Anda di halaman 1dari 8

BAB II.

Metode
1. Tujuan Praktikum
1. Mengenal dan memahami teknik pemisahan suatu senyawa dengan metode
distilasi
2. Menggunakan alat microwave assisted hydrodistillation untuk pemurnian etanol

2. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu 13 November 2019. Tempat praktikum
dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya.

3. Alat dan Bahan beserta fungsinya


Alat:
 Kondensor : Mendinginkan uap destilasi
 Timbangan analitik : Mengukur massa bahan
 Gelas ukur : Mengukur volume bahan
 Labu didih : Wadah filtrat
 Gelas beaker : Wadah hasil distilat
 Microwave : Pemanas pada proses distilasi
 Statif : Menyangga alat distilasi
 Plastisin dan lakban : Sebagai penyumbat
 Bejana : Wadah air
 Pompa : Untuk memompa air ke kondensor
 Selang : Mengalirkan air dari bejana ke kondensor
 Pipa penghubung : Untuk menghubungkan labu didih dan kondensor
Bahan:
 Hasil filtrat ekstraksi : Sebagai bahan perlakuan

D I S T I L A S I
4. Cara Kerja

Alat dan Bahan


Disiapkan
Daun kenikir
Ditimbang 20 gram dan dicuci

Daun kenikir dan etanol 96%

Dipotong dan direndam etanol


96% 100 ml selama 10 menit
Diblender
Dihancurkan sampel hingga
halus
Sampel halus
Ditimbang dan diukur pH,
dicatat sebagai masa awal

Alat ekstraksi

Dirangkai

Sampel halus
Diradiasi suhu 80°C daya 150
watt

Microwave
Dinyalakan

Stopwatch
Dinyalakan stopwatch ditunggu
hingga pertama dan 7 menit
dari pertama
Distilat dan massa akhir
D I S T I L A S I

Diukur volume dan massa


Hasil
BAB III. Hasil dan Pembahasan
3.1 Analisa Proses
Pada saat praktikum pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Alat yang akan digunakan pada saat praktikum adalah kondensor untuk
mendinginkan uap destilasi, timbangan analitik untuk mengukur massa bahan, gelas ukur
untuk mengukur volume bahan, labu didih sebagai wadah filtrate, gelas beaker sebagai
wadah hasil distilat, microwave untuk pemanas pada proses distilasi, statif sebagai alat
penyangga alat distilasi, plastisin dan lakban sebagai penyumbat, bejana sebagai wadah
air,pompa untuk memompa air ke kondensor, selang untuk mengalirkan air dari bejana
ke kondensor dan pipa penghubung sebagai penghubung labu didih dan kondensor.
Bahan yang digunakan adalah hasil filtrat ekstraksi yang digunakan sebagai bahan
perlakuan. Kemudian siapkan daun kenikir yang telah ditimbang sebanyak 20 gram
kemudian dicuci dan direndam pada etanol 96% sebanyak 100 ml selama 10 menit.
Kemudian daun diblender dan dihancurkan sampai halus dan sampel halus kemudian
ditimbang dan diukur pH nya. Sampel yang sudha halus kemudian dimasukkan ke dalam
alat ekstraksi yang telah dirangkai. Kemudian sampel akan diradiasi pada suhu 80O
dengan daya 150 watt dan dimasukkan dalam alat microwave. Kemudian alat ini
dinyalakan dan dihitung dengan stopwatch sampai ada tetesan pertama dan dihitung lagi
dengan stopwatch selama 7 menit. Pada saat diproses dengan alat distilasi, kondensor
akan mengalirkan air dari bawah ke atas agar air tetap terjaga dingin. Hal ini dikarenakan
pengembunan terjadi pada kondensor sehingga air yang digunakan pada kondensor sebisa
mungkin adalah air yang dingin agar pengembunan terjadi secara maksimal. Setelah
sampel masuk ke dalam alat distilat maka sampel diukur volume massa dan hasil dari
etanol yang dihasilkan oleh alat tersebut.

3.2 Data Hasil Praktikum


DATA HASIL PRAKTIKUM
KELOMPOK K1
Volume awal 100 ml
Suhu pemanasan 80oC
Waktu pemanasan 10,15 m
Volume distilat 10 mL
Rendemen hasil percobaan 10%

a. Perhitungan Rendemen (%)


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡 10 𝑚𝐿
Rumus Rendemen = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙 x 100% = 100 𝑚𝐿 𝑥 100 % = 10 %
b. Neraca Volume
D I S T I L A S I

100 mL 10 mL
Distilasi

56,8 mL sisa campuran


Pada saat praktikum dilakukan proses ekstraksi-distilasi menggunakan alat
MAHD( Microwave Assisted Hydrodistillation Distilation). Pada awal proses volume awal
yang digunakan adalah sebesar 100 ml etanol. Suhu pemanasan yang digunakan pada alat
tersebut adalah sebesar 80 oC. Waktu pemanasan pada saat proses adalah selama 10,15 menit
dan volume distilat yang dihasilkan adalah sebesar 10 mL dengan rendemen hasil percobaan
sebesar 10%. Rendemen hasil percobaan ini didapatkan dengan membagikan volume distilat
dengan volume etanol awal lalu dikalikan dengan 100%.

3.3 Hubungan volume awal dan volume akhir


Menurut data hasil praktikum volume awal yang digunakan yaitu etanol sebesar
100 mL. Pada awalnya etanol digunakan untuk merendam daun kenikir di dalam labu
ukur selama 10 menit. Kemudian etanol dan daun kenikir diblender hingga halus dan
kemudian dimasukkan ke dalam alat ekstraksi dan distilasi yaitu microwave assisted
hydrodistillation. Sampel daun dan etanol yang sudah dicampur tadi menghasilkan
kembali etanol berbentuk cair sebanyak 10 ml dan sisa campuran sebanyak 56,8 ml. Hal
ini disebabkan karena pada distilasi cairan akan diuapkan dan akan mengalami
pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih yaitu 80oC. Menurut Lestari
(2010) distilasi atau penyulingan yaitu merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Ketika
dilakukan penyulingan maka campuran zat akan dididihkan sehingga menguap lalu uap
kemudian didinginkan kembali ke alam bentuk cairan. Hasil akhir berkurang dari hasil
awal bisa dikarenakan faktor pemanasan dan faktor pengembunan yang belum terjadi
secara maksimal. Pada saat praktikum air yang digunakan adalah air biasa. Waktu pada
saat proses distilasi akan mempengaruhi hasil akhir juga dimana semakin lama waktu
distilasi maka etanol yang dihasilkan juga semakin banyak. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur dimana nerasa massa yang digunakan berfungsi untuk melihat jumlah aliran
bahan yang masuk dan keluar dalam suatu proses berdasarkan Hukum Kekekalan Massa,
yaitu jumlah aliran masuk sama dengan jumlah aliran keluar. Suatu sistem apapun ketika
terjadi perubahan secara fisik jumlahnya akan tetap sama. Oleh karena itu, dalam suatu
proses pengolahan akan terjadi jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah
bahan yang keluar sebagai produk yang dikehendaki ditambah dengan jumlah limbah
(Sugiharto, 2016).

3.4 Penggunaan suhu distilasi


Pada saat proses distilasi digunakan alat microwave assisted hydrodistillation.
Sampel akan dimasukkan ke dalam alat distilasi dimana cairan akan diuapkan dan
mengalami pengembunan kembali uap sehingga menghasilkan cairan etanol kembali
pada suhu titik didih yaitu 80oC. Suhu yang digunakan adalah sebesar 80 oC dikarenakan
titik didih dari etanol adalah sebesar 78,29 oC. Hal ini dilakukan agar etanol yang telah
tercampur dalam daun kenikir dapat menguap terlebih dahulu dan dapat mengalami
pengembunan sehingga etanol dan daun kenikir dapat terpisah kembali. Hal ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa pada destilasi, dasar pemisahan merupakan
D I S T I L A S I

perbedaan titik didih yang jauh atau salah satu komponen bersifat volatile. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas (Delly, 2015).

3.5 Prinsip kerja distilasi


Pada saat proses, distilasi memiliki prinsip kerja yaitu dimana akan terjadi proses
penguapan cairan dan pengembunan uap itu kembali menjadi bentuk cair. Hal ini sesuai
dengan cara kerja alat distilasi dimana sampel akan diberikan panas sehingga terjadi
penguapan terlebih dahulu dan pendinginan sehingga terjadi pengembunan yang
menghasilkan etanol kembali dalam bentuk cair. Pada saat distilasi akan terjadi
pemisahan yang dilakukan dengan menggunakan perbedaan titik didih antara komponen
atau salah satu komponen yang bersifat volatile. Hal ini sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa selain memurnikan etanol yang dihasilkan, campuran sampel tersebut
juga dapat menghasilkan uap yang lebih banyak. Makin banyak uap yang dihasilakan
didalam panci pemanas maka makin besar pula kevolatilan. Dimana uap yang dihasilkan
akan cenderung menjadi gas dan kemudian dari gas berubah menjadi embun lalu mencair.
Selama proses ini terjadi maka sedikit demi sedikit uap akan dialirkan ke kondensor
menghasilkan etanol dalam bentuk cair (Delly, 2015).

D I S T I L A S I
BAB IV. Penutup
5. Simpulan
Tujuan dilakukannya praktikum adalah untuk mengenal dan memahami teknik
pemisahan suatu senyawa dengan metode distilasi serta menggunakan alat microwave
assisted hydrodistillation untuk pemurnian etanol. Destilasi merupakan istilah lain dari
penyulingan yaitu suatu proses pemanasan suatu bahan pada berbagai temperatur, tanpa
kontak dengan udara luar untuk memperolah hasil tertentu. Penyulingan merupakan
perubahan bahan dari bentuk cair ke bentuk gas dikarenakan adanya proses pemanasan
cairan tersebut dan kemudian mendinginkan gas hasil pemanasan lalu selanjutnya
mengumpulkan tetesan cairan yang mengembun. Prinsip destilasi adalah dengan
penguapan cairan dengan pengembunan uap tersebut pada titik didih. Data hasil
praktikum menunjukkan bahwa etanol 96% sebanyak 100 ml yang dicampurkan dengan
daun kenikir setelah mengalami destilasi dengan suhu 80oC hanya menghasilkan etanol
sebanyak 10 ml dengan hasil sisa campuran adalah sebanyak 56,8 mL. Kemudian
dihitung rendemen hasil percobaan dengan cara membagikan volume akhir dan volume
awal dikalikan 100% menghasilkan rendemen hasil percobaan sebesar 10%. Waktu
pemanasan yang digunakan dalam proses distilasi adalah selama 10,15 menit.

6. Saran (untuk praktikum)


Praktikum sudah berjalan dengan baik dan kondusif. Semoga praktikum kedepannya
dapat lebih baik lagi. Terimakasih.

D I S T I L A S I
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Delly, Jenny, Ridway Balaka, Baso Murdsidi dan Ruspita Sihombing. 2015. Pembuatan
Sistem Destilasi untuk Menghasilkan Etanol dari Nira Aren Sebagai Bahan Bakar
Alternatif. Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV(SNTM XIV)

Lestari, Endah. 2010. Persentase Produk Etanol dari Distilasi Etanol-Air dengan Distribute
Control System (DCS) pada Berbagai Konsentrasi Umpan. Tugas Akhir. Semarang:
Universitas Diponegoro

Sugiharto, Ribut, Erdi Suroso dan Budi Dermawan. 2016. Tinjauan Neraca Massa pada
Proses Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Penambahan Air Limbah
Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 21 Nomor
1

D I S T I L A S I
D I S T I L A S I

Anda mungkin juga menyukai