LARUTAN CAIR
2. 1. 1 Konsentrasi
Larutan adalah campuran yang homogen. Larutan bisa terdiri atas dua atau lebih komponen.
Komponen yang lebih banyak jumlahnya disebut pelarut dan yang lebih sedikit disebut zat
terlarut. Komposisi zat terlarut dinyatakan dengan istilah konsentrasi. Misalkan larutan terdiri
atas komponen A sebagai pelarut dan B sebagai zat terlarut, maka pernyataan konsentrasi
adalah:
2. % mol
%(mol) B = mol B x 100%
mol A + mol B
3. %(berat) B = massa B x 100%
Massa A + massa B
5. Molaritas (M)
M = mol B/1L larutan
6. Normalitas (N)
N = ekivalen B/1L larutan
Ekivalen = massa/massa ekivalen
Massa ekivalen = Mr/(jumlah elektron/ yang dihasil oleh suatu senyawa dalam reaksi
oksidasi dan reduksi atau jumlah proton yang dihasilkan oleh asam atau jumlah
hidroksida dalam basa pada reaksi asam-basa)
↔ N = massa/(Mr/n)/1 L larutan = M x n,
dengan n = jumlah elektron/proton/hidroksida
7. Molalitas (m)
m = mol B/1 Kg pelarut
8. Part per million (ppm)
1 ppm = 1mg B/1L larutan
9. Part per billion (ppb)
1 ppb = 1 μg B/1L larutan
2. 1. 2 Viskositas
Viskositas adalah ukuran ketahanan cairan untuk mengalir. Makin mudah suatu cairan
mengalir, makin kecil tahanannya atau viskositasnya (η).
Viskositas absolut atau viskositas dinamik atau viskositas sederhana merupakan
perbandingan tegangan geser (F/A) terhadap gradien kecepatan (∆vx/∆x),
η = F/A ↔ F/A = η ∆vx/∆x
∆vx/∆x
Satuan SI untuk viskositas adalah PaS (Pascal second) atau dyne S/cm2 atau Poise. Hubungan
satuan ini adalah
1 PaS = 10 Poise = 1000 milli PaS
1 centi poise = 1 milli PaS
Cara lain untuk menyatakan viskositas adalah viskositas kinematik yang merupakan
perbandingan viskositas absolut dengan massa jenis cairan
Ѵ = η/ρ
Viskositas kinematik merupakan ukuran tahanan cairan yang mengalir dan dipengaruhi oleh
gaya gravitasi. Satuan SI untuk viskositas kinematik adalah m2/s dan cm2/s = 1 stoke (St).
1 m2/s = 10 000 cm2/s (St) = 1000 000 mm2/s (cSt)
1 St = 100 cSt
Secara umum viskositas diukur dengan dua metode:
1. Viskometer Oswald
Cairan dialirkan sepanjang pipa l dengan jari-jari R, dalam waktu tempuh t, dalam
kecepatan alir volumetrik, V, terjadi penurunan tekanan sepanjang pipa, ∆p, maka
η = π (∆p) R4t
8Vl
Umumnya, viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran cairan/waktu alir
(t1) yang akan diukur dan diketahui massa jenisnya (ρ1) dengan laju cairan yang
diketahui viskositas (η2), massa jenis (ρ2), dan diukur waktu alirnya (t2),
η1 = ρ1 t1
η2 ρ2 t2
2. Metode bola jatuh
Latihan
Dalam viskomter Oswald, air membutuhkan waktu 25 detik untuk mengalir melalui tanda
bawah dan atas, sedangkan cairan A membutuhkan waktu 38 detik. Massa jenis air dan cairan
A pada 200C berturut-turut 0,9982 dan 0,78945 gr/cm3, serta viskositas air adalah 1,005 cP,
tentukanlah viskositas cairan A.
Jawab
Dengan menggunakan persamaan
η1 = ρ1 t1
η2 ρ2 t2
dengan indeks 1 adalah untuk air dan 2 untuk cairan A
ηA = 1,005 cP x 0,78945 gr/cm3 38 dtk = 1,208 cP
0,9982 gr/cm3 25 dtk
Latihan
Viskositas cairan A pada berbagai temperatur diberikan pada tabel berikut
T (K) η (cP)
293 0,964
313 0,739
333 0,585
353 0,468
373 0,414
Bila Ln (η) dijadikan sebagai sumbu Y dan 1/T sebagai sumbu X, akan terbentuk persamaan
garis lurus. Persamaan garis lurus diperoleh dengan menggunakan excel yang ada pada
microsof word. Kurva dibuat dengan memilih scatter pada pilihan kurva. Setelah kurva
diperoleh, klik kanan pada titik koordinat dan klik display equation dan display R2 . Nilai R2
menunjukkan kesesuaian persamaan dengan data percobaan. R2 memiliki nilai 1 bila
persamaan garis 100% sesuai dengan data. Umumnya hasil percobaan menghasilkan R 2
mendekati 1, seperti gambar berikut ini,
2. 1. 3 Tekanan Uap
Setiap zat dalam keadan cair bila dibiarkan dalam keadaan tekanan dan temperatur ruang
akan menguap (berubah fasa menjadi gas). Banyaknya molekul yang menguap akan
menghasilkan tekanan uap, P. Sebagai contoh, perhatikan gambar di bawah ini. Molekul zat
dalam keadaan cair, misal zat A, akan menguap sampai keadaan setimbang (kecepatan
penguapan sama dengan kecepatan pengembunan). Dalam keadaan setimbang, tekanan uap A
disebut sebagai tekanan uap A murni atau PoA. Tekanan uap murni ini akan bertambah
dengan naiknya temperatur, karena A makin banyak yang menguap. Temperatur ketika
tekanan uap A murni sama dengan tekanan permukaan (udara) disebut temperatur didih atau
titik didih.
Bila ke dalam cairan murni ini ditambahkan zat lain, B, sehingga membentuk larutan ideal. A
yang sekarang menjadi pelarut tetap akan menguap. Tekanan uap A (PA) atau tekanan parsial
A adalah berbanding lurus dengan tekanan uap murninya dan konsentrasi dalam fraksi mol,
PA = xA PoA dan tekanan uap B, PB = xB PoB dan total tekanan uap (P) adalah
P = PA + PB = xA PoA + xB PoB (Hukum Roult), sehingga fraksi mol A dalam fasa uap (x’A) =
PA/(PA+PB)
P0B P = PA+PB
P0A
0 fraksi mol A 1
2. 3. 1 Larutan Nonelektrolit
Bila ke dalam suatu pelarut dilarutkan senyawa nonelektrolit dan tidak menguap, tekanan uap
pelarut akan berkurang karena adanya gaya tarik menarik antara pelarut dengan zat terlarut
sehingga pelarut yang menguap jadi berkurang. Jika dalama keadaan murni tekanan uap pelarut
adalah PoAdan dalam keadaan bercampur dengan B tekanan uap pelarut adalah PA, maka
penurunan tekanan uap (∆P) adalah
∆P = PoA - PA = PoA- xA PoA = (1- xA) PoA = xB PoA
Latihan
15 gr glukosa ditambahkan ke dalam 250 ml air pada 200C. Jika tekanan uap air pada 200C
adalah 17.54 mmHg, hitunglah penurunan tekanan uap air pada temperatur tersebut karena
adanya penambahan glukosa (Mr = 180 gr/mol).
Jawab
Mol glukosa = 15 gr/180gr/mol = 0,083 mol
Mol air = 250 cm3 x 1 gr/ cm3/18 gr/mol = 13,889 mol
Fraksi mol glukosa = 0,083 mol = 5,94 10 -3
0,083 mol + 13.889 mol
∆P = 5,94 10 -3 x 17.535 mmHg = 0104 mmHg
Adanya zat nonelektrolit dan tidak menguap juga akan menurunkan titik beku (∆Tf) pelarut
sebesar
∆Tf = R Tf2 ln xB
∆Hpeleburan
Latihan 2
Etilen glikol (HO-CH2- CH2 –OH) sering digunakan sebagai pendingin pada air radiator mobil.
Tentukan kenaikan titik didih air jika 248 gr etilen glikol dilarutkan kedalam 0,5 L air. Kb air
0,51 K.Kg/mol.
Jawab
Mr etilen glikol = 62 gr/mol, ↔ mol etilen glikol = 248 gr/62gr/mol = 4 mol
Volume air = 0,5 L = 0,5 L x 1 Kg/L = 0,5 Kg
Molalitas (m) etilen glikol = 4 mol/0,5 Kg = 8 mol/Kg
∆Tb = Kb m = 0,51 K.Kg/mol x 8 mol/Kg = 4,08 K
Tekanan osmosis adalah tekanan eksternal yang harus digunakan untuk menghentikan aliran
pelarut murni ke dalam larutan melalui selaput semi permiabel (lihat gambar berikut)
Setiap zat dalam larutan memiliki potensial kimia sebesar μi = μi0 + RT ln xi, dengan μi0 adalah
potensial kimia zat i (pelarut) pada keadaan murni, R adalah tetapan gas, dan T adalah
temperatur serta xi adalah fraksi mol i. Bila i adalah pelarut, makin sedikit zat terlarut, xi (<1)
makin besar sehingga nilai μi juga makin besar. Pada konsentrasi zat terlarut lebih rendah, μi
akan lebih tinggi daripada μi pada konsentrasi zat terlarut tinggi sehingga i akan mengalir dari
Kimia Terapan untuk Teknik Mesin D3 28
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Agar aliran ini dapat dihentikan diperlukan tekanan
eksternal (lihat gambar berikut) sehingga i sekarang mengalir dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
Aliran pelarut ini akan berhenti jika tekanan eksternal yang diberikan sama dengan π, tekanan
osmosis.
.
3. 3. 2 Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Jika yang dilarutkan adalah zat elektrolit (XnYm) dengan konsentrasi z molal dan tidak
menguap, di dalam larutan terjadi penguraian
XnYm ↔ nX+m + mY-n
Jika ke dalam pelarut dimasukkan z molal XnYm dan konstanta dissosiasi adalah α, di dalam
larutan terdapat αnz X+m dan αmz Y+n dan (1-α)z XnYm sehingga jumlah partikel seluruhnya
adalah
Jumlah partikel = αnz + αmz + (1-α)z = z (1 + (α (n + m -1))
∆Tb = Kb m = Kb z (1 + (α (n + m -1))
Hal yang sama terjadi dengan penurunan titik beku. Dengan bertambah besarnya α, kenaikan
titik didih atau penurunan titik beku juga akan bertambah besar.
Latihan
Asam lemah asam asetat (CH3COOH) dilarutkan dalam air dengan derajat dissosiasi HA adalah
0,35. Tentukanlah kenaikan titik didih air jika Asam asetat yang ditambahkan ke dalam 1 L air
adalah 120 gr.
Jawab
Mol asam asetat = 120 gr/60 gr/mol = 2 mol
Massa air = 1 L x 1 Kg/L = 1 Kg
Molalitas asam asetat = 2 mol/1 Kg = 2 mol/Kg = z
CH3COOH ↔ CH3COO- + H+
α = 0,35, m=n=1
∆Tb = Kb m = Kb z (1 + (α (n + m -1))) = 0,51 K.Kg/mol x 2 mol/Kg x (1+(0,35(1+1-1)))
= 0,51 x 2 x 1,35 K = 1,377 K
2. 4 Asam-Basa
Ada beberapa definisi yang digunakan unruk menyatakan apakah suatu zat bersifat asam atau
basa.
1. Arhenius
Definisi asam atau basa menurut Arhenius berdasarkan adanya ion H+ atau OH- dalam
suatu zat. Asam adalah senyawa yang dapat mengeluarkan H+ ketika dilarutkan dalam
air dan basa adalah senyawa yang dapat mengeluarkan OH- bila dilarutkan dalam air.
Sebagai contoh adalaha NaOH yang akan terurai dalam air membentuk Na+ dan OH-
sehingga NaOH dikatakan bersifat basa.
HCl akan terurai dalam air membentuk H+ dan Cl-, sehingga HCl dikatakan bersifat
asam
2. Brounated-Lowry
Mendefinisikan asam dan basa berdasarkan ion H+ atau OH- akan membatasi
pembahasan asam basa dalam bentuk larutan dalam air saja. Definisi yang lebih umum
dinyatakan oleh J.N. Bronsted dan T.M. Lowry. Menurut mereka, asam adalah senyawa
yang dapat mendonorkan protonnya dan basa adalah senyawa yang menerima proton.
NH3(l) + NH3(l) → NH4+(l) + NH2-(l)
Asam basa asam basa
HCl + H2O → H3O + Cl + -
Untuk menyatakan suatu cairan bersifat asam ataupun basa, dapat digunakan indikator.
Beberapa indikator yang bisa digunakan adalah kertas lakmus merah yang akan berubah
menjadi biru dalam cairan basa atau lakmus biru yang akan berubah menjadi merah dalam
cairan asam. Di samping itu, ada pula indikator universal yang dapat lebih memprediksi pH
cairan dari warnanya seperti tabel di bawah ini.
Kw = K [H2O] [H2O], Kw = [H3O+] [OH-], dan Kw ini disebut juga konstanta/ tetapan disosiasi
air. Pada 250C tetapan disosiasi air murni adalah 1.10-14. Kw = [H3O+] [OH-] = 1.10-14 ↔
[H3O+] = 10-7.
Secara umum, untuk sembarang kuantitas X, pX = log(1/X) = - log(X). Jika X adalah
konsentrasi ion hidrogen, hal yang sama dapat ditulis pH = - log [H3O+] atau pH = - log [H+].
Bila X = [OH-], pOH = - log [OH-]. Berdasarkan hal ini, pada air murni [H3O+] = [OH-] = 10-7,
pH air murni adalah 7. Untuk asam dan basa kuat yang memiliki tetapan disosiasi = 1,
pH = - log [asam] dan pOH = - log [basa].
Secara umum, pH larutan adalah sebagai berikut
Latihan 1
Tentukanlah konsentrasi [OH-] dalam larutan 0,001 M HCl
Jawab
HCl adalah asam kuat dan akan terdisosiasi sempurna di dalam air dan menghasilkan 0,001 M
[H+]. Sumber [OH-] dalam larutan berasal dari air yang mengalami kesetimbangan, diengan
konstanta kesetimbangannya Kw = [H+] [OH-] = 10-14 → [OH-] = 10-14/0,001 = 10-11
pOH = 11, sehingga pH = 14-11 = 3, [H+] = [HCl]
Latihan 2
Tentukanlah pH larutan 5 10-4 M KOH
Jawab
pOH = -log (5 10-4) = 4 – log 5, ↔ pH = 14 – (4 – log 5) = 10 + log 5
Latihan 3
Tentukanlah pH larutan 10-9 M NaOH
Jawab
Sumber [OH-] di dalam larutan berasal dari ionisasi air (10-7) dan dari disosiasi sempurna
NaOH (10-9). Jumlah [OH-] = 10-7 + 10-9 = 0,000000101,
pOH = -log(0,000000101) = 6.9957
[ CH3COOH]
Karena [CH3COO ] = [ H3O+], maka Ka = [ H3O+]2/[ CH3COOH] dan
-
Latihan 1
Berapakah pH larutan 0,025 M HCN
Jawab
[ H+] = (Ka [asam])1/2 = (4,9 10-10 x 0,025)1/2 = 0,35 10-5 M
pH = -log [H+] = -log (0,35 10-5) = 5 – log 0,35 = 5,46
Latihan 2
Tentukanlah pH larutan 0,15 M NH3
Jawab
[OH-] = (Kb [basa])1/2 = (1,8 10-5 x 0,15)1/2 = 1,64 10-2 M
pOH = -log [OH-] = -log 1,64 10-2 = 2 – log 1,64 = 1,78
pH = 14 – pOH = 12,22
Dari tabel dapat dilihat bahwa Ka1 asam sulfat sangat besar atau reaksi dapat dinyatakan nyaris
spontan sehingga asam ini dimasukkan ke dalam asam kuat dengan [H+] = [asam]. Secara
umum, reaksi tahap pertama memiliki konstanta kesetimbangan yang lebih besar daripada tahap
selanjutnya.
Untuk asam lain misal asam hidrosulfit
H2S ↔ H+ + HS- Ka1 = [HS-][ H+] = 1,1 10-7
[H2S]
HS- ↔ H+ + S2- Ka2 = [S2-][ H+] = 1,0 10-14
[HS-]
Bila Ka = Ka1 x Ka2, maka Ka = [HS-][ H+] x [S2-][ H+] = [S2-][ H+]2 = 1.1 10-21
[H2S] [HS-] [H2S]
Latihan 1
HCl ditambahkan ke dalam larutan 0,1 M H2S sehingga pH larutan H2S tersebut menjadi 2 (pH
diamati dengan pH meter). Tentukanlah konsentrasi ion S2- dalam larutan.
Jawab
pH larutan = 2, berarti [H+] = 10-2 , karena Ka = [S2-][ H+]2 = 1,1 10-21
[H2S]
maka [S2-] = 1,1 10-21 x [H2S]/[ H+]2 = 1,1 10-21 x 0,1/(10-2)2 = 1,1 10-18
Latihan 2
Berapakah pH larutan 0,1 M H2S?
Jawab
H2S ↔ H+ + HS- Ka1 = Ka1 = 1,1 10-7
HS- ↔ H+ + S2- Ka2 = 1,0 10-14
Karena harga Ka1 >>> Ka2 kita dapat mengasumsikan bahwa [H+] dihasilkan dari reaksi
2. 5. 4 Buffer
Buffer adalah suatu larutan asam lemah dengan garamnya atau basa lemah dengan garamnya.
Misal, larutan yang terdiri atas CH3COONa dan CH3COOH dan larutan yang terdiri atas
NH4OH dan NH4Cl. Larutan buffer dengan pH < 7 dapat dibuat dengan mencampur asam
lemah dengan garamnya dan pH > 7 dapat dibuat dengan mencampur basa lemah dengan
garamnya. Baik asam lemah atau basa lemah dan garamnya, masing masing akan terdisosiasi
dalam air. Sebagai contoh, lihat disosiasi yang terjadi pada larutan yang terdiri dari CH3COONa
dan CH3COOH di bawah ini;
CH3COOH ↔ CH3COO- + H+, dengan Ka = [CH3COO-][H+]/[ CH3COOH]
Garam CH3COONa akan terurai sempurna dalam air dan menghasilkan ion CH3COO-, dengan
konsentrasi lebih besar daripada konsentrasi CH3COO- yang dihasilkan oleh asam dalam
keadaan setimbang.
[H+] = Ka [CH3COOH]/ [CH3COO-] atau [H+] = Ka [asam]/ [garam]
Hal yang sama juga terjadi pada larutan yang terdiri atas basa lemah dan garamnya sehingga
[OH-] = Kb [basa]/ [garam]
Latihan
Larutan buffer dibuat dengan mencampurkan 200 mL 0,6 M NH3 dengan 300 mL 0,3 M
NH4Cl.
a. Berapakah pH larutan buffer/
b. Berapakah pH larutan setelah penambahan 0,02 mol asam?
Jawab
a. 200 mL 0,6 M NH3 = 0,2 L x 0,6 M = 0,12 mol
300 mL 0,3 M NH4Cl = 0,3 L x 0,3 M = 0,09 mol
[NH3] = 0,12 mol/0,5L = 0,24 M dan [NH4Cl] = 0,09 mol/0,5L = 0,18 M
[OH-] = Kb [basa]/ [garam] = 1,8 10-5 x 0,24 M/0,18 M =2,4 10-5
pOH = -log[OH-] = -log2,4 10-5= 4,62
pH = 9,38
b. Penambahan H+ kedalam larutan buffer menyebabkan NH3 berkurang karena reaksi
NH3 + H+ → NH4+, dan NH4+ akan bertambah dalam larutan sebesar konsentrasi asam yang
ditambahkan yaitu 0,02 mol/0,5 L = 0,04 M
[NH3] = 0,24 M - 0,04 M = 0,2 M
[NH4+] = 0,18 M + 0,04 M = 0,22M
[OH-] = Kb [basa]/ [garam] = 1,8 10-5 x 0,2 M/0,22 M = 1,6 10-5M
pOH = -log[OH-] [OH-]= - log 1,6 10-5 = 4,8
pH = 9.2
2. 5. 5 Hidrolisis Garam
Garam dihasilkan dari reaksi netralisasi asam dan basa. Berdasarkan jenis asam-basanya, garam
dapat dibedakan atas
1. garam yang berasal dari asam-basa kuat
2. garam yang bersal dari asam lemah-basa kuat
3. garam yang berasal dari asam kuat-basa lemah
4. garam yang berasal dari asam lemah-basa lemah
Garam garam ini larut dalam air dan memberi pH yang berbeda. Larutan yang terdiri atas
Latihan
Tentukanlah pH larutan 0,1 M CH3COONa
Jawab
Dari tabel diketahui Ka CH3COOH adalah 1,8 10-5, sehingga
Kh = 10-14/1,8 10-5 = 5,6 10-10
Reaksi hidrolisis CH3COO- + H2O ↔ CH3COOH + OH-. Dalam keadaan setimbang
konsentrasi masing-masing senyawa/ion dapat dilihat dalam tabel berikut
Latihan
Tentukanlah pH larutan 0,1 M NH4Cl
Jawab
[garam] = 0,1 M
Kb = 1,8 10-5 ↔[H+] = ((Kw/Kb) x [garam])1/2 = ((10-14 /1,8 10-5) x 0,1)1/2
[H+] = 2,4 10-5
pH = 4,62
Latihan
Bersifat apakah larutan 0,1 M NH4CN dan 0,1 M NH4C2H3O2?
Jawab
Dari tabel Ka/Kb diketahui Ka HCN = 4,9 10-10 dan Kb NH3 = 1,8 10-5 sehingga
Kh untuk NH4+ = Kw/Kb = 5,6 10-10
Kh untuk CN- = Kw/Ka = 2,0 10-5
Karena reaksi hidrolisis CN- + H2O ↔ HCN + OH- memiliki Kh yang lebih besar dari reaksi
hidrolisis NH4+ + H2O ↔ NH4OH + H+, [OH-]> [H+], sehingga larutan 0,1 M garam NH4CN
bersifat basa. Coba saudara jelaskan untuk larutan NH4C2H3O2.
Pemilihan indikator bergantung pada pH berapa perubahan titik ekivalen diprediksi terjadi.
Misalnya titik ekivalen titrasi asam basa akan terjadi pada pH = 7 (asam kuat-basa kuat), maka
digunakan bromtimol biru yang berubah warna dari kuning ke biru dengan daerah perubahan
pH pada titik ekivalen adalah 6,0-7,6.
Misal, suatu asam kuat yang tidak diketahui konsentrasinya akan dititrasi dengan basa kuat
yang sudah diketahui konsentrasinya (M2). Karena reaksi adalah antara asam kuat dan basa
kuat, diprediksi pH pada titik ekivalen sekitar 7 sehingga dipilihlah bromtimol biru sebagai
indikator. Pada larutan asam, ditambahkan indikator bromtimol biru sehingga larutan asam
menjadi kuning. Ke dalam larutan asam ditambahkan peniter, basa. Titrasi dihentikan sampai
warna larutan asam berubah menjadi biru, yang menunjukkan titik akhir titrasi telah tercapai.
Volume basa yang dibutuhkan diukur mulai dari tetesan pertama sampai warna cairan analit
berubah menjadi biru (V2). Jika tidak terjadi kesalahan pengukuran dan pemilihan indikator
(keadaan ideal), titik akhir = titik ekivalen.
Dari tabel perhitungan ini dapat dilihat bahwa pada daerah sekitar titik ekivalen (pH 7)
perbedaan 0,01 mL NaOH menyebabkan perubahan pH yang sangat mencolok (∆pH = 2.3)
sehingga ketelitian pengamatan dalam titrasi sangat dibutuhkan dan dapat digunakan indikator
dengan range pH yang lebar. Kurva titrasi asam-basa kuat dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Dari tabel perhitungan ini, dapat dilihat bahwa pada daerah sekitar titik ekivalen (pH8.7)
perbedaan 0,01 mL NaOH menyebabkan perubahan pH yang tidak semencolok titrasi asam
basa kuat (∆pH = 0,6) sehingga hendaklah menggunakan indicator dengan rentang pH
yangsempit. Kurva titrasi asam lemah-basa kuat kuat dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2. 7 Rangkuman
Campuran fasa cair memiliki beberapa parameter di antaranya komposisi, viskositas,
tekanan uap, titik didih, titik beku. Bila suatu cairan murni dicampur dengan cairan lain maka
akan terjadi perubahan sifat tekanan uap, titik didih, titik beku dan dan tekanan osmosa.
Perubahan parameter akan lebih besar jika yang dicampurkan adalah senyawa-senyawa
elektrolit dibandingkan dengan senyawa nonelektrolit.
Penambahan senyawa elektrolit (terdiri atas elektrolit kuat dan elektrolit lemah)
memberikan parameter baru bagi cairan terutama air yaitu pH. Elektrolit kuat seperti asam dan
basa kuat memberikan nilai pH yang sebanding dengan konsentrasinya. Elektrolit lemah seperti
asam dan basa lemah memberi nilai pH yang tidak saja bergantung pada konsentrasi, tapi juga
pada nilai konstanta asam/basa.
Buffer adalah larutan yang bercampur dengan asam/basa lemah dan garamnya. pH buffer
tidak terlalu berubah bila ditambahkan asam, basa atau diencerkan. Garam garam yang berasal
dari asam dan basa kuat menyebabkan pH larutan menjadi netral. Garam asam kuat-basa lemah
atau asam lemah-basa kuat akan terhidrolisis di dalam air. pH larutan seperti ini akan > 7 bila
zat terlarutnya adalah garam yang berasal dari asam lemah-basa kuat dan < 7 bila garam berasal
2. 8 Soal Latihan
1. Bandingkan waktu yang diperlukan oleh benzene dan etanol dengan volume sama untuk
mengalir melalui kapiler dan panjang tertentu. Diketahui η; benzene 0,652 10-2 P, etanol 1,2
10-2 P, ρ; benzene 0,8785 gr/cm3, dan etanol 0,7893 gr/cm3
2. Waktu yang diperlukan oleh bola logam melewati cairan A dan B berturut-turut 5 dan 7,5
detik. Bila ρ bola logam, cairan A dan B berturut turut adalah 7,8, 1,5 dan 4,6 gr/cm3 dan η
cairan B 2.5 cP, tentukalah viskositas cairan A.
3. Viskositas suatu cairan diukur pada berbagai temperatur, seperti pada tabel berikut
a. Tentukan ∆Evis
b. Tentukan viskositas cairan pada 300C
4. Berapa berat etilen glikol yang ditambahkan pada 2 L air agar titik didih air 105 0C pada
tekanan 1 atm?
6. 0,1 M larutas asam lemah memiliki pH 5,37, berapakah Ka asam dan asam apakah yang ada
dalam larutan?
7. Hitunglah pH 500 mL larutan yang terdiri atas
a. 0,1 mol NH3 dan 0,1 m0l NH4Cl.
b. 0,2 mol CH3COOH dan 0,4 mol CH3COONa
c. 0,2 mol HCl dan 0,3 mol NaCl
8. Tentukan pH larutan bila larutan garam di bawah (0,1M) ini diencerkan menjadi 1L
a. 100 mL 0,1 M NaCl
b. 200 mL larutan CH3COONa
c. 100 mL NH4Cl
d. 200 mL NH4CH3COO
e. 100 mL NH4F
f. 100 mL NH4CN
9. Bila 50 mL 0,2 M HF ditirasi dengan 0,1 M NaOH, berapakah pH
a. setelah penambahan 5 mL NaOH
b. ketika separuh dari HF sudah dinetralisasi
c. pada titik ekivalen
10, Buatlah kurva titrasi 25 mL 0,1 M NH3 dengan HCl, tentukan indikator yang akan saudara
gunakan bila melakukan titrasinya.