Anda di halaman 1dari 12

PEMBUATAN PANEL SURYA DARI CD BEKAS

I. Tujuan

Untuk mengetahui sumber arus listrik alternatif panel surya dari CD bekas

II. Landasa Teori

A. Pengertian Sel Sury


Seiring dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi, manusia pada dewasa ini
telah menemukan sebuah terobosan baru dalam memanfaatkan energi cahaya matahari
dengan menciptakan alat konversi energi matahari menjadi energi listrik yang kemudian
disebut photovoltaic.Selanjutnya dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS). Sebelum membahas sistem pembangkit listrik tenaga surya, pertama-tama akan
dijelaskan secara singkat komponen penting dalam sistim ini yang berfungsi sebagai perubah
energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh
komponen yang disebut sel surya yang besarnya sekitar 10 ~ 15 cm persegi. Komponen ini
mengkonversikan energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik. Sel surya merupakan
komponenvital yang umumnya terbuat dari bahan semikonduktor. (Ihsan, 2013.hlm.275)
Panel Tenaga Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya
menjadi listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari merupakan
sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel
photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV
bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi Matahari dan menyebabkan arus
mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan.Sel surya merupakan salah satu
piranti elektronik yang dapat mengubah secara langsung energi radiasi matahari menjadi
energi listrik. tetapi apabila cuaca berawan, hujan, mendung)arus listrik yang dihasilkan juga
akan berkurang. Dengan menambah panel sel surya (memperluas)berarti menambah konversi
tenaga surya. hasil tertentu pula. Contohnya uk Sel surya merupakan sumber energi yang
tidak akan pernah habis, selama matahari memancarkan sinarnya ke bumi. Diperkirakan
bahwa sel surya akan menjadi sumber pembangkit listrik andalan di masa datang karena
penggunaannya yang sangat praktis terutama untuk suplai energi di daerah-daerah terpencil
yang sulit terjangkau oleh PLN. Selain itu, sumber energi ini ramah lingkungan karena dalam
proses konversinya tidak menghasilkan polutan sama sekali. Penelitian tentang sel surya di
berbagai belahan dunia masih terus dilakukan hingga saat ini. Salah satu sistem peralatan
yang sangat diperlukan dalam kegiatan riset terkait pengembangan sel surya adalah sistem
pengukur karakteristik sel surya dan prosedur penentuan parameter-parameter karakteristik
sel surya berdasarkan data-data hasil pengukuran yang didapatnya. Melalui penelitian ini
telah dilakukan pengembangan sistem pengukur parameter-parameter karaketristik sel surya
beserta prosedur penentuan paramter-parameter karakteristik sel surya baik dalam kondisi
penyinaran maupun dalam kondisi tanpa penyinaran. Sebenarnya beberapa sistem
pengukuran serupa telah dikembangkan oleh beberapa kelompok peneliti (Kammer et. al.,
1997, Muoy et. al., 1981, Mialhe et. al., 1983, dan Khoury et. al., 1984), akan tetapi sistem-
sistem ini tidak dapat secara langsung dapat menentukan parameter-parameter karakteristik
sel surya dari data hasil pengukuran, sehingga dinilai kurang praktis. Dalam Laporan ini
dipaparkan tentang contoh penentuan parameter-parameter karakteristik sel surya baik untuk
keadaan tanpa penyinaran maupun dalam keadaan penyinaran dengan prosedur yang
dikembangkan berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan
menggunakan sistem pengukur yang telah dikembangkan. Sebagai contoh pengukuran, telah
digunakan sel surya komersial dengan bahan bekas CD dengan kawat baja.
Prinsip kerja sel surya, Sel Surya terbuat dari berbagai jenis bahan terutama material
elektronik dimana bagian utamanya berupa bahan semikonduktor (misalnya kawat baja dan
CD). Akibatnya, prinsip kerja sel surya pun berbagai macam, untuk sel surya generasi
pertama dan kedua ada yang berbasiskan sambungan (junction) p-n, Schottky Barrier,
sambungan p-i-n. Cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang masuk ke dalam bahan
semikonduktor tersebut dapat menimbulkan pair-generation yang menghasilkan muatan
positif (hole) dan muatan negatif (elektron) pada suatu perangkat PV (fotovoltaik). Muatan
positif menyebar pada lapisan-p dan elektron-elektron menyebar pada lapisan-n dan mengalir
ke masing-masing elektroda. (Ahmad ridwan shidiq, hlm.05)
B. Prinsip Kerja pada panel surya
Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh
permukaan bumisebesar 69% dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya dari
sinar matahari yangditerima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai
3 x 10 joule pertahun,energi ini setara dengan 2 x 1017 Watt. Jumlah energi sebesar itu setara
dengan 10.000 kalikonsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan
menutup 0.1% saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10%
sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.
Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel.
Sebagaimanadiketahui bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak memiliki
dua buah sifatyaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan
photon.Penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh Einstein pada tahun 1905. dengan
menggunakan teori planck memecahkan misteri lain dalam fisika yakni efek fotolistrik.
berkas cahaya yang bersinar pada permukaan logam (fotokatode) dapat melepaskan elektron
(fotoelektron) dan menyebabkan suatu arus listrik.(elvi yenti,2014. hal.17)
Energi yang dipancarkanoleh sebuah cahaya dengan panjang gelombang λ dan
frekuensi photon V dirumuskan denganpersamaan:

E = h.c/ λ

Dengan h adalah konstanta Plancks (6.62 x 10-34 J.s) dan c adalah kecepatan cahaya
dalamvakum (3.00 x 108 m/s). Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat
dilihatsebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang gelombang dan
frekuensitertentu. Dengan menggunakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki
permukaan yangluas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, cahaya yang datang akan
mampu dirubahmenjadi energi listrik. Pada prinsipnya, sel surya adalah identik dengan
piranti semikonduktor dioda. Hanya saja dewasa ini strukturnya menjadi sedikit lebih rumit
karena perancangannya yang lebih cermatuntuk meningkatkan efisiensinya. Untuk
penggunaan secara luas dalam bentuk arus bolak-balik,masih diperlukan peralatan tambahan
seperti inventer, baterei penyimpanan dan lain-lain.Kemajuan dari penelitian akan material
semikonduktor sebagai bahan inti sel surya, telahmenjadi faktor kunci bagi pengembangan
teknologi ini. Dalam teknologi sel surya, terdapatberbagai pilihan penggunaan material
intinya. Kristal tunggal silikon sebagai pioner dari selsurya memang masih menjadi pilihan
sekarang karena teknologinya yang sudah mapan sehinggabisa mencapai efisiensi lebih dari
20 % untuk skala riset. Sedangkan modul/panel sel suryakristal silikon yang sudah diproduksi
berefisiensi sekitar 12 %.

C. Proses konversi
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan
karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya
tersusun atasdua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p. Semikonduktor jenis n
merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehinggakelebihan muatan
negatif, (n negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihanhole, sehingga
disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya,
denganmenambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol
jenissemikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk


meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas
semikonduktor alami. Didalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor
intrinsik) ini, elektron maupun holememiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole
dapat meningkatkan daya hantar listrikmaupun panas dari sebuah semikoduktor.Misal
semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor jenis p,
biasanyadibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau
Indium (In) kedalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan
semikonduktorjenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As)
ke dalam Si. Darisini, tambahan elektron dapat diperoleh. Dua jenis semikonduktor n dan p
ini jika disatukan akan membentuk sambungan p-natau diodap-n (istilah lain menyebutnya
dengan sambungan metalurgi / metallurgical junction) yang dapatdigambarkan sebagai
berikut.

1. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

2. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan elektron-
elektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan perpindahan hole dari
semikonduktor p menuju semikonduktor n. Perpindahan elektron maupun hole ini
hanya
sampai pada jarak tertentu dari batas sambungan awal.
3. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p yang
mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini
akhirnyaberubah menjadi lebih bermuatan positif.Pada saat yang sama. hole dari
semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada semikonduktor n yang
mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini akhirnya lebih
bermuatan positif.

4. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region)
ditandaidengan huruf W.
5. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan
pembawamuatan minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di
jenissemikonduktor yang berbeda.
6. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka
timbuldengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif,
yang mencobamenarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke
semikonduktor n. Medanlistrik ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole
maupun elektron pada awalterjadinya daerah deplesi (nomor 1 di atas).

7. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang,


yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n
dikompensasidengan jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor p
akibat medan listrik E.Begitu pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari
smikonduktor n ke p,dikompensasi dengan mengalirnya kembali elektron ke
semikonduktor n akibat tarikanmedan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E
mencegah seluruh elektron dan holeberpindah dari semikonduktor yang satu ke
semiikonduktor yang lain. Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya
matahari menjadi listrik terjadi. Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada
pada lapisan atas sambungan p yangmenghadap kearah datangnya cahaya matahari,
dan dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor p,

sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap
dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p. Ketika sambungan semikonduktor ini
terkena cahaya matahari, maka elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk
melepaskandirinya dari semikonduktor n, daerah deplesi maupun semikonduktor.
Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan olehelektron
yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole (electron-hole photogeneration) yakni,
terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat cahaya matahari.

D. kelebihan panel surya


1. ekonomis karena dapat menggunakan komponen bekas dan lebih murah dari solar cell
2. menjadi salah satu energi ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi
3. menjadi energi alternatif yang renewble
4. Dapat dikembangkan pada skala besar selain memanfaatkan panamemanfaatkan sumber air
panas yang tersedia di alam.
5. Dapat diterapkan secara sentralisasi (PLTS ditetapkan di suatu area dan listrik yang
dihasilkan disalurkan melalui jaringan distribusi ketempat-tempat yang membutuhkan)
maupun desentralisasi (setiap system berdiri sendiri/individual, tidak memerlukan
jaringan distribusi).( Ima maysha. 2013. hlm. 96)
E.Kelemahan panel surya
1. Panel surya masih relatif mahal, bahkan. Harga panel rumah sedang saat ini sekitar
12000-18000.
2. Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena banyak sinar
matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata panel surya saat ini
mencapai efisiensi kurang dari 20%.
3.Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel surya.
4.Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.
5.Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
jika tidak dilakukan dengan hati-hati karena silikon, selenium, kadmium, dan sulfur
heksafluorida (merupakan gas rumah kaca).
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Multimeter
2. Dynamo
B. Bahan
1. Lem
2. CD bekas
3. Kawat Tembaga
4. Zener diodes
5. Stick ice crim
6. Kabel 2 buah

IV. Prosedur Kerja


a. Untuk mengukur volt yang ada didalam CD bekas
1. Kawat Tembaga dilem dengan lem setan dan ditempelkan di CD bekas.
2. Kemudian tempekan Zener diodes disela –sela kawat tembaga yang sudah
ditempelkan tadi.
3. Lalu ditempelkan 2 buah Kabel di dekat zener diodes tadi.
4. Lalu sambungkan kabel tersebut dengan multimeter tadi untuk mengukur berapa
volt yang ada didalam CD bekas tersebut.
5. 2 buah Stik eskrim tadi di gabungkan secara vertikal dan horizontal lalu dilem.
6. Setelah itu stik eskrim tadi dihubungkan dengan dynamo dengan cara disolder.
7. Lalu kipas angin tadi dihubungkan dengan kabel yang terdapat dalam CD bekas.
VI. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Foto Pembahasan
Gambar disamping ini yaitu ketika kawat
tembaga ditempelkan di CD bekas. Tujuan
penempelan kawat tembaga di CD bekas
ini adalah karena CD bersifat
semikonduktor , maka Cahaya dengan
panjang gelombang tertentu yang masuk ke
dalam bahan semikonduktor tersebut dapat
menimbulkan pair-generation yang
menghasilkan muatan positif (hole) dan
muatan negatif (elektron) pada suatu
perangkat PV (fotovoltaik). Muatan positif
menyebar pada lapisan-p dan elektron-
elektron menyebar pada lapisan-n dan
mengalir ke masing-masing elektroda
Tahap yang kedua yaitu zener diodes
disolder di sela – sela kawat tembaga yang
sudah ditempelkan tadi. Pada dasarnya,
diode zener akan menyalurkan listrik yang
mengalir kearah yang berlawanan jika
tegtangan yang diberikan melampaui batas.
Dan disini diode zener ini mengalirkan
aliran listrik melalui kawat tembaga. Diode
zener dipasang dengan prinsip bias balik,
karena diode zener ini berfungsi sebagai
pengatur tegangan dan sesuai dengan
tegangan zenernya terhadap tegangan input
yang diberikan.
Tahap yang ketiga yaitu menempelkan
kabel tadi di CD bekasnya dekat diode
zenernya. Tujuannya yaitu agar listrik
dapat mengalir melalui kabel tersebut.

Setelah itu, CD yang sudah ditempelkan


diode zener dan kabel tadi kabelnya di
dekatkan dengan multimeter nya sehingga
kita dapat mengetahui apakah ada aliran
listrik didalamnya dengan bantuan sinar
matahari langsung. Tujuan menggunakan
sinar matahari itu yaitu sumber yang dapat
menghasilkan muatan listrik.
Selanjutnya, kipas dirangkai dengan cara
menghubungkannya dengan dynamo yang
pada dasarnya dynamo dilengkapi dengan
4 kumparan yang masing-masingnya
memiliki 2 ujung . pada kumparan utama
keluaran 2 dan kumparan keluaran b3 yang
nantinya akan menjadi sambungan
kapasitor dan sambungan langsung pada
sumber listrik.
Maka, kabel yang sudah di uji arus
listriknya dengan multimeter tadi
dihubungan dengan kipas angin tadi yang
sudah dirangkai dengan bantuan sinar
matahari, dan disini kipasnya dapat
berputar dari rangkaian tersebut.
VII. Kesimpulan
A. Teori
B. Percobaan
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ridwan Sidiq.Sel Surya. Jurnal sel surya Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jalan A.H. Nasution No. 105 Bandung
40614.hlm.05

Ihsan. 2013. Peningkatan Suhu Moduldan Daya Pengeluaran Panel Surya Dengan
Menggunakan Reflektor. Jurnal Teknosains.Vol 7. No. 2.. hlm.275
M.Rif'an, S. H. 2012. Optimasi pemanfaatan energi listrik tenaga matahari di jurusan tekhnik
elektro universitas brawijaya. Jurnal EECCIS,hlm. 45

Maysha, Ima.2013. Pemanfaatan Tenaga Surya Menggunakan Rancangan Panel Surya


Berbasis Transistor 2N3055 dan Termoelektric Cooler. jurnal elektrans. Vol.12. No2.
ISSN 1412-3762. hlm.96

Yenti, Elvi. 2014. Ikatan Kimia. pekanbaru : Kreasi Edukasi

Anda mungkin juga menyukai