentang Penggunaan


diharapkan oleh peneliti maka dapat Antibiotik sebagai Terapi Pengobatan”.
disimpulkan bahwa gambaran Tingkat Palangka Raya: Karya Tulis Ilmiah
Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir Program Studi D-III Farmasi Universitas
Mambulau Tengah Terhadap Penggunaan Muhammadiyah Palangkaraya
Antibiotik yaitu pada usia 18-60 Tahun 4. Tjay, T. H dan Rahardja, 2007.Obat-
masuk dalam kategori tingkat pengetahuan obat Penting Khasiat Penggunaan dan
Kurang dengan nilai persentase 34,50 %, Efek-efek Sampingnya.Edisi Keenam
Pengukuran pengetahuan responden Cetakan Pertama. Jakarta: PT Elek
didasarkan pada jawaban responden dari Media Komputindo Kelompok
semua pertanyaan yang diberikan. Gramedia. Di dalam BeniFauziah,
Eli.2015. Kepatuhan Penggunaan Obat
DAFTAR PUSTAKA Pada Pasien yang Mendapatkan Terapi
1. Anief.M. , 2004. Penggolongan Obat Antibiotik di Puskesmas Mandawai
Berdasarkan Khasiat dan Pangkalan Bun.Palangka Raya: Karya
Penggunaannya, GadjahMada Tulis Ilmiah Program Studi D-III Farmasi
University Press, Yogyakarta, Hal 16, Universitas Muhammadiyah
17.Di dalam Serliani.2014. Tingkat Palangkaraya.
Pengetahuan Masyarakat Desa 5. Bisht, R. ,Katiyar, A. , Singh, R. dan
Manurunge Kecamatan Ulaweng Mittal, P. 2009. Antibiotic Resistance-A
Kabupaten Bone Tentang Penggunaan Global Issue of Concern, Asian J Pharm
Antibiotik.Makassar: Karya Tulis Ilmiah Clien Res 2009, Vol 2. , Issue 2 di
Program Studi D-III Farmasi Politeknik dalam Zakia, Sufiatinur. 2003.
Kesehatan Makassar. Gambaran Pengetahuan Antibiotik
Masyarakat di Kelurahan Panarung dan
2. Yarza H. L,Yanwirasti dan LiliIrawati.
Pahandut Seberang, Kecamatan
2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Pahandut, Palangka Raya. Skripsi
Dan Sikap Dengan Penggunaan
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Antibiotik Tanpa Resep Dokter. Jurnal
Mada Yogyakarta.
Kesehatan Andalas 4 (1) hal.152
6. Sibagariang E. E, Julianie R. dan Siti N.
3. Pratiwi, ST. (2008). Mikrobiologi
, 2010, Metodologi Kesehatan Untuk
Farmasi. Yogyakarta: Erlangga. Di
Mahasiswa Diploma Kesehatan,
dalam Deryanto.2015. “Tingkat
Jakarta. Dalam Ardhany, S.D, Ridha
Pengetahuan Masyarakat Desa
O.A, Yurnida H. “Tingkat Pengetahuan

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 88


Guntur Satrio Pratomo

Masyarakat Desa Basawang


Kecamatan Teluk Sampit tentang
Penggunaan Antibiotik sebagai
Pengobatan Infeksi”. Presinding
Rakernas dan Pertemuan Ilmiah
Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia
2016.e-ISSN:2541-0474.
7. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.2013. Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS). Jakarta

Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 1 [2018] 89

Anda mungkin juga menyukai